Saat ini Rika sudah tertidur nyenyak di kamarnya, wanita itu muak dengan permintaan Sella dan memilih segera masuk kamar karena tubuhnya yang sangat lelah. Bercinta dengan Roy lalu melakukan perjalanan yang cukup jauh dan sampainya di Indonesia dia menengguk nikmat bersama lelaki yang berbeda cukup membuat tubuhnya remuk redam. Rika bahkan tidak memikirkan keberadaan suaminya saat ini yang sedang bersama dengan adiknya.
Mendengar ucapan Sella, Dimas menarik tangan Sella menuju kamar gadis itu. Sesampainya di sana Dimas segera menutup kamar Sella dan menguncinya.
"Kakak mau ngapain?" tanya Sella yang sudah cemas jika Dimas akan berbuat nekat.
Dimas memeluk Sella dengan erat menyatukan jantung keduanya yang saling beradu. Sella mencoba berkali-kali untuk melepas pelukan Dimas tetapi karena kekuatan dan tubuhnya yang kecil membuat Sella menyerah.
"Please, jangan nolak kakak Sell, Kakak sayang kamu, kakak cinta sama kamu," lirih Dimas.
"Tapi ini nggak bener kak, ini salah!"
"Kakak pernah kan bilang sama kamu selingkuh itu salah apapun alasannya tetapi selingkuh itu memiliki alasan, dan alasan kakak kamu."
"Aku nggak mau kak Rika kecewa kak, aku mohon jangan gini!" ucap Sella yang masih dalam dekapan Dimas.
"Tapi kakak juga nggak mau membuat kamu kecewa Sella, bahkan rasa ini melebihi dengan Rika," Dimas merenggangkan pelukannya dan menatap mata Sella yang mulai memerah.
"Kakak mohon, jalani dulu hubungan ini!"
"Sekalipun aku harus melihat kakak bermesraan dengan kak Rika setiap hari nya? dan aku harus terus menyaksikan kalian memadu kasih? dimana hati kakak? apa begini cara Kakak mencintai aku? harus aku yang sakit sedangkan Kakak sesuka hati bermain dengan keduanya?" Sella melepas kedua tangan Dimas yang bertengger di pundaknya "aku mohon lepasin aku jika kakak hanya akan menyakiti aku, biarin aku memilih jalan aku sendiri kak dan mungkin membuka hati untuk Reno itu jauh lebih baik dari pada bermain api dengan kakak!"
"Kamu menyukai Reno?" tanya Dimas memastikan.
"Untuk saat ini belum dan kakak tau hati aku mengarah kemana, tapi untuk besok dan seterusnya aku akan berusaha membuka hati untuk Reno karna dia yang lebih berhak mendapatkan cinta aku bukan kakak yang sudah memiliki kak Rika!"
"Dan kamu menghancurkan hati kakak jika kamu lebih memilih Reno dek!" lirih Dimas dengan tatapan sendu.
"Tapi ini yang terbaik untuk kita kak!" ucap Sella dengan air mata yang sudah menetes.
"Tapi kakak nggak akan melepaskan kamu Sell apapun alasannya!"
"Kakak egois! kakak jahat! kakak nggak ngerti perasaan aku!" seru Sella dengan Isak tangis yang memilukan.
"Aku akui aku mulai cinta sama kakak! tapi aku sadar ini salah dan aku nggak mau ada hati yang terluka lagi nantinya, kakak cinta pertama aku tapi jika kita lanjutkan ini maka akan banyak yang tersakiti nantinya kak!"
"Ikhlasin aku sama...." belum selesai Sella berbicara Dimas sudah lebih dulu membungkamnya, pria itu sudah tak tahan atas penolakan Sella dan Dimas tidak bisa membayangkan jika adik kesayangannya ini harus bersama pria lain.
Dimas yang awalnya hanya ingin membungkam bibir Sella dengan bibirnya merasa tergoda dengan manisnya bibir mungil ini, Dimas mulai me***at dan menyesap, Sella yang masih terpaku hanya diam dan tak membalas, Dimas yang mulai menginginkan lebih mencoba menggigit bibir Sella yang membuat Sella melenguh dan membuka mulutnya, ini kesempatan untuk Dimas melahap habis, mengeksekusi dan mengeksplor memberikan sentuhan-sentuhan kecil melalui lidah yang sudah menyapu seluruh rongga mulut Sella dan menjelajah di dalamnya. Hingga Sella mulai tergoda dan mencoba mengimbangi Dimas walaupun masih dirasa belum mahir karena Sella yang baru pertama kali melakukan ini, lidah keduanya mulai saling membelit dengan nafas yang memburu dan pelukan Dimas yang semakin erat, tubuh kecil Sella mulai terangkat oleh Dimas, Sella mengeratkan pelukannya dengan jantung yang semakin berdebar hingga Dimas mendudukkan Sella di atas meja belajarnya, dengan kaki Sella yang masih bertengger di pinggang Dimas. Dimas terus menikmati kelembutan yang dimiliki gadis kecilnya, pria itu sebisa mungkin mengendalikan diri karena sudah ada yang mulai gelisah di bawah sana. Sella yang merasa sudah kehabisan nafas mencoba melepaskan, gadis itu memukul punggung Dimas berulang kali hingga Dimas melepaskan ciumannya dan membiarkan Sella meraup banyak oksigen. Nafas keduanya memburu dengan dada yang naik turun, dapat Dimas lihat Sella yang belum mahir sangat terlihat kepayahan.
