Makan Malam Bersama Mona

Malam pun menjelang.

Risa masih sibuk di dalam kamarnya, mencoba menidurkan bayi Lily. Sementara Arga bersiap menuju dapur. Ia sudah lapar dan ingin makan sesuatu.

"Sayang, aku sudah lapar. Aku makan duluan, ya," ucap Arga kepada Risa.

"Ya, Mas duluan aja."

"Baiklah." Arga pun melangkah ke luar kamar.

Baru saja ia menutup pintu kamarnya, tiba-tiba pintu kamar Mona terbuka. Gadis itu keluar dari kamar kemudian menyapa Arga yang sedang terpana melihatnya.

Bagaimana tidak, saat itu Mona tengah mengenakan lingerie tipis berwarna merah. Bahkan pakaian dallam gadis itu terlihat dengan sempurna di depan mata Arga.

"Eh, Mas Arga."

"Kamu mau ke mana, Mona?" tanya Arga tanpa bisa melepaskan pandangannya ke arah dua buah bulatan kenyal milik Mona.

"Mbak Risa ada? Mau gantiin Mbak Risa jagain Lily, Mas," jawabnya sambil tersenyum manis.

"Ehm, sebaiknya tidak usah. Lily sudah mau tidur juga, kok. Oh ya, ngomong-ngomong aku mau makan malam. Apa kamu mau ikut? Aku tau, kamu pasti sudah lapar," ajak Arga.

Mona kembali melebarkan senyumnya. "Ah, Mas Arga pengertian sekali. Tahu aja kalau aku sudah lapar," sahut Mona sambil mengelus perutnya yang rata.

"Ya, sudah. Yuk, kita ke dapur," ajak Arga sembari meminta Mona untuk jalan lebih dulu menuju dapur.

Mona melenggang lenggok seperti seorang model di depan Arga dan membuat Arga begitu terpesona. Apalagi bokong padat berisi itu tampak menari-nari di hadapannya. Tangan Arga terasa gatal. Ingin sekali ia menyentuh, meremass serta memukul bokong itu.

"Gila bener, kenapa Mona semakin menggairahkan saja," celetuk Arga dalam hati sambil menelan salivanya.

Setibanya di dapur, Arga segera meraih sebuah kursi untuk Mona dan memilih kursi dengan jaraknya yang sangat dekat dengan adik iparnya tersebut.

"Makan malamnya nasi goreng favoritku. Semoga kamu suka," ucap Arga kepada Mona.

"Wah, kenapa bisa kompakan ya, Mas. Makanan favoritku juga nasi goreng dan dari aromanya aku yakin nasi goreng ini pasti enak," sahut Mona dengan sangat antusias.

"Tentu saja, ini masakan Bi Surti. Apa pun yang dia masak pasti enak. Pokoknya tidak rugi gaji Bi Surti kerja di sini. Ya 'kan, Bi?" Arga melirik Bi Surti yang masih berada di ruangan itu.

"Ah, Tuan bisa saja," sahut Bi Surti yang tampak malu-malu.

Makan malam pun dimulai dan Arga tidak hentinya melirik bagian dada Mona yang sedikit terbuka. Kedua buah bulatan kenyal yang masih tertutup braa berwarna senada dengan lingerie itu benar-benar menyita perhatian Arga. Bahkan tanpa ia sadari juniornya bangkit lagi dan perutnya yang tadi kelaparan tiba-tiba terasa kenyang.

"Aku sudah selesai," ucap Arga setelah menghabiskan satu porsi nasi goreng kesukaannya. Padahal biasanya tidak cukup satu porsi.

"Aku juga, Mas. Terima kasih nasi gorengnya," sahut Mona dengan manja.

"Ehm, Mona. Boleh Mas tanya sesuatu?" Arga masih memperhatikan penampilan gadis cantik itu.

"Ya, Mas. Tentu saja boleh," jawabnya sambil mengangguk pelan.

