Seperti hari - hari sebelumnya Morgan keluar pada malam hari untuk menjalankan misinya.
" Kemana lagi harus mencarinya??" lirihnya mendesah frustasi.
Sudah berbagai macam tempat yang menjadi objek pencarian Morgan, dimana tempat - tempat ramai ia datangi akan tetapi tak ada tanda - tanda keberadaan kalung leluhurnya itu.
Kali ini Morgan pergi di sebuah bar yang terkenal disana.
Saat masuk ke dalam bar ia langsung di suguhi suara dentuman musik yang memekakkan telinga dengan bau alkohol juga asap rokok yang menyengat.
" Mau minum apa ??" tanya seorang pria yang tampak sedang meracik minuman untuk para pelanggan.
" Terserah anda " jawab Morgan.
" Oke, tunggulah sebentar " ucap bartender itu.
Sejenak Morgan memperhatikan sekelilingnya sampai minumannya tiba, lalu di teguk nya hanya dengan sekali tegukan.
Ini bukan pertama kali baginya meminum cairan seperti ini, di tempat asalnya juga ada benda semacam ini hanya namanya yang berbeda. Morgan juga bukanlah pangeran yang lurus, sering kali ia kabur ke tempat - tempat terlarang bagi bangsawan sepertinya.
" Aahk.. " rasa panas menjalar di tenggorokannya, namun Morgan tampak menikmatinya dan terus mengisi penuh gelas kosong miliknya dengan cairan kemerahan memabukkan itu.
Saat sedang asik menikmati kegiatannya datang seorang gadis cantik yang sedang mabuk tiba - tiba duduk di pangkuannya, membuatnya terkejut karena tak siap.
" Dasar penghianat, aku benci kalian hik benci hik.. " racau gadis itu.
" Siapa gadis ini " batinnya kesal.
" Minggir " kata Morgan mendorong pelan tubuh gadis itu namun tarikan kuat di bajunya membuatnya hanya bisa pasrah.
" Merepotkan " lirihnya kesal pada gadis yang terus meracau itu.
" Huuuek.. "
" Aaah, dasar sialan " makinya lalu mendorong kuat tubuh gadis yang baru saja memuntahi bajunya hingga terjengkang kebawah.
Beberapa orang hanya melirik namun kembali tak peduli karena sudah terbiasa melihat hal seperti itu disana bahkan yang lebih parah.
" Dasar brengsek, hiks hiks.. " tangis gadis mabuk itu bangkit dan duduk lagi di pangkuan Morgan dengan memeluknya erat.
" Fyuuh.. " pasrah Morgan lalu bangkit dari duduknya dengan menggendong gadis itu seperti koala,lalu berjalan kesalah satu kamar yang ada di sana.
" Sungguh merepotkan, " kesal Morgan membaringkan Stevani di kasur lalu membuka bajunya yang terkena muntahan.
Stevani yang dalam pengaruh alkohol seperti cacing kepanasan dan melepas pakaiannya satu persatu dan hanya menyisakan penutup aset miliknya, dan kembali mendudukkan tubuhnya dipangkuan Morgan.
" Entah kenapa wangi tubuh gadis ini terasa familiar, sangat menenangkan" batin Morgan mulai merasa tertarik akan identitas gadis di pangkuannya itu.
Keistimewaan bangsanya bisa mencium setiap aroma manusia, wanginya berbeda - beda tergantung dari sebersih apa hatinya, semakin bersih juga semakin wangi pula aroma yang dikuarkannya.
" Aku juga bisa seperti ****** itu, bahkan lebih menggairahkan" ucapnya tanpa aba - aba ******* bibir kisble milik Morgan membuat pria itu terkejut.
" Manis " batin Morgan mulai membalas ******* itu.
" Kamu yang datang padaku jadi jangan menyesal " ucap Morgan di sela - sela ciuman panas keduanya.
Kemudian ciuman itu semakin turun tapi kini Morgan yang memegang kendali semua tak luput oleh sentuhan bibirnya yang liar meninggalkan bercak - bercak keunguan, ******* lirih lolos begitu saja dari bibir gadis itu.
Tak hanya bibirnya tapi tangannya juga berkerja,melepaskan satu persatu kain yang tersisa di tubuh Stevani.
" Virgin ??" tanya Morgan
" Hm,
" Kau yakin ingin melanjutkan ??" Tanya Morgan dengan nafas tersengal menahan gairah.
" Ya ah.. " desah Stevani.
" Jangan menyesal karena saya tak akan pernah bisa berhenti " ucap pria itu melanjutkan aksinya.
