Bab 12

sekian jam menyusuri hutan bagian timur, kini Fatahillah telah berada di tempat tujuannya. di depan sana terlihat sebuah gubuk, hanya ada satu-dua gubuk itu di hutan belantara itu. dengan cepat Fatahillah mendekat dan akan masuk ke dalam namun dirinya terpental jauh saat baru saja hendak memegang pintu gubuk tersebut.

"ah sial, rupanya diberi pelindung" Fatahillah bangun kembali

untuk bisa masuk ke dalam, maka ia harus membuka pagar gaib yang mengelilingi gubuk itu. Fatahillah membaca sesuatu, bibirnya bergerak dan tangan kanannya ia arahkan ke depan, sinaran cahaya putih keluar dari telapak tangan Fatahillah, cahaya itu merusak pagar gaib gubuk tersebut.

kakinya pelan melangkah dan membuka pintu. di dalam gubuk seorang pemuda yang sudah tidak berdaya sedang diikat kedua tangannya dan dibiarkan berdiri begitu saja. kepalanya menunduk, seluruh tubuhnya penuh bekas cambukan dan lebam.

"Hasan" Fatahillah mendekati pemuda itu

"Hasan, sadar" Fatahillah berusaha menyadarkan Hasan

perlahan mata Hasan terbuka dan mengerjap beberapa kali untuk melihat wajah Fatahillah dengan jelas.

"kamu.... siapa...?" Hasan bertanya dengan suara pelan

"saya Fatahillah, saya datang untuk menyelamatkanmu. bertahanlah, akan saya buka ikatan tanganmu"

Fatahillah lagi-lagi membaca sesuatu kemudian meletakkannya telapak tangannya di ikatan tangan Hasan. seketika ikatan besi yang sudah dimantrai agar tidak terbuka langsung terlepas begitu saja. tubuh Hasan luruh ke lantai, untungnya Fatahillah dapat menangkapnya.

"sakit, saya sudah tidak kuat" Hasan meringis kesakitan

Fatahillah mencari kain di gubuk itu, rupanya baju Hasan ada di tempat itu. segera Fatahillah mengambil baju pemuda itu dan memakaikannya.

"saya akan membawamu kembali ke tubuhmu. bertahanlah, semua orang sedang menunggumu" Fatahillah membantu Hasan untuk berdiri namun pemuda itu sudah tidak sanggup untuk menopang tubuhnya

tidak ada cara lain, Fatahillah akhirnya menggendong Hasan di punggungnya dan keluar dari gubuk itu. sayangnya di luar sana, seseorang ternyata sudah berdiri menunggu mereka berdua.

prok

prok

prok

laki-laki itu bertepuk tangan menyaksikan Fatahillah berusaha menyelamatkan Hasan.

"waaah ternyata saya kedatangannya tamu tak diundang" ucapnya dengan senyuman tipis

"*pergilah dan selamatkan pemuda itu, dia berada di bagian timur hutan ini. namun kamu harus berhati-hati karena disana kamu akan menghadapi musuh"

(apa musuh yang dimaksud guru adalah laki-laki ini) Fatahillah menatap laki-laki yang ada di depannya beberapa meter darinya*

"saya tidak ada urusannya denganmu lalu untuk apa kamu datang kemari...?"

Fatahillah menurunkan Hasan dari gendongannya dan menyandarkan pemuda itu di dinding gubuk.

"saya datang untuk menjemputnya" Fatahillah melihat Hasan kemudian kembali melihat laki-laki itu

"berani sekali kamu datang ke sini. dia adalah tawananku, kamu tidak berhak membawanya pergi"

"saya berhak karena keluarganya sedang menunggunya. harusnya kamu yang tidak berhak menarik paksa jiwa seseorang dan menyiksanya seperti hewan"

"hahahaha, dia pantas mendapat itu"

"kalau begitu berarti kamu juga pantas mendapatkan balasan dariku atas perbuatan mu terhadap saudaraku"

"oooh, jadi dia saudaramu. pantas saja kamu rela mengantar nyawa untuk menyelamatkannya"

"hhh...terbalik, kamu yang datang mengantarkan nyawamu padaku" Fatahillah tersenyum simpul

"kamu tidak akan bisa membawa pergi dirinya"

"kalau saya tidak bisa membawanya dengan baik-baik maka saya akan membawanya dengan cara paksa"

"berarti kamu harus menghadapi diriku terlebih dahulu"

"tentu saja, dengan senang hati" Fatahillah begitu tenang menghadapi laki-laki itu

laki-laki itu tersenyum menyeringai, ia kemudian mengangkat kaki kirinya kemudian menginjak tanah sebanyak dua kali. tanah bergetar dan keluarlah seekor ular besar dari dalam tanah.

