Mona Berkilah

Risa melongokkan kepalanya ke dalam kamar Mona dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di ruangan itu. Namun, sayang Risa tidak menemukan apa pun di sana. Hanya tempat tidur Mona yang terlihat begitu acak-acakan.

"Mbak Risa kenapa, sih?" tanya Mona sekali lagi sambil mencoba tersenyum. Padahal saat itu hatinya sudah bergetar dengan hebat. Ia takut kakaknya itu masuk kemudian memeriksa ruangan sempit tersebut.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Mona?" tanya Risa penuh selidik.

"Apa yang sedang aku lakukan?" Alis Mona berkerut seolah-olah tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Risa.

Ia kembali tertawa pelan. "Memangnya apa yang sudah aku lakukan, Mbak? Aku tertidur dan tiba-tiba Mbak datang ke sini kemudian membangunkan aku," sambung Mona.

Risa menghembuskan napas berat sambil menatap lekat adiknya itu. "Ingat ya, Mona. Jangan pernah melakukan hal-hal aneh jika kamu memang masih tinggal di sini."

Mona kembali terkekeh. "Iya-iya, aku tahu kok, Mbak. Ya, sudah. Aku mau tidur lagi soalnya mataku masih mengantuk."

Risa mengangguk pelan. "Oh ya, apa kamu tahu Mas Arga di mana?"

Mona tampak gelagapan. "Ehm, tadi ketika aku kembali dari pesta, aku lihat Mas Arga duduk di teras, Mbak. Mbak coba cari saja di teras, siapa tahu Mas Arga masih bersantai di sana," sahut Mona.

"Baiklah, aku akan mencarinya di sana," sahut Risa.

Setelah mengucapkan hal itu, Risa pun kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan kamar Mona dan menuju teras depan rumah.

"Aneh, lalu suara apa yang aku dengar barusan? Sementara Mona sedang tertidur," gumam Risa.

Sementara itu.

"Ayo, Mas Arga. Sebaiknya Mas kembali ke kamar, sebelum mbak Risa kembali. Aku takut, Mas!" ucap Mona sembari berbisik pelan kepada Arga yang masih bersembunyi di balik pintu kamarnya.

Lelaki itu menghampiri Mona kemudian melumatt bibir seksi itu dengan ganas. "Maafkan aku karena tidak bisa menemanimu sepanjang malam. Tapi aku berjanji, aku akan cari cara agar kita bisa bercinta sepanjang malam," sahut Arga.

"Iya-iya. Tapi sekarang Mas Arga pergi saja, nanti mbak Risa malah balik lagi ke sini!" Mona mendorong pelan tubuh polos Arga hingga keluar dari kamarnya.

Arga tersenyum dan masih sempat-sempatnya mengedipkan mata kepada Mona sebelum ia masuk ke dalam kamar utama.

"Bye, Mona!"

"Bye, Mas Arga."

Mona segera masuk ke dalam kamar kemudian menjatuhkan diri di atas ranjang berderit itu. Ia menatap langit-langit kamar sambil mengingat percintaan panas yang baru saja ia lakukan bersama kakak iparnya. Tersungging sebuah senyuman lebar di wajahnya dan ia tampak begitu bahagia.

Sementara itu.

Risa tiba di depan pintu utama dan pintu tersebut sudah terkunci rapat. Risa sempat terdiam dan ia tampak berpikir keras.

"Jika pintunya sudah terkunci dari dalam, tidak mungkin Mas Arga berada di luar," gumam Risa.

Namun, karena penasaran ia pun memberanikan diri keluar dari rumahnya dan berjalan menuju teras. Udara dingin di malam itu terasa menusuk hingga tulang. Risa mengusap kedua tangannya yang terasa dingin secara bergantian sambil memperhatikan sekeliling.

"Mas Arga?" panggil Risa pelan. Namun, tidak ada jawaban dari lelaki itu.

