Bab 15

sepeninggalan Fatahillah dan Yusuf, pak Umar serta yang lainnya masuk ke dalam rumah.

Hasan dibawa masuk ke dalam kamar karena keadaan laki-laki itu sebenarnya belum begitu pulih total.

"pak sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kita diserang oleh orang-orang yang berpakaian ninja...?" ibu Rosida bertanya

"bapak juga tidak tau bu, kenapa mereka begitu menginginkan bapak untuk mati. padahal bapak tidak punya masalah apapun kepada orang lain" pak Umar menjawab pertanyaan istrinya

"maaf pak, tapi menurut saya tidak mungkin orang-orang itu datang menyerang kalau tidak ada yang mereka inginkan dari bapak" Fauzan mencoba mengutarakan pemikirannya

"tapi mereka inginkan apa dari saya Zan" pak Umar memijit pelipisnya

"yang pastinya sesuatu yang pak Umar punya, seperti harta yang bapak miliki sekarang atau lebih dari itu. apa pak Umar tidak pernah tau mungkin ada saudara pak Umar yang iri dengan kekayaan bapak sekarang atau mungkin saingan bisnis pak Umar sendiri" pak Odir menimpali

"apa sekejam itu dunia bisnis sampai harus melenyapkan nyawa seseorang...?" ibu Rosida tentu merasa perkataan pak Odir tentang orang-orang yang menghilangkan nyawa seseorang hanya karena bersaing dalam bisnis adalah sesuatu yang gila menurutnya

"persaingan yang dilakukan dengan cara curang memang akan melakukan hal itu bu" pak Umar memberitahu istrinya

"coba bapak ingat-ingat, siapa saingan bisnis bapak yang menurut bapak begitu agresif dan ingin menjatuhkan bapak" ucap Fauzan

"entahlah, aku juga bingung memikirkan itu Zan. karena banyak kalangan pengusaha sukses yang bekerjasama dengan perusahaan kita dan aku tidak begitu membaca dan memperhatikan karakter mereka semua" ucap pak Umar

"tidak masalah kalau pak Umar tidak bisa mengingat mereka. tapi setelah ini kita harus lebih berhati-hati. orang yang mengincar pak Umar bukan hanya mempunyai pasukan yang banyak dan kuat tapi sepertinya juga, orang itu mempunyai ilmu sihir hitam. buktinya dia bisa menggendam para penjaga dan juga kita dibuat tidak sadar olehnya. untung saja ada Fatahillah yang menolong kita" timpal pak Odir

"benar, untung saja ada Fatahillah. pak, kita pekerjaan saja Fatahillah menjadi pengawal kita pak. dia bisa menjaga kita diperjalanan saat mengantar Hanum ke gunung Sangiran" ibu Rosida menatap harap suaminya

"bapak juga inginnya seperti bu, tapi.... Fatahillah memiliki tanggung jawab lain yang tidak bisa ia tinggalkan begitu saja. ibunya tidak mungkin ia tinggalkan seorang diri"

"sepertinya bukan hanya Fatahillah yang mempunyai ilmu sihir pak Umar, dokter Yusuf sepertinya juga memiliki kemampuan seperti Fatahillah. terlihat tadi, saya sempat melihat dia mengeluarkan kekuatannya untuk menghabisi para ninja itu" ucap pak Odir

"iya, saya juga sempat melihatnya. ternyata dokter Yusuf sama seperti Fatahillah

"kalau begitu kita meminta pertolongan kepada keduanya saja pak" ucap ibu Rosida

"kita bisa membicarakan itu nanti dengan Fatahillah dan Yusuf. sebaiknya sekarang kita istrahat. aku akan kembali ke kamar Hasan" pak Odir bangkit dan meninggalkan mereka

"kamu juga istirahatlah Zan" pinta pak Umar kepada Fauzan

"baik pak"

mobil Yusuf tiba di rumah Fatahillah. mereka keluar dari mobil, Fatahillah begitu tergesa-gesa ingin sampai di pintu rumah dan masuk ke dalam.

"assalamualaikum" Fatahillah mengucapkan salam kemudian membuka pintu

"ayo Yus" ajaknya kepada sahabatnya itu

Yusuf mendekat dan mereka berdua masuk ke dalam rumah. Yusuf duduk di ruang tengah sementara Fatahillah mencari keberadaan ibunya.

dibukanya pintu kamar sang ibu dengan pelan, rupanya malaikatnya itu sedang melaksanakan sholat. Fatahillah kembali ke ruang tengah.

