Bab 19 - Pelarian yang menegangkan

" Morgan aku gerah " ucap Stevani mencoba melepaskan balutan tangan kekar itu.

" Diamlah jangan banyak bergerak " ucap Morgan dengan penekanan.

Intimidasi Morgan membuatnya gugup tapi sedetik kemudian ia teringat kelemahan Morgan dan mencoba peruntungannya.

" Morgan aaah.. " kata Stevani pura - pura mendesah dengan manja.

" Owh sweet kau membuatnya tegang " bisik morgan.

" Aku akan membuatnya lebih tegang dari ini, tapi izinkan aku terlebih dahulu ke kamar mandi " jawab Stevani dengan nada di buat genit dan dengan sengaja menyentuh pusaka Morgan.

" Hanya sebentar " desis Morgan seperti sedang menahan sesuatu.

" Tentu " singkat Stevani

Akhirnya ia dengan tak rela melepaskan mangsanya untuk sesaat, kesempatan itu tak di biarkan Stevani dengan cepat kekamar mandi dan menguncinya.

" Sweet apa masih lama " kata Morgan kesal.

Stevani sengaja mengunci dirinya di kamar mandi agar Morgan tak dapat menerkamnya.

Morgan yang sadar hanya di kerjai Stevani memandang kesal pintu kamar mandi dan menghempaskan tubuhnya di pembaringan.

" Dasar istri durhaka, awas nanti akan ku hukum " batinnya mencoba memejamkan mata menghalau rasa yang menyiksa di bagian intinya.

Stevani keluar saat morgan telah tertidur pulas, menghembuskan nafas lega dan mempersiapkan dirinya menemui sahabatnya seen di pagi harinya.

" Maaf " bisiknya memeluk tubuh kekar itu, entah sejak kapan kebiasaannya itu terjadi yang jelas ia akan kesulitan tidur kalau tidak memeluk Morgan.

Keesokan paginya Morgan memandang Stevani penuh arti, dengan nakal tangannya meraba bagian sensitif wanita itu membuatnya mendesah dalam tidurnya.

" Saatnya menghukum permaisuri yang nakal" bisiknya menjamah setiap jengkal bagian tubuh Stevani.

Wanita itu hanya bisa pasrah ketika tersadar dari lelapnya Morgan telah menguasai tubuhnya sepenuhnya.

Sudah terlambat jika menolak sekali pun, setelah melakukan pelepasan kedua mandi dan melakukan rutinitasnya seperti biasa.

" Apakah boleh aku izin keluar sebentar ??" tanya Stevani penuh harap.

" Kemana ??" tanya Morgan heran.

" Ke market depan untuk membeli sesuatu khusus wanita " kata Stevani lagi.

" Segeralah kembali ke rumah kalau urusan mu telah selesai " jawab Morgan tegas.

" Baiklah " senyum Stevani terkembang.

Setelah mengantongi izin wanita itu pergi setelah berpamitan kepada Morgan.

" Bagaimana ??" tanya Stevani dengan tak sabar ketika tiba di hadapan seen.

" Sabar lah Van " jawab seen terkekeh.

" Tapi aku tak punya waktu seen, tadi aku bilang ingin ke market " kata Stevani menjelaskan.

" Baiklah, ini tiketnya dan tujuannya bisa kamu lihat sendiri " kata seen.

" Kemana pun tak masalah, asal bisa pergi dari kota ini dan pria itu " ucap Stevani mengantongi kertas kecil itu.

" Sebaiknya aku kembali sekarang " katanya lalu melangkah terburu - buru menuju market membeli sebuah pembalut sebagai alasan agar morgan tak curiga.

Dan benar saja Morgan telah menunggu di ruang tamu dengan kaki terangkat di atas meja.

" Kenapa lama sekali ?!" tanya Morgan kesal.

" Antriannya panjang " singkat Stevani mendudukkan dirinya di sebelah Morgan memamerkan hasil belanjanya.

" Baiklah, saya akan berangkat sekarang " katanya merapihkan celananya yang agak kusut lalu beranjak di ikuti Stevani di belakangnya.

" Jangan pergi tanpa seizinku " peringatnya sebelum benar - benar pergi dari sana.

" Dasar otoriter " gerutu Stevani pelan memandang Morgan yang menjauh.

Waktu serasa cepat berlalu menjalani kegiatannya seperti biasa meski untuk yang terakhir kalinya, itu harapan wanita muda itu. Ia harap rencananya berhasil.

" Kemana dia, bukannya aku sudah mengiriminya pesan untuk pulang lebih cepat" desisnya.

Tak lama terdengar suara pintu yang di buka, dengan setengah berlari ia menemui Morgan.

" Kau sudah pulang " ucapnya dengan seutas senyum ceria.

" Ada apa dengan mu ?? tak biasanya seperti ini " kata Morgan dengan alis mengerut bingung.

" Aku mau mengajakmu makan malam di luar" kata Stevani lagi.

" Tidak bisa, saya lelah sekali " tolak Morgan tapi tak meruntuhkan semangat wanita itu.

Inilah rencananya, Stevani akan mengajak Morgan keluar dan akan memberinya obat tidur lewat makanannya.

" Ayolah Morgan, apa tidak bisa menyenangkan ku sekali pun. Padahal aku lagi kepengen banget " rengek nya manja.

" Morgan... " desahnya mengikuti kemana langkah pria itu seperti anak bebek pada induknya.

