ks. 3

Kampung sukaujang

Sore hari, akhirnya semua persiapan itu selesai dikerjakan. para pemuda itu pun kembali ke rumah masing-masing, untuk membersihkan diri terlebih dahulu, sambil berbuka puasa bersama. meski sebagian banyak tidak berpuasa, namun mereka juga ingin merasakan Haru di hari kemenangan itu.

Sehabis magrib sound system yang disewa sudah mulai menggema, dengan bacaan Takbir memenuhi setiap penjuru kampung sukadarma. para pemuda yang tadi siang bekerja, Mereka pun sudah berkumpul di halaman masjid, dengan penuh Sukacita. saling mengobrol, saling bercerita tentang pengalaman mereka selama Merantau di kota, sambil menyalakan bom meriam. hingga malam itu terasa sangat meriah, Semua orang merasakan kebahagiaan tampa terkecuali.

Acara takbir itu menggema sampai adzan subuh berkumandang, hanya berhenti beberapa saat ketika para warga pulang ke rumahnya, untuk bersiap-siap melaksanakan salat Idul Fitri.

Selesai melaksanakan salat Idul Fitri, para warga pun saling berkunjung untuk silaturahmi Dan saling memaafkan. Dilanjutkan dengan acara yang di inisiatifi anak muda perantau. Mereka pun dikumpulkan di salah satu lapangan, untuk mengisi acara lebaran itu dengan berbagai kegiatan Permainan. mulai dari bermain bola, voli dan lomba-lomba buat anak anak. sehingga kampung sukadarma waktu itu terlihat semakin hidup, semua warga menikmati setiap detik momen kebahagiaan itu.

*****

Hari kedua, setelah hari lebaran. pagi itu terlihat sangat sepi, karena kebanyakan para warga masih tertidur, merasa capek setelah melaksanakan aktivitas yang melelahkan hari kemarinnya. sehingga suasana kampung sukadarma, berbalik 180 derajat dibandingkan hari raya Idul Fitri.

Pagi itu, di depan salah satu rumah termegah di kampung sukadarma. terlihat Ujang yang sedang mencuci motor antik kesayangannya. motor bebek C70 berwarna merah keluaran tahun 75. dia mengelap motor itu dengan sangat hati-hati, mungkin takut body motor kesayangannya lecet atau tergores.

Dari kejauhan terlihat ada dua orang pria yang mendekati ke arah Ujang. setelah diperhatikan ternyata itu adalah pardi adik istrinya, namun dia tidak mengenal pria yang satunya lagi, mungkin itu orang dari luar.

"Selamat pagi Kang Ujang!" sapa Pardi sambil tersenyum hormat kepada kakak iparnya.

"Mau ngapain, pagi-pagi datang ke rumah saya? mau minta makan ya?" tanya Ujang yang terlihat angkuh.

"Istri Saya juga masak kali, Kang! ini ada teman dari Jakarta, dia sangat tertarik dengan motor antik yang dimiliki oleh Akang."

"Kenalkan saya Badrun! Saya sangat tertarik dengan motor unik yang dimiliki Akang. kira-kira Mau dilepas di harga berapa nih motor." tanya pria yang bernama Badrun sambil mengulurkan tangan mengajak Ujang berkenalan, namun Ujang hanya melirik tangan itu, tampa memegangnya. dengan malu, Badrun pun kembali menarik tangan yang sudah diulurkan.

"Apaaaa! mau beli motor saya? Emang kamu punya uang banyak apa? sampai kamu berani nawar motor saya?" tanya Badrun sambil tersenyum sinis.

"Ya! makanya saya nanya Akang, mau lepas berapa nih motor, Nanti kalau kemahalan saya baru tawar!" ujar Badrun sangat beretika ketika dia bertransaksi.

"Akang! akang! Akaaaang sarapan dulu!" teriak suara seorang wanita dari dalam rumah.

"Iya sebentar!" jawab Ujang sambil mengelap motor untuk yang terakhir.

"Jadi bagaimana Kang?" tanya Badrun yang menunggu jawaban.

"Dengar ya, kamu orang Jakarta! harta kamu kalau dibandingkan dengan harta saya itu jauh antara langit dan bumi. dan perlu kamu ingat! bahwa motor kesayangan saya, ini tidak akan saya jual, meski kamu membeli dengan nyawa kamu." jawab Ujang dengan tegas. tanpa menunggu jawaban dua tamunya, dengan segera masuk ke dalam rumah.

