Sella yang sudah lebih dulu sampai di rumah langsung masuk ke dalam kamar, rasa kesal pada Dimas membuatnya tanpa sadar uring-uringan. Sampai malam tiba pun Sella tidak ada niat untuk keluar kamar, dia memilih untuk belajar dan menonton Drakor kesukaannya.
Hingga terdengar deru suara mobil Rika, Sella melirik jam dinding ternyata sudah pukul sebelas malam. Gadis itu memutuskan untuk tidur, tetapi tepat di jam satu dini hari Sella terganggu dengan suara bising di kamar sebelah. Sella berusaha untuk tidak peduli dan kembali memejamkan matanya tetapi suara pintu di banting membuatnya terjingkat.
Sella yang tidak ingin ikut campur akhirnya memutuskan untuk kembali tidur, setelah tiga puluh menit berlalu suara ketukan pintu kembali membuatnya terbangun. Sella segera turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu.
Sella membuka pintu kamar dengan pelan, tapi kemudian gadis itu mengernyitkan dahinya saat melihat Dimas yang menyelonong masuk kamarnya.
"Eh Kakak mau ngapain?" tanya Sella setelah menutup kembali pintunya.
"Kakak mau numpang tidur di sini ya," ucap Dimas yang sudah naik ke atas ranjang Sifa.
"Kak, kenapa tidur di kamar aku? kenapa tidak tidur di kamar kakak?" tanya Sella justru mendapat tatapan tajam dari Dimas.
"Kenapa kak?" tanya Sella lagi.
Dimas tak menjawab dan terus menatap Sella, yang membuat Sella risih.
"Kak kenapa malah liatin aku terus?" tanya Sella yang sudah duduk di kursi meja rias.
" Kamu marah sama aku? semenjak pulang dari cafe kamu bahkan nggak keluar kamar?"
"Loh kok malah jadi bahas aku sich kak?" tanya Sella yang sudah tak mengerti dengan jalan pikiran Dimas.
"Mending kakak keluar dari kamar aku kak, aku mau tidur besok aku sekolah kak," rengek Sella kemudian menarik tangan Dimas agar keluar dari kamarnya, tetapi karena tangan kecilnya yang tidak kuat menarik bobot badan Dimas justru membuat Sella terduduk di pangkuan Dimas.
Mata mereka terkunci dengan tangan yang saling bertautan hingga mata sendu Dimas mampu meluluhkan kembali hati Sella.
"Boleh Kakak tidur di sini?" tanya Dimas lembut.
"Tapi kak Rika..."
"Ssssttttt jangan bahas Rika bisa?" tanya Dimas yang sudah meletakkan ujung jarinya di bibir Sella.
" Kak nggak gini, aku nggak mau kak Rika salah paham, kakak bisa tidur di bawah, ada kamar tamu yang kosong kan? nanti aku beresin kamarnya kalau kakak nggak mau tidur bersama kak Rika"
"Sekali aja nggak boleh?" tanya Dimas lagi.
"Aku nggak mau timbul fitnah kak, kakak itu kakak ipar aku nggak pantes pria bersuami berkunjung malam-malam ke tempat wanita lain apa lagi iparnya, lagian kenapa kakak nggak tidur sama kak Rika? Kaka berantem?" tanya Sella yang sebenarnya penasaran dengan apa yang terjadi hingga Dimas tidak ingin tidur bersama Rika.
"Ya kakak berantem sama dia," ucap Dimas dengan pandangan menerawang jauh.
"Mau cerita?"
"Kamu siap mendengarnya?" tanya Dimas balik dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Sella.
"Karna Kakak kamu menolak aku sentuh," jawab Dimas, kemudian menoleh kearah Sella yang sudah menundukkan kepalanya risih.
"Aku ingin tidur disini hanya untuk mencari ketenangan, karena aku nyaman sama kamu."
"Maksud kakak?" tanya Sella yang sudah mendongakkan kepalanya.
"Nggak ada, ya udah aku keluar dulu," ucap Dimas kemudian mengangkat Sella dari pangkuannya dan meninggalkan Sella yang masih diam mencerna ucapan Dimas tadi hingga suara pintu tertutup membuyarkan pikirannya.
Dimas segera turun kebawah, pertengkaran dengan Rika membuatnya enggan kembali ke kamar, rasa kecewa pada Rika lebih dominan dari pada rasa keinginan menyentuhnya kembali.
Pria itu memilih untuk tidur di sofa ruang tamu dari pada di kamar tamu, keinginan yang berujung penolakan membuat Dimas butuh mengistirahatkan pikiran. Jiwa kelakian yang meminta ingin di tuntaskan pupus dengan kehampaan.
Dimas juga sadar saat dia melangkahkan kakinya ke kamar Sella adalah suatu kesalahan, dia tak ada niat untuk memanfaatkan adik iparnya, dimas hanya ingin mencari kenyamanan karena Dimas akui kedekatan dengan Sella telah membangkitkan rasa yang lain yang belum dapat Dimas artikan.
Pagi ini Sella sudah bangun lebih awal dari biasanya, dia tidak ingin kejadian tempo hari terulang lagi dan berujung terlambat ke sekolah. Sella menuruni tangga menuju dapur, tapi saat berada di ujung tangga matanya menangkan sosok Dimas yang pulas tertidur di sofa panjang. Ada rasa iba di hati Sella dan merasa tidak enak karena sudah menolak Dimas semalam, tapi itu yang terbaik dari pada harus menimbulkan fitnah karena tidak sepantasnya mereka berdua dalam satu kamar.
Sella meneruskan kembali langkahnya menuju dapur, gadis itu memulai kembali kesibukannya pagi ini, ditambah harus mengurus pakaian Rika dan segala keperluannya.
Rika melangkah menuju sofa ruang tamu saat melihat Dimas yang masih larut dalam mimpi.
Wanita itu mencoba membangunkan suaminya, pertengkaran yang terjadi akibat keegoisannya membuat rumah tangga mereka merenggang.
"Mas, bangun mas!"
"hhmmm." jawab Dimas seraya merenggangkan ototnya. Tidur di sofa tanpa mengenakan selimut membuat dirinya tidak enak badan.
"Ayo mas bangun, sudah aku siapkan handuk dan air hangat buat mandi kamu," ucap Rika.
"Sepertinya aku kurang enak badan, kamu hari ini bisa dirumah dulu temani aku?" tanya Dimas yang merasakan tubuhnya mulai kedinginan.
"Maaf mas nggak bisa, hari ini justru aku akan berangkat ke Belanda karna ada fashion show disana, aku harus mengurus semua modelku."
Tanpa menjawab penjelasan Rika, Dimas segera beranjak menuju kamar, melihat itu Rika segera mengikuti langkah Dimas, dia tau jika saat ini Dimas sedang marah.
"Mas, aku tau kamu marah, tapi hari ini penting banget buat aku mas, tolong kamu ngertiin aku," ucap Rika mencoba menjelaskan.
"Terus kamu pikir aku nggak penting?" tanya Dimas yang tidak terima dengan alasan Rika.
" Penting mas, tapi kerjaan aku juga sama pentingnya, aku akan minta Sella untuk temani dan mengurus kamu di rumah, ok?"
"Sella lagi, Sella lagi, selalu Sella, sebenarnya istri aku kamu atau Sella?" tanya Dimas dengan suara lantang.
"Dia bisa gantiin peran aku mas, lagian selama ini juga kamu nggak pernah keberatan dengan itu, kenapa sekarang kamu permasalahkan sich mas!"
"Karna kamu sudah melibatkan Sella terlalu jauh dalam rumah tangga kita," bentak Dimas.
"Karna dia yang bisa aku mintai tolong untuk membantu aku mengurus kamu mas, harus berapa kali lagi aku jelasin sama kamu mas!"
"Ok Sella yang akan gantiin peran kamu sebagai istri dan jangan salahkan aku jika suatu saat Sella yang akan menggantikan kamu juga di hati aku!" tegas Dimas.
deg
Sella yang menyaksikan pertengkaran kedua kakaknya di buat tercengang kala Dimas mengatakan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Samsia Chia Bahir
Istri yg tak besyukur 😥 Selidiki istrimu i2 dimas, jgn2 cumn alasan wae sibuk di butik, tpi sibuk selingkuh 😥😥😥😣😣😣
2024-02-27
2
Yuliana Purnomo
jgn jgn Rika ada main di luar,, jadi gak mau disentuh suami nya,,kog nampak banget siih
2024-02-09
0
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
bener ya disuruh gantiin peran nya mbak wkwk awas nanti cemburu sendiri 🤪
2024-02-08
0