Bab 14

sebarapapun Fatahillah berusaha menghancurkan pagar gaib itu, namun ternyata usahanya hanya sia-sia belaka. bahkan tenaganya terkuras banyak hanya untuk pagar gaib itu.

"sial, kuat sekali pagar gaib ini" Fatahillah kelelahan dengan nafas yang memburu, keringat telah membasahi bajunya

"Langon"

goaaaaarrrrr

harimau putih datang dan menghampirinya, bermanja di kaki Fatahillah.

"kamu menemukan orang yang kamu kejar itu...? Fatahillah berjongkok dan mengelus kepala harimau putih

harimau putih menggeleng pertanda orang yang ia kejar saat menyelamatkan Hasan di alam gaib tidak ia temukan.

"tidak apa-apa, sekarang bantu aku membuka pagar gaib ini ya"

goaaaaarrrrr

Fatahillah kembali berdiri, ia membaca mantra dan keluarlah keris di telapak tangannya. Kerispatih miliknya yang diwariskan kakek Halim untuknya.

"kamu siap Langon...?"

goaaaaarrrrr

"baiklah, mari kita mulai. gunakan kekuatanmu untuk membantuku"

Fatahillah kembali konsentrasi. dirinya bersama harimau putih menghadap ke arah rumah besar di hadapannya. ia kemudian menggunakan kekuatan dari Kerispatih dan sebagian kekuatannya ia gabungkan dengan kekuatan keris itu.

harimau putih mengeluarkan cahaya putih dari tubuhnya hingga disekitar mereka terang benderang karena cahaya milik harimau putih.

"serang" Fatahillah memberi perintah

Fatahillah mengarahkan kerisnya ke depan, sihir dari keris itu keluar bergabung dengan kekuatan miliknya sementara harimau putih melesatkan cahayanya ke pagar gaib itu.

ddduuuaaaar

ddduuuaaaar

dua kali ledakan terdengar, pagar gaib terbuka namun Fatahillah harus terpental jauh. untungnya harimau miliknya menahan tubuhnya sehingga tuannya tidak menabrak tembok dinding yang tinggi sebagai pembatas dengan rumah yang lain.

"terimakasih Langon" Fatahillah bangun dan memeluk peliharaannya itu

"kamu berjaga di luar ya, aku akan masuk ke dalam" ucap Fatahillah dan harimau putih menganggukkan kepalanya

Fatahillah berlari masuk ke dalam rumah. suasananya begitu sepi dan mencekam. ia mencari keberadaan pak Umar, ibu Rosida, Hanum, Fauzan, Hasan serta dokter Yusuf yang tadi datang ke tempat itu untuk memeriksa kembali Hasan.

ia memeriksa ke kamar Hasan karena Fauzan menghubunginya, seakan memberitahu bahwa Hasan dalam bahaya meskipun Fauzan belum sempat mengatakan yang sebenarnya karena panggilannya langsung terputus.

tangan Fatahillah membuka pintu kamar Hasan. ia tidak bisa membukanya karena terkunci dari dalam. lebih tepatnya seseorang menggunakan sihir untuk mengunci pintu itu agar siapapun tidak bisa membukanya.

Fatahillah menaruh tangannya di daun pintu kemudian membaca sesuatu. keluar cahaya biru dari telapak tangannya menyinari seluruh daun pintu tersebut dan

braaaakkk

satu tendangan membuat pintu itu terbuka lebar. di dalam kamar, Hasan sedang mencekik leher pak Umar. kedua kaki laki-laki itu sudah tidak berinjak di lantai.

buaaaak

praaaaaang

dugh

Fatahillah menendang punggung Hasan sehingga laki-laki itu menabrak meja yang diatasnya ada gelas berisi air. gelas itu jatuh dan pecah berserakan di lantai. sementara Hasan tersungkur ke dinding kamar.

pak Umar jatuh ke lantai dengan nafas yang tersengal-sengal dan terbatuk-batuk. matanya memerah mengeluarkan air.

"bapak tidak apa-apa...?" tanya Fatahillah

"tidak apa-apa, terimakasih sudah menolong saya" pak Umar mencoba mengatur nafasnya

Hasan kembali menyerang keduanya dengan pecahan gelas yang ia ambil di lantai. Fatahillah menangkis serangan itu, mata mereka saling bertatapan. dapat Fatahillah lihat, mata Hasan berwarna hitam pekat tanpa ada warna putih dimatanya. kini ia tau kalau Hasan sedang dirasuki.

