Memelukmu

Pukul satu dini hari Sella terbangun dengan perut yang mulai keroncongan, gadis itu melewatkan makan malamnya. Sejak perseteruan dengan kakak iparnya tadi Sella tidak keluar dari kamar, dia mengunci pintu kamarnya dan memilih untuk beristirahat.

Sella beranjak dari ranjang menuju dapur mencari makanan yang bisa ia makan untuk mengganjal perutnya.

Sella menuruni anak tangga satu persatu dengan perlahan karena tubuh yang masih lemas. Diujung tangga Sella melihat seseorang yang sedang berkutat di dapur, gadis itu melangkah perlahan mendekati kemudian langkahnya terhenti saat melihat Dimas yang sedang memasak sesuatu disana.

Ada rasa bersalah di hati Sella karena malam ini dia tidak memasak untuk Dimas, ngilu rasanya melihat pria yang selama ini ia urus segala kebutuhannya sekarang sedang membuat makanan sendiri.

Sella mendekati Dimas yang masih sibuk dengan pisau dan beberapa sayuran di tangannya.

"Kak!" mendengar panggilan dari Sella membuat Dimas terkejut, dia tidak menyangka Sella akan bangun tengah malam begini.

"Iya dek, kok kamu udah bangun?" tanya Dimas dengan tangan yang terus mengiris sayuran dan kemudian dia masukkan ke dalam panci yang sudah berisi mie instan dan telur.

"Kakak laper?" bukannya menjawab Sella justru berbalik bertanya pada Dimas.

"Iya, Kakak tadi belum makan malam makanya kakak masak mie instan, kamu mau?"

"Kenapa nggak bangunin aku kak?" tanya Sella lagi.

"Kamu dari tadi banyak nanya ya, pertanyaan kakak malah nggak ada yang kamu jawab!" gemas Dimas kemudian mengacak rambut Sella.

"Ikh kakak! Sella cemberut dan duduk di meja makan.

Dimas yang sudah selesai memasak segera menyusul Sella duduk di meja makan. Dimas tau Sella juga lapar, itu yang menyebabkan gadis ini tengah malam turun ke dapur. Dimas meletakkan semangkuk mie dengan telur, bakso dan sosis di dalamnya, ditambah lagi sayuran dan potongan cabai yang mampu membuat Sella menelan air liurnya sendiri.

"Ayo makan sama kakak!" ajak Dimas yang sudah duduk di samping Sella.

"Buat kakak aja, kakak kan laper tadi katanya." Sella berusaha untuk menolak padahal sejak tadi matanya terus fokus menatap isi dari mangkuk Dimas yang sejak tadi sudah menggodanya.

"Ayo kakak tau kamu laper Sell, ini banyak loh isinya, yang ada di kulkas kakak masukin aja tadi," ucap Dimas sambil mengaduk mie tersebut yang membuat aromanya semakin keluar.

"Aku nggak laper kak, buat kak_"

kruuuk kruuuuuk

"Itu perutnya kenapa Sell?" ledek Dimas yang rasanya ingin tertawa mendengar ucapan dan perut Sella yang tidak sinkron dalam menjawab.

"Kakak ikh ngeselin!" sewot Sella menahan malu.

"Udah sini makan ayo cepetan buka mulutnya!" Dimas sudah menyodorkan sendok berisi mie yang melambai-lambai ingin Sella makan.

"Panas kak!" seru Sella saat ujung bibirnya mengenai sendok yang masih berasap.

"Eh... maaf-maaf Sell kakak udah tiup loh tadi!" ucap Dimas yang langsung meletakkan kembali sendoknya dan segera meniup bibir Sella. Sella yang mendapat perlakuan itu langsung menahan nafas dengan jantung yang mulai bergemuruh.

"Udah mendingan Sell?" tanya Dimas dengan melirik Sella yang tampak canggung.

"U..udah kak! jawab Sella gugup.

"Sini kakak suapi lagi, janji nggak akan kepanasan."

