Bab 11

"sebenarnya apa yang sedang dia lakukan di dalam kamar sampai kita tidak boleh masuk pak...? ibu Rosida bertanya kepada suaminya, ia begitu penasaran apa sebenarnya yang dilakukan pemuda yang bernama Fatahillah itu di dalam kamar

"apapun yang dilakukannya, niatnya baik dan ingin menolong Hasan bu. kita doakan semoga Hasan bisa tertolong dan mereka berdua selamat" pak Umar menjawab

"Zan, siapa yang menjaga ibunya Fatahillah di rumah sakit...?" pak Odir mengalihkan pandangan ke arah Fauzan. ia memikirkan ibu dari Fatahillah, bagaimanpun mereka harus bertanggungjawab karena Fatahillah sekarang sedang bersama mereka

"ada saudaranya pak, bibi dari Fatahillah. beliau yang menjaga ibunya Hasan" Fauzan menjawab jujur

"syukurlah, saya pikir kalian meninggalkan begitu saja" pak Odir lega mendengarnya

"tidak mungkin pak, Fatahillah tidak akan meninggalkan ibunya begitu saja kalau tidak ada yang menjaga" timpal Fauzan

pak Odir mengangguk paham, saat melihat Fatahillah semalam yang begitu khawatir dengan ibunya, ia dapat menilai kalau Fatahillah begitu sangat memuliakan ibunya.

"tuan, nyonya, non Hanum memanggil" bi Asi datang memberitahu kedua majikannya

pak Umar dan ibu Rosida segera menuju ke kamar Hanum. pak Odir dan Fauzan pun ikut, bisa jadi wanita itu penyakitnya tambah parah.

ibu Rosida membuka pintu kamar dan masuk ke dalam di susul oleh yang lain. saat masuk ke dalam maka tercium aroma busuk yang menyengat di hidung. tidak ada yang tidak menutup hidung, bahkan Fauzan pun tidak tahan namun memaksa karena ingin melihat kondisi Hanum. saat melihat kondisi Hanum, Fauzan memalingkan wajah. sebagian wajahnya mulai menghitam, nanah dan darah terus keluar dari luka-luka yang menggerogoti tubuhnya.

"astagfirullahaladzim" Fauzan tidak sanggup melihat

"jika tidak sanggup, kamu bisa keluar nak" pak Odir berbicara pelan agar tidak menyinggung perasaan pak Umar dan ibu Rosida

"saya sanggup pak, hanya kaget saja" Fauzan segera memakai masker dan kembali melihat Hanum yang terbaring lemah di atas ranjang

"kenapa nak...?" ibu Rosida mendekati anaknya

"H...H...." Hanum terbata

"ada apa, kamu mau apa...?" ibu Rosida mendekatkan telinganya di bibir Hanum

"H-Hasan mana...?" suara lemah Hanum terdengar di telinga ibunya

wanita itu menanyakan keberadaan Hasan, dia ingin bertemu dengan Hasan. saat mengalami sakit yang tidak biasa, Hasan selalu datang menjenguk Hanum. terkadang laki-laki itu menemani Hanum sampai terlelap tidur karena kurangnya ia istrahat lantaran sakit yang dideritanya. kini Hanum merasa Hasan tidak pernah datang lagi maka dari itu Hanum menanyakan sahabatnya itu.

ibu Rosida memandang suaminya, ia ragu untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Hasan.

"Hasan sedang sibuk nak, jika dirinya sudah tidak sibuk, dia akan datang menjenguk kamu" pak Umar mengambil langkah untuk tidak jujur

"a-aku mau H-Hasan pak" air mata Hanum berlinang

"sabar ya, bapak akan panggil Hasan untuk datang" pak Umar memeluk putri satu-satunya. tidak peduli bau busuk yang menyengat dari tubuh putrinya, baginya Hanum adalah segalanya dalam kehidupannya

drrrttt.... drrrttt

ponsel pak Odir bergetar, istrinya menghubungi laki-laki itu. tidak ingin menganggu, pak Odir keluar dari kamar untuk mengangkat telpon istrinya.

pak Odir

assalamu'alaikum bu

ibu Murti

wa alaikumsalam. bagaimana toh bapak ini, dari semalam ibu menunggu kabar dari bapak

pak Odir

maaf bu, bapak semalam lelah sekali jadinya lupa memberitahu ibu.

pak Odir sengaja berbohong, dirinya tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. bisa-bisa istrinya darah tingginya akan kumat lagi jika mendengar kabar tentang Hasan.

ibu Murti

lalu bagaimana dengan Hasan pak, anak kita itu baik-baik saja kan

pak Odir

baik bu, Hasan baik. doakan Hasan cepat bangun dari komanya ya

ibu Murti

ibu selalu berdoa untuk keselamatan kalian berdua pak. kalau begitu hati-hati di situ ya pak. semalam ibu tidak tenang karena terus memikirkan bapak, ibu merasa bapak sedang dalam kesulitan di situ

pak Odir

tidak bu, bapak baik-baik saja. kalian juga di situ baik-baik ya. mungkin bapak masih lama akan pulang

ibu Murti

iya. kalau begitu sudah dulu ya pak, ibu mau ke warung, ada pembeli

pak Odir

ya sudah. assalamualaikum

ibu Murti

wa alaikumsalam

di tempat lain, di rumah yang megah nan mewah, seorang wanita sedang berdiri di dekatnya jendela sambil mengamati keadaan di luar. di tangannya terdapat minuman anggur yang sedang ia nikmati.

wanita cantik itu berpakaian elegan dengan beberapa aksesoris yang menghiasi penampilannya.

tap

tap

tap

langkah kaki seseorang terdengar jelas semakin dekat ke arahnya.

tok... tok... tok

"masuk"

suara pintu yang terbuka terdengar kemudian tertutup kembali. seorang laki-laki datang menghampiri wanita itu dan berdiri beberapa meter menjaga jarak.

"bagaimana, apakah dia sudah mengaku...?" tanya wanita itu

"belum nyai, sampai sekarang dia belum juga mengaku. dia mengatakan kalau tidak tau menahu tentang apa yang kita tanyakan padanya" laki-laki itu menjawab

"mungkin kamu belum menyiksanya begitu keras"

"bahkan saya sudah membuatnya tidak berdaya tapi tetap saja dia tidak mengaku. sepertinya dia memang tidak tau tentang sesuatu yang kita cari. Umar tidak memberitahukan asistennya itu"

"berarti dia tidak berguna lagi. bunuh saja agar jiwanya tidak lagi pernah kembali ke tubuhnya"

"baik nyai"

laki-laki itu pamit undur diri dan kembali melangkah namun panggilan wanita itu menghentikan langkahnya.

"ada apa nyai...?" ia berbalik dan bertanya

"siapapun yang mencoba menghalangi maka habisi saja. kamu harus mendapat apa yang saya minta jika tidak, maka kamu tau resikonya" wanita itu tersenyum menyeringai membuat laki-laki itu menelan ludah dengan susah

"baik nyai" ia menunduk hormat dan meninggalkan tempat itu

setelah sampai di mobilnya, berkali-kali ia memukul setir mobil melampiaskan kemarahannya.

"sepertinya aku harus mengirimmu ke alam baka terlebih dahulu sebelum putrimu Umar, dengan begitu rencanaku akan berjalan dengan mulus"

ia kemudian melihat ke arah dimana wanita itu masih berdiri ditempatnya yang tadi dan sedang memperhatikannya. setelah itu ia menyalakan mobilnya dan meninggalkan rumah mewah itu.

wanita tadi melangkah ke arah meja kerjanya dan menghubungi seseorang.

"awasi dia, kalau gagal lagi, kamu tau apa yang akan kamu lakukan" setelah mengucapkan keinginannya, wanita itu menaruh kembali ponselnya dan meneguk minuman yang sejak tadi ia nikmati

"darah perawan memang sangat nikmat" ucapnya setelah meneguk habis minumannya

sementara laki-laki tadi yang mendatangi wanita itu, melajukan mobilnya kembali ke rumahnya. sesuai perintah bosnya, ia harus menghabisi asisten pak Umar.

Fatahillah masih terus menyusuri hutan yang lebat itu. di tempat itu berkabut dan dingin, Fatahillah dapat merasakan dinginnya tempat itu.

setelah melenyapkan makhluk gaib yang menyerupai ibunya, kini dirinya semakin waspada. hampir saja dirinya ditipu oleh makhluk itu. untungnya ia langsung tersadar bahwa ibunya tidak mungkin berada di tempat itu.

tap

tap

tap

suara langkah kaki yang mengikuti setiap langkah kakinya terdengar di telinganya. saat berhenti maka suara itu akan berhenti, saat melangkah suara itu akan kembali terdengar. bagi pemuda seperti dirinya, hal gaib bukanlah hal yang tabu bagi Fatahillah. ia tau kalau di belakangnya ada sosok yang mengikutinya.

