Bab 10

setelah melihat keadaan Hanum, pak Odir dan pak Umar juga ibu Rosida kini sedang berada di ruang keluarga. mereka harus mengambil keputusan yang terbaik untuk Hanum dan juga Hasan.

"bagaimana kalau Fauzan saja yang mengurus Hasan di sini, kita harus segera membawa Hanum ke desa itu pak. kasian Hanum jika dibiarkan terlalu lama" ibu Rosida memberikan usulnya

"maaf bu, saya tidak bisa meninggalkan Hasan begitu saja. sama halnya Hanum adalah anak ibu maka Hasan adalah keponakan saya yang sudah saya anggap seperti anak sendiri. sejak orang tuanya sudah tidak ada, sejak saat itu saya dan istri saya menjadi orang tua untuk Hasan" pak Odir memberikan alasannya

ibu Rosida menghela nafas panjang. bagaimanapun juga dirinya tidak bisa egois hanya memikirkan Hanum tanpa memikirkan keadaan orang lain.

"pak Umar tolong hubungi Fauzan, minta dia untuk menemui Fatahillah di rumah sakit. dia pasti bisa membantu kita seperti yang dikatakannya semalam di rumah sakit" pak Odir melihat pak Umar

pak Umar mengangguk dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Fauzan.

Fauzan

assalamualaikum pak, ini saya lagi di jalan menuju ke rumah bapak

pak Umar

kamu ke rumah sakit saja Zan, tolong temui Fatahillah dan bilang padanya kita membutuhkan bantuannya secepatnya

Fauzan

apa terjadi sesuatu dengan Hasan pak...?

pak Umar

tidak, tapi ini keadaan yang mendesak. kita tidak boleh menundanya lagi

Fauzan

baiklah, saya akan ke rumah sakit sekarang

setelah berbicara dengan pak Umar lewat panggilan telepon, Fauzan memutar balik mobilnya dan menuju ke rumah sakit.

Fatahillah saat ini sedang menyuapi ibunya makan. namun kegiatannya itu terhenti saat ponselnya yang ada di atas meja bergetar.

"angkat dulu nak, mungkin saja penting" ucap ibu Khadijah

"sebentar ya bu" Fatahillah meminta izin untuk mengangkat telpon dan ibu Khadijah mengangguk

saat melihat siapa yang menghubunginya, Fatahillah segera mengangkat telpon dari adik ibunya yang berarti adalah bibinya sendiri. di layar ponsel tertulis nama bibi Fatimah

Fatahillah

assalamu'alaikum bi

bibi Fatimah

wa alaikumsalam. Fatah, kamu dan ibumu kemana...? kenapa rumah dikunci tidak ada orang

Fatahillah

astaghfirullah, Fatah lupa memberi tahu bibi

Fatahillah menepuk jidatnya karena dirinya lupa mengabari ibu Fatimah kalau kakaknya sedang sakit dan di rawat di rumah sakit

bibi Fatimah

lupa bagaimana nak, kalian kemana. ini bibi mau membawakan makanan untuk kalian kebetulan bibi masak banyak

Fatahillah

kami di rumah sakit bi

bibi Fatimah

loh siapa yang sakit, kenapa tidak mengabari bibi

Fatahillah

maaf ya bi, Fatah benar-benar lupa. sekarang kami di rumah sakit karena ibu terkena demam berdarah

bibi Fatimah

ya sudah, bibi ke rumah sakit sekarang

ibu Fatimah mematikan panggilannya dengan cepat dan bergegas menuju ke rumahnya untuk memberitahu anaknya agar mengantarnya ke rumah sakit.

"bibi Fatimah ya Fatah...?" ibu Khadijah bertanya

"iya bu, dia mau ke sini. sekarang ibu lanjut makan ya" Fatahillah kembali menyuapi ibunya

"kamu tidak mengajar hari ini nak...?"