Fatahillah hanya menatap tenang ular yang keluar dari tanah itu. ia pun memanggil teman gaibnya.

"Langon"

goaaaaarrrrr

harimau putih muncul tiba-tiba di samping Fatahillah. hewan itu bermanja di kaki Fatahillah dan mengelilingi tuannya.

"serang mereka" laki-laki itu memerintahkan ularnya

"serang dia Langon"

goaaaaarrrrr

aungan harimau itu menggema di dalam hutan. kini harimau putih dan seekor ular itu saling bertarung satu sama lain. kedua tuan mereka pun ikut bertarung. laki-laki itu menyerang Fatahillah dan tentu saja Fatahillah akan melawan.

ular milik laki-laki tadi melilit harimau putih milik Fatahillah. harimau itu terus mengaum mencoba melepaskan tubuhnya. ia menggunakan gigi tajamnya dan menggigit ular itu sampai ular itu kesakitan dan melepaskannya lilitannya.

goaaaaarrrrr

harimau putih kembali menyerang ular itu. ekor ular itu akan menyerang harimau putih namun dengan lincah harimau milik Fatahillah meloncat dengan tinggi dan mendarat di leher ular itu.

ia menggigit ular itu sampai terus mengeluarkan darah. harusnya harimau putih kalah dengan ular besar itu namun ternyata harimau milik Fatahillah sungguh seperti tuannya, sangat lincah dan kuat.

goaaaaarrrrr

kepala ular putus akibat gigitan dari si harimau putih. laki-laki itu yang sedang melawan Fatahillah begitu kaget, ularnya mati mengenaskan.

"kamu hebat" Fatahillah mengelus kepala harimau putih

"KURANG AJAR"

laki-laki itu melesatkan cahaya merah dari telapak tangannya ke arah Fatahillah. Fatahillah menangkis dengan mengeluarkan sihirnya hingga kekuatan mereka saling bertemu. keduanya saling mempertahankan posisi agar tidak ada yang kalah.

laki-laki itu mendorong tenaganya agar Fatahillah mundur dan terkena sihirnya namun Fatahillah tidak semudah itu untuk dikalahkannya. Fatahillah berputar dan memukul mundur sihir laki-laki itu hingga kemudian laki-laki itu kalah dan terpental mengenai batang pohon.

ia terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. dirinya mencoba berdiri dan menutup mata mengaitkan jari-jarinya di depan dadanya. angin kencang berhembus, ranting-ranting kayu mulai bergoyang-goyang bahkan hampir saja Fatahillah ditindih oleh batang pohon yang jatuh. untungnya ia segera menghindar.

ternyata laki-laki itu melakukan jurus seribu bayangan. dirinya menjadi banyak dan semakin banyak bahkan mengelilingi Fatahillah dan harimau putih.

"hahahaha.... hahahaha"

suara tertawa dari semua bayangan itu menggema di dalam hutan.

"langon, bersiap melawan" Fatahillah mengambil kuda-kuda untuk melawan

Fatahillah dan harimau putih kembali bertarung dengan banyaknya bayangan laki-laki itu. entah mana yang asli, Fatahillah tidak tau. dirinya sama sekali tidak fokus untuk mencari tau mana yang asli dan bukan.

goaaaaarrrrr

goaaaaarrrrr

harimau putih mencabik-cabik bayangan laki-laki itu hingga lenyap dan menjadi debu. Fatahillah mengeluarkan keris miliknya. keris itu muncul dari telapak tangannya saat dirinya membaca mantra untuk mengeluarkannya. dengan keris itu, Fatahillah menusuk setiap bayangan dari laki-laki itu hingga lenyap seketika.

meskipun sudah banyak yang ia musnahkan bersama harimau putih namun bayangan kaki itu semakin tidak ada habisnya.