Fatahillah berbalik untuk melihat siapa yang mengikuti dirinya. seorang nenek tua bersama anak laki-laki umur lima tahun. kedua mata anak itu bolong tanpa bola mata membuat penampilannya menakutkan namun sama sekali tidak membuahkan Fatahillah takut.

nenek tua itu memiliki wajah yang sebelah kiri hancur tinggal tulang dan sebelah kanan masih utuh seperti manusia. nenek tua itu memiliki bola mata yang hanya berwarna putih.

"mau kemana anak muda...?" tanya si nenek dengan khas suara nenek-nenek

"bukan urusanmu, kenapa kalian mengikutiku" Fatahillah bersikap tenang

"siapa yang mengikutimu, ini daerah kekuasaanku. saya yang harusnya bertanya sedang apa kamu di sini, kamu anak manusia bukan makhluk gaib"

"hanya numpang lewat, kalau begitu saya pergi"

Fatahillah berbalik kembali melangkah namun tanpa ia sangka nenek tua dan anak kecil tadi sudah berada di depannya yang berjarak beberapa langkah darinya.

"mau kemana kamu, tidak semudah itu keluar dari daerah kekuasaanku"

"yang berkuasa itu Tuhan semesta alam bukan bukan nenek tua bangka seperti kamu. minggir"

"hahahaha"

nenek tua berputar bersama anak kecil itu dan saat itu juga dirinya berubah menjadi wanita yang sangat cantik dan anak kecil itu berubah menjadi pemuda yang tampan.

wanita itu menggunakan pakaian seperti pakaian seorang ratu. ia menggunakan mahkota di kepalanya dan rambut panjang sampai pinggang tergerai indah.

sedangkan pemuda itu berpakaian layaknya seorang prajurit di kerajaan dan membawa senjata, pedang yang ia pegang di tangan kanannya.

"kalau seperti ini apakah aku sudah layak untuk berkuasa...?" wanita itu menatap Fatahillah

"siapapun kamu, aku tidak punya urusan denganmu. aku hanya sekedar lewat dan tolong minggirlah dari jalanku" Fatahillah sama sekali tidak terpesona dengan kecantikan wanita itu. meskipun memang ia akui kalau wanita itu cantik tapi baginya wanita itu tetaplah makhluk gaib jadi-jadian

"aku adalah ratu penguasa wilayah ini, kamu tidak akan bisa kemanapun. kamu harus ikut denganku, aku menginginkanmu"

Fatahillah tidak menjawab, ia bergeser dari tempatnya dan berniat pergi dari tempat itu namun seketika kakinya sulit untuk ia angkat. bahkan sangat sulit untu melangkah, tubuhnya tidak bisa bergerak.

"sudah aku katakan kamu tidak akan bisa pergi dari tempat ini" wanita itu mendekati Fatahillah

kini wanita itu sudah berada tepat di depan Fatahillah, bahkan wajah keduanya sangatlah dekat.

"rupanya kamu sangat tampan dilihat dari jarak dekat seperti ini"

Fatahillah benar-benar tidak bisa bergerak sama sekali. bahkan untuk memalingkan wajahnya pun tidak bisa ia lakukan.

tangan wanita itu mulai bergelia di dada Fatahillah dan kemudian naik ke atas membelai wajahnya. hingga kemudian Fatahillah terbuai dengan perlakuan wanita itu. Fatahillah terpengaruh oleh sihir yang diberikan oleh wanita itu sehingga dirinya begitu terpesona dengan kecantikan wanita yang ada didepannya.

"malam ini kita akan habiskan waktu bersama" wanita itu menatap dalam mata Fatahillah dan dengan lembut mengecup bibir Fatahillah

semakin lama semakin dalam ciuman mereka dan kini mereka berpindah tempat. bukan lagi di dalam hutan melainkan sudah berada di dalam kamar. dengan nuansa yang penuh lilin dan juga aroma bunga melati, wanita itu membawa Fatahillah duduk di ranjang.

