"Kamu sungguh meresahkan!"
Sella bingung dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Dimas itu, dia hanya diam dengan muka polosnya yang membuat Dimas semakin gemas.
cup
Dimas mencium singkat bibir Sella dan hal itu membuat Sella kesal.
"Kakak nich apa-apaan sich cium-cium bibir aku terus! ini first kiss aku udah kakak ambil loh kak!" sewot Sella dengan tangan yang sudah memukul dada Dimas.
"Auw udah sakit Sell," keluh Dimas yang merasakan pukulan Sella tiada henti.
"Biarin!"
"Udah sayang! udah stop ok!" Dimas menghentikan pergerakan tangan Sella dengan mencekalnya.
"Sayang sayang apa sich kak!" kesal Sella "Jangan di jadiin kebiasaan panggil aku gitu kak, kalo sampe kakak keceplosan di depan kak Rika gimana?"
"Terus maunya kamu di panggil sayang sama pacar kamu itu?" tanya Dimas yang sudah mulai kesal.
"Ya....nggak gitu juga kak, tapi pacar aku mungkin lebih berhak kak! sama halnya dengan kak Rika yang lebih berhak mendapat panggilan manis itu dari kakak!"
"Kamu membuat hati aku berantakan Sella!" Setelah mengucapkan itu Dimas segera meninggalkan Sella yang masih mencerna kata-kata Dimas, hingga suara pintu tertutup menyadarkannya.
"Aku begini agar tidak menimbulkan masalah kak!" gumam Sella kemudian beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan diri.
Setelah rapi dengan seragam sekolahnya dan tampilan wajahnya yang sudah fresh Sella segera menuju kamar Dimas.
Pintu yang tidak tertutup membuat Sella segera memasuki kamar Dimas, dia melihat Dimas sudah memakai kemeja kemudian dengan gerak cepat Sella segera mengambil dasi di laci dan berjalan menuju Dimas untuk memakaikannya. Melihat Sella yang mendekat dengan dasi ditangannya membuat Dimas segera mengambil dasi itu dan memakainya sendiri. Sella terdiam dengan sikap Dimas yang kemudian berubah dingin, setelah Dimas memasang dasinya Sella mencoba mendekati ingin merapikan dasi tersebut tetapi belum sampai tangannya pada kerah Dimas, Dimas langsung berjalan menjauh.
Mendapati sikap dingin Dimas membuat hati Sella terasa nyeri, Sella segera meninggalkan kamar Dimas kemudian menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
"Maafin aku Sell, jika itu yang kamu mau aku akan berusaha melupakan dan menghindar," gumam Dimas melihat Sella yang meninggalkan kamarnya.
Sella membuat sarapan roti tawar dengan selai kesukaan Dimas dan tidak lupa secangkir kopi yang sudah siap di santap. Melihat Dimas yang turun dari tangga dengan penampilan yang sudah rapi serta tas kerja di tangannya Sella menyambutnya dengan senyum. Dimas menyeruput kopi buatan Sella tanpa membalas senyuman manis yang Sella berikan.
"Sarapan dulu kak! maaf aku ha_" belum selesai Sella bicara Dimas sudah pergi meninggalkan Sella menuju mobilnya dan itu membuat Sella semakin tak nyaman.
"Apa kakak marah jika Sella tak membalas perasaan kakak? apa kakak nggak mengerti juga jika ini yang terbaik untuk kita...."
Suara klakson dari luar membuat Sella segera beranjak dari duduknya, dia juga meninggalkan sarapannya dan segera berangkat.
"Sayang!" sambut Reno yang sudah berdiri di depan mobilnya.
"Kenapa mukanya di tekuk gitu hhmm?" tanya Reno saat melihat wajah Sella yang tidak sumringah seperti biasanya.
"Nggak apa-apa Ren, ayo kita berangkat sekarang!"
"Sini dulu!" ucap Reno merapikan anak rambut Sella kemudian mengecup kening Sella.
"Biar nggak cemberut lagi!" ucapnya dengan senyum menawan dan itu mampu membuat hati Sella semakin tak karuan, ada rasa takut jika nantinya akan mengecewakan Reno, sedangkan hatinya belum memilih kemana akan berlabuh, rasa yang mungkin sudah ada tetapi tak mungkin akan berjalan semestinya.