"Apa yang Non Risa lakukan di sini?"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang menyapa dari belakang tubuhnya. Risa terperanjat kemudian segera berbalik sambil mengusap-usap dada.

"Ya, ampun, Bi Surti! Bibi bikin aku kaget saja," ucap Risa.

"Aku lagi nyariin Mas Arga, Bi. Biasa, ia kan sering nongkrong di sini cari angin. Lah, Bibi sendiri ngapain malam-malam begini berada di sini?" lanjut Risa sambil tersenyum menatap Bi Surti.

"Tadi gak sengaja Bibi lihat Non Risa berjalan ke sini. Karena penasaran akhirnya Bibi memutuskan untuk mengikuti Non Risa," jawab Bi Surti.

Risa pun menganggukkan kepalanya.

"Tapi, Non. Sepertinya tuan Arga sudah masuk karena pintu ini sudah terkunci sejak Non Mona kembali dari acara kumpul-kumpulnya," sambung Bi Surti.

Risa terdiam sejenak sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh Bi Surti barusan. "Sepertinya Bibi benar. Sebaiknya aku kembali, siapa tahu Mas Arga sudah ada di kamar," jawabnya sambil menepuk pundak Bi Surti pelan.

"Baik, Non."

Risa melenggang, meninggalkan Bi Surti yang masih menatapnya dengan tatapan sedih. Namun, beberapa langkah kemudian, Bi Surti pun kembali memanggil majikannya tersebut.

"Ehm, Non Risa!"

"Ya, Bi?" Risa berbalik dan menghadap ke arah Bi Surti.

"Ceritakan tidak, ya?" gumam Bi Surti dalam hati. Ia bermaksud menceritakan soal prilaku Arga yang beberapa waktu lalu kedapatan mengintip di balik pintu Mona sambil melakukan hal yang tidak senonoh. Namun, Bi Surti ragu jika Risa akan mempercayai kata-katanya.

"Ada apa, Bi?" tanya Risa lagi.

"Ah, tidak apa-apa, Non. Tidak jadi," jawabnya sambil tersenyum kecut.

"Sebaiknya Bibi kembali tidur karena besok Bibi harus bagun pagi lagi, 'kan?" celetuk Risa.

"Iya, Non. Baiklah."

Setelah Risa kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar utama, Bi Surti pun segera kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Ketika melewati kamar Mona, Risa sempat menghentikan langkahnya. Ia terdiam sejenak di sana sambil mendengarkan suara-suara yang berasal dari dalam kamar. Namun, kamar itu hening. Tak ada suara-suara aneh yang terdengar, termasuk suara derit ranjang adiknya tersebut.

Risa menghembuskan napas panjang kemudian segera masuk ke dalam kamar utama. Kamarnya bersama Arga. Ternyata apa yang ia pikirkan benar adanya. Arga sudah berada di sana dan tengah berbaring dengan posisi menghadap dinding.

Risa menautkan kedua alisnya sembari berjalan menghampiri tempat tidur. Ia duduk di samping tubuh Arga lalu membelai pundak lelaki itu dengan lembut.

"Mas Arga. Mas dari mana saja? Tadi aku nyariin, loh."

"Aku lagi poop. Sejak beberapa jam yang lalu aku sakit perut. Sementara kamu malah asik-asik tidur," jawab Arga dengan sedikit kasar dan mata yang masih tertutup rapat.

"Ya, Tuhan! Benarkah? Lalu bagaimana sekarang? Apa perut Mas masih sakit?" tanya Risa yang mulai cemas.

"Sudah agak mendingan. Sebaiknya kamu tidur saja lagi."

"Sini, Mas. Biar aku kerokin, ya. Siapa tahu Mas Arga masuk angin karena kelamaan nyantai di teras," bujuk Risa.

"Tidak-tidak! Tidak usah. Sebaiknya kamu tidur saja. Lagi pula aku sudah ngantuk dan butuh istirahat," jawab Arga.