"pak keluar dari sini" perintah Fatahillah kepada pak Umar

pak Umar patuh dan berdiri meninggalkan kamar itu, sementara Fatahillah masih melawan Hasan.

"audzubillahi minasyaitonirrajim bismillahirrahmanirrahim" Fatahillah memegang kepala Hasan berniat mengeluarkan sosok jahat yang bersemayam di tubuh laki-laki itu

"aaaaagghhh" teriakan Hasan melengking, ia mendorong Fatahillah menjauh darinya kemudian berlari ke luar kamar

Fatahillah bangkit dan mengejar Hasan, rupanya di luar keadaan sedang tidak baik-baik saja.

rumah itu dipenuhi dengan awan yang gelap, mendung seperti akan hujan badai. Fatahillah melihat ibu Rosida ingin menggantung dirinya sendiri. wanita itu tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.

Fatahillah hendak menolong ibu Rosida namun ternyata ia juga melihat Fauzan akan menggorok lehernya sendiri dengan pisau dapur.

Fatahillah mengeluarkan sihirnya, dan menyerang Fauzan. Fauzan tersungkur ke lantai dan pisau yang ia pegang terlepas dari tangannya. Fauzan marah dan melempar pisau yang ia pegang tadi ke arah Fatahillah. namun pisau itu tidak menyentuh Fatahillah karena harimau putih menangkapnya menggunakan mulutnya.

"Langon, tolong urus dia...aku harus menyelamatkan yang lain"

goaaaaarrrrr

Fauzan menjadi urusan harimau putih sementara Fatahillah buru-buru menyelamatkan ibu Rosida yang sudah menggelepar seperti ayam karena lehernya yang diikat tali.

Fatahillah menurunkan ibu Rosida, wanita itu melawan namun Fatahillah memukul tengkuk ibu Rosida sehingga dirinya pingsan seketika.

"Fatah" Yusuf datang menghampiri Fatahillah

"Yus, kamu tidak terkena sihir...?" tanya Fatahillah setelah membaringkan ibu Rosida di sofa

maksud dari Fatahillah adalah apakah Yusuf tidak terkena sihir yang dapat membuat dirinya kehilangan akal dan kendali sehingga sihir itu dapat mengendalikan dirinya dan membuat diri mereka bunuh diri seperti yang akan dilakukan Fauzan dan ibu Rosida

"aku sudah merasakan sihir itu saat datang tadi dan kamu pulang. makanya itu aku bersiap membentengi diriku dengan kemampuan yang aku miliki. walaupun hampir saja aku terkena seperti yang lain, tapi untungnya dengan dzikir Tuhan menyelamatkan aku. sekarang kita harus mencari yang lain. Hanum aman bersama paman Odir, tapi Hasan aku tidak melihat keberadaannya"

"bukannya tadi kamu datang ingin memeriksa keadaan Hasan...?"

"sudah aku periksa, dan setelah memeriksa Hasan, aku ke kamar Hanum hingga tidak berapa lama mereka semua menjadi aneh"

"lalu dimana pak Odir dan pak Umar...?"

"itu dia yang aku tidak tau. Hasan pun tidak terlihat"

"tadi Hasan hampir saja membunuh pak Umar, untungnya aku datang tepat waktu"

"kita tidak bisa berdiam diri, kita harus mencari mereka"

goaaaaarrrrr

"Langon, dimana Fauzan...?" Fatahillah mendekati harimau putih yang datang menghampiri mereka

harimau putih itu mendorong tubuh Fatahillah agar berjalan ke depan. Fatahillah yang paham jika harimau miliknya itu ingin ia mengikutinya.

"Fatah, sepertinya dia ingin kita mengikutinya" ucap Yusuf

"baiklah, antar aku kemana tujuanmu" ucap Fatahillah kepada harimau putih

harimau putih berlari ke arah luar, Fatahillah dan Yusuf mengikutinya. tiba di luar mereka dihadapkan dengan para ninja yang sudah berada di halaman depan rumah. pak Odir dan pak Umar rupanya sudah berada di depan itu, sementara Hasan yang masih di rasuki berada di depan pasukan para ninja itu.

"Hasan, apa yang kamu lakukan...kenapa bersama dengan mereka...?" pak Odir bertanya kepada keponakannya itu

"pak, dia bukan Hasan. dirinya dirasuki, lihatlah matanya, itu bukan mata milik orang biasa" Fatahillah datang bergabung bersama pak Umar dan pak Odir

Anto yang menjadi satpam dan beberapa penjaga lainnya masih seperti tadi keadaan mereka. berdiri diam karena terkena gendam.

pak Odir memperhatikan mata Hasan yang berwarna hitam penuh tanpa ada warna putih. Hasan tersenyum menyeringai dengan mimik yang menakutkan.

