Bab 8

"jangan bercanda nak Fatah, jelas-jelas kini Hasan sudah tidak bernyawa itu artinya dia sudah meninggal" pak Odir menganggap Fatahillah hanya membual

"saya tidak bercanda pak. untuk apa saya bercanda dalam keadaan serius seperti ini. yang saya katakan memang seperti itu. coba pegang tangan Hasan, tangannya masih hangat tidak dingin seperti mayat yang memang sudah meninggal" Fatahillah mengambil tangan pak Odir dan menyimpannya di atas tangan Hasan

" bagaimana pak...?" tanya Fatahillah

"hangat, tidak dingin" jawab pak Odir setelah memegang tangan Hasan

Fauzan dan pak Umar pun melakukan hal sama, mereka juga merasakan tangan Hasan hangat bukan dingin seperti mayat pada umumnya.

"aneh" ucap pak Umar

"jiwanya ditarik keluar, memang dokter akan menduga kalau dia sudah meninggal tapi saya merasakan kalau Hasan belum meninggal. hanya saja jiwanya tidak ada lagi di dalam raganya" Fatahillah memberitahu

"hal ini dapat mengakibatkan tubuh Hasan tidak akan merespon lagi alat-alat medis yang ditempel di seluruh tubuhnya. nafasnya akan berhenti, jantungnya tidak akan berjalan normal lagi. itulah mengapa dokter mengatakan kalau dia telah meninggal"

"kenapa bisa kamu tau hal semacam itu Fatahillah" pak Umar menatap serius pemuda itu

"bagaimana kami bisa percaya kalau Hasan belum meninggal. ini sungguh tidak masuk akal" timpal pak Odir

"memang terdengar tidak masuk akal, tapi hal itu sering terjadi. namanya adalah lepas raga. jiwa kita keluar meninggalkan tubuh kita. seperti halnya orang meninggal hanya saja keadaan Hasan saat ini, tubuhnya hangat tidak terasa dingin" ucap Fauzan

"jadi sekarang intinya Hasan masih hidup...?" tanya pak Umar

"iya, sepertinya seseorang menarik paksa jiwa Hasan untuk meninggalkan tubuhnya. saya sangat yakin jiwa Hasan ada di suatu tempat" jawab Fatahillah

pembicaraan mereka terhenti, beberapa perawat laki-laki datang mengurus mayat Hasan untuk dipulangkan oleh keluarganya.

"apa yang harus kita lakukan Fatah. saya percayakan semua padamu karena saya sudah tidak meragukan kemampuan mu" pak Umar sangat berharap Fatahillah dapat menolong Hasan untuk kedua kalinya

"kita bicarakan saja nanti pak. kalian silahkan duluan pulang bersama mayat Hasan, saya harus melihat keadaan ibuku terlebih dahulu"

"ibumu sakit...?"

"iya pak, demam berdarah"

"jadi kamu tidak akan ikut pulang bersama kami...?"

"saya tidak mungkin meninggalkan ibu saya begitu saja pak. maaf saya tidak bisa ikut bersama kalian. tapi bukan berarti saya akan membiarkan Hasan seperti itu. pulanglah, tapi jangan bawa Hasan dengan mobil ambulan, pakai mobil Fauzan. saat tiba di rumah, baringkan Hasan di dalam kamar. saya akan ke sana setelah kondisi ibu saya memungkinkan"

"baiklah kalau begitu, kami tunggu kamu datang. saya akan menunggu kamu datang" pak Umar menaruh harapan kepada Fatahillah

"in shaa Allah pak" Fatahillah mengangguk

pengurusan mayat Hasan telah selesai. Fauzan memberitahu pihak rumah sakit bahwa mayat Hasan akan dibawa menggunakan mobil pribadi dan pihak rumah sakit tidak menghalangi niat mereka itu.

Hasan di keluarkan dari mobil ambulan, masih menggunakan pakaian rumah sakit. Fatahillah memberitahu perawat yang mengurus Hasan agar jangan melepas pakaian pemuda itu karena bagaimanapun bagi Fatahillah, Hasan belumlah meninggal.

setelah masuk ke dalam mobil, pak Odir menjadikan olahan sebagai bantal untuk kepala Hasan.

"kami akan menunggumu datang Fatah" ucap pak Umar

"in shaa Allah pak, hati-hati di jalan" jawab Fatahillah

pak Umar masuk di kursi samping kemudi, sementara itu Fauzan mendekat Fatahillah.

