Mona berdiri di depan kaca sambil memperhatikan halaman depan rumah. Ketika ada bayangan seorang laki-laki tengah berjalan ke arah rumah, ia yakin lelaki itu adalah Arga.
"Mas Arga!" pekiknya.
Mona bergegas membuka pintu utama dan berlari kecil menuju sosok lelaki yang kini berdiri di teras depan. Lelaki itu merentangkan kedua tangannya dan menyambut kedatangan Mona.
"Ya ampun, Mas Arga! Aku benar-benar deg-degan! Aku takut rencana kita gagal," ucap Mona dengan setengah berbisik. Ia memeluk tubuh kekar itu kemudian menuntunnya hingga masuk ke dalam rumah.
"Husst! Jangan keras-keras! Nanti kedengaran Risa," bisik Arga.
Mona menggelengkan kepalanya. "Tidak lah, Mas. Mbak Risa tidak akan pernah mendengar perbincangan kita karena saat ini dia sudah tertidur dengan lelaaaappp sekali!"
Arga menautkan kedua alisnya dan menatap wajah Mona dengan heran. "Loh, kenapa bisa begitu?"
Mona menyeringai tanpa menjawab pertanyaan dari kakak iparnya tersebut.
"Apa yang kamu lakukan kepada Risa, Mona?" Kini Arga tampak serius dan ia menunggu penjelasan dari gadis itu.
Mona kembali tersenyum lalu membelai lengan kekar Arga dengan lembut. "Hanya memberinya obat tidur, Mas. Biar dia cepat tidur. Soalnya sejak tadi kuperhatikan, Mbak Risa tidak ada ngantuk-ngantuknya."
"Dasar, gadis nakal!" celetuk Arga sembari mengacak puncak kepala Mona.
Mona hanya terkekeh dan mereka pun melanjutkan langkah mereka menuju kamar yang ditempati oleh Mona.
***
Drettt ... drettt ... drettt!
Suara derit ranjang Mona kembali terdengar dan diselingi suara dessahan dari gadis itu. Risa masih tertidur pulas karena efek obat tidur yang diberikan oleh Mona kepadanya. Namun, tidak dengan si kecil Lily. Lily yang kehausan, menangis karena Risa tak kunjung bangun untuk memberinya asi.
Oekk ... oeekkk ... Ooeekkk! Tangis Lily terdengar semakin keras saja.
Samar-samar Risa mendengar suara tangisan Lily. Dengan sekuat tenaga ia mencoba membuka matanya yang berat dan ternyata benar. Lily tengah menangis histeris karena perut kecilnya sudah kosong.
"Oh, Sayang. Sebentar, ya!"
Risa bangkit kemudian duduk bersandar di sandaran ranjang. Ia meraih Lily dan segera memberinya asi. Saking ngantuknya, Risa memberikan asinya sambil memejamkan mata. Walaupun matanya terpejam, tetapi tidak dengan pendengarannya.
Dreett ... dreeettt ... dreeettt!
Suara derit ranjang Mona kembali terdengar dengan begitu jelas. Risa sontak membuka mata kemudian memasang pendengarannya dengan baik.
"Lagi?" gumam Risa.
Saking bersemangatnya, pasangan Mona dan Arga bahkan sampai tidak mendengar suara tangis Lily. Mereka terus memacu pergerakan mereka di atas ranjang besi milik Mona hingga membuat benda itu bergerak hebat dan bergesekan dengan dinding kamar.
"Eummmhh!" lenguh Mona dengan mata terpejam. Menikmati setiap hujaman benda tumpul milik Arga yang menembus lorong sempitnya. Sementara Arga bermain dengan begitu liar di atas tubuh Mona. Mempraktikkan berbagai gerakan yang sudah ia kuasai kepada gadis itu.
"Berbaliklah, Sayang!" bisik Arga pelan sembari memutar tubuh Mona.
Ia kembali menghujamkan benda tumpulnya dari belakang dan kembali memacunya dengan gerakan yang begitu cepat.
"Enak sekali, Mas!" racau Mona.
Risa begitu penasaran dengan suara-suara aneh yang berasal dari kamar Mona. Ia ingin sekali mengintip ke kamar gadis itu. Namun, karena Lily masih asik menikmati ASI-nya, Risa pun terpaksa mengurungkan niatnya.
"Apa yang dilakukan oleh Mona di dalam sana? Kenapa hatiku berdebar-debar tak karuan seperti ini?"
Risa melirik jam dinding yang menggantung dan saat itu sudah menunjukkan pukul 01.00 pagi.
"Kenapa Mas Arga belum kembali juga? Sebenarnya apa yang ia lakukan di sana?" kesal Risa.
Setelah beberapa saat, bayi Lily pun akhirnya kembali tertidur dengan nyenyak. Perlahan Risa meletakkan tubuh mungil itu ke tempat tidurnya. Setelah memastikan bahwa bayi Lily sudah dalam posisi aman dan nyaman, Risa pun bergegas bangkit dari tempat tidur.
Ia berjalan menghampiri dinding yang menjadi sekat antara kamarnya dengan kamar Mona kemudian meletakkan telinganya di sana sambil mendengarkan suara-suara aneh itu lebih jelas lagi.
"Eummmhh! Nikmat sekali, Mas!" dessah Mona sambil memejamkan matanya.
"Ya, Tuhan! Apa yang dilakukan oleh Mona di dalam sana?"
Bukan hanya suara dessahan dari gadis itu yang terdengar, Risa bahkan bisa mendengar suara kulit yang saling beradu dan menimbulkan suara aneh lainnya.
Risa menghentikan aksinya dan terdiam dengan alis yang saling bertaut. "Semoga firasatku tidak benar."
Risa berjalan menuju kamar mandi. Ia mencuci muka untuk mengurangi rasa kantuk yang amat sangat. "Entah mengapa mataku terasa begitu berat malam ini," gumam Risa.
Selesai mencuci muka, Risa kembali melangkahkan kakinya keluar dari kamar utama. Risa berjalan mengendap-endap menghampiri pintu kamar Mona lalu berjongkok di sana. Ia mencoba mengintip apa yang dilakukan oleh adiknya itu melalui lubang kunci.
Namun, sayangnya tidak terlihat apa-apa di sana. Ruangan itu begitu gelap karena Arga sengaja mematikan lampu kamar Mona untuk berantisipasi. Takut ada seseorang yang mengintip kegiatannya bersama gadis itu, sama seperti yang dilakukan oleh Risa saat ini.
Risa tak patah semangat. Ia memutar pegangan pintu dan berharap bisa membukanya. Namun, ternyata pintu tersebut dikunci dari dalam. Hingga akhirnya kesabaran Risa pun habis.
"Mona, buka pintunya sekarang! Mbak tahu apa yang kamu lakukan di dalam!" tegas Risa sambil menggedor-gedor pintu tersebut.
Pasangan yang tengah dimabuk cinta itu pun terperanjat dan segera menghentikan aktivitas panas mereka.
"Mbak Risa!" pekik Mona.
"Ya, ampun! Kamu ini bagaimana sih, Mona! Aku belum selesai ini," kesal Arga.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ujang Juanda
seru seru seru
2023-05-24
1
Ujang Juanda
wah tambah seru ketauan Lo mona
2023-05-24
0
Dee-dee
jahatnya suami dan adik sendiri
2023-03-23
0