(kalau seperti ini terus, aku akan lelah sendiri. aku harus mencari manusia aslinya, hanya dengan melukai yang asli maka semua bayangan ini akan hilang) batin Fatahillah

"kamu sudah ingin menyerah begitu saja...?" salah satu dari mereka bertanya

(fokus Fatah fokus) Fatahillah mencoba untuk tetap fokus melihat setiap laki-laki yang sama semua berada di depannya

(hanya ada satu cara untuk menemukan yang asli) batin Fatahillah

"langon, keluarkan cahaya dari tubuhmu" perintah Fatahillah

harimau putih itu mengaum dan sesuai perintah tuannya, ia membuat tubuhnya mengeluarkan cahaya sehingga di tempat itu menjadi terang. dari sinar cahaya itu, Fatahillah melihat dari sekian banyaknya laki-laki itu, hanya ada satu orang yang mempunyai bayangan di tanah saat terkena cahaya.

"dapat" Fatahillah tersenyum simpul

Fatahillah kembali diserang. harimau putih memadamkan cahayanya dan bersiap menyerang. satu persatu Fatahillah memusnahkan bayangan laki-laki itu hingga kemudian dirinya tiba di tubuh yang asli.

"aku mendapatkan mu" Fatahillah menyeringai

jleb

ughh

Fatahillah menusuk laki-laki itu dengan keris miliknya. seketika semua bayangan laki-laki itu hilang tanpa sisa

laki-laki itu tersungkur ke tanah. sebenarnya Fatahillah hanya menusuk tidak terlalu dalam. laki-laki itu jatuh ke tanah dengan darah yang merembes keluar dari perutnya.

"katakan siapa yang menyuruhmu untuk menculik jiwa Hasan" Fatahillah mengorek informasi

"hhh...kamu pikir dengan melukaiku, aku akan mengatakan yang sebenarnya. jangan mimpi" dia tertawa meskipun mulutnya mengeluarkan darah

jleb

aaaggghh

Fatahillah menusuk luka laki-laki itu dengan jari-jarinya, tentu saja teriakannya sebagai pertanda kalau ia kesakitan.

"aku akan melakukan hal yang lebih dari ini jika kamu tidak memberitahu siapa yang menyuruhmu. apakah kamu yang mengirimkan pembunuh bayaran untuk menghabiskan pak Umar"

"ooh, jadi kamu suruhan laki-laki laknat itu. katakan padanya, ajal sebentar lagi akan menjemputnya. dia akan mati mengenaskan perlahan-lahan seperti anak kesayangannya"

Fatahillah kembali menekan luka laki-laki itu hingga kembali teriakan terdengar lagi. katakan atau aku habisi kamu.

jleb

jleb

ughh

dua anak panah kecil mendarat di leher laki-laki itu. niat hati hanya mengancam bukan bermaksud untuk menghabisi namun malah seseorang yang menghabisi laki-laki itu.

Fatahillah tentu saja kaget. ia langsung berdiri untuk melihat siapa yang melakukan itu. dilihatnya bayangan hitam melarikan diri dari tempat itu. Fatahillah ingin mengejar namun dia tidak ingin meninggalkan Hasan sendirian.

"langon, kejar orang tadi"

goaaaaarrrrr

harimau itu langsung melompat berlari mengejar seseorang yang membunuh laki-laki tadi.

Fatahillah kembali menggendong Hasan, mereka meninggalkan tempat itu dan akan pulang. Fatahillah mencari pintu keluar dari hutang itu. di depannya setelah meninggalkan hutan bagian timur, sebuah pintu terlihat. pintu dengan cahaya biru, sinarnya menyinari sebagian hutan itu. Fatahillah melangkah mendekati pintu itu dan membuka kemudian masuk ke dalamnya.

"sudah tiga hari Fatahillah tidak pernah keluar dari kamar itu. apakah dia baik-baik saja...?" pak Umar cemas memikirkan pemuda itu

"kita tidak bisa masuk kalau bukan dia yang keluar. saya pun cemas, semoga dia dan Hasan baik-baik saja" jawab pak Odir

hanya ada pak Umar dan pak Odir di ruang keluarga sementara Fauzan masih di kantor mengurus pekerjaan pak Umar. ia yang mengambil alih pekerjaan bosnya saat pak Umar sudah tiga hari tidak masuk ke kantor.

hari itu sudah akan menjelang malam, jika tembus pagi maka Fatahillah terhitung empat hari berada di dalam kamar tanpa keluar sekalipun.

Adzan magrib berkumandang, pak Umar dan pak Odir bergegas meninggalkan ruang keluarga untuk berwudhu menunaikan panggilan Tuhan.