"tidak bu, kalau ibu sudah pulang ke rumah baru Fatah mengajar"

Fatahillah adalah seorang dosen di salah satu universitas negeri di kota itu.

setelah menyuapi ibunya makan, Fatahillah memberikan obat kepada ibu Khadijah untuk ia minum kemudian membaringkan kembali ibunya agar ibu Khadijah beristirahat.

ting

satu pesan masuk di ponsel milik Fatahillah. ia segera mengambil benda pipih itu dan beranjak ke sofa. ada beberapa pesan yang masuk, dari teman sesama dosen, mahasiswa yang dibimbingnya dan juga dari salah satu wanita yang ia antar pulang kemarin.

Fatahillah membuka pesan temannya dan juga mahasiswa yang mencarinya.

Adipati : dimana kamu, nggak ngajar kah...?

Fatahillah mengetik pesan yang akan ia kirim kepada temannya itu. setelah membalas pesan Adipati, ia membuka pesan mahasiswa bimbingannya.

bimbingan Darvin : pak saya mau konsul skripsi, apa bapak ada waktu

Fatahillah : lain kali saja, saya sedang di rumah sakit

Anisa : lagi dimana mas...?

saat membaca pesan dari Anisa, Fatahillah melihat beberapa menit pesan itu tanpa berniat untuk membalasnya. namun ternyata pesan dari wanita itu masuk lagi.

Anisa : kenapa hanya dibaca tidak dibalas

akhirnya Fatahillah pun mulai mengetik untuk membalas pesan Anisa.

Fatahillah : di rumah sakit, ibu sakit demam berdarah

cek lek

"assalamualaikum" pintu terbuka, Fauzan baru saja datang

"wa alaikumsalam, Fauzan" Fatahillah berdiri menyambut laki-laki itu

"maaf Fatah tidak sempat mengabari karena saya tidak punya nomor telepon mu"

"tidak mengapa saya senang kamu datang. duduklah" keduanya duduk di sofa

"bagaimana dengan Hasan...?" tanya Fatahillah

"itulah alasan saya datang mengganggu mu pagi ini"

"sama sekali tidak mengganggu mas. ada apa...?"

"saya tidak tau apa yang terjadi di rumah pak Umar namun beliau memberitahu saya untuk datang menemui kamu dan mengatakan kalau mereka membutuhkan bantuan kamu secepatnya. sepertinya terjadi sesuatu di sana namun saya juga belum tau apa itu karena saya baru saja dari rumah"

dalam keadaan seperti itu, Fatahillah menjadi bingung. dirinya tidak mungkin meninggalkan ibunya seorang diri namun di tempat lain Hasan harus segera ia tolong.

melihat raut wajah Fatahillah yang bingung untuk mengambil keputusan, Fauzan pun mengambil sikap.

"saya tau keadaan kamu, kalau begitu saya akan beritahu pak Umar kalau kamu belum bisa membantu" Fauzan hendak mengambil ponselnya namun saat itu juga pintu ruangan itu terbuka

"bibi" Fatahillah tersenyum sumringah saat ibu Fatimah datang

"bagaimana keadaan ibumu, dia baik-baik saja kan...?" ibu Fatimah menghampiri kakaknya yang tertidur di ranjangnya

"sudah membaik bi, Alhamdulillah bibi datang. Fatah boleh minta tolong tidak bi...?"

"ada apa, kamu kalau ada perlu di luar maka pergilah, bibi akan menjaga ibumu di sini" ibu Fatimah seakan tau kalau keponakannya itu mempunyai urusan penting

"iya bi saya harus mengerjakan sesuatu dengan teman saya ini. minta tolong ya bi jaga ibu sebentar" ucap Fatahillah

"jangan risau nak, selesaikan dulu urusanmu ibumu biar menjadi urusan bibi"

Fatahillah merasa lega. ia kemudian mendekati ibunya yang masih tertidur dan mencium keningnya. setelah itu ia berpamitan kepada ibu Fatimah. Fatahillah mencium tangan ibu Fatimah begitu juga dengan Fauzan. kedua laki-laki itu meninggalkan rumah sakit dan segera menuju ke rumah pak Umar.

