Bab 12 - Berita kematian kriss

" A.. pa yang terjadi ??" lirih Stevani dengan tergagap karena shock menatap televisi di depannya yang menampilkan kabar kematian kriss yang misterius juga mengenaskan.

Kriss pengusaha yang sedang naik daun dimasa hidupnya karena talentanya dalam hal berbisnis kini mati mengenaskan di apartemen miliknya dengan anggota tubuh yang tak utuh.

Walau Stevani membenci Kriss bukan berarti ia menginginkan kematian kriss yang mengenaskan seperti ini.

" Kenapa aku ngerasa bayangan samar itu ada hubungannya dengan kematian Kriss yang brengsek itu " lirih Stevani berusaha mengingat bayangan di benaknya.

Tak lama Morgan muncul dengan kaos singlet dan celana pendek santai menampilkan kesan seksi di tambah rambut setengah basahnya yang terlihat acak acakan.

" Ada apa ??" tanya Morgan bingung saat melihat Stevani yang terbengong dengan pandangan kosong.

Sekilas pandangan keduanya bertemu saling menyelami fikiran masing - masing.

" Ada apa ??" ulang Morgan.

" Oh tidak, tidak ada " gugup Stevani mengalihkan pandangannya dari mata hitam itu.

Morgan sebenarnya bisa saja membaca fikiran Stevani tapi tak pernah di dilakukannya karena demi menjaga privasi wanita itu.

" Boleh aku bertanya ??" ucap Stevani memberanikan diri.

" Hm, apa ??" kata Morgan datar.

" Tadi aku melihat berita kematian Kriss, dan entah mengapa aku merasa itu semua ada hubungannya dengan bayangan samar di benakku " lirih Stevani.

" Apa dia mengingat malam itu, tapi... ??" batin Morgan. Terpaksa ia melanggar privasi Stevani dengan membaca fikirannya tapi yang ia temukan hanya kebimbangan Stevani.

" Lalu ??" tanya Morgan diam - diam menghembuskan nafas lega.

" Apa yang aku lakukan malam itu, kenapa aku tak mengingat sesuatu apa pun?? apa yang kamu lakukan kepada ku ??" tuduh Stevani geram.

" Kau menuduhku " geram Morgan.

" Tapi bayangan itu tampak seperti orang yang berkelahi dan sosoknya seperti Kriss " ucap Stevani menunduk tajam tanpa sadar memicu jiwa iblis Morgan muncul kepermukaan.

" Wah ternyata saya telah salah memelihara mu. Dasar wanita pembangkang bahkan membicarakan pria lain di depan suaminya " marah Morgan.

Sosok berani Stevani kembali, predikat wanita pembangkang telah di sematkan Morgan kepadanya dan membuat ia tak terima lalu pasangan itu berdebat sengit.

" Iya, dan aku sangat tau jiwa psikopat kamu seperti apa, mungkin kamu pergi ke dukun untuk menghilangkan ingatan ku " Ucapnya menaikkan suaranya beberapa oktaf.

" Kau... !! " Ucap Morgan marah tanpa sadar wujudnya berubah ke wujud aslinya, membuat Stevani terkejut setengah mati dan yakin bahwa Morgan memang jelmaan iblis.

Secepat kilat Morgan mencekik dan membanting wanita itu menghempaskan nya sejauh beberapa meter.

Tak sampai di situ melihat Stevani tak berdaya ia menyeretnya ketengah dan mengeluarkan cambuk dari tangannya.

" Bunuh aku !!" kata Stevani lirih hampir hilang kesadaran saking dahsyatnya kekuatan Morgan.

" Inilah psikopat " tekan Morgan melayangkan cambuknya ke tubuh ringkih Stevani.

" Aaaahh.. !!" pekik Stevani lirih.

Pekikan pilu itu tak membuat Morgan berhenti bahkan tambah bersemangat mengangkat cambuknya.

" Tuhan. Segeralah cabut nyawaku, agar terbebas dari iblis ini " batin Stevani pasrah menerima cambukan dari Morgan dan selang beberapa menit jatuh pingsan.

Morgan tersadar telah menyakiti Stevani merasa frustasi dengan dirinya yang tak bisa mengontrol sisi iblis nya yang lebih dominan.

" Dasar bodoh !!" raungnya menyesal.

Lalu mendekati Stevani yang telah bermandikan darah menekan lukanya dengan tangannya yang mengeluarkan warna kuning dan tak berapa detik luka itu menghilang.

Setelah mengobati luka - luka Stevani , Morgan terduduk dengan kelelahan kehabisan tenaga. Sungguh mengobati Stevani sangat menguras tenaganya.

" Maaf " lirihnya dengan raut penyesalan. Lalu dengan tenaganya yang tersisa morgan mengangkat Stevani bridal style menuju kamar mereka.

Dibaringkannya tubuh ringkih itu secara perlahan, lalu membaringkan tubuhnya di sebelah Stevani dan menelusupkan tangannya memeluk wanita itu erat.

" Dia harus melupakan kejadian hari ini " batinnya lalu menyentuh ubun - ubun Stevani sambil membacakan sebuah mantra.

