Bab 6 - Kemarahan morgan

Keesokan harinya Morgan terbangun lebih awal dan membiarkan Stevani tertidur pulas. Ia faham Stevani pasti kelelahan karena melayaninya.

Dilangkahkan kaki menuju ruang rahasia miliknya, di mana tempat ia menyimpan rahasianya sebagai pangeran iblis.

Ruangan yang dulunya adalah perpustakaan mini milik jeson kini di sulapnya menjadi ruang kerjanya dimana tempat ia mengerjakan misi mencari kalung leluhurnya.

" Di dekat Stevani bisa membuat rencana ku berantakan, harusnya tadi malam aku bekerja" ucapnya mendudukkan tubuhnya di sebuah kursi tua.

Cukup lama ia disana hingga terdengar suara Stevani memanggilnya. Tak mau membuatnya curiga Morgan keluar secepat kilat dan tiba di hadapan Stevani membuat wanita itu terkejut karenanya.

" Oh astaga, kau mengagetkan ku " desah Stevani kesal.

" Kenapa kau selalu mencul tiba tiba seperti hantu " marah Stevani meninggalkan Morgan yang tetap di posisinya.

Dengan menghentakkan kakinya kesal sedangkan mulutnya menggerutu memarahi Morgan yang selalu mengagetkannya.

Selesai dengan rutinitasnya keduanya duduk sarapan bersama namun kali ini bedanya Morgan memesan makanan di luar karena tak tega membiarkan Stevani memasak untuknya setelah menghabiskan malam panjang.

" Kamu nggak ke kampus ??" tanya Stevani yang moodnya telah kembali.

" Nanti siang " singkat Morgan.

" Selesaikan makan mu setelah itu kita bicara" kata Morgan beranjak ke ruang tengah setelah menyelesaikan sarapannya.

Anggukan Stevani pertanda setuju dan lima belas menit kemudian ia menyusul Morgan yang memasang wajah serius.

" Ada apa ?? " tanya Stevani saat meletakkan bokongnya di seberang kursi Morgan.

" Setiap rumah pasti memiliki peraturan dan peraturan disini ada beberapa area yang tak boleh kamu sentuh. " Tegas Morgan memperhatikan raut Stevani yang bingung.

" Yaitu area belakang " sambung Morgan.

" Maksudnya aku nggak boleh kesana gitu " tanya Stevani.

" Ya "

" Tapi kenapa ??" tanya Stevani lagi.

" Kamu nggak perlu tau alasannya " tegas Morgan.

" Aku ada urusan di luar, mau pesan apa ??" tanya Morgan beranjak mengambil dompet dan kunci mobilnya.

" Nggak ada " ucap Stevani.

" Bye " lirihnya mengecup kepala Stevani singkat.

" Ada apa di sana yang tak boleh ku ketahui, aku jadi tambah penasaran " lirihnya menggigit kukunya bingung, haruskah menuruti rasa penasarannya atau patuh dengan aturan Morgan.

" Aku harus tahu kelemahannya agar bisa lepas dari jeratnya " ucapnya beranjak ke area terlarang itu.

Setelah sampai di sana Stevani celingak celinguk memperhatikan adakah hal yang janggal dimatanya.

" Sepertinya nggak ada hal yang aneh disini" desisnya.

" Atau di balik pintu ini " katanya mendekat kearah pintu usang disana lalu memegang handel bersiap membukanya.

" Apa yang kau lakukan " ucap marah Morgan penuh penekanan.

Suasana tiba tiba mencekam karena kemarahan Morgan memunculkan sosok iblis yang berusaha di tutupinya dari Stevani dan secepat kilat mencekik lalu membanting Stevani ke dinding hingga wanita mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

Karena saking cepatnya gerakan Morgan membuat Stevani bahkan tak sempat menggerakkan kakinya sedikit pun.

Tanpa belas kasih Morgan menyeret Stevani yang berlumur darah dan mencekiknya hingga kesulitan bernafas.

" Toh.. long ye.. pas " ucap Stevani terputus putus. Tapi yang terjadi malah semakin sakit lehernya.

" Inikah akhir hidupku " batin Stevani memejamkan mata hampir hilang kesadaran.

Menyesal tiada gunanya yang Stevani lakukan hanya berdoa semoga ada keajaiban agar bisa terbebas dari pria iblis ini.

Dengan mata berubah menjadi ungu dan gigi meruncing tajam Morgan mulai kehilangan kendali mengeratkan cengkraman di leher Stevani hendak membunuh wanita itu.

" Aku nggak boleh mati di tangan iblis ini dan membuatnya puas " batinnya sekuat tenaga mengembalikan kesadarannya.

Tanpa di sadarinya tanda lahirnya bersinar kemerahan agak gelap mengembalikan tenaganya berkali kali lipat.