Kemudian Sella dan Dimas memakan habis isi mangkuk tersebut, baru kali ini Sella merasakan masakan kakak iparnya, tapi kesan pertama lumayan menggoyang lidah.

"Enak kak, aku suka masakan kakak!"

"Cuma mie instan Sell, semua juga bisa masak tapi bagus dech kalo kamu suka, tapi kalo kali ini bukan suka tapi doyan!" ledek Dimas yang sudah tertawa geli.

"Ikh kakak nich ngeselin!"

"Iya emang betul Sell tadi kamu nggak mau eh giliran udah kakak suapi terus mangap sampe abis nich!" Dimas menunjukkan mangkuk kosong yang tak bersisa.

"Tapi kan kakak ikut makan, lagian yang ikhlas kak biar jadi daging di akunya ntar jadi nggak kebuang lagi!" oceh Sella.

"Kakak ikhlaslah, ikhlas banget malahan! kamu tuh sewot aja, cepat tua ntar Sell!"

"Udah akh Sella mau balik ke kamar, mau nerusin tidur lagi kak lumayan masih ada berapa jam lagi!" ucap Sella kemudian meninggalkan meja makan dan melangkah menuju kamarnya. Dimas yang melihat Sella yang sudah kembali ke kamar segera meletakkan mangkuk kotor di dapur dan ikut kembali kekamar.

Saat Dimas menaiki tangga lampu dirumahnya tiba-tiba padam dan suara Sella yang menjerit ketakutan membuat Dimas segera berlari ke kamar Sella.

Dimas berusaha membuka kamar Sella yang sudah terkunci, tetapi karena gelap Sella begitu takut untuk turun dari ranjang sedangkan ponselnya lowbat.

"Sell!" Dimas mengetuk kamar Sella agar gadis itu membuka pintunya tetapi justru Dimas mendengar suara tangisan Sella dari dalam.

"Sell buka pintunya!" teriak Dimas yang panik karena dia tau jika Sella phobia gelap tetapi sejak tadi tidak mendapat jawaban dari Sella.

"Sella!"

"Sella berhenti dulu nangisnya ayo buka pintunya Sell!" seru Dimas lagi.

Sella yang tidak kunjung membuka pintunya membuat Dimas semakin khawatir, ditambah suara tangis Sella yang semakin terdengar.

Dimas segera merogoh ponselnya yang ada di dalam kantong celananya kemudian menyalakan senter dan mencari kunci cadangan di laci kamarnya. Setelah menemukan kunci tersebut Dimas segera berlari menuju kamar Sella dan berusaha membuka pintu kamar gadis itu, kunci yang masih menempel dari dalam membuat Dimas sedikit kesulitan.

"Kak....Sella takut kak! rintih Sella yang membuat hati Dimas semakin tak karuan.

Setelah berhasil membuka kunci pintu kamar gadis itu Dimas segera mengarahkan lampu senter nya menuju ranjang tempat Sella berada, melihat keberadaan Dimas yang sudah berhasil masuk kamarnya, Sella segera berlari dan memeluk tubuh Dimas. Dimas memeluk erat tubuh mungil Sella dia merasakan jantung Sella yang begitu kencang dan nafasnya yang memburu.

"Tenang ya ada kakak!" ucap Dimas dengan mengusap punggung Sella berusaha untuk menenangkan gadis itu.

Dimas mengangkat tubuh Sella kemudian membawanya keranjang dan merebahkannya disana agar Sella kembali beristirahat.

"Istirahat ya sayang, jangan takut lagi ada kakak disini temani kamu," ucap Dimas yang kemudian beranjak dari ranjang tetapi Sella segera menarik baju Dimas sebelum Dimas melangkah menuju sofa.

"Jangan kemana-mana kak!"

"Kakak tidur di sofa, kamu tenang ya kakak nggak akan pergi dari kamar ini!" ucap Dimas dengan tangan mengusap rambut Sella dengan sayang.