"apa tujuan kalian datang ke tempat ini...?" tanya pak Umar

"tentu saja kami datang untuk mengambil nyawamu Umar" Hasan menjawab dengan suara yang terasa berat, bukan suara asli laki-laki itu

"maka kalau begitu bermimpilah dulu sebelum mengambil nyawaku" jawab pak Umar

"serang" Hasan memberikan perintah

para ninja itu mengepung keempatnya. pak Umar, pak Odir, Fatahillah dan Yusuf bersiap dengan punggung mereka yang saling bertemu.

"hiyaaaaaa"

bugh

satu pukulan yang dilayangkan Fatahillah membuat salah satu ninja itu langsung terkapar dan mati ditempat.

para ninja yang lain begitu kaget, hanya satu pukulan membuat teman mereka mati seketika dengan dada yang terluka.

"kurang ajar"

pedang samurai mulai mereka hunuskan. Fatahillah mengeluarkan kerisnya sementara yang lain menggunakan tangan kosong karena tidak mempunyai senjata untuk digunakan sebagai perlindungan.

Fatahillah mengincar Hasan, ia harus mengeluarkan sosok yang merasuki tubuh laki-laki itu. sementara Hasan mengincar pak Umar. sosok yang merasuki tubuhnya memang berniat untuk membunuh pak Umar.

Hasan menebaskan samurai miliknya ke arah pak Umar. untungnya Fatahillah menangkis dengan kerisnya dan memukul mundur Hasan.

"pak, pakai ini" Fatahillah memberikan kerisnya kepada pak Umar

"lalu kamu bagaimana...?" pak Umar ragu untuk mengambil keris itu

"yang mereka incar adalah bapak, keris itu akan melindungi bapak. buat lingkaran menggunakan keris itu dan masuk ke dalam lingkaran itu, pagar gaib dari keris itu tidak akan bisa membuat mereka untuk menyentuh bapak"

pak Umar akhirnya mengambil keris itu. karena dirinya yang memang tidak begitu pintar dalam bela diri, maka dari itu Fatahillah melindungi pak Umar dengan caranya sendiri.

sementara pak Odir dan Yusuf yang memang ahli bela diri, mereka berdua menghabisi satu persatu para ninja itu.

pak Umar melakukan seperti yang dikatakan Fatahillah. ia membuat garis lingkaran dengan keris milik Fatahillah kemudian dirinya masuk ke dalam lingkaran itu.

benar saja, pagar gaib dari keris itu dapat melindungi dirinya. para ninja itu yang berusaha untuk mencelakai pak Umar langsung terpental saat mengenai pagar gaib tersebut.

"harusnya kamu tidak ikut campur anak muda" Hasan menatap tajam Fatahillah

"saya tentu tidak akan berdiam diri hanya melihat ada orang yang terancam nyawanya karena makhluk hina seperti mu" Fatahillah menatap dingin laki-laki yang berdiri beberapa meter di depannya

"kamu tidak tau sedang berurusan dengan siapa anak muda. setelah ini hidupmu tidak akan pernah aman kemanapun kamu pergi"

"saya punya Tuhan yang akan melindungi kemanapun saya pergi. lebih baik keluar dari tubuh laki-laki itu"

"hahaha, siapa kamu berani memerintah ku"

"jika kamu tidak mau maka akan aku keluarkan kamu dengan cara yang kasar"

"silahkan saja jika kamu bisa"

Fatahillah mengeluarkan sesuatu dari lehernya. ia mengambil tasbih miliknya yang ia jadikan sebagai kalung.

"kamu ingin melawanku dengan benda murahan seperti itu...?" Hasan tersenyum mengejek

"saya akan perlihatkan kepadamu bagaimana benda ini membuatmu teriak kesakitan" Fatahillah tersenyum tipis

Hasan berlari menyerang, Fatahillah pun maju melawan. tinju keduanya sama-sama bertemu, namun Hasan kesakitan karena Fatahillah melilitkan tasbih miliknya di tangannya.

"bagaimana, sakit bukan...?" Fatahillah tersenyum simpul

"hhh, tidak semudah itu untuk mengalahkan ku anak muda" Hasan menyeringai

peratarungan diantara keduanya kembali terjadi. baik Fatahillah maupun Hasan, kekuatan mereka sama-sama seimbang.

Hasan mengeluarkan sihir di telapak tangannya. asap hitam mengepul di kedua tangan Hasan. ia melesatkan asap itu ke arah Fatahillah.

