"Dari sekian banyak mantan-mantan gua, kenapa harus dia yang jadi istri gua," Batin Brain kesal.
Seandainya ini bukan amanah dari almarhum Mona. Mungkin brain bisa saja menolak bahkan kabur saat ini juga. Namun ia juga harus memikirkan bayinya. Siapa sih yang mau nikah di usia belasan tahun yang masih bersetatus pelajar SMA kelas kelas sebelas.
Brain berbaring di sofa kamarnya membuka handphonenya memandangi fotonya bersama Mona. Gadis cantik yang bergaya tomboy ibu dari anknya.
"Mon, inikah yang lo inginkan? menikahi gadis yang membuat hidup kita hancur. Aku gak yakin bisa membuka hati untuknya. Kau tahu di hatiku ini masih ada namamu meski kau sudah tiada. Apa lagi baby cessa putri kita selalu mengingatkanku padamu.
Butiran bening menetes dari mata brain. Kenangan indah waktu SMP bersama mona terlitas di fikiranya. Brain menyesal karena terlambat mengartikan perasa'anya saat Mona sudah tiada.
"Sakit banget Mon, kenapa gua bodoh banget. Kenapa rasa ini baru ku ketahui saat lo sudah meninggal. Ingin rasanya gua mati saja agar bisa ngungkapin rasa cinta gua ke lo. Tapi aku masih memikirkan putri kita. Maafin aku jika lusa aku harus menikahi Tasya. Semoga elo bahagia di sana karena gua udah ngabulin permintaan terakhir lo," ucap brain panjang lebar mematikan handphonenya dan memejamkan matanya.
__________
Seperti hari-hari sebelumnya, rutinitas Tasya setiap pagi adalah datang ke kediaman Dirgantara untuk melihat baby cessa. Gadis itu tersenyum memancarkan aura kebahagiaan. Karena besok ia akan resmi menjadi istri brain dan bundanya baby cessa.
"Selamat pagi bik! apa orang-orang rumah sudah bangun?"
"Eh non tasya! kayaknya yang sudah bangun Nyonya Callista dan Den Axel, non.Yang lain belum bangun," ucap bik ida.
"Brarti baby cessa masih di kamar sama ayahnya ya bik?"
"Iya non, den brain juga belum keluar dari kamar."
"Pppppapaappaaaaapaaa," terdengar suara baby cessa berteriak sambil menangis memanggil brain. Namun brain masih saja tidur tidak mendengarnya.
"Astaga itu suara baby cessa bik! Tasya ke atas dulu ya bik. Takut terjadi sesuatu kayaknya brain belom bangun," ucap Tasya berlari menuju kamar brain.
"Non Tasya sayang banget sama baby cessa," gumam bik ida tersenyum memandang Tasya yang berlari menuju kamar atas.
Pintu di buka menampakan seorang bayi yang berdiri di ranjang mungilnya. Baby cessa sekarang mulai aktiv karena sudah bisa berdiri sendiri bahkan dalam tahap belajar berjalan meskipun masih berpegangan pada benda di sekitarnya.
Tasya berjalan cepat menghampiri baby cessa yang menangis memanggil brain namun brain tidak kunjung bangun.
"Sayang, putri bunda sudah bangun ya? baby cessa bangunin ayah ya sayang? yuk kita bangunin ayah sekali lagi."
Tasya menggendong baby cessa menghampiri brain yang masih tidur terlentang di sofa kamarnya.
"Ayah,,,bangun," tidak ada respon.
"Brain bangun," masih tidak ada respon
Akhirnya Tasya menaruh baby cessa di atas tubuh brain. Dengan senang hati baby cessa memukul wajah brain hingga brain terbangun.
"Aduh, aduh apa ini?" ucap brain seketika membuka matanya kaget.
"Eh ngapain lo di kamar gua?" ucap brain saat membuka mata pertama yang di lihat adalah Tasya.
"Kamu tuh, anak nangis dari bawah kedengeran tapi kamu gak bangun-bangun. Baby cessa sudah bisa berdiri dan belajar berjalan. Kalau dia jatuh gimana coba? untung aku segera datang ke sini."