"kamu akan menjadi milikku anak muda" ucapnya

Fatahillah mengangguk dan kini mereka kembali melakukan pagutan bibir. tubuh mereka telah terbaring di atas ranjang, Fatahillah berada di bawah sedangkan wanita itu diatasnya. namun kemudian Fatahillah membalik keadaan, ia memposisikan dirinya berada di atas.

baru saja Fatahillah melakukan hal yang lebih, suara seseorang terdengar memanggil namanya.

"Malik, sadar Malik"

Fatahillah menghentikan aksinya dan melihat sekeliling suara siapa yang ia dengar. Fatahillah hendak beranjak namun wanita itu menahannya dan menangkup wajah Fatahillah kemudian kembali mencium bibirnya dan lagi-lagi Fatahillah terbuai.

"Malik....sadarlah"

Fatahillah kembali menghentikan pagutan mereka dan ia tau suara siapa yang memanggil dirinya dengan panggilan Malik.

"sebut asma Allah" suara itu terdengar lagi

Fatahillah mengikuti perintah suara itu, saat itu juga dirinya tersadar dari perbuatannya. hampir saja dirinya melakukan hal yang tidak seharusnya.

"wanita laknat" Fatahillah mencekik leher wanita itu

Fatahillah lagi-lagi melafazkan asma Allah dan kini mereka kembali berada di tengah hutan bukan lagi di sebuah kamar.

wanita itu melepaskan tangan Fatahillah dari lehernya dan memelintir ke belakang namun Fatahillah memukul dada wanita itu dengan tangan yang lain sehingga wanita itu terseret menjauh darinya.

(astagfirullahaladzim, ampuni aku ya Allah) Fatahillah merasa sangat berdosa dengan perbuatannya tadi

"Malik" panggil seseorang

"guru" Fatahillah berjalan cepat mendekat kakek Halim dan mencium tangannya

"terimakasih telah menyelamatkan ku guru, untung saja guru datang tepat waktu"

"dia menggunakan sihir pemikat untuk membuat dirimu terpikat oleh kecantikannya. ini baru bagimu, tentu saja kamu dengan cepat langsung terkena sihirnya"

"kakek tua bangka, beraninya ikut campur urusanku" wanita itu begitu marah kakek Halim datang mengacaukan kesenangannya

"aku akan hadapi dia, pergilah cari pemuda itu. dia berada di sebuah gubuk sebelah timur hutan ini. namun berhati-hatilah karena ada musuh yang akan kamu hadapi jika berniat menyelamatkannya"

"terimakasih guru, saya pamit"

Fatahillah meninggalkan tempat itu sementara kakek Halim akan menghadapi wanita itu.

"biadab, ku bunuh kamu tua bangka"

pertarungan antara kakek Halim dengan wanita itu pun terjadi. sedangkan Fatahillah berlari menjauh dari tempat itu agar bisa secepatnya menemukan Hasan. Fatahillah sangat bersyukur kakek Halim datang menyadarkan dirinya, kalau tidak entah apa yang akan terjadi jika dirinya masih terpengaruh oleh sihir dari wanita itu.

Terpopuler

Comments

Har Yanto

Har Yanto

critax muter 2 ja ga jelas,,,,dasar author pemula

2024-01-26

0

Erna

Erna

ujian ilmu fatah,,,,jd walau kakek halim tahu,dia tdk mau menyelamatkan hasan....klo fatah berhasil nyelamatkan hasan,,,semua ilmu akan di turunkan oleh guru halim

2023-04-27

3

Budo

Budo

kenapa si Halim yg sdh tau posisi Hasan ngga nolong?
karena ini cerita fiksi haha😂

2023-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 71
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Bab 132
135 Bab 133
136 Bab 134
137 Bab 135
138 Bab 136
139 Bab 137
140 Bab 138
141 Bab 139
142 Bab 140
143 Bab 141
144 Bab 142
145 Bab 143
146 Bab 144
147 Bab 145
148 Bab 146
149 Bab 147
150 Bab 148
151 Bab 149
152 Bab 150
153 Bab 151
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 71
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Bab 132
135
Bab 133
136
Bab 134
137
Bab 135
138
Bab 136
139
Bab 137
140
Bab 138
141
Bab 139
142
Bab 140
143
Bab 141
144
Bab 142
145
Bab 143
146
Bab 144
147
Bab 145
148
Bab 146
149
Bab 147
150
Bab 148
151
Bab 149
152
Bab 150
153
Bab 151

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!