Dimas mengusap punggung Sella agar gadis itu sedikit tenang dan menyatukan kening keduanya.
"Masih amatir ya?" ledek Dimas yang mendapat pukulan di dada oleh Sella.
"Auwwhhh nakal nich mainnya tangan, kalo kakak bales ditempat yang sama gimana?"
"Kakak nich apa sich!" ucap Sella dengan pipi yang semakin memerah.
"Makasih ya sayang! jalani dan jangan mempunyai pikiran lebih, Kakak mencintai kamu dan biarkan rasa ini tumbuh dan berjalan semestinya."
"Tapi kak,"
"Kakak nggak mau ada alasan, kita sama-sama saling cinta dek dan kakak nggak mau ada penolakan lagi dari kamu!" tegas Dimas.
"Kak Rika?" tanya Sella yang sudah mulai menyerah karena Dimas yang terus mendesak.
"Cukup kamu pikirkan kita berdua!" jawab Dimas yang masih melingkarkan tangannya di pinggang Sella.
"Dasar pemaksa!"
"Karna kamu ternyata lebih suka di paksa," ucap Dimas mengacak rambut Sella dengan gemas.
"Sekarang tidur ya, udah malam kamu besok harus sekolah kan," Dimas mengangkat tubuh Sella badan membaringkan gadisnya di atas ranjang.
"Besok mau sarapan bubur kare buatan kamu boleh nggak?" tanya Dimas yang duduk di pinggir ranjang.
"Boleh, besok aku buatkan ya," jawab Sella.
Dimas menarik selimut Sella dan memasangkan sampai sebatas dada.
"Kalau kakak tidur sama kamu boleh nggak?"
"Jangan ngadi-ngadi ya kak!" sungut Sella, gadis itu sudah kembali ke mode galaknya.
"Pelit!"
"Biarin!" kemudian fokus keduanya beralih pada ponsel Sella yang berdering, Sella segera beranjak mengambil ponsel tersebut dan melihat siapa penelponnya.
"Reno," lirih Sella yang masih mampu di dengar jelas oleh Dimas, Dimas yang ingin merebut ponsel Sella segera di halangi oleh gadis itu.
"Diem ya kak! sampe bersuara aku potong punya kakak!" Dimas yang mendengar ucapan sella langsung melebarkan matanya.
"Apa kamu bilang? mulai nakal nich mulut ya!" geram Dimas.
"Ssssttttttt "
"Loud speaker!" tegas Dimas dengan tatapan tajam yang membuat Sella mau tak mau menurutinya dengan wajah yang sudah cemberut.
"Hallo!"
"Hallo sayang, udah mau tidur belum?"
"Iya nich Ren, ada apa Ren?"
"Masih manggil gitu?"
"Oh iya sayang," ucap Sella yang membuat rahang dimas mengeras.
"Besok pagi aku jemput ya, kamu nggak usah bawa motor aku nggak mau kamu kecapekan apa lagi nanti pulangnya panas-panasan, cukup duduk anteng di samping aku ya sayang!"
"Iya sayang!" Sella melirik pria didepannya yang sudah memasang wajah marah.
"Ya udah kamu tidur ya, besok ketemu lagi, bye .. muuuach.."
"bye!"
"Kok nggak di bales kiss nya?"
"Oh iya, m_"
Tut Tut Tut
Dimas merampas ponsel Sella dan mematikan panggilannya, pria itu sudah tidak tahan dengan kemesraan Sella dan Reno.
"Begitu aja udah ngambek, gimana aku yang liat kakak bermesraan sama kak Rika? udah potek-potek hati aku tau nggak!" kesal Sella.
"Nggak ada ya kontak fisik sama Reno!" tegas Dimas.
"Kakak curang padahal dia sendirinya begitu, udah sekarang Kakak keluar dari kamar aku, aku kesel sama kakak!" ucap Sella kemudian mendorong tubuh Dimas agar keluar dari kamarnya.
"Jangan gitu dong sayang ntar nggak bisa bobo loh," rayu Dimas yang menolak untuk keluar.
"Bodo amat! udah sana keluar! dasar curang! jahat! ngeselin!"
"Jangan gitu sayang!"
Brukk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
luna
Si cewek bego, si cowok pecundang, cocok. Sorry.. Yg namanya selingkuh, maupun alasannnya gak di benarkan
2024-07-30
3
Frida Fairull Azmii
udah bener tuh kata" si sella,eh sk dimas malah mainin hati abg mana blm pengalaman lg...
bener" kelakuan si dimas yah
2024-06-04
0
Samsia Chia Bahir
Adek ipar kok bego amat yaaa, mau2x dijdikn budak na*s* 😫😫😫
2024-02-27
0