"Nggak mau kak, aku ikut!" rengek Sella, kemudian Dimas segera duduk di sebelah Sella.

"Boleh kalo kakak tidur disini sama kamu?" tanya Dimas meminta ijin, dia tidak ingin Sella menganggapnya tidak sopan.

"Iya kak, Sella takut" jawab Sella segera memeluk Dimas.

Dimas merubah posisinya dengan merebahkan tubuhnya di ranjang dan membawa Sella kedalam pelukannya, akibat ketakutan yang mendalam membuat Sella lupa akan status mereka. Sella terus saja memeluk Dimas tidak peduli tubuh mereka yang menempel membuat Dimas berusaha keras menahan diri.

Hingga pagi menjelang Sella dan Dimas tertidur dengan posisi yang masih berpelukan erat, alarm membangunkan gadis itu dia membuka mata dan merasakan dekapan yang begitu membuatnya nyaman.

Sella melirik wajah Dimas yang berada begitu dekat dengannya dan melihat tangan kakak iparnya ini melingkar di pinggulnya dengan erat.

"kakak!" panggil Sella berusaha membangunkan Dimas.

"Kakak bangun!"

Belum ada jawaban dari Dimas membuat Sella memberanikan diri untuk menyentuh wajah tampan kakak iparnya ini, hal itu justru membuat Sella menegang saat tangan Dimas tiba-tiba menyentuh jemarinya yang menempel di pipi kemudian mengecupnya.

"Pagi Sell," ucap Dimas dengan suara serak khas bangun tidur.

"Pagi kak!" jawab Sella kemudian menarik jemarinya yang masih di pegang oleh Dimas tetapi di tahan oleh pria itu.

"Sel kamu tau nggak?"

"Apa kak?" tanya Sella dengan posisi mereka yang masih menempel bahkan hembusan nafas keduanya begitu terasa.

"Kamu meresahkan!"

Terpopuler

Comments

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

Selidiki istrimu dimas 😣😣😥😥😥

2024-02-27

1

Ani Ani

Ani Ani

dah .ula tu

2024-01-27

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Meresakan Si Beno.