Fatahillah mengajak Yusuf masuk ke dalam kamarnya untuk melaksanakan sholat karena sholat isya belum mereka kerjakan sementara sholat magrib waktunya telah berlalu.

setelah keduanya selesai, mereka pun keluar dari kamar dan duduk di rumah ruang tengah.

"Fatah, kamu sudah pulang...?" ibu Fatimah yang baru keluar dari kamar tamu langsung menyongsong mereka di sofa

"baru sampai bi" Fatahillah mencium tangan ibu Fatimah

"ini....?" ibu Fatimah mengingat-ingat Yusuf

"saya dokter Yusuf bi, sahabat Fatahillah. masa bibi sudah lupa dengan saya" Yusuf tersenyum dan mencium punggung tangan ibu Fatimah

"Oalah.... dokter Yusuf toh. maaf ya, bibi lupa. maklum sudah tua" ibu Fatimah tersenyum

"bibi masih cantik kok, tidak kalah sama ABG di luar sana" ucap Yusuf dengan bercanda

"helleh, tau aja kamu kalau bibi masih cantik" ibu Fatimah mencubit lengan Yusuf membuat dokter itu meringis namun terkekeh pelan

"kenapa lama sekali kalian pulangnya. dari tadi ibumu menunggu, sampai dingin makanan di atas meja. ibu mu belum makan, dia ingin makan bersama kamu" ibu Fatimah mengalihkan wajah ke Fatahillah

"kami ada urusan bi, kebetulan tadi Fatah membantu menyelesaikan pekerjaan saya makanya dia telat pulang" Yusuf mencoba menjawab agar Fatahillah tidak kebingungan mencari alasan untuk jawabannya

"Fatah" ibu Khadijah yang keluar kamar langsung menghampiri putranya

"bu" Fatahillah bangkit dan langsung memeluk ibu Khadijah

"ibu sudah sehat kan, tidak sakit lagi kan...?" Fatahillah membantu ibu Khadijah untuk duduk di sofa bersamanya

"Alhamdulillah, ibu sudah sehat. kenapa lama sekali...?" tanya ibu Khadijah

"Fatah tadi masih membantu saya bi, maafkan saya telah membuat Fatahillah terlambat pulang" Yusuf menjawab

"oh ada dokter Yusuf. bagaimana kabarnya dokter, seminggu ini dokter sudah jarang main ke sini" ibu Khadijah melihat Yusuf

"saya baru saja pulang dari luar kota kemarin bi" jawab Yusuf dan ibu Khadijah manggut-manggut

"kalian sudah makan...? kalau belum ayo kita makan bersama" ibu Khadijah menatap Fatahillah dan Yusuf bergantian

"belum Bu, kebetulan kami berdua belum makan. ayo, Fatah juga sudah sangat lapar"

"ya sudah, ayo"

"saya tidak ikut lagi ya mbak, soalnya sudah makan tadi" ibu Fatimah memberitahu

"kalau begitu buatkan cemilan untuk keduanya saja Imah, pisang masak ada di dapur" pinta ibu Khadijah

"baiklah, kalau begitu saya keluar beli minyak goreng dulu. tadi habis saat saya menggoreng ayam"

"bi, pakai uang Fatah saja" Fatahillah menahan langkah ibu Fatimah

"tidak perlu. simpan untuk uang Panai mu, carikan calon mantu untuk bibi dan ibumu agar nanti kami dapat menggendong cucu" selosor ibu Fatimah tersenyum menggoda Fatahillah sementara Fatahillah hanya menggaruk kepala jika sudah membahas masalah wanita

ibu Khadijah bersama Fatahillah dan Yusuf menuju ke meja makan. dengan telaten ibu Khadijah mengurus kedua laki-laki itu seperti anak kecil yang ia urus untuk mengambilkan makanan.

"mau lauk apa nak...?" ibu Khadijah bertanya kepada Yusuf

"ayam saja bu sama udang goreng" jawab Yusuf

ibu Khadijah mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Yusuf. ia juga mengambilkan makanan untuk Fatahillah.

mereka makan dengan sesekali bercerita tentang pekerjaan Yusuf dan juga calon pasangan kedua laki-laki itu.

