Derit Ranjang Adikku

Derit Ranjang Adikku

Kedatangan Mona

Tok ... tok ... tok!

"Mas Arga, tolong buka pintunya. Itu pasti Mona," ucap Risa kepada Arga, suaminya yang saat itu sedang asik memainkan ponsel sambil rebahan di atas sofa. Sementara Risa sendiri tengah sibuk mengurus bayi perempuannya yang baru berusia satu minggu.

"Ah, baiklah-baiklah." Dengan raut wajah yang sedikit kesal, Arga bangkit dari posisinya. Ia berjalan menuju pintu utama sambil menenteng hape kesayangannya itu.

Ceklek!

Pintu pun terbuka dan tampaklah seorang gadis cantik berusia 20 tahun yang bernama Monalisa atau yang biasa dipanggil Mona. Adik angkat Risa.

Mona tersenyum manis ketika mengetahui siapa yang sedang berdiri di hadapannya. Seorang lelaki tampan, berkulit putih dan memiliki bentuk tubuh yang sempurna.

Arga pun membalas senyuman Mona sembari menelisik penampilan gadis itu. Tubuhnya yang tinggi semampai dengan beberapa bagian yang tampak lebih menonjol dan membuat mata lelaki mana pun tak tahan untuk tidak meliriknya, termasuk Arga. Dress sifon mini yang ia gunakan berhasil menambah kesan seksi pada gadis itu.

"Mas Arga, Mbak Risa ada?" tanya Mona berbasa-basi.

Arga tersentak kaget. "Ah, ya! Masuklah, Mona. Mbak-mu ada di dalam. Lagi dandanin Lily yang baru aja selesai mandi," jawab Arga sembari membuka pintu rumahnya lebih lebar lagi.

"Wah, benarkah? Hmm, pasti cakep nih ponakan Tante," sahut Mona dengan begitu antusias memasuki rumah sederhana milik Arga dan Risa.

Setelah Mona masuk, Arga pun segera mengikuti langkah gadis itu dari belakang dan berjalan menuju kamar utama, di mana Risa tengah sibuk mendandani bayi mungilnya.

"Risa, ini Mona. Dia sudah datang," ucap Arga dengan setengah berteriak memanggil istrinya.

"Ah, iya. Masuk saja, Mona. Mbak di dalam kamar," sahut Risa dari dalam kamar utama.

"Nah, Mona. Masuklah." Arga mempersilakan Mona untuk masuk ke dalam kamar utama, kamarnya bersama Risa.

"Aku masuk dulu ya, Mas," ucap Mona kepada Arga yang masih berdiri di ambang pintu.

"Ya."

Setelah Mona masuk ke dalam ruangan itu, Arga pun kembali ke ruang televisi dan rebahan di atas sofa sama seperti sebelumnya. Kebetulan hari itu adalah hari minggu, di mana Arga bisa bersantai di rumahnya.

"Mbak Risa," sapa Mona sembari duduk di samping Risa yang masih sibuk dengan bayinya.

Mona menoleh sebentar sambil tersenyum kemudian kembali fokus pada bayinya.

"Mbak. Mbak tidak marah 'kan aku tinggal di sini untuk sementara waktu? Sebelum aku mendapatkan pekerjaan, aku bisa membantu Mbak merawat Lily," ucap Mona sambil memperhatikan ekspresi Risa. Kakak angkatnya.

Risa tersenyum tipis. "Memangnya siapa yang marah, Mona? Lagi pula ibu pun sudah bilang sama Mbak bahwa kamu akan tinggal bersama kami untuk sementara waktu."

Mona menghela napas berat. "Tapi aku merasa tidak enak saja, Mbak. Kan nantinya aku malah menambah bebannya Mas Arga. Biaya yang kalian keluarkan akan semakin banyak karena aku tinggal di sini," tutur Mona yang tampak serba salah.

Risa kembali tersenyum kemudian menatap adik angkatnya itu dengan seksama. "Tidak usah kamu pikirkan soal itu. Mbak sudah beritahu Mas Arga dan Mas Arga sama sekali tidak keberatan," jawab Risa.