"Kamu sudah punya kekasih belum?" tanya Arga sambil menggoda Mona.

"Dulu sih punya, Mas. Tapi sekarang udah enggak. Aku jomblo! Miris, ya?" sahutnya sambil tertawa pelan.

"Masa, sih? Ah, Mas gak percaya. Secara kamu itu masih muda, cantik, dan juga seksi. Siapa yang tidak mau coba," goda Arga.

Mona tampak tersipu malu. "Kalau Mas Arga mau gak sama Mona? Ya, jika seandainya Mas Arga masih single gitu," tanya Mona sambil tertunduk malu.

"Wah, kamu ini, ya!" Arga bangkit dari posisi duduknya. "Mas mau ke kamar dulu, udah capek," lanjut Arga.

Mona mengerucutkan bibirnya. Ia sedikit kesal karena Arga tidak mau menjawab pertanyaannya. Padahal ia ingin sekali mendengar jawaban langsung dari bibir lelaki tampan itu.

"Ya, sudah. Aku juga ingin beristirahat."

Mona kembali melangkah di depan Arga dan setibanya di depan kamarnya, ia pun pamit.

"Selamat malam, Mas Arga," ucap Mona sambil tersenyum kepada Arga.

"Malam." Arga membalas senyuman Mona.

Mona melenggang masuk ke dalam kamar dan lupa mengunci pintunya. Arga masih bisa melihat apa yang dilakukan oleh Mona di dalam sana di balik sisi pintu yang terbuka.

Sebenarnya Arga berniat masuk ke dalam kamarnya. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti tatkala melihat Mona mulai melepaskan lingerie-nya. Ia melemparkan baju haram itu ke lantai dekat ranjang kemudian menjatuhkan dirinya di atas ranjang dengan posisi terlentang.

Arga terus memperhatikan Mona hingga sesuatu mulai terjadi di ruangan itu. Mona tampak menggeliatkan tubuh sambil meremass kedua bulatan kenyal miliknya sendiri. Mona mendesahh dan terdengar begitu indah di telinga Arga.

"Aakhhh, eummm ...."

Arga menelan salivanya. Juniornya sudah bangkit dan tak terkendali. Dadanya berdebar kencang dan setan di kepalanya mulai menggoda dirinya untuk masuk ke dalam ruangan itu dan membantu Mona meremass bulatan kenyal nan besar.

"Ah, bodoh!" umpat Arga pelan setelah sadar apa yang sudah ia lakukan di depan kamar Mona.

Dari pada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Arga pun memilih masuk ke dalam kamarnya. Ia melihat Risa masih berbaring di samping bayi Lily yang sudah terlelap. Wanita yang sudah menemani dirinya selama dua tahun itu pun tampaknya sudah tertidur karena kelelahan.

Arga memperhatikan Risa yang tampak kucel. Rambut tak terurus, wajah yang apa adanya, serta daster yang selalu setia menemani istrinya itu baik siang maupun malam.

Tiba-tiba ia teringat akan Mona yang selalu tampil cantik dengan balutan baju seksi, terlebih ketika gadis itu mengenakan lingerie-nya.

"Kenapa semakin hari, Risa semakin kucel, ya? Beda sama adiknya, Mona. Dia benar-benar bisa merawat diri," gumam Arga dalam hati.

Arga menyentuh junior-nya yang masih dalam kondisi on dan siap diajak bertempur. Ia melepaskan piyama tidurnya kemudian menghampiri Risa yang sudah terlelap di samping bayi Lily. Lelaki itu menggoyang-goyangkan tubuh Risa pelan sembari berbisik lembut.

"Risa sayang, bangunlah!"

Risa tersentak kaget. Ia membuka matanya secara perlahan kemudian tersenyum kepada Arga yang sudah bertelanjang dada di hadapannya.

"Ada apa ya, Mas?" tanya Risa sambil mengucek matanya.

"Mas sudah kepengen ini, sudah gak tahan. Coba sentuh ini!" Arga meraih tangan Risa kemudian meletakkannya di atas junior yang masih menegang.

