Sella begitu menikmati nasi goreng yang Dimas pesan, suasana yang ramai pengunjung mewakili rasa dari nasi goreng yang berada di pusat kota tersebut.
"Enak?" tanya Dimas.
"Enak banget kak, aku suka ini recommended banget," ucap Sella dengan mulut yang tertutup karena nasi goreng yang masih ia kunyah.
"Dasar kamu ini, nih minum dulu," ucap Dimas menyodorkan gelas minum yang berisikan teh manis hangat, Dimas senang melihat Sella begitu makan dengan lahap. Tidak sia-sia dia mengajak Sella makan di luar dengan memberi suasana baru.
"Kenyang Sella kak, makasih ya kak."
"Iya, kakak juga udah kenyang banget, mau langsung pulang apa muter dulu?" tanya Dimas yang melirik jam ditangannya yang masih menunjukkan pukul sepuluh.
"Pulang ajalah kak, Sella harus menyiapkan baju kerja kakak dan kebutuhan kerja lainnya," ucap Sella mengingat jika malam ini Rika tidak pulang.
"Ya sudah, ayo kita pulang!" Ajak Dimas lalu pria itu beranjak menuju pedagang nasi goreng untuk membayar.
Saat ini Sella dan Dimas sudah ada di dalam mobil menuju kediaman mereka, tidak ada pembicaraan dari keduanya, Dimas tampak fokus menyetir sedangkan Sella diam-diam sudah tertidur dengan nyenyak.
Setelah hampir satu jam perjalanan Dimas sudah memarkirkan mobilnya dan melepas sabuk pengaman yang menempel di tubuhnya.
"Ayo Sell, kita turun sudah sampai," ajak Dimas saat tangannya sudah ingin membuka pintu tapi seketika dia menoleh karena tidak ada jawaban dari gadis cantik yang sudah masuk dalam alam mimpinya.
"Ternyata sudah tidur, pantas saja tidak ada pergerakan."
Dimas membuka pintu rumah dan kembali ke mobil untuk mengangkat Sella menuju kamarnya, dengan satu kaki pria itu menutup kembali pintunya dan naik menuju kamar Sella.
Sesampainya di kamar Dimas merebahkan tubuh Sella di atas ranjang empuk milik gadis itu dan menarik selimut tebal menutupi sebagian tubuhnya. Dimas menatap wajah cantik Sella sebelum keluar dari kamar bahkan meninggalkan kecupan di kening gadis itu.
"Maaf membuatmu kerepotan setiap harinya," ucap Dimas kemudian keluar dari dalam kamar Sella menuju kamarnya untuk beristirahat.
Pagi hari Sella sudah di sibukkan dengan segala kegiatannya di dapur, gadis itu membuat sarapan tidak lupa kopi untuk kakak iparnya. Setelah makanan siap di hidangkan serta urusan dapur sudah beres, gadis itu bergegas menuju kamar Dimas untuk menyiapkan pakaian kantor dan handuk mandi. Setiap kali Rika tidak pulang, Sella selalu mengerjakan itu menggantikan Rika.
Sella membuka pintu kamar Dimas yang sengaja tidak di kunci karena tau Sella pagi-pagi pasti akan masuk kamarnya, gadis itu melihat Dimas yang masih terlelap di bawah selimut tebalnya. Dengan cekatan Sella menuju lemari, memilih pakaian kantor beserta dasi dan jas yang akan pria itu kenakan.
Setelah siap semua Sella segera membangunkan Dimas, gadis itu duduk di sisi ranjang dengan tangan yang menepuk pelan pipi Dimas.
"Kak.....kak Dimas bangun kak," seru Sella yang belum juga ada pergerakan dari Dimas.
"Kak bangun nanti kesiangan kak," ucap Sella lagi mendekatkan wajahnya ke wajah Dimas berharap pria beristri itu akan segera bangun.
Dan benar saja usaha Sella berhasil, Dimas terbangun, Sella terpaku melihat wajah tampan Dimas saat bangun tidur begitupun Dimas yang merasakan getaran lain di dadanya saat mata mereka bertemu.
Sella yang sadar akan posisinya segera beranjak dari ranjang tapi sungguh sial nasibnya, selimut yang menjuntai ke lantai membuat kaki Sella terpeleset dan jatuh di atas tubuh Dimas yang saat itu juga ingin beranjak dari ranjang.
Sella jatuh menindih Dimas dengan tangan Dimas yang melingkar di pinggul Sella. Mata mereka kembali terkunci, jantung keduanya begitu kencang beradu. Dimas seakan kembali merasakan getaran yang sudah lama tidak ia rasakan.
"Maaf kak," ucap Sella berusaha untuk menarik diri dari pelukan Dimas, tapi tangan Dimas justru menahannya.
"Kak.."
"Sebentar saja Sella," ucap Dimas dengan mata sendu mampu menghipnotis Sella. Dimas mengeratkan pelukannya merasakan degup jantungnya yang beradu dengan Sella. Bahkan wajah Dimas menelusup ke dalam leher jenjang Sella mencari kedamaian yang sudah lama ia tidak rasakan.