Risa mengangguk pelan kemudian melabuhkan ciuman hangatnya di puncak kepala Arga. "Baiklah kalau begitu. Selamat tidur, Mas. Mimpi indah."

...***...

Terpopuler

Comments

Dafrosa Nase

Dafrosa Nase

Kasihann banget mba Risa😞😞😞

2023-09-14

0

Siti Rahayu

Siti Rahayu

ya beneran mimpi indah lh..wong sudah kesampaian tidur SM Mona...dasar yg satu jalang..yg satu penghianat..cocok kn

2023-06-27

1

Afika Simaremare

Afika Simaremare

sepandai pandainya menyembunyikan yg bau akhirnya tercium juga

2023-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Mona
2 Makan Malam Bersama Mona
3 Aktivitas Mona
4 Tisu Di Sudut Bibir
5 Curhatan Arga
6 Pesona Sang Adik Ipar
7 Arga Cemburu
8 Aroma Minuman Memabukkan
9 Tawaran Menggiurkan
10 Bersama Mona
11 Risa Terbangun
12 Mona Berkilah
13 Aku Tak Menginginkannya!
14 Kepergok Bi Surti
15 Kekesalan Risa
16 Firasat Risa
17 Obat Tidur
18 Rencana Berhasil
19 Kepergok Risa
20 Kepergok Risa 2
21 Perdebatan Risa Dan Arga
22 Permohonan Maaf
23 Mona Kecewa
24 Penolakan Arga
25 Uang Bulanan
26 Hamil
27 Mona Risau
28 Pengakuan Mona
29 Pengakuan Mona 2
30 Obat Yang Dipesan Oleh Arga
31 Risa Tahu
32 Membuntuti Mona
33 Penuturan Bu RT Dan Dokter
34 Perjalanan Arga Dan Mona
35 Sakit Perut
36 Perdebatan
37 Kemarahan Pak Abdi
38 Permintaan Arga
39 Berkunjung ke kediaman Pak Abdi
40 Keputusan Yang Sangat Berat
41 Lelaki Masa Lalu
42 Arga Kesal
43 Perdebatan Arga Dan Risa
44 Talak
45 Pulang
46 Pengakuan Mona
47 Pergi
48 Bertemu Teman Baru
49 Memulai Hari
50 Serempet
51 Berobat
52 Pernikahan Arga dan Mona
53 Arga Vs Mona
54 Kekesalan Mona
55 Pekerjaan Baru
56 Kepergok
57 Menyingkirkan Barang-Barang Risa
58 Ponsel Arga
59 Kembali Barang-Barang Itu
60 Cucu Oma
61 Ayden Penasaran
62 Rachel dan Risa
63 Pemeriksaan Kandungan
64 Tidak Berkembang
65 Renatta
66 Bayi Lily
67 Curhatan Risa
68 Ayden dan Risa
69 Pernyataan Ayden
70 Kecewaan Renatta
71 Keputusan Ayden
72 Keputusan Ayden 2
73 Penolakan Mommy
74 Derita Mona
75 Menikahlah Denganku
76 Kabar Baik Dari Oma
77 Menemui Mommy Tiya
78 Menemui Mommy 2
79 Berbincang Bersama Mommy
80 Restu Mommy
81 kecemburuan Arga
82 Arga Marah
83 Arga Mabuk
84 Mona Kecewa
85 Perseteruan Mona Dan Nella
86 Derita Mona
87 Surat Panggilan Dari Pengadilan
88 Sidang Perceraian
89 Nella Sakit
90 Kecelakaan
91 Menemui Pak Abdi Lagi
92 Penjelasan Pak Abdi
93 Kondisi Arga
94 Panti Asuhan
95 Pertemuan Dengan Bu Ara
96 Pertemuan Dengan Bu Ara 2
97 Penjelasan Bu Ara