Risa memasang wajah sedih sembari menarik tangannya kembali. "Maafkan Risa, Mas. Risa tidak bisa melayani Mas karena Risa baru saja melahirkan. Mas tahu sendiri 'kan kalau orang yang baru melahirkan itu—"

"Hahh! Sudah-sudah. Baiklah, tidak jadi," kesal Arga sembari membalikkan badannya dan berbaring membelakangi Risa.

Risa berbalik kemudian menatap punggung Arga yang tengah membelakanginya dengan wajah sedih. "Maafkan aku, Mas ...." lirih Risa.

...***...

Terpopuler

Comments

Andrew Pandu Sembiring

Andrew Pandu Sembiring

lanjut kan

2024-03-16

1

cangkuli cang

cangkuli cang

oke

2023-11-11

0

Yetnya Reymond

Yetnya Reymond

gregetan/Frown/

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Mona
2 Makan Malam Bersama Mona
3 Aktivitas Mona
4 Tisu Di Sudut Bibir
5 Curhatan Arga
6 Pesona Sang Adik Ipar
7 Arga Cemburu
8 Aroma Minuman Memabukkan
9 Tawaran Menggiurkan
10 Bersama Mona
11 Risa Terbangun
12 Mona Berkilah
13 Aku Tak Menginginkannya!
14 Kepergok Bi Surti
15 Kekesalan Risa
16 Firasat Risa
17 Obat Tidur
18 Rencana Berhasil
19 Kepergok Risa
20 Kepergok Risa 2
21 Perdebatan Risa Dan Arga
22 Permohonan Maaf
23 Mona Kecewa
24 Penolakan Arga
25 Uang Bulanan
26 Hamil
27 Mona Risau
28 Pengakuan Mona
29 Pengakuan Mona 2
30 Obat Yang Dipesan Oleh Arga
31 Risa Tahu
32 Membuntuti Mona
33 Penuturan Bu RT Dan Dokter
34 Perjalanan Arga Dan Mona
35 Sakit Perut
36 Perdebatan
37 Kemarahan Pak Abdi
38 Permintaan Arga
39 Berkunjung ke kediaman Pak Abdi
40 Keputusan Yang Sangat Berat
41 Lelaki Masa Lalu
42 Arga Kesal
43 Perdebatan Arga Dan Risa
44 Talak
45 Pulang
46 Pengakuan Mona
47 Pergi
48 Bertemu Teman Baru
49 Memulai Hari
50 Serempet
51 Berobat
52 Pernikahan Arga dan Mona
53 Arga Vs Mona
54 Kekesalan Mona
55 Pekerjaan Baru
56 Kepergok
57 Menyingkirkan Barang-Barang Risa
58 Ponsel Arga
59 Kembali Barang-Barang Itu
60 Cucu Oma
61 Ayden Penasaran
62 Rachel dan Risa
63 Pemeriksaan Kandungan
64 Tidak Berkembang
65 Renatta
66 Bayi Lily
67 Curhatan Risa
68 Ayden dan Risa
69 Pernyataan Ayden
70 Kecewaan Renatta
71 Keputusan Ayden
72 Keputusan Ayden 2
73 Penolakan Mommy
74 Derita Mona
75 Menikahlah Denganku
76 Kabar Baik Dari Oma
77 Menemui Mommy Tiya
78 Menemui Mommy 2
79 Berbincang Bersama Mommy
80 Restu Mommy
81 kecemburuan Arga
82 Arga Marah
83 Arga Mabuk
84 Mona Kecewa
85 Perseteruan Mona Dan Nella
86 Derita Mona
87 Surat Panggilan Dari Pengadilan
88 Sidang Perceraian
89 Nella Sakit
90 Kecelakaan
91 Menemui Pak Abdi Lagi
92 Penjelasan Pak Abdi
93 Kondisi Arga
94 Panti Asuhan