Morgan seolah mendapat angin segar saat mendengar persetujuan gadis yang bahkan tak di ketahui namanya itu.
Dengan nafsu yang menggebu - gebu tak sengaja Morgan menggigit bibir Stevani terlalu keras hingga mengeluarkan banyak darah dan tertelan oleh pria itu, tanpa di sadari keduanya telah melakukan ritual pernikahan menurut hukum di negeri gaib.
Suara ******* saling bersahutan memenuhi ruangan itu, keringat membanjiri tubuh keduanya namun seolah tak pernah lelah Morgan terus melakukannya kegiatannya berulang - ulang sampai Stevani tertidur karena kelelahan.
******
Sinar sang Surya mengintip di celah - celah gorden membangunkan gadis cantik dari tidur lelapnya.
" Sudah bangun " mendengar suara asing segera Stevani menarik alam sadarnya.
" Siapa kamu ??" Tanyanya mendudukkan tubuhnya membuat selimut yang menutupi tubuh telanjangnya melorot seketika menampakkan bukit kembar miliknya.
" Menggodaku huh !! " Ucap Morgan menaikan sebelah alisnya.
" Apa maksud.. mu ?? " Tanya Stevani lalu kemudian tersadar ia yang tak menggunakan sehelai benang pun di tubuhnya,lalu menarik selimut menutupi tubuh polosnya.
" Ini.. ?? " Lirihnya lalu memorinya mengingat semuanya bagai kaset rusak. Dari penghianatan pacarnya lalu di bar hingga menyerahkan keperawanannya kepada pria asing yang sialnya sangat tampan.
Kemudian ia menangis pilu akan nasib sialnya, seperti jatuh tertimpa tangga.
Seharusnya besok hari pernikahannya tapi berakhir dengan pria asing di sebuah kamar bar, karena kecewa akan penghianatan tunangannya Kriss bersama sahabatnya Melani hingga ia melakukan hal bodoh seperti sekarang.
Ia memergoki kekasihnya sedang berhubungan intim dengan sahabatnya di apartemen milik Kriss.
Melihat Stevani yang tiba - tiba menangis kencang membuat pria itu mendesah berat, karena Morgan sudah memprediksikan kejadian pagi ini.
" Wanita emang selalu merepotkan " batinnya.
" Hey tenanglah istriku " ucap Morgan menenangkan dengan memeluk tubuh polos itu.
" Hey, aku bukan istrimu " kesalnya menaikkan suaranya beberapa oktaf.
Mendengar suara Stevani yang meninggi membuat Morgan marah juga merasa terhina karena istrinya itu tak mengakuinya, di tempatnya bahkan para wanita rela memohon di kakinya untuk statusnya itu.
" Kamu istriku juga calon permaisuri di kerajaan milikku " tekannya dengan mata yang semula hitam perlahan berubah menjadi ungu gelap membuat Stevani terkejut setengah mati.
" Ka.. kamu siapa ??" Tanyanya dengan tubuh bergetar.
" Saya pangeran Morgan " desisnya sembari membelai pipi dingin Stevani.
" Tapi aku bukan istrimu tuan. Aku mohon biarkan aku pergi " tangis Stevani memohon.
" Jangan menangis, kamu istriku setelah kita tak sengaja melakukan ritual pernikahan tadi malam. Apa kamu lupa ??" tanya Morgan dengan suara lembut.
Stevani terdiam beberapa saat berusaha mengingat setiap kejadian demi kejadian, tetapi ia tak mengingat bahwa melakukan pernikahan dengan pria di depannya.
" A.. apa melakukan hubungan itu ??" batinnya dengan wajah bersemu merah saat mengingat betapa panasnya pria di depannya ini.
" Apa yang kau fikirkan istriku ??" tanya Morgan mengusap pipinya pelan.
" Tidak ada " kata Stevani pelan.
" Kamu lebih manis kalau menurut begini istriku " puji Morgan memeluk gadis itu erat.
" Bersiaplah, kita akan pulang " katanya melepaskan pelukannya dan berlalu pergi.
" Ini gila, pria itu sepertinya bukan manusia. dia bahkan mengaku pangeran, dan ma.. matanya " batinnya sembari menggeleng enggan mempercayai kejadian yang menimpa dirinya dan berharap hanya mimpi belaka.
" Aku harus pergi, " lirihnya memungut pakaiannya yang berserakan,lalu secepat kilat memakainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nirahaha91
makasih🙏
2022-11-01
0
DearPE
Baru mampir thor seruuu😁🤩
2022-11-01
1