Arga tampak tidak tenang memikirkan kepergian Mona bersama teman-temannya. Ia mondar-mandir di dalam kamarnya dengan ekspresi wajah cemas. Sementara Risa memperhatikan itu tanpa berkedip sedikit pun.
"Mas kenapa? Ada masalah?" tanya Risa heran.
Arga menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap Risa yang sedang menemani Lily tidur. "Aku mencemaskan Mona. Kamu sebagai kakaknya kok, santai-santai aja, sih?" ungkapnya dengan sedikit kesal.
"Loh, memangnya Mona kenapa, Mas?" tanya Risa yang semakin heran dengan sikap Arga.
"Dia itu pergi bersama teman-temannya untuk hepi-hepi, Risa! Coba kamu lihat bagaimana pakaiannya barusan? Bagaimana jika salah satu temannya tergoda kemudian melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya? Apalagi mereka pergi ke resto yang ada tempat karaokenya, Risa! Kamu tahu sendiri 'kan apa yang dilakukan oleh orang-orang di dalam ruangan itu?" kesal Arga.
Risa tersenyum kecil. "Mas tidak usah khawatir karena senakal- akalnya Mona, ia tidak pernah melanggar janjinya. Dia sudah berjanji akan pulang cepat dan aku percaya itu," jawab Risa.
Lagi-lagi Arga menghembuskan napas kasar. "Ya, sudah!"
Arga duduk di tepian tempat tidur, di samping Risa. "Apa malam ini kamu bisa melayaniku?"
"Hanya dengan cara lain, Mas. Soalnya aku masih belum bersih dan tidak bisa melayani Mas Arga," lirih Risa dengan wajah sedih.
"Baiklah, sekarang layani aku," titah Arga.
Risa mengangguk kemudian meletakkan bayi Lily ke keranjangnya. Sementara Arga tengah sibuk melepaskan baju serta celananya. Lelaki itu bersandar di sandaran tempat tidur menunggu Risa datang menghampiri.
Perlahan Risa duduk di samping Arga dan mulai melakukan tugas yang diberikan oleh Arga kepadanya. Mata Arga merem-melek ketika benda tumpul miliknya dipegang oleh istrinya itu. Beberapa kali terdengar suara dessahan yang keluar dari bibir lelaki itu.
"Hsssttt, akh! Mo—" Arga menghentikan racaunya ketika sadar bahwa ia hampir saja menyebutkan nama Mona. Gadis yang sekarang ini menjadi teman imajinasinya saat melakukan permainan panas tersebut.
Risa yang sedang fokus melakukan tugasnya, tidak menyadari hal itu. Ia terus menurun naikkan tangannya sambil sesekali mengecup benda itu atas perintah Arga.
"Lebih cepat, Risa! Lebih cepat, akh!" racaunya lagi.
Walaupun sebenarnya Risa sangat lelah karena sudah mengurus bayinya seharian. Namun, demi memuaskan Sang Suami, ia rela melakukan apa saja.
Arga mengacak rambut Risa yang disanggul dengan sembarang. Saking eratnya cengkeraman Arga, rambut Risa bahkan menjadi berantakan. Ia terus mendorong kepala Risa agar benda tumpulnya bisa masuk lebih dalam lagi.
"Ehmmm," gumam Arga sambil menggigit bibir bawahnya. Saat itu bukan Risa yang ada di dalam pikirannya. Namun, Mona lah yang terus membayangi otaknya hingga ia merasa bahwa saat itu ia tengah melakukannya bersama adik iparnya tersebut.
Hingga beberapa menit kemudian.
"Aaargghh!"
Arga akhirnya mengerang. Ia bahkan melepaskan cairan kental itu secara sembarang bahkan hingga mengenai tubuh Risa. Sementara Risa hanya bisa tersenyum melihat ekspresi Arga. Ia berharap dengan begitu Arga tidak lagi marah kepadanya.
"Sudah selesai, Mas?" tanya Risa dengan lembut.
Arga mengangguk pelan dengan mata yang masih terpejam, menikmati sisa-sisa pelepasannya. "Ya, sekarang kamu tidurlah."
Mendengar jawaban dari Arga, Risa pun segera bangkit kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tangan, mulut serta tubuhnya yang kotor karena cairan kental milik Arga.
Selang beberapa menit kemudian.
Risa pun kembali ke kamar dan merebahkan diri di samping keranjang Lily. "Aku tidur duluan ya, Mas. Aku sudah lelah."
"Ya. Aku mau merokok dulu di luar," jawab Arga sembari berjalan keluar dari kamar tersebut dengan membawa sekotak rokok kesayangannya bersama sebuah pemantik.
Risa pun tidur dan tidak mencurigai apa pun karena hal itu memang sudah menjadi kebiasaan Arga. Arga duduk di teras sambil menikmati rokoknya. Selain untuk menikmati rokoknya, Arga juga berniat menunggu kedatangan Mona.
Dua jam kemudian. Di mana waktu sudah menunjukkan pukul 24.00.
Arga mengucek matanya yang sudah mulai mengantuk. Ia pun berniat masuk ke dalam rumah dan segera tidur. Namun, baru saja Arga meraih gagang pintu, sebuah motor sport berhenti tepat di depan pagar rumahnya.
Arga berbalik dan menatap ke arah motor tersebut. Sosok gadis cantik dengan pakaian seksi turun dari motor sembari melepaskan helmnya. Setelah menyerahkan helm tersebut, Mona pun segera melanjutkan langkahnya. Memasuki halaman rumah milik Arga. Sementara lelaki yang memboncengnya sudah pergi menjauh.
"Ck ck ck! Sudah pukul berapa ini, Mona?" ketus Arga seraya memperhatikan penampilan Mona yang sedikit berantakan dari sebelumnya.
Mona tersenyum tipis. "Maafkan aku, Mas. Aku janji setelah ini tidak akan mengulanginya lagi," jawab Mona. Ia menatap Arga dengan tatapan nakal. Dengan sengaja Mona menggigit bibirnya agar terkesan menggoda.
Arga mencium aroma minuman beralkohol yang keluar dari mulut Mona dan ia tahu bahwa Mona sudah menenggak minuman memabukkan itu.
"Kamu tidak sedang mabuk 'kan, Mona?" tanya Arga.
"Siapa, Mas? Aku?" Mona tertawa pelan sembari melangkah masuk ke dalam rumah, melewati tubuh Arga.
Arga dapat mencium aroma minuman itu dengan sangat jelas saat Mona melewati tubuhnya dan ia tahu bahwa apa yang ia katakan itu adalah benar.
Ia meraih tangan Mona dengan kasar kemudian menatap gadis itu dengan begitu serius. "Mona, aku serius! Kamu tidak sedang mabuk, 'kan?" tanya Arga.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Dafrosa Nase
dasar suami egoisssss
2023-09-14
1
Yusni Ali
Dasar suami egois ....
2023-03-15
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
sepertinya malam ini Mona dan Arga akan melewati batasan mereka sebagai ipar
2023-02-14
2