95 Pertemuan Dengan Bu Ara
96 Pertemuan Dengan Bu Ara 2
97 Penjelasan Bu Ara
98 Moment Penuh Haru
99 Arga Syok
100 Penyesalan Arga
101 Hari Pernikahan
102 Risa Dan Ayden
103 Kedatangan Mona
104 Mona Melahirkan
105 Simpanan Janda Kaya
106 Happy Ending
107 Gadis Kaki Palsu
108 Mendadak Dinikahi Bocah Tengil
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kedatangan Mona
2
Makan Malam Bersama Mona
3
Aktivitas Mona
4
Tisu Di Sudut Bibir
5
Curhatan Arga
6
Pesona Sang Adik Ipar
7
Arga Cemburu
8
Aroma Minuman Memabukkan
9
Tawaran Menggiurkan
10
Bersama Mona
11
Risa Terbangun
12
Mona Berkilah
13
Aku Tak Menginginkannya!
14
Kepergok Bi Surti
15
Kekesalan Risa
16
Firasat Risa
17
Obat Tidur
18
Rencana Berhasil
19
Kepergok Risa
20
Kepergok Risa 2
21
Perdebatan Risa Dan Arga
22
Permohonan Maaf
23
Mona Kecewa
24
Penolakan Arga
25
Uang Bulanan
26
Hamil
27
Mona Risau
28
Pengakuan Mona
29
Pengakuan Mona 2
30
Obat Yang Dipesan Oleh Arga
31
Risa Tahu
32
Membuntuti Mona
33
Penuturan Bu RT Dan Dokter
34
Perjalanan Arga Dan Mona
35
Sakit Perut
36
Perdebatan
37
Kemarahan Pak Abdi
38
Permintaan Arga
39
Berkunjung ke kediaman Pak Abdi
40
Keputusan Yang Sangat Berat
41
Lelaki Masa Lalu
42
Arga Kesal
43
Perdebatan Arga Dan Risa
44
Talak
45
Pulang
46
Pengakuan Mona
47
Pergi
48
Bertemu Teman Baru
49
Memulai Hari
50
Serempet
51
Berobat
52
Pernikahan Arga dan Mona
53
Arga Vs Mona
54
Kekesalan Mona
55
Pekerjaan Baru
56
Kepergok
57
Menyingkirkan Barang-Barang Risa
58
Ponsel Arga
59
Kembali Barang-Barang Itu
60
Cucu Oma
61
Ayden Penasaran
62
Rachel dan Risa
63
Pemeriksaan Kandungan
64
Tidak Berkembang
65
Renatta
66
Bayi Lily
67
Curhatan Risa
68
Ayden dan Risa
69
Pernyataan Ayden
70
Kecewaan Renatta
71
Keputusan Ayden
72
Keputusan Ayden 2
73
Penolakan Mommy
74
Derita Mona
75
Menikahlah Denganku
76
Kabar Baik Dari Oma
77
Menemui Mommy Tiya
78
Menemui Mommy 2
79
Berbincang Bersama Mommy
80
Restu Mommy
81
kecemburuan Arga
82
Arga Marah
83
Arga Mabuk
84
Mona Kecewa
85
Perseteruan Mona Dan Nella
86
Derita Mona
87
Surat Panggilan Dari Pengadilan
88
Sidang Perceraian
89
Nella Sakit
90
Kecelakaan
91
Menemui Pak Abdi Lagi
92
Penjelasan Pak Abdi
93
Kondisi Arga
94
Panti Asuhan
95
Pertemuan Dengan Bu Ara
96
Pertemuan Dengan Bu Ara 2
97
Penjelasan Bu Ara
98
Moment Penuh Haru
99
Arga Syok
100
Penyesalan Arga
101
Hari Pernikahan
102
Risa Dan Ayden
103
Kedatangan Mona
104
Mona Melahirkan
105
Simpanan Janda Kaya
106
Happy Ending
107
Gadis Kaki Palsu
108
Mendadak Dinikahi Bocah Tengil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!