Mona tersenyum lagi. "Syukurlah kalau begitu."

"Oh, ya, Mona. Sebaiknya kamu letakkan barang-barang bawaanmu ke kamar kosong yang ada di sebelah kamar Mbak. Kamu bisa tidur di sana sekarang," ucap Risa.

"Ehm, baiklah. Lagi pula aku juga ingin ganti pakaian karena dress ini bahannya panas dan bikin gerah," sahut Mona sambil tertawa kecil memperlihatkan mini dress dari kain sifon yang saat ini ia kenakan.

Risa tersenyum kecut tanpa berkeinginan menimpali ucapan adik angkatnya itu. Sebenarnya Risa agak risih karena pakaian Mona saat itu terlalu minim buatnya. Namun, dia ragu untuk memberitahu. Takut Mona malah tersinggung.

Mona melangkah keluar dari kamar Risa kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari letak kamar kosong yang dikatakan oleh Risa barusan. Arga memperhatikan itu. Ia pun bangkit dari sofa kemudian berjalan menghampiri Mona.

"Ada apa, Mona?" tanya Arga.

"Kata Mbak Risa kamarku ada di sebelah. Sebelah mana, ini atau ini?" tanya Mona sembari menunjuk ke arah dua buah ruangan yang ada di sisi kanan dan kiri kamar utama.

"Oh, itu. Sini, biar aku antar." Arga meraih tas jinjing berisi pakaian milik Mona kemudian menuntunnya ke kamar kosong yang memang sudah dipersiapkan oleh Risa untuk adik angkatnya itu.

"Ini kamarmu. Sengaja dikasih yang dekat sama kamar kami. Jadi, jika kamu atau Risa butuh sesuatu, kalian tinggal panggil saja," jelas Arga seraya membuka pintu kamar itu.

"Oh, terima kasih banyak, Mas Arga. Maaf, sudah merepotkanmu," ucap Mona sambil mengikuti langkah Arga yang kini sudah memasuki ruangan itu kemudian meletakkan tas jinjing bawaan Mona ke atas nakas.

"Itu kamar mandi pribadimu dan ini ...."

Arga tengah asik menjelaskan berbagai fasilitas yang ada di dalam kamar tersebut. Namun, Mona tampak tidak tertarik. Ia sudah tidak tahan dengan dress yang ia kenakan dan ingin segera melepaskannya.

Benar saja, Mona tanpa canggung melepaskan dress-nya. Padahal ia tahu bahwa Arga sendiri masih berada di ruangan itu. Tanpa sengaja Arga berbalik dan kini tatapannya tertuju pada Mona yang hanya mengenakan pakaian dallam untuk menutupi area-area pribadinya.

Arga terpaku dengan mata membulat. Kulit putih mulus itu terpampang jelas di depan matanya. Pemandangan yang sangat indah. Apalagi belahan bulatan kenyal berukuran besar itu tampak begitu menantang untuk di sentuh.

"Maafkan aku, Mas Arga. Aku sudah tidak tahan," ucap Mona tanpa merasa canggung sedikit pun.

Arga menelan salivanya. Hasratnya yang begitu besar terhadap **** kini semakin menggelora. "Ti-tidak tahan, maksudmu?"

"Gerah, Mas. Dress ini kualitas kainnya jelek. Dipake pun panas. Lihatlah, tubuhku berkeringat semua," ucapnya sambil memperhatikan butiran keringat yang keluar dari setiap sisi kulit mulusnya.

Lagi-lagi Arga menelan salivanya. Ingin sekali ia menerkam Mona dan menikmati tubuh seksi dan mulus itu. Apalagi saat ini ia sedang berpuasa. Risa tidak bisa melayani dirinya di atas ranjang sebab baru saja melahirkan bayi perempuan pertama mereka.

Arga menyentuh juniornya yang sudah bangkit dan siap bertempur dalam beberapa ronde, tanpa sepengetahuan Mona. Setelah tersadar, Arga pun segera pamit dan memohon diri dari kamar itu.