di tempat lain seorang laki-laki yang tidak berdaya, sedang dalam keadaan terikat kedua kaki dan tangannya. di tempat itu sangat berbeda dari biasanya, tidak ada orang pun di sekitarnya. laki-laki itu berada di sebuah gubuk di tengah hutan. dialah Hasan, yang entah siapa menarik jiwanya dan mengurungnya di tempat yang tidak bisa dijangkau oleh manusia lain. tubuh Hasan sudah penuh dengan luka dan goresan.

bibirnya mengering dan sudah mengelupas. Hasan tidak memakai baju, hanya celana yang melekat di tubuhnya. keadaannya sekarang benar-benar sangat mengenaskan.

"kamu masih tidak ingin bicara dimana dia menyimpan apa yang aku tanyakan tadi...?" seseorang mencengkeram wajah Hasan

"huh" Hasan tersenyum tipis dan mengejek orang itu

"kamu kuat dan punya power kan. harusnya tanpa menculik jiwaku, kamu bisa mendapatkan apa yang kamu cari" Hasan menatap sinis ke arah orang itu

"rupanya kamu memang seseorang yang loyalitas. Umar akan rugi kehilangan orang sepertimu dan memang kamu sudah dianggap mati oleh mereka"

Hasan tidak menggubris orang itu. yang ada dalam pikirannya sekarang adalah dirinya tidak bisa lagi berkumpul dengan keluarganya. pasti tubuhnya sudah dikuburkan oleh pamannya, hal itu membuat Hasan sangat terluka.

"nikmati penderitaan mu di sini" orang itu pergi meninggalkan Hasan seorang diri

Fatahillah dan Fauzan telah tiba di rumah pak Umar. mobil Fauzan parkir di garasi dan keduanya keluar dari mobil.

mereka masuk ke dalam rumah dimana di ruang tamu pak Umar, pak Odir dan ibu Rosida sudah menunggu mereka sejak tadi. sebelum berangkat dari rumah sakit, Fauzan telah menghubungi pak Umar bahwa mereka akan segera ke rumah bosnya itu.

"Fatah, maaf kami mendesak mu datang kemari" ucap pak Odir

"tidak apa-apa pak, sekarang saya ingin melihat Hasan" jawab Fatahillah

mereka segera ke kamar yang ditempati Hasan. di dalam kamar, Hasan seperti seseorang yang sedang tidur namun bedanya kini laki-laki itu jiwanya yang tidak lagi bersama dengan tubuhnya.

"saya akan mencari jiwa Hasan" ucap Fatahillah

"caranya...?" tanya pak Umar

"lepas raga" jawab Fatahillah

"kamu akan mati seperti Hasan...?" pak Umar kaget

"tidak pak, meskipun jiwa saya keluar dari tubuhku namun keadaan saya tidak sama seperti Hasan"

"saya meminta kamar ini di kosongkan dan hanya ada saya serta Hasan di dalam kamar ini. saya akan mengunci kamar ini dari dalam. siapapun tidak boleh ada yang masuk ke dalam kamar sebelum saya keluar dari kamar ini" Fatahillah menjelaskan

"hati-hati Fatah, kami percaya padamu untuk membawa Hasan kembali" pak Odir sangat berharap kepada pemuda itu

setelah mendapat syarat dari Fatahillah, mereka kemudian keluar dari kamar itu. tersisa Fatahillah dan Hasan di dalam kamar. Fatahillah masuk ke kamar mandi dan berwudhu kemudian melakukan sholat dua rakaat. ia meminta pertolongan kepada yang Maha Kuasa agar diberikan perjaka yang mudah untuk dirinya menyela Hasan.

setelah melakukan sholat dua rakaat, Fatahillah duduk bersila di pojok kamar. ia kemudian menutup mata dan bibirnya membaca sesuatu hingga kemudian yang terjadi selanjutnya jiwanya keluar dari raganya.

Fatahillah melihat tubuhnya masih duduk bersila dalam keadaan menutup mata, ia juga melihat tubuh Hasan yang terbaring di atas ranjang.