Tiga jam kemudian Stevani tersadar dengan sakit di sekujur tubuhnya, meski Morgan telah menghilangkan luka - luka itu tapi tak jua menghilangkan rasa sakitnya.

" Kenapa ??" tanya Morgan saat mendengar desisan lirih Stevani.

" Entah mengapa seluruh tubuhku sakit semua, bahkan terasa sulit bernafas " adunya.

" Maaf " lirih Morgan.

" Apa ??" tanya Stevani tak mendengar ucapan Morgan.

" Ayo kita kerumah sakit " kata Morgan mengalihkan fikiran Stevani dan segera beranjak bangun bergegas mempersiapkan diri dan mengambil kunci mobil miliknya.

" Peluk saya " perintah Morgan menggendong Stevani dengan sebelah tangan sedangkan sebelah tangannya lagi sibuk membawa beberapa barang miliknya.

Sesudah mengunci pintu keduanya menuju parkiran dan berangkat ke rumah sakit terdekat.

" Ada apa dengan ku ?? Sebelumnya tak pernah seperti ini ??" tanya batin Stevani.

" Sebentar lagi sampai " lirih Morgan membagi perhatiannya antara jalan dan juga Stevani.

Karena waktu dini hari jadi jalanan terasa lenggang membuat mobil yang dikendarai Morgan tiba di depan RS tak sampai 20 menit.

" Ayo " ucap Morgan membuka pintu di sebelah Stevani dan segera menggendong wanita itu menuju ke UGD.

" Dok.. dokter.. !!" pekiknya berseru.

Melihat Morgan yang menggendong Stevani segera perawat membantunya tapi yang membuat mereka terheran heran wanita itu tampak normal selain nafasnya yang agak kesulitan.

" Apanya yang sakit ??" tanya seorang dokter wanita muda.

" Dada dok, " jawab Stevani sambil mengatur nafasnya.

" Oke untuk sekarang kita pasang oksigen dulu dan besok untuk pemeriksaan lebih lanjut akan di tangani dokter ahli dalam " ucapnya yang di balas anggukan oleh Stevani dan Morgan.

" Lakukan yang terbaik " jawab Morgan tegas.

Setelah di pasang oksigen nafas Stevani mulai stabil namun masih sesekali dadanya terasa nyeri meski begitu ia dapat tertidur sampai menjelang pagi.

Sedang kan Morgan tidak tidur sama sekali karena merasa khawatir juga merasa bersalah.

" Selamat pagi " ucap seorang dokter pria yang agak senior.

" Pagi dok " jawab Stevani pelan.

" Kita akan melakukan serangkaian pemeriksaan " kata dokter bername tag Davinson itu tersenyum.

Lalu beberapa perawat mendorong brangkar Stevani ke sebuah ruangan milik sang dokter dan langsung di periksa dengan alat khusus.

" Tulang dada anda mengalami retak yang cukup serius membuat penyumbatan jalan darahnya sehingga menimbulkan sesak dan membuat anda kesulitan bernafas " jelas dokter paruh baya itu dengan serius.

" Keretakan seperti itu biasanya karena benturan yang cukup keras, apa anda pernah mengalami kecelakaan ?" tanya nya dengan raut bingung.

Karena anggota tubuh Stevani tidak mengalami cacat sedikit pun dan jawaban tidak Stevani membuat sang dokter bertambah bingung.

" Aneh " fikirnya.

" Anda harus menginap agar dapat terus di pantau oleh kami secara langsung " tutup dokter itu.

Lalu Stevani di dorong beberapa perawat keluar menuju sebuah kamar rawat inap VVIP dan Morgan mengurus administrasinya.

Satu jam kemudian Morgan datang dengan beberapa kresek ditangannya.

" Mau makan atau minum ??" tanya Morgan memamerkan bawaannya.

" Nanti aja, sini duduk " kata Stevani mengisyaratkan Morgan mendekat dengan melambaikan tangannya.

" Apa kata dokter ??" tanya Morgan basa basi.

Dengan raut sedih wanita itu menceritakan yang di sampaikan dokter kepadanya. Morgan seolah terhipnotis oleh wajah polos yang berceloteh di hadapannya dengan cantik natural juga sifat apa adanya tanpa di buat buat, berbeda dengan yang sering ia temui.

" Kamu dengar aku nggak sih " kesal Stevani merajuk.

" hm " jawab Morgan berdehem singkat.

" Bukannya kamu bilang pernah jatuh di kamar mandi " kata Morgan mengarang cerita.

" Benarkah ?? tapi kenapa aku tidak mengingatnya " ucap Stevani bingung.

" Apa aku menjadi pelupa sekarang, atau sekarang aku amnesia karena pria kejam ini membenturkan diriku waktu itu " batinnya mulai ngelantur.

" Sudahlah jangan di fikirkan. Sekarang fokus pada kesembuhan mu " ucap Morgan dengan raut kaku walau kata - kata perhatiannya membuat Stevani agak baper.

Episodes
Episodes

Updated 43 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!