Fatahillah membentengi dirinya dengan duduk bersila dan berdzikir. banyaknya asap yang itu yang menyerangnya hanya terpental dan kembali menyerang tuannya.

Hasan menghindar dari serangannya sendiri. suara ledakkan terdengar lagi. saat Hasan masih sibuk menghindari sihirnya yang balik menyerang dirinya sendiri, saat itu juga Fatahillah melesat cepat ke arahnya dan mencekik lehernya kemudian mengalungkan tasbihnya ke leher Hasan.

Hasan teriak menjerit-jerit karena kesakitan. Fatahillah memegang ubun-ubun Hasan dan membaca ayat kursi serta doa ruqyah lainnya.

tubuh Hasan bergetar, suaranya menggelegar terdengar begitu keras.

"Allahu Akbar" teriakan dari Fatahillah membuat tubuh Hasan langsung jatuh ke tanah dan pingsan

sementara iblis yang merasuki Hasan dimusnahkan oleh Fatahillah dengan mencekik lehernya yang ia lilitkan menggunakan tasbih miliknya.

makhluk yang bertanduk dengan gigi yang bertaring dan mata yang hitam, musnah menjadi abu di tangan Fatahillah.

sementara semua para ninja dihabisi oleh pak Odir dan Yusuf. pak Umar yang merasa dirinya sudah aman, keluar dari pagar gaib yang dibuat olehnya dari keris Fatahillah.

para penjaga dan pak Anto tersadar dari gendam. kini keadaan kembali normal seperti sebelumnya.

Hasan diangkat oleh Fatahillah dan Yusuf membawanya masuk ke dalam rumah. mereka membawa Hasan ke dalam kamarnya.

ibu Rosida dan Fauzan pun telah sadar setelah tadi mereka pingsan.

"pak, apa terjadi. kenapa wajah bapak babak belur seperti itu...?" tanya ibu Rosida

"kita diserang bu, untungnya ada mereka yang menolong kita" pak Umar melihat pak Odir, Fatahillah dan Yusuf

"lalu Hanum bagaimana...?"

"dia akan di kamarnya bu" jawab Yusuf

"Fatahillah, terimakasih sekali lagi telah menyelamatkan nyawa kami semua. saya berhutang budi banyak kepada kamu" ucap pak

"jangan seperti itu pak. selama saya bisa membantu maka saya akan bantu. sebaiknya kalian semua istrahat, saya harus pulang ke rumah" Fatahillah melihat jam tangannya

"sudah larut malam mas Fatah, istrahat saja di sini" ucap Fauzan

"maaf, saya tidak bisa. saya harus melihat keadaan ibu saya"

"saya antar, ayo" Yusuf menawarkan diri

mereka berdua kemudian pamit kepada semua orang dan meninggalkan rumah itu. namun ibu Rosida meminta Fatahillah agar esok hari dirinya harus datang lagi dan Fatahillah mengiyakan.

mobil milik Yusuf keluar dari halaman rumah pak Umar menuju ke kediaman Fatahillah.

__________________________________

catatan :

yang menunggu kelanjutan ceritanya sekarang sudah ada ya. cerita Fatahillah akan aku lanjutkan lagi mulai dari up episode ini.

terimakasih yang sudah membaca, jangan lupa like dan komentar yang bijak 🙏🙏😊

Terpopuler

Comments

Har Yanto

Har Yanto

dasar author bodoh

2024-01-26

0

sudin we

sudin we

yg pertama sakit,,ko belum di tolong ktanya udh makin parah😆gimana author ini,,bcanda Yach,,

2023-12-11

0

Budi Efendi

Budi Efendi

lanjutkan thorr

2023-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 71
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Bab 132
135 Bab 133
136 Bab 134
137 Bab 135
138 Bab 136
139 Bab 137
140 Bab 138
141 Bab 139
142 Bab 140
143 Bab 141
144 Bab 142
145 Bab 143
146 Bab 144
147 Bab 145
148 Bab 146
149 Bab 147
150 Bab 148
151 Bab 149
152 Bab 150
153 Bab 151
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 71
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Bab 132
135
Bab 133
136
Bab 134
137
Bab 135
138
Bab 136
139
Bab 137
140
Bab 138
141
Bab 139
142
Bab 140
143
Bab 141
144
Bab 142
145
Bab 143
146
Bab 144
147
Bab 145
148
Bab 146
149
Bab 147
150
Bab 148
151
Bab 149
152
Bab 150
153
Bab 151

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!