Bab 8 - Pertanyaan yang sulit dijawab

Ketegangan keduanya berakhir dan hari demi hari hubungan keduanya semakin membaik, seperti saat ini keduanya sedang menghabiskan waktu bersama menonton drama Korea di laptop Morgan.

Atas rengekan Stevani sebagai penggemar Drakor garis keras, akhirnya Morgan pasrah duduk di sebelahnya.

" Kenapa pria itu tampak cantik " tanya Morgan dengan raut heran.

" Oh, ayolah. Itu bukan cantik tapi tampan " jawab Stevani.

Morgan yang tak terlalu mengerti merasa heran dengan film yang di tayangkan karena di memori milik jeson pun tak ada bayangan tentang para pria cantik yang di senangi istrinya itu.

" Benarkah, saya bahkan tak bisa membedakan antara pria dan wanita " kata Morgan acuh.

" Jangan berbicara lagi, aku sedang menonton " ucapnya kesal karena selalu terganggu dengan pertanyaan - pertanyaan Morgan yang di anggapnya konyol.

" Baiklah " ucap Morgan patuh, sesekali alisnya mengerut bingung mau bertanya pun takut Stevani semakin kesal kepadanya.

Dua jam kemudian filmnya selesai dengan sad ending, pemeran wanitanya mati dan pemeran prianya hidup sendiri sampai menua membuat Stevani menangis tersedu sedu karenanya.

" Sudahlah, itu kan hanya sebuah film " jengah Morgan karena Stevani tak kunjung berhenti dalam tangisnya.

Bukannya berhenti tapi Stevani malah semakin nyaring menangisinya, membuat Morgan mendesah frustasi dan dengan segera melahap bibir istrinya itu.

Setelah insiden tadi dan berakhir ciuman panas keduanya karena Stevani yang tak kunjung menghentikan tangisnya kini ke duanya duduk di kursi bar dengan segelas jus jeruk di tangan masing - masing.

" Mau berkenalan ??" tawar Morgan tanya Morgan mengutip naskah dari film Korea yang mereka tonton.

" Kenalan seperti apa?? " tanya Stevani dengan raut bingung sambil terkekeh kecil.

" Saya akan menceritakan tentang diri saya dan kamu pun begitu " ucap Morgan mendapat balasan senyum kecil dari Stevani.

" Kamu terlebih dahulu " kata Stevani menatap Morgan dengan raut penasaran.

" hm, nama saya Morgan Ardana Sander umur 23 tahun, saya sangat suka bertarung juga ilmu bela diri. Saya disini karena menyelesaikan sebuah misi. "

" Misi apa itu ??" tanya Stevani penasaran.

" Memikat hati seorang wanita " katanya mengedip genit matanya membuat Stevani bersemu.

" Sekarang aku, Namaku Stevani Carlla umurku 26 tahun dan aku seorang desainer gaun pengantin." ucapnya.

" Apa kesukaanmu ??" tanya Morgan.

" Hm, ini emang terdengar agak aneh. Aku sangat menyukai aroma hutan, terutama di pagi hari " kata Stevani.

" Lain kali kita akan pergi bersama kesana " ucap Morgan.

" Aku tunggu " ucap Stevani tersenyum senang akhirnya ada yang mengerti dengan hobinya yang selalu dianggap aneh oleh orang sekitarnya termasuk Kriss mantannya itu.

" Terimakasih telah menjadi orang pertama yang tidak mengatakan hobi ku aneh " lirih Stevani.

" Ya, terkadang ada sebagian orang tak bisa menerima diri kita apa adanya, begitu juga diriku. Mempunyai orang tua sang penguasa tidak menjadikan diriku di hormati bahkan sering kali saudara - saudara ku dengan sengaja menyakiti ku karena rasa iri di hati mereka " ucap Morgan lirih tampak menerawang jauh mengenang beberapa peristiwa silam.

Didikan sangat keras telah di jalani Morgan bahkan sedari ia kecil, sebagai pangeran dan calon penerus raja iblis Morgan di wajibkan bisa melindungi rakyatnya dan membuat rakyatnya tunduk kepadanya.

Seperti hukum rimba Morgan harus lebih kuat dari siapa pun agar di takuti dan di hormati warga negeri gaib tapi ke dengkian saudara saudaranya selalu menjadikan Morgan sebagai musuh terutama Justine sang adik dari salah satu selir ayahnya. bahkan pernah membuat Morgan lumpuh dalam beberapa tahun karena sebuah racun.

" Hey.. apa yang kamu fikirkan " tanya Stevani menepuk pundaknya membuat Morgan kembali ke alam sadarnya.

" Kisah lama " jawab Morgan lirih.

" Boleh aku bertanya ?? " ucap Stevani ragu.