"tidak ada yang mau sama saya bi. wajah pas-pasan seperti ini, para wanita tidak minat untuk mendekat" ucap Yusuf

"tidak ada yang mau atau kamu yang tidak mau" ibu Fatimah baru saja pulang dari membeli minyak goreng

ia segera mengambil pisang dan mengupasnya untuk ia goreng.

"menikah memang bukan perkara mudah, harus memilih calon yang benar-benar dapat mendampingi kita sampai tua. tapi ingat....jangan kelamaan milih-milih, nanti kalian berdua keburu tua" ucap ibu Khadijah

"doakan saja yang terbaik untuk kami berdua bu" timpal Fatahillah

"sama Zulaikha saja mau Yusuf, anak gadis ibu itu sekarang sudah besar" ucap Fatimah yang menggoreng pisang

"Zulaikha itu bagai bidadari yang turun dari kahyangan bi, sementara aku hanya pemuda biasa, mana mau dia sama aku" Yusuf menjawab sambil mengunyah makanannya

"Zulaikha masih kecil bi, baru juga kelas satu SMA. masa iya mau dijodohkan sama yang aki-aki" timpal Fatahillah enteng

"heh, siapa yang kamu bilang aki-aki...wajah tampan begini bisa-bisanya disamakan dengan aki-aki. umur aku saja satu tahun lebih muda dari kamu ya" Yusuf mengomel seperti Fatahillah tersenyum jahil

"memangnya berapa umur nak Yusuf sekarang...?" tanya ibu Khadijah

"30 tahun bu" jawab Yusuf

"wah umur segitu lagi mateng-matengnya atuh... Fatahillah umurnya 31. kalian berdua benar-benar akan jadi aki-aki kalau pilih-pilih pasangan" cerocos ibu Fatimah

"ya jangan sampai begitu juga kali bi. doakan anakmu ini cepat ketemu jodohnya Napa" ucap Yusuf

"semua rencana Allah, tidak ada yang tahu. semoga kedua anak ibu ini secepatnya dapat jodoh yang baik sampai ke Jannah-nya" ibu Khadijah bersuara lembut.

"aamiin" mereka mengaminkan doa wanita yang lembut itu

selesai makan, pisang goreng pun telah selesai digoreng oleh ibu Fatimah. mereka kembali berkumpul di ruang tengah dengan teh hangat dan pisang goreng yang masih panas.

"Imah, suamimu tidak akan marah kamu menginap di sini...?" tanya ibu Khadijah

"ya tidak toh mbak, lagipula aku juga kan jarang-jarang datang ke sini" ibu Fatimah menjawab

"tapi dari kemarin bibi sudah menjaga ibu, apa sebaiknya bibi Fatah antar pulang saja" ucap Fatahillah

"kemarin saat kamu belum pulang entah kemana, pamanmu sama Zulaikha datang bahkan menginap. tidak perlu cemas, kamu kan tau bagaimana sikap pamanmu sendiri itu. Zulaikha akan mengurus keperluannya, besok saja bibi pulang" timpal ibu Fatimah

"paman Imam sehat kan bi...?" tanya Yusuf

"Alhamdulillah sehat. kapan-kapan jalan-jalan ke rumah, dia pasti senang bertemu dengan kalian berdua"

"in shaa Allah bi, kalau ada waktu" jawab Yusuf

pukul 10 malam, Yusuf berpamitan untuk pulang namun ibu Khadijah menahannya agar laki-laki itu menginap di rumah mereka.

"tapi saya tidak membawa b

pakaian ganti bi"

"kan ada pakaian Fatahillah, kamu bisa memakai itu. lagi pula sering juga kan kamu menginap dan memakai baju Fatahillah" ucap ibu Khadijah

"nginap aja Yus, ada yang aku mau bicarakan sama kamu" ucap Fatahillah

"baiklah" Yusuf akhirnya setuju

mereka kembali bercerita hingga pukul 11 malam, ibu Khadijah dan ibu Fatimah menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat. sementara Fatahillah dan Yusuf masih di ruang tengah.