"kami pergi dulu" pamit Fauzan

"iya, hati-hati" Fatahillah mengangguk

setelah Fauzan masuk ke dalam mobil, mobil itu perlahan bergerak dan meninggalkan rumah sakit. Fatahillah masih berdiri di tempatnya hingga mobil Fauzan tidak terlihat lagi.

Fatahillah segera kembali masuk ke dalam rumah sakit, ia melangkah ke kamar rawat ibunya. saat tiba, seorang suster sedang mengajak berbincang sang ibu dengan hangat.

"sudah selesai urusanmu nak...?" tanya ibu Khadijah, ibu Fatahillah

"sudah bu, bagaimana kondisi ibu. ada yang sakit...?" Fatahillah mendekati ibunya

"tidak, hanya lemas dan panas saja" jawab ibu Khadijah

"terimakasih banyak suster sudah menemani ibu saya" Fatahillah beralih melihat suster itu

"sama-sama pak, kalau begitu saya permisi dulu"

"suster Fatin" ibu Khadijah memanggil wanita itu saat akan membuka pintu

"iya bu, ibu perlu sesuatu...?" suster Fatin menahan tangan untuk membuka pintu dan berbalik kembali

"terimakasih makanannya" ibu Khadijah tersenyum lembut

"sama-sama bu, kalau ibu mau lagi akan saya bikinkan besok"

"apa tidak merepotkan...?"

"kenapa harus merepotkan, malah saya senang ada yang menyukai masakan saya. mau saya buatkan besok...?"

"kalau suster tidak keberatan saya dengan senang hati mengiyakan"

"baiklah, akan saya bawakan lagi besok. ibu Khadijah istrahat saja kalau begitu, saya permisi" suster Fatin melihat Fatahillah dan tersenyum kemudian membuka pintu dan keluar dari ruangan itu

"ibu habis makan...?" Fatahillah bertanya dan duduk di kursi samping ranjang ibunya

"iya, suster Fatin memberikan makanannya untuk ibu" ibu Khadijah menjawab

"ibu sepertinya akrab dengan suster tadi"

"memang apa salahnya kalau kami saling akrab, tidak akan ada yang marah juga"

"ibu mau tidur lagi" ibu Khadijah akan berbaring dan Fatahillah membantunya

"tidurlah, Fatah jagain ibu sampai bangun lagi" ucap Fatahillah dan ibu Khadijah mengangguk

Fatahillah menatap wajah ibunya, wanita yang dengan rela melakukan apapun untuk kebahagiaannya. meski usia yang sudah tidak muda lagi, pancaran kecantikan ibu Khadijah masih terlihat begitu jelas. aura wajahnya begitu teduh dan adem jika di pandang. hanya ibunya yang ia punya saat ini, ibunya adalah hidup dan mati Fatahillah.

sementara di dalam perjalanan, mobil Fauzan terus melaju dengan kecepatan sedang. saat itu sudah pukul 11 malam, satu jam lagi memasuki pertengah malam.

"kita singgah di pom bensin dulu ya pak" ucap Fauzan

"memangnya masih ada yang buka jam begini...?" tanya pak Umar

"ada, buka 24 jam di depan sana" Fauzan menjawab dengan mata fokus ke depan

hingga tidak lama mereka tiba di tempat tujuan. Fauzan segera keluar dari mobil begitu juga dengan pak Umar. pria baya itu ingin pergi ke toilet sedang Fauzan mengisi tangki mobilnya.

pak Odir sudah terlelap di kabin tengah, pria baya itu sepertinya kelelahan. Hasan masih berada di pangkuannya. setelah mengisi makanan untuk mobilnya, Fauzan segera membayar dan masuk ke dalam mobil. ia akan menunggu pak Umar di depan.

Fauzan melihat ponselnya pukul 23.20. sesekali ia menguap. tidak bisa dipungkiri Fauzan begitu mengantuk namun tidak mungkin dirinya akan tidur. ia harus menahan kantuk sampai mereka tiba di rumah bosnya.

"jalan Zan" pak Umar telah masuk ke dalam mobil

mobil hitam itu kembali bergerak untuk melanjutkan perjalanan.

