Pernyataan Cinta

"Kak!" panggil Sella yang sedang menyiapkan kemeja kerja untuk Dimas.

"Kemana sich kok kak Dimas g ada," gumam Sella.

"Kak!" panggil Sella lagi.

ceklek

"Iya dek kamu nich kok teriak-teriak aja dari tadi," ucap Dimas yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan selembar handuk yang melilit di pinggangnya.

Sella yang ingin memberikan pakaian untuk Dimas seketika di buat tercengang dengan penampakan yang ada di depannya.

"KAKAK!" teriak Sella menutupi matanya dengan kemeja yang ingin ia berikan pada Dimas.

"Kenapa sich Sell?" tanya dimas dengan heran.

"Kakak nich mau mengotori otak aku ya!" sewot Sella.

"Apa sich dek? sini mana kemeja aku!" ucap Dimas melangkah mendekati Sella.

"Kak nggak bisa gitu pakai baju dulu atau apa gitu, masak pakai handuk gitu doang, ini aku kak bukan Kak Rika," oceh Sella yang justru membuat Dimas ingin terus menggodanya.

"Ya udah sini kemeja aku, katanya suruh pakai baju, hhmm?" ucap Dimas yang sudah berada tepat dihadapan Sella yang membuat lengan Sella menempel di dada Dimas yang masih basah dengan tetesan air yang jatuh dari rambutnya.

"Kak!"

"Apa Sella, hhmm?" kini Dimas sudah memiringkan wajahnya mensejajarkan dengan wajah gadis itu.

"Kak Dimas bisa mundur dikit nggak sich kak!" lirih Sella.

"Kenapa katanya kakak suruh pakai baju?" lirih Dimas di telinga Sella yang membuat tubuh Sella meremang.

"Kak!" lirih Sella semakin melemah.

Kemudian tangan Dimas menyentuh telapak tangan Sella dengan lembut yang membuat Sella semakin merinding dan otaknya yang sudah berlari kemana-mana lalu jantungnya yang sudah ingin meloncat keluar.

"Sell!" lirih Dimas tepat di telinga Sella yang dapat Sella rasakan hembusan nafasnya.

"Kemeja aku Sella sayang!" ucap Dimas dengan kemeja yang sudah berpindah tangan di tangannya dan melangkah meninggalkan Sella untuk masuk ke kamar mandi dengan senyum yang menyeringai.

"KAK DIMAS!" Teriak Sella yang sadar jika Dimas mengerjainya.

Dimas mampu membuat tubuh Sella melemas dan otaknya yang mulai traveling.

"Kak Dimas nyebelin," kesal Sella dengan menghentakkan kedua kakinya ke lantai dan pergi menuju kamarnya untuk bersiap berangkat ke sekolah.

Selesai sarapan Sella segera bersiap untuk berangkat ke sekolah, ia melirik Dimas yang sedang menyeruput kopi yang Sella buat tadi.

"Kak!"

"Iya Sell!" jawab Dimas menatap Sella yang sudah berdiri dihadapannya.

"Aku berangkat ya kak," ucap Sella dengan tangan terulur ingin mencium tangan Dimas "eh....tunggu kak, coba kakak berdiri dulu dech!" perintah Sella yang membuat Dimas langsung berdiri.

Kemudian tangan Sella merapikan kerah baju Dimas dan membenarkan letak dasinya hal itu membuat jarak diantara keduanya begitu dekat.

"Nah sudah rapi kak, masak CEO berantakan penampilannya nanti anak buahnya gimana coba!" ledek Sella kemudian mendongakkan kepalanya yang justru membuat pandangan mereka bertemu.

" Makasih Sell," lirih Dimas dengan senyum yang mengembang membuat wajahnya semakin rupawan dan Sella mengakui itu.

"I...iya kak" ucap Sella dengan pipi yang sudah merona dan itu membuat Dimas semakin gemas.