" Ayolah sayang, apa kamu tega melihat ku sedih " rayu Stevani dengan sengaja membelai manja dada yang masih tertutup kemeja itu membuat siempunya mendesah kecil.

" Saya sudah bilang tidak sweet " tegas Morgan tapi wanita itu seperti tak kehilangan cara merangkul lengan Morgan erat lalu menggoyang - goyangnya seperti anak kecil.

Jengah melihat tingkah laku Stevani akhirnya Morgan memutuskan mengiyakan saja.

" Oke baiklah, tapi lepaskan tanganku terlebih dahulu. " ucap Morgan mulai kesal.

" Oh terima kasih sayang " kata Stevani bahagia mengecup mesra pipi Morgan lalu berlari mengganti pakaiannya.

Sekilas ia mengirim pesan pada seen agar bersiap - siap untuk rencana utama mereka.

" Dasar gadis nakal " Morgan tersenyum singkat, senyum pertama kali semasa hidupnya.

Ajaibnya gadis itu yang menolak Morgan untuk ada di kehidupannya malah menjadi penyebab pria kaku itu tersenyum.

Dengan gaun warna merah menyala yang melekat pas di tubuhnya Stevani bak seorang bidadari di tambah polesan tipis di wajahnya.

" Sudah siap ??" tanya Morgan berdiri dari duduknya.

" Tentu saja, ayo jangan membuang waktu lagi " jawab Stevani.

Sampai di restoran bergaya Eropa requesan stevani keduanya di sambut ramah oleh pelayan disana.

" Pesan apa tuan , nona ??" kata seorang pelayan perempuan yang tak lain adalah seen.

Sekilas tanpa sepengetahuan Morgan seen mengedipkan sebelah matanya kepada stevani yang di balas anggukan olehnya.

" Saya pesan spaghetti bolognese dan jus jeruk, dan kamu pesan apa " kata Stevani tersenyum.

" Samakan saja, juga ditambahkan cemilan kecil " sambung Morgan.

" Baiklah, mohon di tunggu sebentar " katanya dan berlalu pergi.

Lalu keduanya berbincang ringan sambil menunggu pesanan mereka tiba, tak di pungkiri Morgan sangat tampan malam ini.

" Setelah ini aku akan terbebas dari mahluk iblis berwajah tampan ini " bisik batinnya.

Namun perasaannya seakan tak rela, meski Morgan pernah menyakitinya tapi kini ia telah berubah dan memperlakukannya dengan sangat baik.

Pelayan datang menyajikan pesanan mereka diatas meja.

" Selamat menikmati " kata pelayan itu lalu pergi dari sana.

" Maafkan aku " batin Stevani menatap Morgan yang makan dengan lahap pada makanan yang telah di campur seen dengan obat tidur dosis tinggi tapi yang ia tak tahu bahkan racun sekali pun tak akan mempan terhadap pria itu.

Setelah yakin Morgan menelan obat tidur itu Stevani berpamitan ke toilet untuk menjalankan rencana berikutnya bahkan makanan di piringnya masih tersisa setengah.

" Aku ke toilet dulu " pamitnya yang di balas anggukan oleh pria itu.

" Maafkan aku Morgan " batinnya melangkahkan kakinya kearah pintu belakang restoran dimana sudah ada seen yang menunggu dengan mobil miliknya.

" Ayo cepat !! " serunya dari dalam mobil.

Sesekali Stevani menoleh kearah belakang dengan tegang takut Morgan menyadari niatnya.

Setelah Stevani meloncat masuk seen menginjak gas mobil membawanya melaju secepat kilat.

" Pelarian yang menegangkan " lirihnya.

" Kita lewat jalur air dan aku akan ikut bersama mu " kata seen sembari terus fokus pada jalan.

" Kau serius seen ?? bukankah pekerjaan mu sudah bagus di sini " kata Stevani.

" Itu bukan apa - apa, kau bahkan yang selalu ada untukku Van jadi anggap ini sebagai balas Budi " santai seen.

15 menit kemudian mobil yang di kendarai nya tiba di pelabuhan kapal tujuan Birmingham.

" Kau tunggu di sini " kata seen turun dari mobil tampak berbicara dengan seorang petugas disana.

Tak lama kemudian ia kembali mengajak Stevani memasuki kapal yang 5 menit lagi akan segera berangkat.

Lain halnya Morgan, pria itu mengamuk setelah tau Stevani yang menghilang.

Flashback

Setelah menunggu 20 menit Morgan merasa khawatir karena Stevani yang tak kunjung kembali memutuskan mencarinya ke toilet.

Tapi yang tak terduga ia tak menemukan sosok sang istri disana.

" Kemana dia ??" kata geram.

" Hey nona, apa kau melihat wanita berbaju merah yang tadi bersamaku ??" tanya nya menghentikan seorang pelayan.

Tapi jawaban pelayan itu membuatnya terkejut dan juga geram.

Stevani pergi meninggalkannya lewat pintu belakang, dengan tak sabar ia pulang ke unit apartemennya tapi tak juga menemukan batang hidung wanita itu. Dan membuatnya mengamuk menghancurkan apa pun yang ada di dekatnya.

kembali ke awal.

Morgan kini sadar telah di bohongi stevani dengan dalih ingin makan di luar, egonya sebagai seorang pria merasa tersentil karena Stevani tak menginginkan hidup bersamanya.

Episodes
Episodes

Updated 43 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!