"aku tidak menyangka tadi itu kita seperti petarung hebat yang memberantas para penjahat" Yusuf bersandar di sofa

"bahkan aku pernah melawan mereka seorang diri" timpal Fatahillah

"oh ya...? kenapa bisa mereka mengincar mu...?" Yusuf menarik tubuhnya untuk duduk normal kembali

"mereka bukan mengincarku tapi mereka mengincar pak Umar" jawab Fatahillah

"apa yang mereka mau dari pak Umar. padahal selama ini, menurut kacamata penglihatanku, pak Umar orangnya baik"

"kalau menurut ku, mereka menginginkan sesuatu dari pak Umar. tapi saat aku tanya kepada pak Umar, dia juga tidak tau apa yang mereka inginkan darinya"

"bahkan sakit yang diderita putrinya, itu bukan sakit biasa. apakah keluarga pak Umar di kutuk oleh seseorang...?"

"entahlah. aku juga penasaran siapa yang mengirimkan santet kepada anaknya itu. bahkan Hasan dicelakai saat berencana akan mengantar Hanum untuk berobat"

ting

pesan masuk di ponsel Fatahillah. ia mengerutkan kening, siapa yang larut malam seperti ini mengirimkan pesan kepadanya.

karena di rasa penting, Fatahillah membuka pesan tersebut. nomor baru yang tidak ia kenal mengirimkan pesan kepadanya.

08xxx : tolong ayahku

Fatahillah membaca pesan tersebut dengan ekspresi yang menampilkan kebingungan di wajahnya.

"ada apa...?" Yusuf bertanya ketika melihat ekspresi wajah Fatahillah

"entahlah, sepertinya nomor kesasar" Fatahillah menyimpan ponselnya di atas meja

hanya berselang satu menit setelah terkirimnya pesan itu, ponselnya berdering.

Fatahillah dan Yusuf saling pandang, kemudian Yusuf mengkode agar Fatahillah mengangkat panggilan itu.

Fatahillah

halo

08xxx

mas, tolong... tolong ayah saya

Fatahillah

ini siapa

08xxx

saya yang kamu temui di rumah sakit saat salah masuk kamar. tolong ayah saya mas, tolong

saat itu juga Fatahillah mengingat wanita yang bercadar dengan ayahnya yang berada di rumah sakit, yang terkena guna-guna dari kiriman orang lain menurut penglihatan Fatahillah.

Fatahillah

sekarang kamu dimana

08xxx

di rumah sakit, saya mohon mas tolong datang selamatkan ayah saya

Fatahillah

jangan panik. masuk ke dalam kamar mandi terus berwudhu kemudian baca ayat kursi berulang-ulang kali di telinga ayahmu. saya akan ke sana sekarang juga

"Yus, antar aku ke rumah sakit"

"jam segini...? ngapain...?"

"nanti kamu juga akan tau, ayo cepat" Fatahillah bergegas dengan cepat

"kita tidak minta izin sama ibumu dan bibi Fatimah...?"

"tidak perlu, mereka sudah tidur"

Yusuf menyusul Fatahillah yang sudah berjalan terlebih dahulu. di malam yang selarut itu, mobil Yusuf kembali dikemudian dan meninggalkan rumah Fatahillah menuju rumah sakit.

"rumah sakit mana...?" tanya Yusuf

"tempat kamu kerja" jawab Fatahillah

"memangnya yang menelpon kamu siapa sampai kita harus keluar larut malam seperti ini"

"seorang wanita"

ciiiiiit

Yusuf dengan spontan menginjak rem mobilnya secara mendadak. untung saja mereka memakai sabuk pengaman sehingga keduanya aman-aman saja.

"gila kamu, mau bikin kita mati ya"

"hanya karena seorang wanita kamu jadi terlihat khawatir seperti ini...?" Yusuf menelisik wajah Fatahillah

"ck, bukan seperti itu. itu semua tidak seperti yang kamu pikirkan. cepat jalankan kembali mobilmu. dia butuh pertolongan kita"

"pertolongan apa pertolongan...?" Yusuf menaikkan satu alisnya

"Yus, ini menyangkut nyawa seseorang. ayolah, nanti juga kamu akan tau saat tiba dan melihat"

"oke...oke" Yusuf menjalankan mobilnya kembali

Fatahillah menyuruh sahabatnya itu untuk melajukan kendaraannya karena waktu mereka sangat terdesak.

setibanya di rumah sakit, tanpa aba-aba Fatahillah langsung berlari masuk meninggalkan Yusuf yang masih di dalam mobil.