Morgan memasang raut terkejut saat Stevani dengan mudah melepaskan cengkeramannya di leher wanita itu.

Tapi kemudian ia tersadar telah menyakiti Stevani bahkan hampir saja membunuhnya.

" Inilah hukuman bagi wanita pembangkang seperti mu " ucap Morgan dingin lalu meninggalkan Stevani sendirian yang terduduk lemas.

Tertatih Stevani menyeret tubuhnya kearah dinding dan menyandar disana, sakit di tubuhnya tak sebanding dengan luka di hatinya atas perlakuan Morgan terhadapnya.

" Aku harus kuat " lirihnya Isak tangis lolos begitu saja tanpa bisa dicegah sehingga ia tertidur karena kelelahan.

Setelah hampir membunuh istrinya Morgan lari secepat kilat ke sebuah hutan yang jarang di datangi manusia melampiaskan amarahnya.

" Aaaahhhc.. !!! Dasar bodoh. Kenapa harus menyakitinya " Makinya mengeluarkan hawa panas dari tangannya bergantian kilat berwarna ungu mengarahkan ke segala arah menumbangkan pohon pohon besar memporak porandakan hutan disana.

Suara gaduh karena pepohonan yang tumbang sangat dahsyat dan beruntung hutan itu sangat jauh dari pemukiman.

Dengan nafas tersengal ia jatuh terduduk rasa menyesal lebih dominan di hatinya.

Morgan bukan hanya seorang pangeran iblis tapi juga sang legenda yang mempunyai kekuatan tanpa batas yang biasa juga di sebut sang penguasa yang hanya muncul jutaan ribu tahun sekali di dalam sejarah kerajaan.

Namun semua hanya rahasia Raja Flipe dengan penasehat kerajaan bahkan Morgan sendiri pun tak pernah mengetahui jati dirinya.

Merasa sudah agak tenang Morgan kembali ke apartemennya khawatir dengan keadaan Stevani saat terakhir di tinggalkannya.

" Apa dia baik baik saja " katanya ragu hendak memasuki kamarnya.

Sedetik kemudian Morgan sudah berada di depan Stevani yang tertidur dengan nafas teratur juga mulut sedikit terbuka menunjukkan betapa letihnya wanita itu.

" Maaf " bisik Morgan lalu perlahan mengangkat tubuh rapuh itu ke dalam kamarnya.

Hari sudah mulai gelap, Morgan membuka jendela kamar disambut hembusan angin yang membelai lembut wajahnya.

Lama ia terdiam dalam posisi itu,banyak yang difikirkan Morgan. Misinya yang tak kunjung usai ditambah amarahnya menyakiti Stevani dan mungkin mumbuat wanita itu trauma kepadanya.

" Uugff " leguhan lirih membuatnya menoleh dan perlahan mendekat kearah kasur di mana Stevani berada.

" Sudah bangun " ucapnya dengan kaku.

" Jangan sentuh aku " pekik Stevani keras sembari beringsut mundur ketakutan.

" Menjauh dariku " katanya berulang ulang membuat Morgan mendesah berat. Apa yang di takutkannya terjadi wanita itu trauma kepadanya.

" Baiklah aku tetap disini, boleh kita bicara " ucapnya halus dan memaksakan wajahnya tersenyum lebar tapi yang terlihat malah tampak aneh.

" Bagai mana keadaanmu ??" sambungnya.

" Ba.. baik " jawab Stevani tanpa memandang Morgan.

" Apa kau lapar, aku akan memasak untuk makan malam " kata Morgan memundurkan langkahnya.

" Bersihkan tubuhmu setelah itu turunlah ke meja makan " sambungnya lalu melangkah keluar.

Segera Morgan mengeluarkan beberapa bahan makanan di kulkas,dia akan membuatkan sop ayam untuk Stevani.

Kepiawaian morgan didapur tak di ragukan lagi,dia seperti chef sekelas internasional.

Sedang asik dengan kegiatannya suara langkah kaki mengalihkan atensinya.

" Duduklah, " ucap Morgan dengan senyum lebarnya yang aneh.

" Dasar monster aneh, senyum aja nggak bisa"gerutu batin Stevani sembari mendudukkan tubuhnya.

Morgan datang tiba tiba dengan hidangan terakhir di tangannya, membuat stevani memundurkan tubuhnya ketakutan.

" Sssstt tenanglah, kita hanya akan makan. Saya tak akan menyakitimu " bisik Morgan menenangkan.

" Makanlah walau cuma sedikit, biar segera pulih " sambung Morgan.

Rasa penyesalan tumbuh di hati Morgan walau segera ia tepis, menurutnya wanita di sebelahnya sudah sewajarnya mendapatkan hukuman karena kesalahannya.

Episodes
Episodes

Updated 43 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!