Raut kebahagian terpancar dari wajah Stevani , setelah badrest 3 minggu lamanya akhirnya dirinya di perbolehkan pulang dengan syarat tidak boleh melakukan pekerjaan berat dan rajin cek up kerumah sakit.
" Sudah siap ??" tanya Morgan.
" Aye - aye kapten " jawab Stevani semangat di iringi tawa lucu miliknya.
" Seperti memiliki anak kecil " desis Morgan menggeleng kepala pelan.
Lalu keduanya melangkah keluar dari rumah sakit memasuki mobil dan melaju ke arah apartemennya.
" Biar saya saja " ucap Morgan merebut tas baju milik Stevani dan menggandeng wanita itu dengan posesif.
" Jangan berlebihan, aku sudah sembuh " kesal Stevani.
" Tapi dokter bilang kamu tidak boleh mengangkat beban berat " kata Morgan mengingatkan.
" Oke, oke aku kalah " desah Stevani.
Dari sejak sampai di apartemen Stevani hanya berdiam diri di kamar tanpa melakukan sesuatu sungguh sangat membosankan.
" Morgan !!" serunya lalu secepat kilat Morgan tiba di hadapannya.
" Kenapa sweet, ada yang kau butuhkan ??" ucapnya.
" Aku bosan" ucap Stevani manja.
" Kamu bisa bermain ponsel atau membaca buku milik ku " kata Morgan lagi.
" Nggak mau, aku mau memasak untuk makan malam " katanya keras kepala.
" Nggak. Kamu belum sembuh total, biar semua saya yang melakukannya, kamu cukup berbaring di sini " ucap Morgan tegas.
" Hm, ngeselin " rajuknya menghempaskan tubuhnya lalu membelakangi Morgan.
" Ini untuk kebaikan mu sweet, bukannya kamu ingin segera pulih dan bekerja ??" bisik Morgan sambil mengelus Surai panjang milik Stevani.
" Hiks.. hiks.. tapi aku bosan " ucapnya lirih sambil terisak kecil.
" Sssst.. maaf kan saya. Jangan menangis lagi " bujuk Morgan.
" Sekarang istirahatlah " sambung Morgan.
Dengan enggan Stevani menurut dan berusaha memejamkan matanya agar segera menuju alam mimpi.
Sudah tiga hari sejak kepulangannya Morgan yang posesif merawatnya dengan baik dan mengurus keperluannya sampai ke hal kecil sekalipun membuatnya lebih cepat pulih dari seharusnya karena adanya pria itu di sampingnya.
" Morgan aku bisa sendiri, bahkan aku sudah bisa berjalan sendiri " keluhnya di dalam gendongan Morgan menuju arah meja makan.
Itulah salah satu bentuk ke posesifan seorang Morgan semenjak Stevani pulang ke apartemen mereka.
Tapi tak di pungkiri Stevani kalau ia pun merasa senang di perlakukan istimewa seperti itu ketika pacaran dengan Kriss pun ia tak pernah di istimewa kan seperti Morgan memperlakukannya.
" Aku takut tak bisa lepas dari jeratnya kalau dia seperti ini " batinnya bimbang apakah bisa lepas dari jerat Morgan tanpa harus memakai hati seperti rencana awalnya.
" Jangan melihatku seperti itu, nanti jatuh cinta " lirih Morgan sensual.
" A.. apa ?? aku tidak menganggap mu tampan " ucap Stevani tidak sesuai dengan pertanyaan Morgan berkebalikan dengan isi hatinya.
Morgan merasa senang mengetahui kenyataan itu meski tak dapat mengekpresikan perasaannya.
" Dasar bodoh !!" seru batin Stevani merutuki tingkahnya yang menurutnya sangat konyol.
Berada di dekat Morgan sering kali membuat stevani berdebar tak karuan apalagi perhatian pria itu sangat berbahaya baginya, hatinya mulai terusik membuatnya bertekat akan menjauh dari pria itu kedepannya.
Dan setelah makan malam Stevani mengurung dirinya di dalam kamar, tak seperti biasanya tak ada suara rengekan Stevani membuat Morgan bertanya - tanya.
" Sweet, apa yang kamu lakukan ??" tanya Morgan dengan halus.
" Tak ada " ucap Stevani dengan dingin membuat alis Morgan mengerut heran.
" Bukankah tadi baik - baik saja " bisiknya lirih bahkan hanya dia yang dapat mendengarkannya.
" Apa ada hal yang mengganggu fikiran mu ??" tanya Morgan lagi.
" Tak ada " kata Stevani tanpa melihat wajah Morgan di sebelahnya.
Meski Morgan merasa tak puas dengan jawaban Stevani akan tetapi ia memilih tak memperpanjangnya.
" Saya ada urusan di luar, apa kamu baik - baik saja jika sendiri di sini ??" ucap Morgan.
" Em, tak masalah " jawab Stevani singkat.
" Kabari saya jika terjadi sesuatu " katanya mengecup singkat pucuk kepala Stevani dan melangkahkan kakinya keluar.
