Keranjang Sayur
Prolog
Kisah ini bermula. dengan menceritakan kepadatan kota jakarta dengan orang orang yang memadati stasiun, terminal dan tempat-tempat yang menyediakan jasa angkutan umum lainnya. mereka berkumpul bukan tidak memiliki alasan, karena waktu itulah, waktu yang bisa digunakan, untuk berkumpul bersama keluarga mereka di kampung, untuk merayakan hari raya Idul Fitri.
Meski sebagian orang sudah sukses di ibukota, dan sudah memiliki kendaraan pribadi. namun ada sebagian dari mereka yang sukses, yang ingin pulang ke kampungnya dengan menaiki bus atau kereta. selain menghemat biaya, mereka juga bisa menghemat waktu, dan bisa beristirahat ketika di perjalanan. sehingga tak Ayal lagi terminal-terminal itu penuh dengan para penumpang.
Malam itu, Di Terminal Kampung Rambutan, sama seperti di terminal terminal lainnya yang dipadati oleh calon penumpang, yang hendak mudik ke kampungnya. Suara Riuh orang-orang yang mengobrol dan klakson klakson yang berbunyi, ditambah teriakan teriakan para kondektur yang memberitahu arah tujuan bisnya. Semakin menambah hiruk pikuk suasana Terminal Kampung Rambutan. bus bus yang berjajar rapih dengan berbagai kota tujuan, dari mulai bus kecil sampai bus besar semua tersedia di terminal itu. yang siap mengantarkan para pemudik ke kampung halamannya.
"Untuk para penumpang bus Pahala, dengan tujuan akhir terminal Semarang. Kami memberitahukan untuk Segera menaiki bus yang anda pesan. karena sebentar lagi bus Pahala akan segera diberangkatkan. sebelum memasuki bus, cek kembali tiket dan barang bawaan Anda. agar Jangan sampai salah tujuan." ujar suara announcer terminal yang terdengar merdu dari pengeras suara, memberitahu para penumpang bus yang hendak pulang ke kota Semarang.
Kondektur kondektur dan para petugas lainnya mereka berdiri di dekat pintu masuk bus, untuk mengecek kesesuaian tiket para penumpangnya.
Di sisi lain, ada beberapa wartawan, yang sedang Meliput kejadian itu. untuk disiarkan di channel TV masing-masing, tempat mereka bekerja.
"Sekali lagi! untuk para penumpang bus Pahala, tujuan akhir terminal Semarang. agar segera menaiki bus yang anda pesan. karena pukul 20.30. bus Pahala akan berangkat menuju kota Anda." peringatan aunnecher kembali terdengar dari wirelessnya
Pukul 20.30. akhirnya Bus tujuan kota Semarang pun pergi meninggalkan Terminal Kampung Rambutan. kemudian bus yang ada di belakang, maju mengisi tempat yang ditinggalkan, menunggu keberangkatan selanjutnya.
"Untuk para penumpang bus langgeng Jaya! dengan tujuan akhir terminal Kota Sukabumi. untuk segera masuk ke dalam bus yang anda pesan. karena pukul 20.40 bus tujuan akhir Kota Sukabumi akan berangkat. Sebelum masuk ke dalam Bus, cek kembali tiket dan barang bawaan anda!" seolah tak capek suara perempuan itu terus memberikan informasi, tentang keberangkatan bus bus yang ada di terminal kampung Rambutan.
Setelah terdengar ada pemberitahuan. Terlihat beberapa orang yang masih mengobrol di luar bus langgeng Jaya. dengan cepat Mereka pun menghentikan obrolannya, untuk segera masuk ke dalam bis yang menuju Kota Sukabumi. tak lupa sebelum masuk, Mereka pun mematikan rok0knya terlebih dahulu.
Sesuai jadwal Pukul 20.40, bus tujuan akhir Kota Sukabumi pun mulai pergi meninggalkan Terminal Kampung Rambutan. dengan membawa penumpang penuh, tak ada satu kursi pun yang tersisa.
Dengan perlahan bus itu melaju keluar dari Terminal Kampung Rambutan, menuju ke arah Jalan TB Simatupang. di pertigaan Cibubur, Bus itu pun berbelok ke arah kiri. untuk menuju pintu tol Cibubur, yang nantinya akan terhubung dengan Tol Jagorawi.
Mobil bus penumpang itu terus melaju dengan kecepatan sedang, membelah gelapnya malam. para penumpang yang ada di dalam bus, mereka mengobrol dengan keluarganya, atau dengan orang yang duduk berdampingan, agar perjalanan itu tidak terasa membosankan. ada juga penumpang yang tidur. mungkin agar tidak merasakan lamanya di perjalanan.
Pukul 02.30, akhirnya mobil bus itu tiba di Terminal jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi. kondektur pun memberitahu para penumpang, bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan. Tak lupa kondektur itu juga membangunkan orang orang yang masih tertidur, memberitahu agar segera turun dari bus. Dengan mengantri para penumpang bis itu mulai mendekati pintu keluar. Mereka sudah disambut dengan ajakan kondektur kondektur yang menawarkan tujuan akhir Kampung mereka.