" hm, apa ??" ucap Morgan.

" Dari mana kamu berasal ?? dan siapa kamu sebenarnya " tanya Stevani memandangnya serius.

Lama keduanya saling bertatapan serius seolah mencari kebenaran di mata masing - masing yang di tutup rapat pemiliknya.

Lidah Morgan seolah terasa kelu, Tapi sedetik kemudian suara bell mengalihkan keduanya.

Helaan nafas Morgan memandang punggung Stevani yang menjauh, tak pernah Morgan segugup ini walau sedang ujian sekali pun.

" Pesan makanan " tanya Stevani berbalik kearahnya.

" Iya, sudah sampai. " ucap Morgan yang di balas anggukan oleh Stevani.

" Pakai ini " kata Morgan menyerahkan dompetnya kepada stevani.

Setelah selesai membayar Stevani menata makanan di atas meja lalu keduanya makan siang dengan tenang. Beruntung Stevani melupakan pertanyaannya karena bagi Morgan menjawab pertanyaan Stevani adalah mustahil, lebih sulit dari membunuh seribu musuh.

" Ini enak sekali " kata Stevani tersenyum senang karena Morgan membeli makanan khas Korea untuknya.

" Makanlah yang banyak " ucap Morgan memindahkan beberapa daging ke piring Stevani.

" Aku akan gemuk kalau harus memakan ini setiap hari " katanya dengan mulut yang penuh.

Ini adalah sifat asli Stevani, mudah tertawa dan menangis tapi juga ceroboh. Morgan beruntung bisa melihatnya secara langsung.

" Apa hobi mu selain bertarung atau sejenisnya " ucap Stevani menatap Morgan dengan rasa ingin tahu.

" Saya suka sihir " kata Morgan.

" Selain itu. Masak hobi mu aneh semua " ucap Stevani tanpa sadar lalu sedetik kemudian menutup mulutnya dengan memandang Morgan takut - takut.

" Maaf. Jangan di ambil hati " katanya dengan cengiran khasnya membuat Morgan tak jadi marah di buatnya.

" Bagaimana kalau kamu menunjukkan sulap mu setelah ini " Kata Stevani dengan semangat.

" Bukan sulap tapi sihir " singkat Morgan.

" Baiklah.. " ucap Stevani memutar bola mata malas.

Kini mereka berada di sofa santai dengan Stevani memasang wajah tak sabar menunggu Morgan membuka tampilannya.

" Kau siap.. " ucap Morgan datar, sebenarnya ia malas melakukan ini tetapi tak tega jika harus menolak mau istrinya. Bisa di bilang ini permintaan pertamanya selama menikah.

Morgan bersiap membacakan mantra dengan menggerakkan kedua tangannya. Tampak sebuah sapu melayang - layang di sekitar mereka.

" Mau mencoba ??" tawar Morgan.

" No thanks " ucap Stevani menggeleng kepalanya sambil tertawa.

" Dasar penakut " kecam Morgan pedas.

" Ini tidak berbahaya " sambung Morgan dengan menaiki sapu terbang itu lalu melayang layang di udara.

" Nggak " desis Stevani ngeri tapi dengan cepat Morgan menyambar Stevani membawa melayang di udara bersamanya membuat wanita itu menjerit ketakutan.

" Morgan turunin " kesal Stevani dengan ketakutan luar biasa membuat Morgan terhibur karenanya.

Kamar apartemennya seketika riuh oleh suara Stevani yang berteriak, beruntung Morgan sudah terlebih dahulu menyegel agar suara dari dalam tidak terdengar hingga keluar.

Setelah selesai bermain main kedua turun dari sapu terbang karena hari sudah gelap pertanda malam.

" Itu seru sekali, lain kali aku mau lagi " ucap Stevani menggebu, dia yang awalnya sangat takut tapi menjadi ketagihan dan tak mau berhenti menaikinya.

" Bersihkan tubuhmu ini sudah malam " jawab Morgan.

Dengan segera Stevani menurutinya karena tubuhnya pun sudah merasa gerah, sedangkan Morgan menyusul setelah memasak mie instan untuk dua orang.

" Sayang.. " ucapnya terhenti ketika melihat tubuh seseorang meringkuk di atas kasur.

" Ayo makan " ucapnya.

" Aku capek banget pengen tidur aja " ucap manja Stevani.

Mendesah berat tapi akhirnya ia menjatuhkan tubuhnya di sebelah Stevani, Morgan juga malas kalau makan sendiri.

" Tidurlah " lirihnya memeluk tubuh sang istri penuh kasih.

Keduanya tidur dengan fikiran masing -masing yang masih menggantung di benaknya.

Episodes
Episodes

Updated 43 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!