Stevani memang sengaja membatasi interaksinya dengan Morgan agar perasaannya tak berkembang yang kelak akan merusak rencana kepergiannya.
Keesokan paginya Morgan terbangun tanpa Stevani di sisinya membuatnya secepat kilat beranjak sambil meneriaki nama Stevani.
" Ternyata kamu di sini sweet " kata Morgan lega dan melangkahkan kakinya lebih dekat kearah Stevani dan memeluknya dari belakang.
" Lepas, saya sedang masak " ucap Stevani dingin yang awalnya terjengkit kaget.
" Sebentar saja, please.. " lirih Morgan tambah mengeratkan pelukannya.
Meski Stevani berusaha mati - matian menolak perasaan senang di hatinya yang membuncah, tapi aura kuat serta wangi tubuh Morgan yang memabukkan membuatnya hilang kendali dan memejamkan mata menikmati setiap kecupan - kecupan kecil sentuhan tangan nakal Morgan di tubuhnya.
Tanpa sadar ******* lirih keluar dari mulutnya membuat Morgan tambah bersemangat melakukan kegiatannya dan membalik tubuh Stevani kearahnya.
Tapi lima menit kemudian Stevani tersadar dengan masakannya saat tercium bau gosong di udara.
" hm hmm.. " ucapnya memberontak di kukungan Morgan lalu segera mematikan kompor.
" Yah. gosong '' lirihnya menatap miris masakannya yang berubah menjadi hitam seperti arang.
" Semua gara - gara kamu !!" bentaknya kesal lalu membalikkan badannya menuju kamar mereka dengan tergesa - gesa karena kesal, bukan dengan Morgan tapi dengan dirinya sendiri.
" Bahkan tubuhku sendiri mengkhianati ku " kesalnya terus melangkahkan kakinya.
Sedangkan Morgan terbengong karena Stevani membentaknya, juga bingung dengan perubahan sikap stevani yang menjadi lebih dingin.
" Apa dia salah makan ??" ucapnya memandang makanan yang mengenaskan di atas kompor.
" Sepertinya saya harus menahan lapar pagi ini " keluhnya menjinjing tas kerjanya lalu melangkah keluar.
Sebagai dosen senior Morgan harus mencontohkan perilaku yang baik dengan datang tepat waktu, tak heran meski terkesan dingin Morgan selalu menjadi favorit para dosen muda disana karena kedisiplinannya.
Tapi hari ini Morgan tampak berbeda, wajah kakunya tampak kuyu seperti memendam beban berat.
" Ada apa dengan dirinya ?? kenapa dia seperti sedang marah, tapi kenapa ??" Batinnya bertanya - tanya atas perubahan sikap stevani.
" Apa saya minta maaf saja. Bukannya ayahanda seperti itu kalau ibunda sedang marah " katanya pelan setelah berfikir keras.
" hm, itu lebih baik " lirihnya sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaannya tapi ketukan pintu membuatnya menghentikan jarinya sejenak.
" Masuk !!" serunya.
" Apa saya menggangu Mr. Morgan " tanya Audrey tersenyum sangat manis, seorang dosen cantik yang selalu mencari perhatian Morgan.
" Sedikit, Silahkan duduk. " kata Morgan dingin.
" Benarkah, kalau begitu maafkan saya datang di saat yang tak tepat " ucapnya terkekeh anggun.
" Tak masalah. Ada perlu apa Miss Audrey ??" tanya Morgan menghentikan pekerjaannya sejenak.
" Saya hanya ingin memberi ini " katanya menunjukkan kotak makan berwarna merah di tangannya.
" Saya mencoba resep baru " katanya tanpa melunturkan senyum manis di bibirnya.
" Terimakasih. Tapi lain kali tak perlu seperti ini dan saya harap ini yang terakhir " tegas Morgan.
" Tapi kenapa ??" tanya Audrey heran.
" Saya tak ingin membuat istri saya cemburu karena mendapatkan perhatian lebih dari wanita lain " lirih Morgan membayangkan reaksi Stevani yang terbakar cemburu.
" Oh baiklah. " lirih Audrey. Sebenarnya ia kesal karena pria yang di kejarnya telah mempunyai seorang istri, ia juga tak berniat jadi Pelakor dan lebih baik ia mundur teratur.
" Terimakasih atas waktunya. Saya permisi " lirihnya.
Setelah kepergian Audrey, Morgan mengemas barang miliknya karena berniat kembali lebih awal untuk misinya meminta maaf.
Saat tiba di unitnya suasana tampak lenggang, di langkahkan kakinya kearah kamar.
" Sweet " ucap Morgan menubruk tubuh Stevani.
" Astaga, " reflek Stevani karena terkejut.
" Kenapa kamu berubah sweet, apa saya mempunyai salah ??" lirihnya namun Stevani hanya diam membisu tampak memejamkan mata menikmati pelukan hangat Morgan.
Morgan yang merasa Stevani masih marah kepadanya hanya bisa pasrah sambil mencari cara untuk melunakkan hati permaisurinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments