2. Bingung

Aku yang sangat menyayanginya, begitu kecewa dengan sikap Ayahku.

Apa yang Ayah dan Tanteku lakukan, serta ucapan Ayah barusan, benar-benar sangat menyakiti hatiku.

Seketika aku tersadar, bahwa Ayahku telah berubah semenjak Dia ada bersama kami.

"Aku mau sekali bilang kejadian tadi sama Ibu," ucapku.

"Tapi Aku takut seperti yang Ayah bilang tadi, takut Ayah dan Ibu bercerai," ucapku sedih bahkan akupun menangis.

Akupun termenung dibawah pohon dekat rumahku.

Anak umur 7 tahun sedang memikirkan tindakan apa yang harus dilakukannya.

Bahkan Aku dipaksa untuk berpikir menjadi orang dewasa.

Yang ada dalam pikiranku saat itu hanya satu. Ibu dan Ayah tidak boleh bercerai.

Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak memberitahu Ibu apa yang baru saja terjadi.

...----------------...

Ibu akhirnya datang dari pasar. Ayah bahkan melirik aku dengan raut serius.

Mewanti-wanti aku agar tidak menceritakan kejadian tadi.

Bahkan aku takut dengan raut wajah yang sebelumnya tidak pernah aku lihat pada Ayah.

Aku berusaha melupakan kejadian itu bahkan sampai.............

"Ibu.." ucapku pada Ibu yang baru saja datang.

"Ini.." ucap Ibu seraya menunjukkan makanan yang sudah Dia belikan untukku dan Kakakku.

"Makasih ya bu," ucapku senang.

Aku melihat wajah Ibu yang penuh kasih terhadap kami.

Bahkan Ibu juga membelikan makanan kesukaan Tanteku.

Tapi aku tidak berdaya. Dan akupun tidak bercerita tentang apapun pada Ibuku.

...----------------...

Bulan berganti bulan.

Semenjak kejadian yang aku lihat, Ibu dan Ayahku mulai tidak akur.

Memang aku tidak pernah melihat mereka bertengkar, karena Ibu dan Ayah jika bertengkar selalu didalam kamar karena tidak mau anak-anaknya mendengar.

Tapi aku menyadari, Orangtuaku dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Hari itu tiba-tiba Ayahku datang kekamar untuk mencari Ibuku. Dan Ayah tidak menemukan Ibuku didalam kamar.

Kebetulan dirumah hanya ada Aku, Ayah dan Ibu.

Kakak dan Eva Tanteku sedang membawa Adikku jalan-jalan.

Lalu terdengar suara gedoran pintu.

Ternyata Ayah menggedor pintu kamar mandi.

"Sayang... Sayang... Buka pintunya," terdengar suara Ayah sedikit berteriak.

Tapi tak terdengar satu kalipun suara Ibuku.

Aku hanya berdiri melihat apa yang dilakukan Ayahku.

Saat itu karena umur terlalu muda, aku bahkan tidak berpikir mereka sedang bertengkar.

Karena memang tak terlihat.

Tapi apa yang terjadi.

Tiba-tiba Ayah masuk kekamar mandi sebelahnya dan berusaha naik dari atas batas kamar mandi untuk masuk kekamar mandi tempat Ibu berada untuk menyelamatkan Ibu.

Ayah keluar dari sana dengan menggendong Ibu.

Ternyata Ibuku pingsan.

Ibu berusaha bunuh diri dengan menelan Obat-obatan yang jumlahnya banyak sekali.

Akupun menangis ketakutan melihat Ibu tidak sadarkan diri.

"Ayah... Ibu kenapa..!" ucapku sedikit berteriak histeris melihat Ibu tak berdaya.

Ayah tak menjawab pertanyaanku.

Ayah berlarian kedapur untuk membuat secangkir susu untuk menawarkan obat ditubuh Ibu.

"Ibu bangun.. Bangun Bu..." ucapku yang hanya bisa menangis.

Bahkan aku tidak tau kejadian sebenarnya, jika disaat itu Ibu sedang pingsan karena Obat yang dikonsumsi.

Ayahpun tidak menjelaskan padaku apa yang sedang terjadi pada Ibuku.

Didalam keluargaku memang diterapkan seperti itu oleh Ayah dan Ibuku.

Kami tidak boleh tau urusan orang dewasa, karna masih anak kecil.

Jadi tidak akan ada penjelasan untuk kami anak-anaknya.

Bahkan Ayahku melarangku masuk kekamar mereka dengan alasan Ibuku sedang sakit dan harus beristirahat.

Itulah yang ku dengar dulu, Ibuku hanya sedang sakit sehingga pingsan dikamar mandi.

Bahkan aku tau kejadian sebenarnya setelah aku berumur cukup dewasa.

"Ibu.. Ibu kenapa kemarin?" tanyaku pada Ibu besoknya setelah bangun dari tidurnya.

"Gak apa-apa sayang, Ibu hanya kecapean." jawab Ibuku.

"Syukurlah kalau Ibu baik-baik saja," jawabku sambil memeluk Ibuku.

"Iya sayang," jawab Ibu seraya membalas pelukanku.

...----------------...

Namun selang beberapa hari, Aku terbangun dari tidurku.

Hari sudah sangat larut malam.

Terdengar suara keributan dari luar kamar. Ternyata Ibu dan Tanteku bertengkar hebat.

Bahkan aku tidak tau permasalahan mereka apa. Lagi-lagi aku tidak diberitahu.

Hanya tau mereka sedang bertengkar tanpa tau apa penyebabnya.

Besoknya bahkan Eva Tanteku diminta Ibuku untuk pulang kekampung halamannya.

Dan akhirnya Tanteku pulang kekampungnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1 tahun berlalu setelah kepulangan Tanteku Eva. Aku berpikir semua masalah sudah selesai.

Karena aku memang lagi-lagi tidak pernah melihat pertengakaran Orangtuaku.

Kalaupun bertengkar, aku tidak tau. Karena mungkin terjadi dikamar dan tidak bisa aku saksikan.

Tiba-tiba ayahku bilang:

"Sayang.. Aku ada tawaran pekerjaan baru di Perusahaan dekat kampung halamanmu," ucap Ayah pada Ibuku.

"Bagaimana menurutmu? Gajinya sangat tinggi."

"Aku diminta datang minggu depan," lanjut Ayahku.

Ibu yang mulai percaya pada Ayah pun menyetujui keberangkatannya.

Karena Ibu berpikir, tempat Ayah bekerja dekat dengan kampungnya sehingga jika Ibu menyusul Ayah diwaktu kami libur sekolah, Ibu bisa langsung kekampung halamannya.

Tiba waktunya Ayah untuk berangkat ketempat kerjanya.

"Ayah pergi dulu ya," pamit Ayah pada kami semua.

Kami pun memeluk Ayah.

"Hati-hati ya yah," ucap Kakakku.

"Kalau nanti Ayah pulang, bawa jajan yang banyak ya yah," ucapku menimpali perkataan Kakakku.

"Iya sayang.. Ayah berangkat ya," ucap Ayah sambil memeluk Ibu dan kami Anak-anaknya.

......................

Setahun berlalu sejak kepergian Ayah. Ibu baru saja mendapat kabar tidak mengenakkan hati.

Dan lagi-lagi aku saat itu tidak mengerti keadaannya. Hanya kakakku yang tau bahkan Dia juga tidak menceritakan itu padaku karna dilarang Ibuku.

Pada waktu itu, Ibu mendapat sebuah surat dari sepupunya. Dia mengabarkan jika disana Ayahku sering pulang kekampung Ibuku.

Dan dia merasa curiga jika Ayah dan Tanteku Eva ada hubungan gelap.

Menurut kesaksian Tanteku, Ayah sering pulang kekampung dan membagi-bagikan uang pada keluargaku tak terkecuali Eva Tanteku.

Bahkan didapatinya, Tanteku sedang memijat Ayahku. Yang menurutnya itu tidak pantas dilakukan Eva sebagai Adik Ipar.

Padahal disana banyak Adik-adik Ibuku yang lain karena kebetulan mereka 9 bersaudara dan Ibuku anak tertua.

Adik-adiknya yang lain pun menyaksikan tetapi tidak ada satupun yang menegur, karena mungkin sudah disuap Ayahku dengan uang.

Infonya seperti itu dari sepupu Ibuku.

Tiba-tiba Ibu datang kesekolahku. Dia langsung datang keruangan kepala sekolah.

Ternyata Ibu mengurus kepindahanku kekampung halamannya.

Setelah mengurus kepindahanku, Ibu mendatangi aku keruangan tempatku belajar.

"Nak.." panggil Ibuku.

"Loh Ibu kok ke sekolahku?" tanyaku pada Ibu.

"Iya nak, Ibu sedang mengurus kamu untuk pindah sekolah," jawab Ibu.

"Hah pindah sekolah Bu?" tanyaku terkejut dengan ucapan Ibu.

"Iya sayang, nanti kita pindah kekampung halaman Ibu," jawab Ibu padaku.

Tanpa tau apa yang terjadi, aku dibuat terkejut dengan pernyataan Ibu.

Bahkan pindahnya 1 minggu lagi.

Aku bahkan belum menyiapkan mentalku untuk pindah sekolah bahkan pindah tempat tinggal.

Ini terkesan sangat mendadak.

Aku pun sedih karena akan berpisah dengan teman-temanku yang sangat dekat denganku.

Dan lebih kagetnya aku, mulai besok Ibu sudah meminta izin agar aku sudah tidak bersekolah lagi.

Supaya kami dapat menyiapkan semua barang-barang untuk pindah rumah.

......................

Sepulang sekolah aku bertanya lagi sama Ibu karena masih seperti tidak percaya dengan ucapan Ibu tadi.

"Ibu benar aku akan pindah sekolah?" tanyaku lagi.

"Iya sayang, kita bahkan akan menetap dikampung halaman Ibu."

"Kamu akan sekolah disana, dan kita akan kumpul lagi bersama Ayah," ucap Ibu.

Mengingat setelah Ayah pergi bekerja kedaerah kampung halamam Ibu, Ayah baru pulang 2 kali selama 1 tahun ini.

"Baiklah Ibu kalau itu alasannya," jawabku pada Ibu.

Walaupun dihati ini sangat tidak setuju dengan keputusan Ibu, karena dikota tempat kami tinggal sekarang aku sangat bahagia.

Orang-orang sekitar bahkan teman-temanku sangat baik sekali.

Disini kota tempat aku dilahirkan dan dibesarkan. Bahkan ini sudah disebut dengan kampung halaman tempat aku dilahirkan. Sehingga berat untukku meninggalkan kota ini.

Tapi Ibu melakukan ini karena Ibu ingin menyelamatkan Pernikahan mereka.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!