Setelah membersihkan diri Dimas duduk di balkon kamar dengan Rika yang sudah memeluknya dari belakang, hari ini Rika begitu manja dengan Dimas tetapi itu membuat Dimas menjadi heran.
"Mas, kamu nggak kangen sama aku?" rengek Rika yang sudah menarik badan Dimas agar berbalik menghadapnya.
"Iya aku kangen," jawab Dimas menatap Rika yang sudah memasang wajah penuh minat.
"Kamu nggak pengen sesuatu? bahkan aku sangat menginginkannya loh mas!" Rika mulai berbicara dengan nada manja terkesan nakal.
Dimas yang biasanya langsung menyerang saat melihat Rika yang sangat menggoda tetapi saat ini sangat berbeda, gejolak has**t pria ini tidak seperti biasanya.
"Mas kok diem aja!" ucap Rika yang mulai aneh dengan perubahan Dimas membuat Rika semakin tertantang dan terus menggoda.
Rika bergelayut manja di pundak Dimas dan mulai menyerang bibir Dimas dengan merapatkan tubuhnya guna membangkitkan has**t suaminya.
Mendapat serangan bertubi-tubi dari Rika yang membuat Dimas merasakan keliaran istrinya mampu membuat hawa panas di tubuh Dimas mulai bangkit dan meminta lebih. Rika Tersenyum saat Dimas sudah membalas ciumannya dengan tangan yang mulai aktif, dengan sekali hentakkan Dimas sudah mengangkat tubuh Rika dan membawanya masuk ke dalam kamar, di sore hari yang mulai sejuk tetapi tidak dengan kamar pasangan yang sedang meraih puncak ken****tan dengan erangan dan lenguhan yang memenuhi kamar dan hawa panas yang menciptakan peluh di tubuh keduanya.
Sella yang sedang membaca buku di balkon kamar, terpaksa harus menyaksikan pria yang belum ada 24 jam mengatakan perasaannya kini sedang asik memadu kasih dengan istrinya. Sifa mengusap kasar air mata yang keluar tanpa ijin, hatinya begitu sesak melihat jelas Dimas bercumbu dengan Rika.
"Sadar Sell, itu bukan milik loe dan jangan pernah mendengar perkataan manisnya lagi! cukup loe paham posisi loe dan kembali dengan status loe sebagai adik dirumah ini!"
Sejak Rika pergi kemarin Sella mulai merasa nyaman dengan Dimas apa lagi semakin intens hubungan keduanya, bohong jika Sella nggak Baper, tetapi dia berusaha untuk terus menolak perasaan itu. Sella pikir ini akan berjalan mulus dan mudah tetapi melihat mereka bermesraan justru membuat hatinya tersentil.
Sella beranjak dari sana dan segera pergi menuju dapur, gadis itu memilih menyibukkan dirinya dari pada diam dan terus terbayang kemesraan Dimas dan Rika yang ia saksikan tadi.
Sella keluar dari kamar dan segera menuruni tangga , suara berisik dari kamar sebelah membuat Sella semakin tak nyaman. Andai ada pintu Doraemon mungkin Sella lebih memilih bersembunyi sejenak disana dari pada harus mendengar bahkan melihat percumbuan kedua kakaknya.
"Gue pengen ngekos aja rasanya, nggak enak banget hati gue, dari pada gue nantinya harus baper lagi sama kak Dimas mending gue tinggalin rumah ini!"
Sella memasak makanan kesukaan kak Rika, malam ini dia akan pamit untuk menyewa kos dan hidup sendiri, bahkan Sella berpikir jika nanti dia kekurangan dana dia bisa bekerja paruh waktu.
Selesai memasak Sella segera menuju kamar untuk membersihkan diri, sesampainya di tangga Sella bertatap muka dengan Rika dan Dimas yang ingin turun ke dapur dengan posisi Rika memeluk lengan Dimas dan rambut mereka yang masih basah.
Mata Dimas terus memandang wajah lelah Sella, ada rasa bersalah di hatinya dan itu tidak dapat ia sembunyikan dari wajahnya sehingga Sella mampu menangkap wajah sendu Dimas.
"Udah matang Sell?"
"Udah kak, udah aku siapin juga kak Rika sama kak Dimas tinggal makan aja" ucap Sella.
"Ya udah kalo gitu, ayo sayang aku udah laper banget!" ucap Rika mengajak Dimas segera turun kebawah.
Sella segera naik menuju tangga berbarengan dengan Dimas yang juga akan turun ke dapur, tangan Dimas sempat menyentuh jemari Sella yang membuat langkah gadis itu terhenti tetapi tidak lama Sella segera melepaskan dan melanjutkan kembali langkahnya.
Sesampainya di kamar Sella segera mandi, gadis itu lupa jika malam ini dia akan pamit untuk tinggal sendiri. Setelah rapi dengan rambut yang ia cepol serta kaos oblong over size dan short pantnya Sella segera turun untuk makan dan menemui Rika.
Di meja makan tampak Dimas dan Rika yang sudah selesai makan dan hendak pergi menuju sofa ruang tamu. Sella segera turun dan menghampiri keduanya.
"Kak!"
"Kenapa Sell?" tanya Rika menghentikan langkahnya saat berjalan menuju sofa.
"Setelah aku makan ada yang mau aku omongin sama kakak," ucap Sella yang sudah memantapkan hatinya untuk keluar dari rumah ini.
"Ya udah aku tunggu di ruang tamu," jawab Rika kemudian melanjutkan lagi langkahnya.
Sella segera menuju meja makan membersihkan bekas piring Rika dan Dimas serta membuang sisa makanan yang ada di piring kotor tersebut, kemudian kembali ke meja makan untuk mengisi perutnya yang sejak tadi sudah berdendang.
Setelah menghabiskan makannya dan membersihkan meja serta piring-piring kotor, Sella segera bergabung dengan Dimas dan Rika yang sedang menonton Televisi. Sella duduk di sofa kemudian menatap Rika dan Dimas yang mulai memperhatikannya.
"Mau ngomong apa Sell?" tanya Rika yang sudah penasaran karena tidak biasanya Sella seserius ini dan itu juga yang Dimas rasakan.
Sebelum menjawab pertanyaan Rika, Sella mengambil nafas dalam.
"Kak, aku mau mencari tempat tinggal sendiri!" ucap Sella yang membuat Dimas melebarkan matanya, Rika pun terkejut dengan keinginan Sella.
"Kenapa?" tanya Dimas.
"Aku ingin mandiri kak, tidak terlalu merepotkan kalian, aku akan mencari kost dekat sekolah juga agar lebih irit nantinya," ucap Sella beralasan tapi membuat Dimas tidak tenang. Dimas ingin sekali melarang tetapi Rika yang lebih berhak atas itu.
"Lalu siapa yang akan mengurus mas Dimas saat aku harus kembali keluar negeri mengurus pekerjaanku disana?"
Rika tidak akan mengijinkan Sella keluar dari rumah karena itu akan merepotkan dirinya sendiri. Rika yang tidak biasa dengan pekerjaan rumah harus turun tangan sendiri dan pastinya akan sulit jika dia meminta ijin untuk mengurus segala pekerjaan dan bertemu dengan kekasihnya. Padahal bisa saja seandainya Rika mau mempekerjakan art tetapi Rika pikir untuk apa jika ada Sella, sama saja Rika sudah menggaji Sella dengan membiayai hidupnya.
"Kak Dimas_" Sella tampak melirik Dimas yang sudah menatapnya tajam
"Kamu tetap di rumah ini, kakak nggak kasih ijin kamu keluar dari sini apapun alasannya!" potong Rika lalu pergi ke kamar meninggalkan Dimas dan Sella di sana.
Dimas melihat Rika sudah masuk dan menutup pintu kamar segera beralih menatap Sella. Dimas yakin bukan itu alasan Sella ingin meninggalkan rumah ini.
"Apa alasan sebenarnya?" tanya Dimas membuat Sella langsung menoleh dan menatap wajah dingin Dimas.
"Itu alasan aku kak, kakak juga pasti sudah pahamkan!"
"Tapi aku yakin bukan itu alasan kamu!"
"Kenapa seyakin itu?"
"Karena ini rumah orang tua kamu dan kamu sejak lahir sudah disini, jadi ini tempat ternyaman kamu jadi mustahil kamu meninggalkan rumah ini jika hanya itu alasannya!" Dimas mengukung tubuh Sella, pria itu mengunci pergerakan Sella di sofa.
"Kak jangan gini!"
"Setelah Rika pulang dan kamu melihat Rika terus menempel denganku, apa itu yang membuat kamu memutuskan untuk meninggalkan rumah ini? kamu cemburu dek?" lirih Dimas di telinga Sella. Sella diam dan membuang muka, dia tidak ingin Dimas memandang wajahnya yang mulai memerah.
"Jawab kakak! kamu cemburu?"
"Bukan hak aku untuk cemburu dengan kakak, bahkan jika kakak bercinta di depan aku sekalipun!"
deg
"Jadi ini alasannya?" tanya Dimas yang tidak mengira jika aktivitasnya tadi diketahui oleh Sella dan membuat Sella tidak nyaman di rumah ini.
"Bu...bukan itu maksud aku," jawab Sella lalu menundukkan kepala dan merutuki kebodohannya.
"Minggir kak! Aku mau ke kamar,"
"Jawab kakak dulu," kekeh Dimas yang tidak mau membebaskan Sella.
"Kak jangan gini, aku nggak enak jika kak Rika liat!"
"Jawab aku atau aku cium!"
Mendengar ucapan Dimas membuat Sella jengah dan kesal, jantungnya sudah berdebar sejak tadi, apa lagi dia yang begitu takut jika Rika melihatnya.
"Kamu mau aku cium, ok!" Dimas mulai mendekati wajahnya, dia hanya ingin menggertak Sella agar gadis itu mau mengakui.
"Iya, aku cemburu, puas kakak!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
bodoh, perempuan yg gak bisa memenangkan harga dirinya.
kalau Dimas emng menyukaimu ,dya gak seharusnya berlaku semena bahkan dengan tega membiarkamu mendengar dya bercinta dengan istrinya. bahkan Dimas pun tdk peka akan itu.
Lo ngaku gitu malah Lo bakal diremehkan . Lo punya hak apa? cuman adik ipar
2024-03-27
1
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
eh buset itungan amat sama adek sendiri, kalo adek lu gatau diri lu wajar itung ini adek lu aja tau diri banget
2024-02-08
1
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
perasaan typo mulu thor wkwk sella jd sifa 😂
2024-02-08
0