"kalau kamu mengantuk biar saya yang menyetir Zan" pak Umar berucap saat melihat Fauzan beberapakali menguap

"tidak usah pak. saya masih bisa" jawab Fauzan membuka matanya lebar-lebar

rupanya malam itu ada yang mengikuti mobil mereka tanpa mereka ketahui. mobil hitam yang ada di belakang mereka, langsung tancap gas dan menghadap mobil Fauzan.

ciiiiiit

buuuk

buuuk

buuuk

"astaghfirullah"

pak Odir yang tiba-tiba terbentur di kaca mobil langsung kaget dan bangun seketika. Fauzan terbentur stir mobilnya sedang pak Umar pun sama. tubuh Hasan untungnya langsung sigap ditangkap oleh pak Odir.

"kenapa Zan, kok malah rem mendadak...?" pak Odir bertanya

"ada yang menghadang kita pak" jawab Fauzan

dari mobil hitam di depan mereka, keluarlah sepuluh orang yang berpakaian ninja dan memegang pedang samurai yang tajam mengkilap.

"mereka lagi. apa sih sebenarnya yang mereka mau" pak Umar begitu geram, para ninja itu kini kembali menyerangnya

"pernah berhadap dengan mereka pak...?" tanya Fauzan

"pernah dan untungnya waktu itu ada Fatahillah" jawab pak Umar

tok... tok

"keluar woi" beberapa orang datang mengetuk kaca mobil

"kurang kerjaan sekali mereka ini" pak Odir menggerutu di dalam mobil

"woi keluar, atau kami pecahin kaca mobilnya" mereka mulai tidak sabar untuk menyerang

Fauzan melepas sabuk pengaman dan menghela nafas kemudian melihat ke arah pak Umar dan pak Odir bergantian.

"saya akan keluar, bapak dan pak Odir tetap di dalam. kunci mobilnya dari dalam pak" Fauzan akan menghadapi mereka sendiri

"jangan Zan, bisa mati kamu dikeroyok mereka, apalagi mereka membawa pedang tajam" pak Umar menahan Fauzan. kali ini yang dirasakan pria baya itu seperti Dejavu, saat bersama dengan Fatahillah

"tenang pak in shaa Allah, Allah melindungi kita. bapak kan tau kalau saya jago beladiri"

"biarpun jago beladiri kalau kamu menghadapi mereka dengan tangan kosong, kamu bisa celaka Zan"

"saya akan ikut keluar. bapak dan Hasan tetap di dalam. saya dan Fauzan akan menghadapi mereka" ucap pak Odir

pak Umar langsung menoleh ke arah pak Odir saat pria itu berkata akan keluar bersama Fauzan.

"bahaya pak, kita tetap di dalam mobil saja"

"sama saja pak, di dalam mobil atau di luar, mereka tetap akan melakukan kekerasan kepada kita. sebaiknya melawan daripada hanya diam. saya keluar" Fauzan langsung membuka pintu

pak Umar tidak bisa berkata-kata, pak Odir pun meletakkan kepala Hasan dengan hati-hati dan ia keluar menyusul Fauzan.

"apa kalian buta kalau kalian menghalangi jalan kami" Fauzan bersikap tenang dan bersidekap

"jangan banyak bicara. keluarkan bos mu sekarang juga" rupanya mereka mengincar pak Umar

"bos saya sedang sibuk lagipula orang-orang seperti kalian bukan level bos saya untuk bertemu dengannya"

"berani juga kamu ya"

"sikat sajalah"

pak Odir dan Fauzan mulai mengambil kuda-kuda bersiap melawan para ninja itu.

"bunuh mereka"

pertarungan tidak dapat dihindari, pak Odir dan Fauzan menghadapi sepuluh ninja itu. masing-masing dari keduanya melawan lima ninja.

buaaaak

buaaaak

kraaaak

"aaaaagghhh"

Fauzan mematahkan salah satu ninja yang yang ingin menebas punggungnya dengan samurai.

ninja itu teriak kesakitan di gelapnya malam yang sunyi di sekitar itu. Fauzan menendangnya dan ninja itu tersungkur di depan teman-temannya.

"kurang ajar"

empat orang ninja kembali menyerang Fauzan. pemuda itu mengambil samurai ninja yang ia patahkan lengannya tadi. bunyi adu samurai yang saling bersentuhan begitu jelas terdengar di telinga.

sreeet

sreeet

"aaaggghh"

Fauzan berhasil melumpuhkan lagi satu lawannya. ia menebas punggung lawan dengan samurai yang dipegangnya. dua lawannya telah tumbang kini tersisa tiga orang lagi.

sementara itu pak Odir dengan lihai menangkis setiap serangan yang dilayangkan oleh lawannya. ternyata umur tidak membuat pria baya itu terlihat lemah. bahkan pria baya itu memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.