"Ehem..." Dimas berdehem saat Sella yang terus saja menatap, membuatnya takut jika akan khilaf kepada adiknya.

"Eh...ya udah Sella berangkat dulu kak!" Sella segara meraih tangan Dimas dan pamit segera dari sana.

" Uang jajannya masih nggak Sell?" seru Dimas.

"Masih kak, aman!" teriak Sella yang sudah menjauh.

Di jam istirahat Reno meminta Sella untuk menemuinya di roof top, hal itu membuat Sella bimbang. Pasalnya beberapa bulan yang lalu Reno meminta hal yang sama dan berujung Pernyataan cinta Reno yang akhirnya Sella tolak. Dan saat ini pun Sella mengkhawatirkan hal itu akan terulang lagi.

"Eh Wi, gue nemuin Reno dulu ya!" pamit Sella yang berada di kantin bersama Tiwi dan Tio.

"Ciyeee.....wajib cerita ya Sell!" ucap Tiwi.

"Hati-hati Sell ke tembak mati loh," ledek Tio seakan mengerti maksud dari rencana Reno.

Sella melangkahkan kakinya menaiki tangga untuk menuju roof top, sesampainya disana sudah ada Reno yang menyambutnya dengan senyum manis yang menghiasi wajah tampannya.Sella berjalan mendekat dengan langkah yang gamang, gadis itu sungguh tidak ingin sampai hal yang sudah terbayang di otaknya akan terjadi.

Dan benar saja, ketika Sella sudah berada di hadapan Reno, pemuda itu menekuk sebelah kakinya dengan tangan yang ia sodorkan di depan Sella. Dapat Sella liat ada cincin berlian yang ia tau tidaklah murah yang berada di tangan Reno.

"Sell untuk kesekian kalinya, Aku Reno Putra Prayoga meminta kamu Sella Sisilia untuk menjadi kekasihku, hati ini masih sama Sell bahkan dari pertama kamu menolak aku dan ini untuk ke empat kalinya aku menyatakan cinta sama kamu, mau kah kamu memberikan kesempatan buat aku untuk bisa menyayangi kamu dan melindungi kamu sebagai kekasihku?" ucap Reno tulus.

Sesuai dengan pemikiran Sella, Reno saat ini sedang berlutut di hadapannya meminta balasan cinta dari nya. Sella tampak berpikir tidak mungkin dia akan menolaknya lagi sedangkan ini sudah yang ke empat kalinya.

Sella menatap manik mata Reno yang begitu mengharapkan cintanya, hingga lidah Sella serasa kelu untuk menjawab pertanyaan Reno.

"Sell!"

"Iya Ren!" jawab Sella.

"Bagaimana?" tanya Reno dengan posisi yang sama.

"Maaf Ren....."

"Apa nggak ada kesempatan Sell?" potong Reno dengan wajah kecewanya.

Sella menarik nafas dalam kemudian melangkah mendekat ke arah Reno dan mengambil cincin yang ada di tangan Reno.

" Ini gue suruh pake sendiri Ren?"

"hah!" Reno bingung dengan arti dari sikap Sella, kemudian dia berdiri menatap wajah cantik Sella dengan penuh tanda tanya.

"Ren! keburu bell masuk loh," rengek Sella yang sudah tidak tahan dengan sikap Reno yang justru seperti orang linglung.

" Gimana-gimana Sell, jadi loe nerima gue?" tanya Reno yang mulai kembali ke mode serius.

"I...iya Ren," mendengar itu Reno langsung melompat kegirangan.

"Yes yes yes yes! WOY GUE DI TERIMA!" teriak Reno yang membuat Sella melebarkan bola matanya.

"Sell loe beneran kan?" tanya Reno lagi yang hanya di jawab dengan anggukan kepala oleh Sella.

"AKH..." Teriak Sella saat tubuhnya melayang dan di putar-putar di pelukan Reno.

"Reno udah nanti jatuh!" Teriak Sella lagi, kemudian Reno menurunkan sella dengan tangan Reno yang masih memeluk pinggang Sella.