"Maafkan kalau kakak ipar saya sangat sombong Pak! maklum orang kaya nebeng, jadi seperti itu!" ujar Pardi yang merasa tidak enak.

"Orang kaya nebeng Bagaimana Kang Pardi?" tanya Badrun sambil menatap heran ke arah Pardi.

"Ayo saya ceritakan sambil ngopi di rumah!" ajak Pardi sambil berjalan menuju ke arah rumahnya yang berhadapan dengan rumah Ujang. meski mereka saudara adik kakak. namun perbedaan Rumah itu sangat mencolok, rumah Kang Ujang yang terlihat megah dengan beton yang begitu kokoh, serta halaman yang sangat luas. sedangkan rumah Pardi hanya terbuat dari papan kayu, yang warna catnya sudah menghitam.

Mereka berdua pun duduk di salah satu kursi di depan rumah Pardi, tanpa menunggu perintah, istrinya yang mengetahui ada tamu, dengan segera menyiapkan kopi serta cemilan.

"Kang Pardi! katanya mau cerita tentang kekayaan Kang Ujang. yang kayanya nebeng?" tanya Badrun yang masih penasaran.

"Iya! dulunya Dia sangat miskin, dia hanya tukang cilok yang suka berjualan berkeliling. Tapi entah memakai dukun yang seperti apa, sampai-sampai kakak saya yang bernama Darmi. dia terpincut oleh laki-laki miskin yang kaya dengan kebelaguannya.

"Singkat cerita Kakak saya pun, diajak nikah oleh pria sombong itu, Kang Ujang melamar teh Darmi ke bapak saya, secara resmi"

"Terus bapak Kang Pardi menerima?" tanya Badrun.

"Pak Darma yang baik hati, dia tidak pernah membedakan status orang. bahkan ketika beliau meninggal, semua warga kampung pada menangisi kepergiannya, yang begitu mendadak. Karena Bapak Dharma meninggal setelah beberapa hari melangsungkan pernikahan teh Darmi dan Kang Ujang.

"Semua warga ikut menangis namun hanya satu orang yang tidak ikut bersedih. yaitu kang Ujang! kakak ipar saya. dia terlihat bahagia ketika mengetahui kematian mertuanya."

"Kok bisa seperti itu?:

"Iya Jahatnya, Kang Ujang! orang lain sibuk mengurus mertuanya yang meninggal. sedangkan dia dengan cepat memasuki kamar utama Bapak, untuk mencari brankas milik Bapak saya. namun Alangkah terkejutnya dia, ketika mertuanya itu hanya meninggalkan sedikit uang. Sedangkan surat-surat berharga tidak ada di brankas itu."

"Ke mana, ada yang mencuri?" tanya Pardi yang semakin tertarik dengan kisah Kang Ujang.

"Nggak! seminggu sebelum melangsungkan pernikahan kakak saya. Pak Darma telah membagikan seluruh tanah yang ia miliki kepada warga warga yang sangat membutuhkan, sehingga Kenapa Kampung ini dinamakan kampung sukadarma, karena warga kampung sangat suka dengan bapak saya."

"Terus kenapa sekarang Kang Ujang bisa terlihat mapan? padahal mertuanya hanya meninggalkan sedikit harta."

"Tidak bisa dibilang sedikit, sih! karena harta yang ditinggalkan untuk anak dan menantunya. tidak kurang dari satu miliar. Nah, dengan uang 1 miliar itu, kang Ujang mulai berpikir untuk merebut kembali semua harta yang dimiliki oleh mertuanya, yang sudah dibagikan kepada warga-warga kampung sukadarma. dengan cara meminjamkan uang peninggalan itu, kepada para warga dengan bunga yang begitu tinggi. agar warga itu tidak bisa menebus tanahnya. Sehingga dia bisa dengan mudah memiliki tanah mertuanya kembali.

"Dengan sifat buruknya yang suka menindas orang-orang lemah, Kang Ujang pun dijuluki orang kaya nebeng, orang miskin yang beruntung diangkat menantu oleh Pak Darma.

"Kang Ujang yang nggak terima dengan sebutan itu, dengan marah dia pun mulai mengganti nama kampung sukadarma. menjadi kampung sukaujang. makanya ketika masuk ke kampung di atas gapura tertulis. "Selamat datang di kampung sukaujang." cerita Pardi mengenang masa lalu kakak iparnya.

"Terus bagaimana sekarang?"

"Yah begitulah! dia bekerja dengan mengandalkan hasil bunga dari para warga. Bunga Yang sangat mencekik."

*****

Kita tunda cerita Pardi yang sedang mengobrol dengan tamunya dari Jakarta. kita akan menceritakan keluarga Fathan ketika Sore harinya.

Matahari yang sudah tidak terasa panas, karena Mentari itu sudah mendekati gunung, Mungkin sebentar lagi matahari itu akan bersembunyi. Sehingga bisa melindungi keluarga Kampung sukadarma dari sengatannya. burung-burung berkicau seolah memberitahu teman-temannya, bahwa Sebentar lagi sayap-sayap malam akan terbuka. terlihat di salah satu rumah tidak besar dan tidak kecil, setara dengan rumah-rumah yang ada di kampung sukadarma. ada lima orang yang sedang duduk mengobrol sambil menikmati kue lebaran.

"Sebentar lagi adik kamu lulus kuliah keperawatan, yang bapak bingung kan sekarang. Karena setelah Farah wisuda dia harus kursus nurse selama 1 tahun, sebelum bekerja. dan biaya kursus itu tidak murah." Farhan mengungkapkan kerisauan masa depan Putri pertamanya.

"Emang berapa biaya yang dibutuhkan untuk kursus nurse itu, Pak?" tanya Fathan sambil melirik ke arah bapaknya.

"Sekitar 25 jutaan! belum lagi dia mau wisuda. menurut teman-temannya yang wisuda tahun lalu, mereka diminta oleh pihak kampus untuk menyediakan dana, 2 sampai 3 jutaaan."

"Doakan saja saya, Pak! agar kerja saya dilancarkan, dan diberikan kemudahan dalam setiap mencari rezeki, untuk keluarga kita! insya Allah nanti Fathan akan usahakan untuk mencari uang buat bayar kursus Farah!"

"Nggak usah lah, kak! aku malu kalau harus ngerepotin Kakak terus." ujar parah yang merasa tidak enak.

"Iya Fathan! kamu kan sudah lumayan dewasa. Sekarang pikirkanlah dirimu sendiri, Apa kamu nggak mau seperti pria-pria lain? yang sudah memiliki istri." Timpal Ibu Fathan yang merasa kasihan menjadikan anaknya sebagai mesin pencetak uang.

"Kalian jangan seperti itu! kalau bukan kakak Kamu dan anak kita. siapa lagi di keluarga ini yang bisa diandalkan? biarkan dia belajar mempertanggungjawabkan apa yang harus ia pikul. dulu bapak banting tulang untuk bisa menguliahkannya. sekarang sangat wajar! kalau Fathan memikirkan biaya kuliah adik-adiknya." ujar Farhan yang tidak setuju dengan pendapat kedua wanitanya.

"Jangan seperti itu, Pak! Walau bagaimanapun Fathan adalah anak kita, jadi Tidak sepantasnya orang tua membebani anaknya, dengan tanggung jawab yang begitu besar."

"Nggak apa-apa Bu! Fathan kalau ada rezeki, Fathan tidak akan merasa Sayang, kalau Rezeki itu dipakai buat pendidikan adik-adik saya. karena sudah saya rasakan, pentingnya pendidikan itu seperti apa. dan kamu Farah! doakan kakakmu, agar bisa mendapat uang yang banyak, agar ketika kamu membutuhkan sesuatu, tidak harus berpikir seperti sekarang."

"Iya Kak! terima kasih banyak atas semua pengorbanan yang kakak berikan. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang kakak berikan untuk keluarga kita!" doa Farah sore itu.

*****

Keesokan paginya, pagi-pagi sekali semua warga perantau sudah berkumpul kembali di perempatan jalan. untuk kembali mengais rezeki di kota-kota besar, yang tersebar di seluruh Indonesia. bahkan bukan warga yang mau pulang saja yang berkumpul, orang-orang yang mengantarkan pun mereka ikut menunggu kedatangan mobil Elf. sambil terus maengobrol memanfaatkan waktu yang singkat dengan keluarga, yang sebentar lagi akan terpisah jauh. ada juga warga-warga yang hanya ingin melihat keberangkatan para perantau, meski mereka tidak memiliki saudara yang pergi dari kampungnya. seperti Ujang yang dikawal oleh Pardi adik iparnya, dia ikut meramaikan perempatan itu dengan membawa mobil Jeep miliknya.

Sedangkan Fathan, dia masih sibuk mengemasi barang-barang bawaannya. termasuk oleh-oleh khas dari kampung sukadarma.

"Fathaaaan, ayo! nanti kamu terlambat!" ajak Farhan yang sudah stand by di atas motor.

Ibu dan adiknya Farah, yang membantu mengemasi barang-barang Fathan, mereka memanfaatkan waktu itu untuk mengobrol.

"Kak! Kakak! untuk masalah kursus jangan Kakak pikirkan, nggak apa-apa parah nggak kursus juga, yang terpenting Farah bisa lulus kuliah, itu saja sudah sangat membanggakan bagi Farah."

"Iya! kamu jangan dengarkan ucapan bapak kamu. Sudah Selayaknya sekarang kamu mementingkan kebahagiaanmu sendiri."

"Hehehe! kalian jangan pesimis seperti itu. saya akan selalu berusaha sebisa saya, semampu saya. untuk membahagiakan keluarga saya sendiri. karena kalianlah alasan saya, untuk tetap selalu bersemangat dan giat dalam bekerja." ujar Fathan sambil tersenyum.

"Fathan buruan! nanti mobil Elf nya keburu lewat."

"Iya Pak sebentar lagi!" Jawab Fathan sambil berteriak. "Ini uang buat belanja kalian, nanti kalau Fathan sudah gajian. Fathan akan kirimkan lagi!" ujar Fathan sambil mengeluarkan uang sebesar 2 juta rupiah. Lalu dia mengambil tangan ibunya, kemudian menaruh uang itu di tangan wanita yang telah membesarkannya.

"Jangan banyak-banyak! Kan, waktu gajianmu masih lama. Bagaimana kamu nanti makan di sana." tolak Ibu Fathan dengan mata yang mengembun, merasa terharu atas kebaikan anaknya.

"Ya sudah! Jangan pikirkan saya!  Fathan masih ada uang kok buat makan."

dengan segera Fathan pun memeluk ibu dan adiknya, dengan pelukan sangat erat. kemarin mereka berlinang air mata kebahagiaan, karena bisa berkumpul kembali. sekarang linangan air mata  mereka, adalah linangan air mata kesedihan karena harus berpisah."

"Saraaah! Saraaaah! kamu di mana? Kak Fathan mau pulang nih!" ujar Sri mencari keberadaan anak bungsunya.

Dengan berlinang air mata Sarah pun keluar dari kamarnya, dia merasa sedih kembali, karena baru saja dia bisa mengobrol akrab dengan kakak kebanggaannya, sekarang harus pergi jauh kembali, dan entah kapan kakaknya itu bisa pulang lagi ke rumahnya. dengan cepat Sarah pun berlari lalu memeluk kakaknya dengan pelukan yang begitu erat.

Selesai berpamitan, ayah dan anak pun berangkat pergi menuju perempatan jalan. beruntung mereka tidak telat, karena ketika sampai ke perempatan, mobil Elf juga baru sampai. dengan cepat Fathan pun naik ke atas mobil, untuk kembali melaksanakan aktivitasnya di kota Jakarta.

*****

Tunda cerita Fathan yang hendak kembali ke kota metropolitan. Kita akan menceritakan cerita yang baru saja dibahas dalam cerita ini. cerita di mana ada seorang wanita yang sangat cantik, dengan hiasan Lesung di pipinya. sedang melakukan foto selfie di kamarnya, foto yang beberapa kali dihapus, karena menurutnya itu sangat jelek.

Episodes
1 KS. 1
2 ks. 2
3 ks. 3
4 ks. 4
5 ks. 5
6 ks. 6
7 ks. 7
8 ks. 8
9 ks. 9
10 KS. 10
11 KS. 11
12 KS. 12
13 KERANJANG SAYUR 13
14 ks. 14
15 ks. 15
16 ks. 16
17 ks. 17
18 ks. 18
19 ks. 19
20 ks. 20
21 ks. 21
22 ks. 22
23 ks. 24
24 ks 25
25 KS. 26
26 ks. 27
27 ks 28
28 ks 29
29 ks 30
30 ks 31
31 ks 32
32 ks 34
33 Ks. 34
34 KS. 35
35 KS. 35 B
36 Ks. 36
37 KS. 37
38 KS. 38
39 KS. 39
40 KS. 40
41 KS. 41
42 KS 42
43 KS. 43
44 KS 44
45 KS. 45
46 KS. 46
47 KS. 47
48 KS. 48
49 KS. 49
50 KS. 50
51 KS. 51
52 KS. 52
53 ks 53
54 KS. 54
55 KS. 55
56 KS. 56
57 KS. 57
58 ks 58
59 KS. 59
60 ks 60
61 KS. 61
62 ks. 62
63 Ks. 63
64 KS. 64
65 ks. 65
66 Ks 66
67 Ks 66
68 KS 68
69 KS. 69
70 Ks. 70
71 ks. 71
72 KS 72
73 KS. 73
74 KS. 74
75 KS. 75
76 KS. 76
77 ks 77
78 Ks. 78
79 KS 79
80 KS. 80
81 Ks. 81
82 KS. 82
83 KS. 83
84 KS 84
85 KS. 85
86 ks. 86
87 KS. 87
88 KS. 88
89 ks. 89
90 KS. 90
91 ks. 91
92 KS. 92
93 KS. 93
94 ks. 94
95 KS. 95
96 KS. 96
97 ks 97
98 KS. 98
99 KS. 99
100 KS. 100
101 KS. 101
102 KS. 102
103 KS. 103
104 KS. 104
105 ks. 105
106 KS. 106
107 KS. 107
108 KS. 108
109 KS. 109
110 KS. 110
111 KS. 111
112 KS. 112
113 KS. 113
114 Ks. 114
115 KS 115 TAMAT
Episodes

Updated 115 Episodes

1
KS. 1
2
ks. 2
3
ks. 3
4
ks. 4
5
ks. 5
6
ks. 6
7
ks. 7
8
ks. 8
9
ks. 9
10
KS. 10
11
KS. 11
12
KS. 12
13
KERANJANG SAYUR 13
14
ks. 14
15
ks. 15
16
ks. 16
17
ks. 17
18
ks. 18
19
ks. 19
20
ks. 20
21
ks. 21
22
ks. 22
23
ks. 24
24
ks 25
25
KS. 26
26
ks. 27
27
ks 28
28
ks 29
29
ks 30
30
ks 31
31
ks 32
32
ks 34
33
Ks. 34
34
KS. 35
35
KS. 35 B
36
Ks. 36
37
KS. 37
38
KS. 38
39
KS. 39
40
KS. 40
41
KS. 41
42
KS 42
43
KS. 43
44
KS 44
45
KS. 45
46
KS. 46
47
KS. 47
48
KS. 48
49
KS. 49
50
KS. 50
51
KS. 51
52
KS. 52
53
ks 53
54
KS. 54
55
KS. 55
56
KS. 56
57
KS. 57
58
ks 58
59
KS. 59
60
ks 60
61
KS. 61
62
ks. 62
63
Ks. 63
64
KS. 64
65
ks. 65
66
Ks 66
67
Ks 66
68
KS 68
69
KS. 69
70
Ks. 70
71
ks. 71
72
KS 72
73
KS. 73
74
KS. 74
75
KS. 75
76
KS. 76
77
ks 77
78
Ks. 78
79
KS 79
80
KS. 80
81
Ks. 81
82
KS. 82
83
KS. 83
84
KS 84
85
KS. 85
86
ks. 86
87
KS. 87
88
KS. 88
89
ks. 89
90
KS. 90
91
ks. 91
92
KS. 92
93
KS. 93
94
ks. 94
95
KS. 95
96
KS. 96
97
ks 97
98
KS. 98
99
KS. 99
100
KS. 100
101
KS. 101
102
KS. 102
103
KS. 103
104
KS. 104
105
ks. 105
106
KS. 106
107
KS. 107
108
KS. 108
109
KS. 109
110
KS. 110
111
KS. 111
112
KS. 112
113
KS. 113
114
Ks. 114
115
KS 115 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!