2023-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Memasak Untuk Kakak Ipar
2 pembelaan dari Dimas
3 di antar reno
4 alasan selingkuh
5 Pagi yang hangat
6 Sikap Dimas
7 Pertengkaran
8 Dimas Sakit
9 Kedatangan Teman Sella
10 Istri Idaman
11 Pernyataan Cinta
12 Di antar Reno
13 Cemburu
14 Memelukmu
15 Bersikap Dingin
16 Dimas Berantakan
17 Aku cemburu!
18 Dasar Pemaksa!
19 Bekas Kak Rika
20 Sahabat Terbaik
21 Bangunin Macan Tidur
22 Dimas Emosi
23 Mogok Makan
24 Tidak Berhak Menyalahkanmu
25 Ajak Ke Kamar Aja
26 Ceri
27 Ipar Jadi Pacar
28 Cincin
29 Nggak Punya Malu!
30 Muak!
31 Kedatangan Mamah dan Papah
32 Jodoh Untuk Sella
33 Konflik Rumah Tangga
34 Ketauan
35 Di balik Kerah Seragam
36 Di jemput Dimas
37 Kakak Mau Kamu!
38 Semakin Panas
39 Melepas.....
40 Mundur Alon-alon
41 Promosi novel "Cinta Berawal Luka"
42 Pantau
43 Membuntuti
44 Jijik
45 Mabuk
46 Alon-alon penting Kelakon
47 Permainan Rika
48 Terjerat Cinta Gadis Malam
49 Merelakan.....
50 Tanggungjawab
51 Talak
52 Rasa Yang Sama
53 Membujuk Sella
54 Masuk Sekolah
55 Permintaan Maaf Reno.
56 Kehamilan Ceri
57 Dewasa
58 Panas
59 Butuh Lawan
60 Memastikan
61 Sadar Jika itu Kamu
62 Kenyataan
63 Sidang
64 Pergi
65 Hancur
66 Datang Ke Rumah Tio
67 Kelulusan
68 Kehilangan
69 Wanti-wanti
70 Ikhlas
71 Pamit
72 Sudah Memaafkan
73 Tolong
74 Naira dan Kaira
75 Gambar Ayah
76 Bunda
77 Ayah....
78 Rindu Ayah
79 Menikahi Kamu
80 Pinangan
81 Ke Jakarta
82 Geregetan
83 Ijab Kabul
84 Beribadah Bersama
85 Assalamualaikum Istriku
86 Obat Kuat
87 Cupu Jadi Suhu
88 Bertemu Rika
89 Menyiksaku
90 Kembali ke Jogja
91 Melamar
92 One Night With Duda
93 Istri Saya
94 Mode Galak
95 Sakit
96 Hamil...
97 Bertemu teman SMA
98 Haidar Aljabar Anggawijaya
99 Pulang Ke Rumah
100 Menikah Janda
101 ISTRI KEDUA DOSENKU
102 Jodohku Regantara
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Memasak Untuk Kakak Ipar
2
pembelaan dari Dimas
3
di antar reno
4
alasan selingkuh
5
Pagi yang hangat
6
Sikap Dimas
7
Pertengkaran
8
Dimas Sakit
9
Kedatangan Teman Sella
10
Istri Idaman
11
Pernyataan Cinta
12
Di antar Reno
13
Cemburu
14
Memelukmu
15
Bersikap Dingin
16
Dimas Berantakan
17
Aku cemburu!
18
Dasar Pemaksa!
19
Bekas Kak Rika
20
Sahabat Terbaik
21
Bangunin Macan Tidur
22
Dimas Emosi
23
Mogok Makan
24
Tidak Berhak Menyalahkanmu
25
Ajak Ke Kamar Aja
26
Ceri
27
Ipar Jadi Pacar
28
Cincin
29
Nggak Punya Malu!
30
Muak!
31
Kedatangan Mamah dan Papah
32
Jodoh Untuk Sella
33
Konflik Rumah Tangga
34
Ketauan
35
Di balik Kerah Seragam
36
Di jemput Dimas
37
Kakak Mau Kamu!
38
Semakin Panas
39
Melepas.....
40
Mundur Alon-alon
41
Promosi novel "Cinta Berawal Luka"
42
Pantau
43
Membuntuti
44
Jijik
45
Mabuk
46
Alon-alon penting Kelakon
47
Permainan Rika
48
Terjerat Cinta Gadis Malam
49
Merelakan.....
50
Tanggungjawab
51
Talak
52
Rasa Yang Sama
53
Membujuk Sella
54
Masuk Sekolah
55
Permintaan Maaf Reno.
56
Kehamilan Ceri
57
Dewasa
58
Panas
59
Butuh Lawan
60
Memastikan
61
Sadar Jika itu Kamu
62
Kenyataan
63
Sidang
64
Pergi
65
Hancur
66
Datang Ke Rumah Tio
67
Kelulusan
68
Kehilangan
69
Wanti-wanti
70
Ikhlas
71
Pamit
72
Sudah Memaafkan
73
Tolong
74
Naira dan Kaira
75
Gambar Ayah
76
Bunda
77
Ayah....
78
Rindu Ayah
79
Menikahi Kamu
80
Pinangan
81
Ke Jakarta
82
Geregetan
83
Ijab Kabul
84
Beribadah Bersama
85
Assalamualaikum Istriku
86
Obat Kuat
87
Cupu Jadi Suhu
88
Bertemu Rika
89
Menyiksaku
90
Kembali ke Jogja
91
Melamar
92
One Night With Duda
93
Istri Saya
94
Mode Galak
95
Sakit
96
Hamil...
97
Bertemu teman SMA
98
Haidar Aljabar Anggawijaya
99
Pulang Ke Rumah
100
Menikah Janda
101
ISTRI KEDUA DOSENKU
102
Jodohku Regantara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!