"bismillah"

Fatahillah langsung menghilang di kamar itu dan dirinya tiba-tiba saja sudah berada di tengah hutan.

Fatahillah melangkah mengikuti instingnya, hutan yang sangat luas dan banyak makhluk gaib sebagai penghuni hutan itu. beberapa dari mereka menatap tajam Fatahillah, bahkan ada yang menghadang dirinya dan mengepung pemuda itu.

"saya tidak punya urusan dengan kalian" ucap Fatahillah

tidak mendengarkan ucapan Fatahillah, mereka yang berwajah mengerikan itu langsung menyerang Fatahillah. tentu saja Fatahillah tidak tinggal diam, ia melawan dan membuat satu persatu makhluk-makhluk itu mengerang kesakitan dan hilang seperti debu.

Fatahillah kembali melangkah. dia menyusuri hutan itu dan beberapakali bertemu dengan penghuni hutan itu. ada yang takut dengan kedatangan Fatahillah namun ada juga yang menyerangnya dan ingin menyakiti dirinya.

hingga kemudian dirinya bertemu dengan seseorang yang sangat dikenalnya di hutan itu. seorang wanita sedang berdiri tegak dan tersenyum hangat ke arahnya.

"ibu"

Fatahillah memanggil wanita itu, wanita yang sangat mirip dengan wajah ibunya.

"kemari nak" ibu Khadijah memanggil Fatahillah

ibu Khadijah adalah wanita yang sangat tidak bisa dilukai oleh Fatahillah. jangankan melukai, melihatnya menangis saja Fatahillah langsung mengutuk dirinya sendiri.

"kemari lah nak" ibu Khadijah masih tetap memanggil Fatahillah

Fatahillah seakan terhipnotis segera melangkah mendekati ibunya. tangan wanita itu sudah terulur untuk menggapai tangan Fatahillah.

Fatahillah tersenyum dan semakin dekat dengan ibu Khadijah. tangannya terangkat dan akan menggapai tangan ibu Khadijah. namun sedetik kemudian senyuman Fatahillah terganti dengan seringai yang mengerikan.

"kami pikir dengan berubah menjadi wujud ibuku, kamu bisa mengelabui ku makhluk hina" Fatahillah menyeringai

wanita itu kaget dan dengan cepat menarik tangannya namun terlambat, Fatahillah dengan cepat menangkap tangan wanita itu dan menggunakan kekuatannya sehingga wanita itu terbakar seketika.

teriakan wanita itu menggema di hutan itu. hingga kemudian wanita itu berubah menjadi makhluk yang mengerikan dan hilang seperti debu.

Terpopuler

Comments

warkop Teteh kuningan

warkop Teteh kuningan

sampe kagheeet akuuu,,kirain ibunya jahat ada d hutan.

2023-11-07

2

Erna

Erna

luar biasa ilmu fatahila,,,,,pantas fatahila tundu patuh dg ibuny,,,,,krn itu persaratan utama menyambut ilmu yg di pegang fatah,,,,sok tahu ak ya

2023-04-27

3

V3

V3

smg Fatah bisa menemukan jiwa nya Hasan

2023-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 71
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Bab 132
135 Bab 133
136 Bab 134
137 Bab 135
138 Bab 136
139 Bab 137
140 Bab 138
141 Bab 139
142 Bab 140
143 Bab 141
144 Bab 142
145 Bab 143
146 Bab 144
147 Bab 145
148 Bab 146
149 Bab 147
150 Bab 148
151 Bab 149
152 Bab 150
153 Bab 151
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 71
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Bab 132
135
Bab 133
136
Bab 134
137
Bab 135
138
Bab 136
139
Bab 137
140
Bab 138
141
Bab 139
142
Bab 140
143
Bab 141
144
Bab 142
145
Bab 143
146
Bab 144
147
Bab 145
148
Bab 146
149
Bab 147
150
Bab 148
151
Bab 149
152
Bab 150
153
Bab 151

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!