"Makasih ya sayang!" ucap Reno yang sudah mengganti panggilannya untuk Sella. Mendengar itu membuat pipi Sella memerah, Sella merasa malu apa lagi saat ini Reno sudah menatapnya dalam.

"Aku tau cinta itu belum tumbuh di hati kamu, tapi aku makasih banget kamu mau kasih kesempatan buat aku, aku pastiin akan membuat kamu jatuh cinta sama aku setiap harinya," ucap Reno kemudian mencium kening Sella yang membuat tubuh Sella terpaku saat merasakan bibir basah Reno singgah di keninganya begitu dalam. Kemudian Reno memakaikan cincin berlian itu di jari manis Sella dan mengecupnya.

"Woy ....... enak ya sayang-sayangan loe pada nggak liat dari tadi kita disini!" seru Tio yang ternyata sejak tadi menjadi penonton bersama dengan Tiwi.

"Sell pajak jadian jangan lupa!" seru tiwi yang berada di pintu dekat tangga.

"Nanti pulang sekolah kalian gue traktir ok!" jawab Reno dengan tangan menggenggam tangan Sella.

"siaaapp!" teriak Tio dan Tiwi.

"Ayo ke kelas, nanti pulang sekolah kita traktir mereka ya!" ucap Reno lembut.

"Apa nggak ngerepotin kamu Ren?" tanya Sella yang merasa tidak enak.

"Nggak donk sayang, aku bahagia banget hari ini, makasih banget ya," ucap Reno kemudian mencium tangan Sella.

Terpopuler

Comments

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

Naaahhhh, nih maahhh ceo pelit, art 1 az masa G ada, buIbu netiz pd betax tuh 😄😄😄😄😄