98 Moment Penuh Haru
99 Arga Syok
100 Penyesalan Arga
101 Hari Pernikahan
102 Risa Dan Ayden
103 Kedatangan Mona
104 Mona Melahirkan
105 Simpanan Janda Kaya
106 Happy Ending
107 Gadis Kaki Palsu
108 Mendadak Dinikahi Bocah Tengil
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kedatangan Mona
2
Makan Malam Bersama Mona
3
Aktivitas Mona
4
Tisu Di Sudut Bibir
5
Curhatan Arga
6
Pesona Sang Adik Ipar
7
Arga Cemburu
8
Aroma Minuman Memabukkan
9
Tawaran Menggiurkan
10
Bersama Mona
11
Risa Terbangun
12
Mona Berkilah
13
Aku Tak Menginginkannya!
14
Kepergok Bi Surti
15
Kekesalan Risa
16
Firasat Risa
17
Obat Tidur
18
Rencana Berhasil
19
Kepergok Risa
20
Kepergok Risa 2
21
Perdebatan Risa Dan Arga
22
Permohonan Maaf
23
Mona Kecewa
24
Penolakan Arga
25
Uang Bulanan
26
Hamil
27
Mona Risau
28
Pengakuan Mona
29
Pengakuan Mona 2
30
Obat Yang Dipesan Oleh Arga
31
Risa Tahu
32
Membuntuti Mona
33
Penuturan Bu RT Dan Dokter
34
Perjalanan Arga Dan Mona
35
Sakit Perut
36
Perdebatan
37
Kemarahan Pak Abdi
38
Permintaan Arga
39
Berkunjung ke kediaman Pak Abdi
40
Keputusan Yang Sangat Berat
41
Lelaki Masa Lalu
42
Arga Kesal
43
Perdebatan Arga Dan Risa
44
Talak
45
Pulang
46
Pengakuan Mona
47
Pergi
48
Bertemu Teman Baru
49
Memulai Hari
50
Serempet
51
Berobat
52
Pernikahan Arga dan Mona
53
Arga Vs Mona
54
Kekesalan Mona
55
Pekerjaan Baru
56
Kepergok
57
Menyingkirkan Barang-Barang Risa
58
Ponsel Arga
59
Kembali Barang-Barang Itu
60
Cucu Oma
61
Ayden Penasaran
62
Rachel dan Risa
63
Pemeriksaan Kandungan
64
Tidak Berkembang
65
Renatta
66
Bayi Lily
67
Curhatan Risa
68
Ayden dan Risa
69
Pernyataan Ayden
70
Kecewaan Renatta
71
Keputusan Ayden
72
Keputusan Ayden 2
73
Penolakan Mommy
74
Derita Mona
75
Menikahlah Denganku
76
Kabar Baik Dari Oma
77
Menemui Mommy Tiya
78
Menemui Mommy 2
79
Berbincang Bersama Mommy
80
Restu Mommy
81
kecemburuan Arga
82
Arga Marah
83
Arga Mabuk
84
Mona Kecewa
85
Perseteruan Mona Dan Nella
86
Derita Mona
87
Surat Panggilan Dari Pengadilan
88
Sidang Perceraian
89
Nella Sakit
90
Kecelakaan
91
Menemui Pak Abdi Lagi
92
Penjelasan Pak Abdi
93
Kondisi Arga
94
Panti Asuhan
95
Pertemuan Dengan Bu Ara
96
Pertemuan Dengan Bu Ara 2
97
Penjelasan Bu Ara
98
Moment Penuh Haru
99
Arga Syok
100
Penyesalan Arga
101
Hari Pernikahan
102
Risa Dan Ayden
103
Kedatangan Mona
104
Mona Melahirkan
105
Simpanan Janda Kaya
106
Happy Ending
107
Gadis Kaki Palsu
108
Mendadak Dinikahi Bocah Tengil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!