"Ooh putri ayah tadi bangunin ayah ya sayang? maafin ayah ya baby," ucap Brain menaruh baby cessa di pangkuanya."
"Sudah jam enam nih, cepetan mandi.Biar baby cessa aku yang urus," ucap Tasya mengambil alih baby cessa membawanya keluar dari kamar brain.
Brain melihat jam tanganya dan bergegas ke kamar mandi karena kesiangan. Gak perlu lama lah ya buat anak cowok mandi, memakai seragam,gak perlu dandan lama seperti cewek.
"Selamat pagi Grandma," ucap Tasya menirukan bahasa anak-anak.
"Pagi kesayangan! pagi sya, kamu barusan ke kamar brain? apa dia sudah bangun?"
"Sudah tante, ini baby cessa yang bangunin ayahnya. Iya kan sayangnya bunda pinter banget, gemes banget deh."
"Masyak sih? aduh cucu grandma makin pandai sekarang. Kok bau acem sih, belum mandi ya? gak di mandi'in sama ayah karena kesiangan bangun ya?"
"Iya grandma, ayah di bangunin susah grandma," ucap Tasya menirukan bahasa baby cessa membuat mereka berdua tertawa bersama.
"Pagi Mom! maaf mom brain kesiangan. Tolong mandikan baby cessa ya Mom. Udah jam tujuh kurang takutnya telat."
"Ya kalian berangkat bareng saja, biar cepat sampai ke sekolahanya," ucap callista membuat brain menatap Tasya.
"Tidak usah tante, Tasya berangkat sendiri saja," sahutnya karena dia parno kalau sampai di turunkan di jalan seperti kemarin.
"Udah bareng gua aja, gak ada penolakan," ucap brain mencium baby cessa dan Callista.
"Ayah berangkat sekolah dulu ya sayang! di rumah sama grandma sama adik anxel ya," ucap brain menyambar kunci motornya dan memanasi motornya terlebih dahulu.
"Tasya juga pamit berangkat sekolah dulu ya tante. Baby cessa bunda dan ayah berangkat sekolah dulu ya? nanti siang ketemu bunda lagi.Cium dulu sayang, Mmmmuach."
"Hati-hati ya sya,'' ucap callista.
Sesampainya di halaman depan, terlihat brain masih memanasi motor sportnya. Tasya menghampirinya berdiri di samping brain.
"Kamu gak akan nurunin aku di jalan seperti kemarin kan? soalnya aku ada ulangan pagi ini, aku gak mau telat. Kalau kamu keberatan aku naik taxi saja ke sekolah," ucap Tasya memastikan
"Udah, bareng gua aja! gak usah takut,,,gua gak ada waktu buat nurunin lo di jalan. Gua juga gi buru-buru pagi ini. Cepetan naik, dan pengangan yang kuat,,gua mau ngebut."
Seperti kata brain, motor yang di kendarainya melaju sangat cepat. Hingga hanya butuh waktu sepuluh menit sudah hampir sampai ke sekolahanya.
"Lo turun di sini! bisa kabur para fans gua kalau liat gua berangkat bareng elo," ucap brain menyuruh tasya turun di tempat tak jauh dari sekolahanya.
"Iya deh, makasih atas tumpanganya," timpal tasya turun dan berlari menuju gerbang sekolah karena takut terlambat. Sedangkan brain menunggu tasya masuk baru ia menjalankan motornya memasuki gerbang sekolah.
Seperti biasa Tasya sebelumnya berdandan kembali sebagai gadis cupu yang memakai kaca mata dengan rambut di ikat dua. Bisa heboh jika sampai tasya memperlihatkan kecantikanya. Sama hebohnya saat brain mengetahui penyamaranya dulu.
Brain yang melihat penampilan tasya sudah berubahpun menyunggingkan senyum mengejek. Mereka sama-sama masuk ke dalam kelas masing-masih.
Baru memasuki kelasnya, teriakan heboh dari para fans brain membuat gendang telinga brain hampir pecah.
"Diem semuanya! pecah gendang telingaku denger teriakan kalian.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Sudah resiko jadi cowok ganteng 🤭
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
mumpung muncul tombol like di 10 bab awal, langsung aku boom☺️🤗
2022-11-24
1