2024-02-27

1

Enung Samsiah

Enung Samsiah

masa ceo perusahaan nggk ada asisten drumah atau satpam gitu,,,

2024-02-24

0

Qurotul Aini

Qurotul Aini

masa CEO gak ada pembantu

2024-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 Memasak Untuk Kakak Ipar
2 pembelaan dari Dimas
3 di antar reno
4 alasan selingkuh
5 Pagi yang hangat
6 Sikap Dimas
7 Pertengkaran
8 Dimas Sakit
9 Kedatangan Teman Sella
10 Istri Idaman
11 Pernyataan Cinta
12 Di antar Reno
13 Cemburu
14 Memelukmu
15 Bersikap Dingin
16 Dimas Berantakan
17 Aku cemburu!
18 Dasar Pemaksa!
19 Bekas Kak Rika
20 Sahabat Terbaik
21 Bangunin Macan Tidur
22 Dimas Emosi
23 Mogok Makan
24 Tidak Berhak Menyalahkanmu
25 Ajak Ke Kamar Aja
26 Ceri
27 Ipar Jadi Pacar
28 Cincin
29 Nggak Punya Malu!
30 Muak!
31 Kedatangan Mamah dan Papah
32 Jodoh Untuk Sella
33 Konflik Rumah Tangga
34 Ketauan
35 Di balik Kerah Seragam
36 Di jemput Dimas
37 Kakak Mau Kamu!
38 Semakin Panas
39 Melepas.....
40 Mundur Alon-alon
41 Promosi novel "Cinta Berawal Luka"
42 Pantau
43 Membuntuti
44 Jijik
45 Mabuk
46 Alon-alon penting Kelakon
47 Permainan Rika
48 Terjerat Cinta Gadis Malam
49 Merelakan.....
50 Tanggungjawab
51 Talak
52 Rasa Yang Sama
53 Membujuk Sella
54 Masuk Sekolah
55 Permintaan Maaf Reno.
56 Kehamilan Ceri
57 Dewasa
58 Panas
59 Butuh Lawan
60 Memastikan
61 Sadar Jika itu Kamu
62 Kenyataan
63 Sidang
64 Pergi
65 Hancur
66 Datang Ke Rumah Tio
67 Kelulusan
68 Kehilangan
69 Wanti-wanti
70 Ikhlas
71 Pamit
72 Sudah Memaafkan
73 Tolong
74 Naira dan Kaira
75 Gambar Ayah
76 Bunda
77 Ayah....
78 Rindu Ayah
79 Menikahi Kamu
80 Pinangan
81 Ke Jakarta
82 Geregetan
83 Ijab Kabul
84 Beribadah Bersama
85 Assalamualaikum Istriku
86 Obat Kuat
87 Cupu Jadi Suhu
88 Bertemu Rika
89 Menyiksaku
90 Kembali ke Jogja
91 Melamar
92 One Night With Duda
93 Istri Saya
94 Mode Galak
95 Sakit
96 Hamil...
97 Bertemu teman SMA
98 Haidar Aljabar Anggawijaya
99 Pulang Ke Rumah
100 Menikah Janda
101 ISTRI KEDUA DOSENKU
102 Jodohku Regantara
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Memasak Untuk Kakak Ipar
2
pembelaan dari Dimas
3
di antar reno
4
alasan selingkuh
5
Pagi yang hangat
6
Sikap Dimas
7
Pertengkaran
8
Dimas Sakit
9
Kedatangan Teman Sella
10
Istri Idaman
11
Pernyataan Cinta
12
Di antar Reno
13
Cemburu
14
Memelukmu
15
Bersikap Dingin
16
Dimas Berantakan
17
Aku cemburu!
18
Dasar Pemaksa!
19
Bekas Kak Rika
20
Sahabat Terbaik
21
Bangunin Macan Tidur
22
Dimas Emosi
23
Mogok Makan
24
Tidak Berhak Menyalahkanmu
25
Ajak Ke Kamar Aja
26
Ceri
27
Ipar Jadi Pacar
28
Cincin
29
Nggak Punya Malu!
30
Muak!
31
Kedatangan Mamah dan Papah
32
Jodoh Untuk Sella
33
Konflik Rumah Tangga
34
Ketauan
35
Di balik Kerah Seragam
36
Di jemput Dimas
37
Kakak Mau Kamu!
38
Semakin Panas
39
Melepas.....
40
Mundur Alon-alon
41
Promosi novel "Cinta Berawal Luka"
42
Pantau
43
Membuntuti
44
Jijik
45
Mabuk
46
Alon-alon penting Kelakon
47
Permainan Rika
48
Terjerat Cinta Gadis Malam
49
Merelakan.....
50
Tanggungjawab
51
Talak
52
Rasa Yang Sama
53
Membujuk Sella
54
Masuk Sekolah
55
Permintaan Maaf Reno.
56
Kehamilan Ceri
57
Dewasa
58
Panas
59
Butuh Lawan
60
Memastikan
61
Sadar Jika itu Kamu
62
Kenyataan
63
Sidang
64
Pergi
65
Hancur
66
Datang Ke Rumah Tio
67
Kelulusan
68
Kehilangan
69
Wanti-wanti
70
Ikhlas
71
Pamit
72
Sudah Memaafkan
73
Tolong
74
Naira dan Kaira
75
Gambar Ayah
76
Bunda
77
Ayah....
78
Rindu Ayah
79
Menikahi Kamu
80
Pinangan
81
Ke Jakarta
82
Geregetan
83
Ijab Kabul
84
Beribadah Bersama
85
Assalamualaikum Istriku
86
Obat Kuat
87
Cupu Jadi Suhu
88
Bertemu Rika
89
Menyiksaku
90
Kembali ke Jogja
91
Melamar
92
One Night With Duda
93
Istri Saya
94
Mode Galak
95
Sakit
96
Hamil...
97
Bertemu teman SMA
98
Haidar Aljabar Anggawijaya
99
Pulang Ke Rumah
100
Menikah Janda
101
ISTRI KEDUA DOSENKU
102
Jodohku Regantara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!