jebret

buaaaak

tendangan dan pukulan ia layangkan kepada lawannya. bahkan dengan tangan kosong saja, pak Odir dapat menumbangkan tiga orang lawannya. kini yang ia harus hadapi tersisa dua ninja lagi.

pak Umar yang menyaksikan di dalam mobil begitu terkesiap dengan perlawanan pak Odir dan Fauzan. menurut pak Umar, Fauzan tidak kalah jago dari Fatahillah. mereka sama-sama mempunyai ilmu beladiri. bahkan kini pak Umar dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri, Fauzan tanpa menyentuh lawannya, dua orang ninja yang akan menyerangnya tergeletak begitu saja di tanah dengan mulut yang mengeluarkan darah.

"apa Fauzan mempunyai ilmu sakti seperti Fatahillah...? kenapa saya tidak tau" pak Umar memperhatikan Fauzan

satu ninja yang berisap untuk dilawan oleh Fauzan. melihat keempat temannya sudah tidak bernyawa, ninja yang satunya itu mulai ragu untuk maju menyerang Fauzan.

"kenapa, apa sekarang kamu takut...?" Fauzan mengejek

"lihat, bahkan bapak-bapak itu sudah menghabisi semua teman-teman mu" Fauzan melihat pak Odir telah selesai dengan tugasnya

"sekarang giliran mu untuk menyusul teman-teman mu" Fauzan menyeringai membuat ninja itu mulai ketakutan

segera ninja itu berlari masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan tempat itu. ia melarikan diri sementara kesembilan temannya sudah terkapar dengan nafas yang sudah dicabut oleh malaikat maut.

"kenapa kamu membiarkannya lolos Zan...?" tanya pak Odir

"biar saja pak. pasti dia akan melapor kepada bosnya. saya sengaja, agar siapapun yang menyuruh mereka akan berpikir bahwa lawan mereka bukan orang yang mudah digertak dengan samurai" Fauzan menjawab

mereka masuk kembali ke dalam mobil. pak Umar yang tadinya tegang kini sudah mulai bernafas lega.

"syukurlah kalian mengalahkan mereka. saya pikir tadi kita akan berakhir malam ini" ucap pak Umar

"mereka mengincar bapak" ucap Fauzan

"saya juga tidak tau kenapa para ninja itu mengincar saya. siapa sebenarnya yang menyuruh mereka, saya pun tidak tau. sudah dua kali dan untungnya waktu itu ada Fatahillah dan sekarang ada kalian. entah apa yang akan terjadi kepada saya jika kalian tidak ada"

"bapak harus waspada mulai sekarang, bisa saja akan ada penyerangan ketiga" timpal pak Odir

"iya, kamu benar pak Odir. saya memang harus waspada dan berhati-hati" jawab pak Umar

"lalu bagaimana dengan mayat mereka sekarang...?" tanya pak Odir

"biarkan saja pak, itu bukan urusan kita. asal bukan di lingkungan kediaman kita, kita tidak perlu mengurus jasad mereka" jawab Fauzan

Fauzan menyalakan mobilnya dan meninggalkan tempat itu. malam itu bukanlah akhir dari segalanya, entah apa yang akan mereka hadapi selanjutnya. namun yang pasti, masalah demi masalah akan mereka hadapi.

Terpopuler

Comments

Sogol Shinko

Sogol Shinko

koq curiga Fauzan dalangnya ya

2024-01-26

0

Abel Assirbuniii

Abel Assirbuniii

emg g ad polisi yh...

2023-11-20

0

Mala Sari

Mala Sari

asa setiap naik mobill ada yg nyelakainnn . ga kelar2 auto trauma naik mobilll

2023-11-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 71
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Bab 132
135 Bab 133
136 Bab 134
137 Bab 135
138 Bab 136
139 Bab 137
140 Bab 138
141 Bab 139
142 Bab 140
143 Bab 141
144 Bab 142
145 Bab 143
146 Bab 144
147 Bab 145
148 Bab 146
149 Bab 147
150 Bab 148
151 Bab 149
152 Bab 150
153 Bab 151
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 71
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Bab 132
135
Bab 133
136
Bab 134
137
Bab 135
138
Bab 136
139
Bab 137
140
Bab 138
141
Bab 139
142
Bab 140
143
Bab 141
144
Bab 142
145
Bab 143
146
Bab 144
147
Bab 145
148
Bab 146
149
Bab 147
150
Bab 148
151
Bab 149
152
Bab 150
153
Bab 151

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!