"woi, tungguin Napa" Yusuf keluar dan ikut berlari masuk

Fatahillah menuju ke ruang rawat dimana ibunya di rawat dan sekarang orang lain yang menempati tempat itu. namun saat membuka pintu, tidak ada siapapun di dalam.

Fatahillah menghubungi nomor wanita yang menghubunginya tadi, sedang Yusuf baru saja tiba menghampirinya.

Fatahillah

kamu dimana

08xxx

jalan setapang nomor 12, datanglah di tempat itu

Fatahillah

bukannya tadi kamu bilang sedang berada di rumah sakit

"Zelina, bacakan terus doa di telinga bapak" suara laki-laki terdengar

"iya mas" wanita itu menjawab

Fatahillah

halo.... halo

08xxx

temui kami di alamat itu. kami sengaja meninggalkan rumah sakit karena orang-orang kiriman pamanku akan datang mencelakai ayah

Fatahillah

baiklah, saya ke sana

"kemana lagi...?" tanya Yusuf karena Fatahillah meninggalkan ruangan yang dibuka pintunya tadi

"ke jalan setapang nomor 12" jawab Fatahillah

buuuk

karena terburu-buru, Fatahillah menabrak seseorang. bukan hanya seseorang tetapi ada beberapa orang yang berada di belakang orang yang ia tabrak itu.

"maaf mas saya bersalah. mas tidak apa-apa...?" Fatahillah bertanya sopan

"tidak" jawab singkat dan datar laki-laki itu kemudian berlalu pergi bersama orang-orang yang ada di belakangnya sementara Fatahillah dan Yusuf masih di tempat mereka melihat orang-orang itu berjalan sampai tidak terlihat oleh mata keduanya

"Yus, apa kamu merasakannya...?" Fatahillah bertanya tanpa menoleh

"hitam dan.... panas" Yusuf masih tetap menatap ke depan dimana yang ditatapnya sudah tidak terlihat sejak tadi

"ayo" ajak Fatahillah

mereka berdua balik kanan dan melangkah cepat menuju ke parkiran. kali ini Fatahillah yang menyetir karena dirinya benar-benar harus secepatnya sampai di tujuan. Yusuf duduk di sampingnya.

"Fatah, aku belum mau mati. belum merasakan nikmatnya surga dunia"

"siapa juga yang mau mati Yus" Fatahillah menjawab tenang

"cara mengemudi mu ini akan membawa kita ke alam baka" Yusuf tegang dan cemas

Fatahillah mengemudikan mobil Yusuf dengan kecepatan tinggi, jalanan yang lenggang karena larut malam membuat Fatahillah semakin bebas.

"percaya padaku saja" ucap Fatahillah

sepanjang perjalanan, Yusuf terus merapalkan doa dan beristighfar beberapa kali. cara Fatahillah mengendarai mobilnya akan membuatnya jantungan.

Terpopuler

Comments

Har Yanto

Har Yanto

amburadul critax,,muter 2 ga jelas,,dasar author gadungan

2024-01-26

0

Andalas 476

Andalas 476

biasanya ujung SUF yg d pake

2023-07-08

2

LANANG MBELING

LANANG MBELING

apakah yusuf ini temen seperjuangan dari fatah...
sakti juga tapi tetap di bawah fatah!!!

2023-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 71
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Bab 132
135 Bab 133
136 Bab 134
137 Bab 135
138 Bab 136
139 Bab 137
140 Bab 138
141 Bab 139
142 Bab 140
143 Bab 141
144 Bab 142
145 Bab 143
146 Bab 144
147 Bab 145
148 Bab 146
149 Bab 147
150 Bab 148
151 Bab 149
152 Bab 150
153 Bab 151
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 71
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Bab 132
135
Bab 133
136
Bab 134
137
Bab 135
138
Bab 136
139
Bab 137
140
Bab 138
141
Bab 139
142
Bab 140
143
Bab 141
144
Bab 142
145
Bab 143
146
Bab 144
147
Bab 145
148
Bab 146
149
Bab 147
150
Bab 148
151
Bab 149
152
Bab 150
153
Bab 151

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!