"simpan saja dulu bi, sholatlah dulu. nanti saja baru diatur di atas meja" ibu Rosida berkata kepada ART

"baik nyonya" bi Asi menjawab patuh

keduanya meninggalkan dapur. bi Asi ke kamarnya yang memang berada di dekat dapur sementara ibu Rosida harus melewati ruang keluarga dan kamar yang ditempati Hasan serta Hanum agar dapat sampai ke kamar.

namun saat di depan kamar Hasan, langkahnya terhenti karena dari dalam kamar itu mengeluarkan cahaya biru. ibu Rosida terperanjat dan langsung berlari mencari suaminya.

tidak menemukan suaminya, ia pun bergegas ke kamar mungkin saja suaminya itu berada di dalam kamar dan benar saja pak Umar sedang melaksanakan sholat magrib dengan khusyuk.

setelah mengucapkan salam, ibu Rosida menahan diri. ia pun ke kamar mandi untuk berwudhu. keluar dari kamar mandi, dilihatnya pak Umar telah selesai sholat.

"pak ibu mau bicara" ibu Rosida mendekatkan suaminya

"sholatlah dulu bu, waktu magrib tidak panjang. ibu bisa cerita setelah sholat" pak Umar menjawab

ibu Rosida mengangguk dan mulai mengambil posisi menghadap kiblat kemudian melakukan kewajibannya sebagai umat Tuhan.

pak Umar menunggu istrinya sambil duduk di ranjang membaca Al-Qur'an. hingga setelah selesai istrinya sholat pak Umar masih mengaji. ibu Rosida mendekati suaminya dan duduk disampingnya.

"pak" panggil ibu Rosida

"sadhakaullahuladzim" pak Umar mengakhiri bacaan Al-Qur'an dan mencium kitab suci itu kemudian meletakkan kembali di tempatnya

"ada apa bu...?" tanya pak Umar

"tadi ibu dari dapur dan akan datang ke kamar. ibu melewati kamar yang ditempati Hasan. kamar itu mengeluarkan cahaya pak, cahaya warna biru"

"cahaya...?" kening pak Umar mengkerut

"iya pak, makanya itu tadi ibu mencari bapak. ayo kita lihat pak, ibu takut Hasan dan Fatahillah kenapa-napa" ibu Rosida memegang tangan suaminya untuk keluar kamar

pak Umar masih mengenakan pakaian sholat sementara ibu Rosida masih mengenakan mukenah. dengan langkah tergesa-gesa keduanya menuju ke kamar Hasan.

"ada apa pak, bu...?" Fauzan yang baru saja tiba langsung bertanya saat melihat pak Umar dan ibu Rosida begitu terburu-buru

"di kamar Hasan...."

"assalamualaikum" seseorang mengucapkan salam

ibu Rosida menghentikan ucapannya. mereka bertiga melihat ke depan. seorang pemuda sedang berdiri sambil tersenyum ramah ke arah mereka.

"Fatahillah" pak Umar kaget pemuda itu sudah keluar dari kamar dan kini sedang bersama mereka

"iya pak, ini saya" jawab Fatahillah

pak Umar segera mendekat dan memeluk Fatahillah. tiga hari ia tidak keluar kamar membuat semua orang mencemaskan dirinya. namun kini mereka merasa lega karena Fatahillah telah keluar dan dirinya baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

Rohad™

Rohad™

Izin jejak dulu 😄

2023-10-07

1

Erna

Erna

syukur la fatahila slmt,,,berhasil membawak jiwa hasan ke tubuny lg

2023-04-27

1

Rohman Al Fata

Rohman Al Fata

Alhamdulillah faatah dah kembali

2023-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 71
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Bab 132
135 Bab 133
136 Bab 134
137 Bab 135
138 Bab 136
139 Bab 137
140 Bab 138
141 Bab 139
142 Bab 140
143 Bab 141
144 Bab 142
145 Bab 143
146 Bab 144
147 Bab 145
148 Bab 146
149 Bab 147
150 Bab 148
151 Bab 149
152 Bab 150
153 Bab 151
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 71
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Bab 132
135
Bab 133
136
Bab 134
137
Bab 135
138
Bab 136
139
Bab 137
140
Bab 138
141
Bab 139
142
Bab 140
143
Bab 141
144
Bab 142
145
Bab 143
146
Bab 144
147
Bab 145
148
Bab 146
149
Bab 147
150
Bab 148
151
Bab 149
152
Bab 150
153
Bab 151

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!