Reno membukakan pintu untuk Sella, sikap Reno begitu hangat kepada Sella dan itu membuat sepasang mata yang melihat kedekatan mereka di buat semakin kesal. Setelah melihat kedua pasang sejoli itu pergi menjauh, Dimas segera melajukan mobilnya menuju kantor.
Dalam perjalanan menuju kantor hati Dimas serasa kacau, Sella mampu mengobrak abrik hatinya tanpa bertanggung jawab. Suara ponsel berdering membuyarkan pikirannya yang kacau, Dimas melirik siapa gerangan si penelpon. Tertera nama Rika di layar ponselnya, kemudian mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo"
"Halo sayang, hari ini aku pulang, kamu jemput aku di bandara ya"
"Jam berapa kamu sampai?"
"Jam tiga sore aku sampai."
"Ok kalo gitu nanti sore tunggu aku di bandara," ucap Dimas.
Mengetahui kepulangan Rika tak membuat Dimas merasa senang, berbeda seperti biasanya. Hati pria itu sudah benar-benar terbagi pada adik iparnya. Benar kata orang bilang cinta hadir karna terbiasa, dan kini Dimas mengalaminya sendiri.
Saat ini, Sella dan Reno membuat semua murid satu sekolah heboh dengan kedekatan mereka. Reno yang berjalan dengan menggandeng tangan sisil dan segala perlakuan manis yang Reno berikan kepada Sisil membuat perhatian semua murid. Dan itu mampu membuat seorang gadis di ujung koridor kelas mengepalkan tangannya.
"Ren, kita jadi pusat perhatian loh dan aku risih banget Ren!" keluh Sella.
"Hey nggak usah kamu pikirkan, justru aku suka karena dengan begini mereka semua tau jika kamu milik aku!"
"Tapi Ren...."
"Ssstttt.....dengerin aku, hilangin rasa takut ataupun tidak enak di hati kamu, ada aku sayang!" ucap Reno yang sudah sampai di depan kelas Sella.
"Ya udah aku masuk dulu ya Ren."
"Iya, semangat belajarnya ya cantik!" ledek Reno.
"Gombal ikh!" ucap Sella dengan pipi yang bersemu merah dan itu membuat Reno gemas kemudian mengacak rambut Sella.
"Ren berantakan loh," bibir Sella sudah mengerucut menggoda keimanan Reno.
"Hey, bibirnya jangan gitu sayang! kamu mau buat aku khilaf," ledek Reno lagi.
"Woy.....masuk woy udah pacarannya, ampun dech gue mentang-mentang masih anget, loe nggak kasian nih para jomblo pada ngiler liat kalian berdua!" sewot Tio.
"Termasuk loe Tio, loe juga ngiler kan?"
" Dasar sahabat nggak punya keprijombloan!" kesal Tio.
" Ya udah kamu ke kelas sana! aku masuk dulu ya," ucap Sella yang sudah melepas genggaman tangan Reno.
"hhmm!"
Sella segera masuk ke kelas dan lagi-lagi Tiwi sudah menunggunya dengan wajah meledek.
"Katanya nggak mau Bu, tapi giliran udah di manisin begini mleyot kan loe!"
"Jalanin aja dulu lah Wi, yang penting Reno udah tau perasaan gue ke dia gimana, gue juga nggak mau terus ngecewain dia dengan terus nolak dia, semoga aja gue bisa segera membalas cinta dia."
"Gue dukung apapun keputusan loe Sell, tapi gue pesen jika loe nggak bisa maka lepasin karna bakal nyakitin kalian berdua," ucap Tiwi yang langsung mendapat pelukan hangat dari Sella.
"Tumben sahabat gue ini lagi bijak!"
"Yeee.....loe nyindir gue! gue tuh nggak mau loe salah ngartiin perasaan loe, karena hal yang di paksain juga nggak akan baik jadinya!"
"Iya Tiwi sayang! loe the best banget pokoknya! ucap Sella kemudian mencium pipi Tiwi.
"Eh gue mau donk......loe nggak pada ngajak-ngajak gue nich!" seru Tio mendekati kedua sahabatnya.
"Enak aja, sana loe jauhan! keenakan loe itu mah Tio!" seru Tiwi yang membuat Sella terkekeh.
Sella bersyukur memiliki sahabat sebaik Tiwi dan Tio yang selalu ada untuknya, tanpa memandang apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Enung Samsiah
sela apa sisil
2024-02-24
0
Poetry Anjany
sella kenapa jadi sisil
2024-02-12
0
Ani Ani
lama2 rasia akan terbokar
2024-01-27
0