Bersama Rika dia tidak lagi merasakan seperti ini, Rika yang sudah jarang memenuhi kebutuhan biologisnya, bahkan untuk tidur memeluknya saja Rika terkadang menolak dan sekalipun mereka melakukannya itu karena Dimas yang sudah memaksa.
Sella merasakan kehangatan di hatinya, sudah lama dia tidak pernah mendapatkan suatu pelukan hangat semenjak kedua orangtuanya tiada. Mata Sella terpejam menikmati hembusan nafas Dimas di lehernya, hingga bayangan Rika membuatnya tersadar akan apa yang mereka lakukan itu salah.
"Kak...."lirih Sella.
"hhmmmm," gumam Dimas yang masih menikmati aroma tubuh Sella.
"Sudah kak, ayo bersiap nanti telat," ucap Sella kemudian berusaha lepas dari pelukan Dimas.
Dimas yang sadar Sella sudah tidak nyaman kemudian merenggangkan pelukannya dan melihat wajah Sella dengan pipi yang memerah.
"Bersiaplah, berangkat bareng kakak ya," pinta Dimas dengan menatap dalam Sella yang masih berada di atasnya.
"Aku di jemput Reno kak," ucap Sella ragu.
" Ya sudah," jawab Dimas dengan raut wajah kecewa.
Sella segera beranjak dari sana dengan hati-hati agar tidak melakukan kesalahan yang sama dan pergi dari kamar Dimas.
Dimas melihat punggung Sella yang sudah menjauh dengan rasa yang berbeda tidak seperti biasanya. Matanya melirik ke bawah ada yang meronta dan minta untuk di tuntaskan, membuat Dimas segera beranjak ke kamar mandi untuk menetralkan kembali.
Sella yang sudah memasuki kamar segera mengunci pintunya dan berdiri bersandar pintu, jantungnya masih bertalu-talu sejak tadi. Sella merutuki kebodohannya yang berujung pagi yang hangat.
"Apa yang gue harus lakuin di depan kak Dimas nanti?"
"Malu gue," ucapnya segera berlari kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah siap dengan wajah yang lebih fresh dan tampilan yang sudah rapi, Sella segera beranjak menuju dapur untuk sarapan. Disana sudah tampak Dimas yang sedang meminum kopi buatannya tadi.
"Ayo sarapan!" ajak Dimas setelah melihat Sella menghampiri. Sella segera duduk dan mengisi piring Dimas dengan nasi uduk buatannya.
"Mau pakai telor mata sapi kak?" tanya Sella tanpa melihat kearah Dimas.
"Boleh," jawab Dimas. Setelah dirasa sudah lengkap, nasi uduk dengan ayam suwir dan bawang goreng yang menggugah selera serta telor mata sapi sebagai pelengkap, Sella segera menyajikannya di depan Dimas.
"Mmmm wangi banget Sell, pintar kamu," puji Dimas yang membuat sella semakin tertunduk. Pagi ini setelah kejadian di kamar Dimas membuat Sella sedikit canggung, rasanya dia ingin segera berangkat dan menghindar.
Tin Tin
Bunyi klakson di depan pagar membuat Sella mendongakkan kepalanya melirik ke arah luar, sudah di pastikan siapa yang datang. Sella segera menghabiskan makannya dan meminum teh hangat buatannya. Dimas memperhatikan Sella yang terburu-buru, pria itu sudah menghentikan makan dan duduk bersandar dengan tangan bersedekap dada.
"Kak aku berangkat duluan ya, Reno sudah menunggu di depan." Sella segera memakai tas dan mengulurkan tangan di hadapan Dimas yang menatap tajam.
"Kak," ucap Sella lagi menunggu balasan tangan Dimas untuk di ciumnya. Dimas masih terdiam dan melirik ke arah tangan Sella. Kemudian Dimas mengulurkan tangannya dan disambut Sella yang langsung menciumnya dan segera melangkah pergi.
Reno yang melihat Sella menghampiri langsung menyambutnya dengan senyum tampan yang mampu membuat para fans pemuda itu terpesona tapi tidak dengan Sella.
"Maaf ya lama, aku habisin sarapan dulu tadi," ucap Sella setelah sudah sampai di samping Reno.
"Nggak apa Sell, santai aja."
Reno segera turun dari motornya dan berdiri dengan tangan yang sudah memegang helm untuk Sella, pemuda itu ingin memakaikan helm Sella. Tetapi saat tangan Reno sudah terangkat helm itu di rebut oleh seseorang yang membuat sella terkejut.
Pria itu memakaikan helm ke atas kepala Sella.
klik
"Sesuai perkataan aku kemarin, tidak ada yang boleh menyentuhmu," bisik Dimas dengan senyum tipisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
definisi bojo sing sesungguhnya lha wong sedetail itu d kerjakan sella. rika jg jd istri udh g tgjwb g waspada pula. kl sprti ini mah dkg2 aja ganti bojo
2024-12-19
0
Sandisalbiah
saat istri tak lagi bisa membuat nyaman dan tak lagi perhatian maka lelaki akan mencari kenyamanan di tempat lain atau di hati lain... kalau begini siapa yg pantas utk di persalahkan..
2024-06-04
0
Siti Zulaiha
sirika selingkuh dimas masa CEO gak mantau istri
2024-05-31
0