"Ehm, sebaiknya aku kembali. Mungkin saat ini Risa butuh bantuanku. Kamu istirahatlah! Kalau butuh sesuatu, panggil saja aku," ucap Arga tergagap-gagap.

"Baiklah, Mas. Lagi pula aku juga ingin mandi. Tidak mungkin 'kan aku mandi ditemani sama Mas Arga, bisa-bisa Mbak Risa marah sama aku." Mona tertawa pelan. "Maaf, Mas. Aku hanya bercanda, jangan dimasukkan ke hati, ya!"

"Ehm, tidak apa-apa." Arga bergegas keluar dari kamar itu untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

...***...

Terpopuler

Comments

sean hayati

sean hayati

jadi pengalman juga,jangan pernah ada dua wanita dalam satu rumah,walaupun adik kandung sendiri

2024-09-21

0

sean hayati

sean hayati

Salam kenal thour,sudah mampir ini kalau ada waktu singgah ya di novelku
cinta di ujung batas usia

2024-09-21

0

Andrew Pandu Sembiring

Andrew Pandu Sembiring

lanjut

2024-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Mona
2 Makan Malam Bersama Mona
3 Aktivitas Mona
4 Tisu Di Sudut Bibir
5 Curhatan Arga
6 Pesona Sang Adik Ipar
7 Arga Cemburu
8 Aroma Minuman Memabukkan
9 Tawaran Menggiurkan
10 Bersama Mona
11 Risa Terbangun
12 Mona Berkilah
13 Aku Tak Menginginkannya!
14 Kepergok Bi Surti
15 Kekesalan Risa
16 Firasat Risa
17 Obat Tidur
18 Rencana Berhasil
19 Kepergok Risa
20 Kepergok Risa 2
21 Perdebatan Risa Dan Arga
22 Permohonan Maaf
23 Mona Kecewa
24 Penolakan Arga
25 Uang Bulanan
26 Hamil
27 Mona Risau
28 Pengakuan Mona
29 Pengakuan Mona 2
30 Obat Yang Dipesan Oleh Arga
31 Risa Tahu
32 Membuntuti Mona
33 Penuturan Bu RT Dan Dokter
34 Perjalanan Arga Dan Mona
35 Sakit Perut
36 Perdebatan
37 Kemarahan Pak Abdi
38 Permintaan Arga
39 Berkunjung ke kediaman Pak Abdi
40 Keputusan Yang Sangat Berat
41 Lelaki Masa Lalu
42 Arga Kesal
43 Perdebatan Arga Dan Risa
44 Talak
45 Pulang
46 Pengakuan Mona
47 Pergi
48 Bertemu Teman Baru
49 Memulai Hari
50 Serempet
51 Berobat
52 Pernikahan Arga dan Mona
53 Arga Vs Mona
54 Kekesalan Mona
55 Pekerjaan Baru
56 Kepergok
57 Menyingkirkan Barang-Barang Risa
58 Ponsel Arga
59 Kembali Barang-Barang Itu
60 Cucu Oma
61 Ayden Penasaran
62 Rachel dan Risa
63 Pemeriksaan Kandungan
64 Tidak Berkembang
65 Renatta
66 Bayi Lily
67 Curhatan Risa
68 Ayden dan Risa
69 Pernyataan Ayden
70 Kecewaan Renatta
71 Keputusan Ayden
72 Keputusan Ayden 2
73 Penolakan Mommy
74 Derita Mona
75 Menikahlah Denganku
76 Kabar Baik Dari Oma
77 Menemui Mommy Tiya
78 Menemui Mommy 2
79 Berbincang Bersama Mommy
80 Restu Mommy
81 kecemburuan Arga
82 Arga Marah
83 Arga Mabuk
84 Mona Kecewa
85 Perseteruan Mona Dan Nella
86 Derita Mona
87 Surat Panggilan Dari Pengadilan
88 Sidang Perceraian
89 Nella Sakit