"Tegal buled! Tegal buled"
"Sagaranten! sagaranten"
"Surade! Surade!"
Teriak para kondektur saling menyahuti, memberitahukan tujuan mobil mereka.
"Sagaranten Kang?" tawar kondektur menyambut seorang pria muda yang baru turun dari bis. Pria itu masih terlihat menguap karena baru saja terbangun dari tidur lelapnya.
"Berangkat sekarang?" tanya pria itu sambil menatap ke arah kondektur.
"Yah, ayo! Satu penumpang lagi mobil langsung berangkat." ajak kondektur sambil membawa tas pria yang baru turun dari bus. menuju salah satu mobil Elf, namun ketika pria mau masuk ke dalam. ternyata mobil angkutan itu sudah penuh sesak dengan penumpang.
"Mau kemana? di dalam sudah penuh! Laki-laki di atas aja. di sini bagian perempuan." ujar salah seorang ibu-ibu ketika melihat pria itu hendak masuk.
Dengan kesal diapun berbalik menghadap ke arah kondektur, seolah bertanya kenapa dia berbohong. yang ditatap pun mengerti, dia hanya tersenyum. Lalu menyuruhnya naik ke atas. ternyata di atap mobil juga sudah ada beberapa penumpang, dengan menggunakan jaket karena suasana pagi yang sudah mulai dingin.
"Mau ke mana lagi, tuh sikendek. dari tadi bilangnya satu lagi! satu lagi! tapi terus mencari, mau sampai Kapan kita menunggu keberangkatan?" ujar seorang pria sambil menatap kondektur yang menghampiri bus yang baru datang.
"Sampai mobilnya penyet kali!" Penumpang yang duduk di sebelahnya menyahuti.
Begitulah perjuangan para pemudik, ketika mereka hendak bersilaturahmi dengan keluarganya. Namun hal itulah, yang membuat acara mudik mereka akan selalu terkenang sampai tua, sampai tidak ada orang lagi yang mereka kunjungi.
Dan bukan hanya warga kota saja yang sudah ramai berbondong-bondong pulang ke kampungnya, untuk menyambut hari raya kemenangan umat Islam itu. warga kampung sukaDharma pun mereka sibuk mempersiapkan diri. setelah melaksanakan salat subuh, para warga kampung terlihat sudah mempersiapkan diri, dengan memanaskan motor-motor masing-masing.
"Emang Fathan, sampai Prapatan jam berapa, Pak?" tanya Sri yang membawakan jaket untuk suaminya. Karena suasana pagi yang masih terasa dingin.
"Nggak tahu, Bu! menurut Sarah, Fathan berangkat dari terminal Sukabumi jam 03.00. mungkin sampai pertigaan jam 07.00." jelas Farhan kepada istrinya.
"Ya sudah, Bapak buruan berangkat! kasihan kalau Fathan kelamaan menunggu." Seru Sri.
"Iya, Bapak berangkat dulu ya! Assalamualaikum." Jawab Farhan. sambil menarik tuas gas motornya, kemudian dia pergi meninggalkan rumah.
Di perjalanan, Farhan pun bertemu dengan warga-warga lainnya. yang sama Hendak menjemput keluarganya di perempatan jalan. akhirnya mereka pun berkompoi menuju tempat, di mana para warga kampung yang mudik dari kota turun dari bis.
Sesampainya di perempatan jalan, para warga pun bergabung dengan para warga lainnya yang sudah datang duluan. Mereka sama-sama menunggu kedatangan mobil angkutan umum yang datang dari arah kota.
Sedangkan mobil Elf yang ditunggu, masih melaju beberapa KM di tempat para warga kampung sukadarma menunggu. Mobil kecil dengan dipenuhi penumpang, bahkan sampai meluber ke atapnya. Namun Walau begitu, mereka yang kebagian duduk di atas atap mobil. mereka tetap menikmati perjalanan itu, dengan mengobrol sama penumpang lainnya.
"Emang Fathan kerja di mana?" tanya seseorang kepada pria yang bernama Fathan.
"Saya kerja di TB Simatupang!"
"Kerja apa?"
"Arsitek! di salah satu perusahaan properti. kalau kamu San , kerja di mana?"
"Wah mantap! kalau jadi arsitek. saya kerja di Muara Angke, sebagai penjahit di salah satu garmen."
"Ah! nggak ada yang mantap. kita sama saja! sama-sama jadi pesuruh orang lain." jawab Fathan yang merendah.
"Dapat libur berapa hari?" tanya Ahsan.
"Sesuai aturan, yang membuat peraturan. saya hanya bisa libur empat hari. kalau di garmen dapat libur berapa hari?"
"Sama aja! kita kan sama-sama tinggal di negara Indonesia, pasti aturannya sama!"