90 Kecelakaan
91 Menemui Pak Abdi Lagi
92 Penjelasan Pak Abdi
93 Kondisi Arga
94 Panti Asuhan
95 Pertemuan Dengan Bu Ara
96 Pertemuan Dengan Bu Ara 2
97 Penjelasan Bu Ara
98 Moment Penuh Haru
99 Arga Syok
100 Penyesalan Arga
101 Hari Pernikahan
102 Risa Dan Ayden
103 Kedatangan Mona
104 Mona Melahirkan
105 Simpanan Janda Kaya
106 Happy Ending
107 Gadis Kaki Palsu
108 Mendadak Dinikahi Bocah Tengil
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kedatangan Mona
2
Makan Malam Bersama Mona
3
Aktivitas Mona
4
Tisu Di Sudut Bibir
5
Curhatan Arga
6
Pesona Sang Adik Ipar
7
Arga Cemburu
8
Aroma Minuman Memabukkan
9
Tawaran Menggiurkan
10
Bersama Mona
11
Risa Terbangun
12
Mona Berkilah
13
Aku Tak Menginginkannya!
14
Kepergok Bi Surti
15
Kekesalan Risa
16
Firasat Risa
17
Obat Tidur
18
Rencana Berhasil
19
Kepergok Risa
20
Kepergok Risa 2
21
Perdebatan Risa Dan Arga
22
Permohonan Maaf
23
Mona Kecewa
24
Penolakan Arga
25
Uang Bulanan
26
Hamil
27
Mona Risau
28
Pengakuan Mona
29
Pengakuan Mona 2
30
Obat Yang Dipesan Oleh Arga
31
Risa Tahu
32
Membuntuti Mona
33
Penuturan Bu RT Dan Dokter
34
Perjalanan Arga Dan Mona
35
Sakit Perut
36
Perdebatan
37
Kemarahan Pak Abdi
38
Permintaan Arga
39
Berkunjung ke kediaman Pak Abdi
40
Keputusan Yang Sangat Berat
41
Lelaki Masa Lalu
42
Arga Kesal
43
Perdebatan Arga Dan Risa
44
Talak
45
Pulang
46
Pengakuan Mona
47
Pergi
48
Bertemu Teman Baru
49
Memulai Hari
50
Serempet
51
Berobat
52
Pernikahan Arga dan Mona
53
Arga Vs Mona
54
Kekesalan Mona
55
Pekerjaan Baru
56
Kepergok
57
Menyingkirkan Barang-Barang Risa
58
Ponsel Arga
59
Kembali Barang-Barang Itu
60
Cucu Oma
61
Ayden Penasaran
62
Rachel dan Risa
63
Pemeriksaan Kandungan
64
Tidak Berkembang
65
Renatta
66
Bayi Lily
67
Curhatan Risa
68
Ayden dan Risa
69
Pernyataan Ayden
70
Kecewaan Renatta
71
Keputusan Ayden
72
Keputusan Ayden 2
73
Penolakan Mommy
74
Derita Mona
75
Menikahlah Denganku
76
Kabar Baik Dari Oma
77
Menemui Mommy Tiya
78
Menemui Mommy 2
79
Berbincang Bersama Mommy
80
Restu Mommy
81
kecemburuan Arga
82
Arga Marah
83
Arga Mabuk
84
Mona Kecewa
85
Perseteruan Mona Dan Nella
86
Derita Mona
87
Surat Panggilan Dari Pengadilan
88
Sidang Perceraian
89
Nella Sakit
90
Kecelakaan
91
Menemui Pak Abdi Lagi
92
Penjelasan Pak Abdi
93
Kondisi Arga
94
Panti Asuhan
95
Pertemuan Dengan Bu Ara
96
Pertemuan Dengan Bu Ara 2
97
Penjelasan Bu Ara
98
Moment Penuh Haru
99
Arga Syok
100
Penyesalan Arga
101
Hari Pernikahan
102
Risa Dan Ayden
103
Kedatangan Mona
104
Mona Melahirkan
105
Simpanan Janda Kaya
106
Happy Ending
107
Gadis Kaki Palsu
108
Mendadak Dinikahi Bocah Tengil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!