"Iya! padahal libur nasional untuk perayaan perayaan seperti ini. harusnya dibuat lama. karena waktu empat hari, tidak cukup untuk bertemu kangen dengan keluarga. baru saja kita kenal kembali dengan keluarga yang sudah lama tidak bertemu, kita harus sudah pulang karena Tuntutan kerja." Curhat Fathan yang mengeluhkan aturan yang ada di negeri Indonesia.
Mereka pun terus mengobrol antara satu sama lain. Mengisi waktu perjalanan yang sangat melelahkan, apalagi mereka harus duduk di atas atap mobil. Mentari Pagi Dari ufuk timur sudah mulai menampakan diri, lumayan membuat para penumpang yang ada di atas mobil sedikit merasa hangat.
Pukul 07.15, akhirnya elf itu tiba di perempatan, di mana warga Kampung sukadarma menunggu. dengan cepat para penumpang pun turun dari mobil, mereka disambut dengan penuh suka cita oleh keluarganya. Bahkan tak sedikit mereka ada yang menangis haru, karena bisa berkumpul kembali dengan keluarga.
Fathan yang berada di atas mobil, dengan hati-hati dia pun turun dari atas. sedangkan Ahsan lawan bicaranya ketika di perjalanan. dia tidak ikut turun, karena kampungnya masih jauh dari kampung Fathan.
Setelah Fhatan turun, dengan sedikit berlari ia menghampiri ayahnya, yang sedang berdiri menunggu kedatangannya. sama seperti para warga yang lain, mata fhatan sedikit mengembun merasa haru, bisa bertemu kembali dengan ayahnya. dengan cepat dia pun mencium punggung tangan Farhan. kemudian memeluk pria paruh baya itu, dengan sangat erat. Melepaskan kangen karena sudah lama tidak bertemu.
Setelah berpelukan, dan melepaskan rasa kangen. mereka berdua Menaiki motor, untuk menuju pulang ke rumahnya. melewati jalan aspal yang sudah rusak, yang di samping kanan kiri jalan. terhampar sawah yang membentang seluas mata memandang. padinya sudah menguning bak Permadani emas yang dihamparkan. Namun sayang sebagian dari sawah-sawah itu ada sawah yang terkena hama merah. Namun itu tidak mengurangi keindahan kampung sukadarma.
Lama di perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai di gapura kampung. terlihat di atasnya ada tulisan selamat datang di kampung sukaujang. Farhan terus mengarahkan stang motornya masuk ke dalam perkampungan. hingga akhirnya motor yang mereka kendarai, tiba di salah satu gang yang menuju ke rumah Fathan. di pintu masuk gang, terlihat ada anak gadis berumur 14 tahun sedang berkumpul dengan anak-anak lainnya. Tangan mereka disibukan dengan membuat anyaman ketupat, dari daun kelapa, untuk menyambut hari raya.
Fathan yang melihat adiknya Sarah sedang fokus dengan daun kelapa yang ada di tangannya. sehingga Sarah tidak tahu kalau Kakak kesayangannya sudah sampai. Fathan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. dengan segera dia pun turun dari motor ayahnya.
"Dooooor!" Kaget paten keAdik terkecilnya itu.
"Kakaaaaaak" ujar Sarah sambil melempar ketupat yang sedang ia anyam ke arah pria yang mengagetkannya.
"Bukannya disambut dengan meriah! malah kamu lempar dengan ketupat. kamu kurang ajar banget yaaaa!" Ujar Fathan sambil menggelitik pinggang adiknya. meski mereka sudah lama tidak bertemu, namun keakraban ditelepon lah, yang membuat mereka tidak terlihat canggung untuk bercanda seperti itu.
Tak kuat menahan gelitikan kakaknya, Sarah pun berlari menuju arah rumah. melihat adiknya kabur dari cengkramannya, Fathan pun berlari mengejar, sambil terus mengancam.
Farhan yang melihat kelakuan anaknya Sedekat Itu, dia hanya tersenyum bahagia karena keluarga kecilnya bisa berkumpul.
"Ibuuuuuuuu! ibuuuuuu! Kak Fathan jahat!" Teriak Sarah sambil terus berlari masuk ke dalam rumah untuk memberitahu ibunya.
Fathan yang sudah gemas melihat tingkah sarah, dia terus mengejar masuk ke dalam rumah, namun langkahnya terhenti, ketika dia melihat di pintu rumah itu, ada namanya yang tertulis. "Fathan sang arsitek." dia pun melirik ke arah ayahnya yang sedang memarkirkan motor. mendapat lirikan seperti itu Ayahnya hanya tersenyum bangga. karena hanya anaknya lah yang bisa bekerja seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Hafidz Rivandra
Suami qu org ci kembar... Kk ipar qu org sagaranten..tpi hor ko ga ad sunda2 gtu d sisipin🙏
2023-04-08
1
Teh Maey Urangsukabumitea
ini suka darma sbelah mana ya? aku orang sagaranten soalnya😁😄alhamdulillah novel ada jg tentang daerahku bawa nama daerahku. ya Allah sampe bangga💓
2022-11-06
0