Arga yang merasa kesal, segera bangkit dari posisinya. Ia meraih piyama tidur yang tadi ia lemparkan kemudian mengenakannya kembali.
"Mas Arga, kamu mau ke mana, Mas?" tanya Risa yang tampak cemas.
"Aku mau cari angin, kepalaku sakit!" sahutnya dengan kasar.
"Mas Arga, aku bisa membantumu dengan cara lain," tawar Risa.
"Tidak perlu!"
Arga pun berlalu. Ia keluar dari kamar dan berniat menuju teras depan untuk mencari angin. Namun, lagi-lagi langkahnya tertahan di depan kamar Mona. Entah kenapa timbul rasa penasaran yang amat sangat besar di hatinya. Ia ingin tahu sedang apa gadis cantik itu di dalam kamarnya.
Perlahan Arga berjongkok kemudian mengintip dari balik lubang kunci yang terdapat di pintu kamar Mona. Dari lubang kunci tersebut, Arga dapat melihat apa yang dilakukan oleh Mona di atas ranjangnya.
"Apa yang dilakukan oleh Mona di sana?" gumamnya yang masih fokus memperhatikan Mona yang sedang bersandar di sandaran ranjangnya dengan tubuh polos.
Mona membuka lebar kedua kakinya. Tangan kanan gadis itu sedang asik memainkan sebuah alat getar di dalam area pribadinya. Sementara tangan kirinya terus meremass bulatan kenyal miliknya. Mulut Mona menganga dengan mata yang terpejam, menikmati sensasi yang diberikan alat getar tersebut. Sesekali ia menggigit serta menjilati bibirnya.
"Akhh ... eumhhh ...." Erangan kenikmatan itu terus keluar dari bibir Mona dan dalam sekejap membuat junior Arga kembali bangkit.
"Ya ampun, Mona! Kamu sungguh menggairahkan," gumam Arga sambil menelan salivanya.
Arga yang sudah tidak tahan, segera melorotkan celananya hingga sebatas lutut. Kini benda tumpul berukuran cukup besar itu mengacung dengan sempurna. Tanpa pikir panjang, Arga menggosoknya dengan cepat sambil terus mengintip apa yang dilakukan oleh Mona di dalam kamar.
"Oh, Mona, kamu cantik sekali," racaunya sambil terus menggerakkan tangannya naik dan turun.
Sementara itu.
"Loh, siapa itu?" gumam Bi Surti sambil memperhatikan Arga yang masih melakukan aktivitas memalukan itu. Menggesek juniornya sambil mengintip ke dalam kamar Mona.
"Ya, Tuhan! Bukankah itu Tuan Arga?" pekik wanita paruh baya itu setelah menyadari siapa yang sedang berjongkok di depan pintu kamar Mona.
"Ya ampun, Tuan Arga! Kenapa Anda melakukan hal yang tak senonoh itu?" lirih Bi Surti sambil berdecak. Seakan tak percaya bahwa majikannya yang terlihat begitu baik itu bisa melakukan hal yang sangat memalukan seperti itu.
Bi Surti bergegas pergi dan kembali ke kamarnya.
"Bagaimana jika Non Risa tahu, pasti akan menjadi masalah besar di rumah ini," gumam Bi Surti sembari merebahkan tubuh lelahnya di atas tempat tidur.
Kembali ke Arga.
Setelah beberapa menit kemudian, Arga pun mengerang pelan. Ia berhasil mencapai puncak kenikmatannya. Setelah cairan kental itu keluar, Arga pun buru-buru menaikkan celananya kembali kemudian bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
Arga masuk ke dalam kamarnya dan menyaksikan Risa yang sedang bersandar di sandaran tempat tidur sambil memberi asi kepada bayi Lily.
"Mas," sapa Risa dengan wajah sedih karena sudah membuat suaminya kecewa.
Arga terus melangkah ke tempat tidur tanpa mempedulikan Risa. Ia berbaring dengan posisi membelakangi istrinya. Arga memejamkan matanya dan berpura-pura tidur. Padahal saat itu pikirannya terus tertuju pada Mona.
Setelah kenyang, bayi Lily pun tertidur pulas. Perlahan Risa meletakkan bayi mungilnya ke dalam keranjang yang terletak di samping tubuhnya.
"Mas Arga. Mas sudah tidur?" panggil Risa lagi.
Karena tidak ada jawaban, Risa pun berbaring tepat menghadap punggung Arga. Ia memeluk suaminya itu dari belakang kemudian pergi tidur.
Jika Risa kembali melanjutkan istirahatnya. Namun, berbeda dengan Arga. Lelaki itu kembali membuka matanya dan menatap dinding kamar dengan tatapan kosong menerawang. Ia kembali teringat bagaimana ekspresi Mona di dalam kamarnya.
"Oh, Mona!" gumam Arga dalam hati.
Keesokan paginya.
Setelah mandi dan berpakaian, Arga siap-siap menuju meja makan. Di mana Bi Surti sudah mempersiapkan sarapan untuk mereka.
"Mas, tunggu!" panggil Risa sembari melangkah dengan cepat menyusul Arga yang berjalan menuju dapur.
"Tidak jagain Lily?" tanya Arga tampak acuh.
"Lily sudah tidur dan pagi ini aku bisa nemenin Mas Arga sarapan," ucap Risa sembari memeluk lengan kekar Arga.
Ekspresi Arga masih sama. Ia tampak tak peduli dan terus melangkah menuju dapur. Setibanya di ruangan itu, ternyata menu sarapan mereka pagi ini sudah tertata rapi di atas meja dan siap untuk dinikmati.
Arga duduk di kursinya, sementara Risa sibuk menuangkan nasi serta lauk pauknya ke atas piring kemudian menyerahkannya ke hadapan Arga.
"Ini punyamu, Mas."
"Oh ya, Bi. Mana Mona? Tolong panggil dia dan suruh sarapan bersama kami," titah Arga kepada Bi Surti yang sedang membersihkan alat masaknya.
"Baik, Tuan."
"Oh, astaga!" pekik Risa sambil menepuk jidatnya pelan. "Saking sibuknya sama Lily, aku bahkan sampai lupa bahwa Mona menginap di sini," lanjut Risa.
"Heleh, sama adik sendiri saja lupa. Belum juga tua!" gerutu Arga sembari meraih sendok dan garpu kemudian memulai sarapannya terlebih dulu.
"Maaf," lirih Risa.
Tidak berselang lama, Mona pun hadir di ruangan itu. Masih seperti kemarin, Mona terlihat begitu cantik dan seksi dengan baju super ketat dan rok pendek di atas lutut. Kulit pahanya yang putih mulus, kini menjadi perhatian Arga. Tak ketinggalan, belahan dua buah bulatan kenyal berukuran besar itu.
"Duduklah, Mona." Arga menarik sebuah kursi untuk Mona dan mempersilakan gadis itu untuk duduk di kursi tersebut.
"Terima kasih, Mas Arga." Mona duduk kemudian memulai sarapannya bersama pasangan Risa dan Arga.
Arga memperhatikan kedua wanita yang kini duduk di hadapannya. Risa dengan daster andalannya dan Mona dengan pakaian super ketat serta minim kain favoritnya.
Jika Mona terlihat begitu cantik di mata Arga, beda halnya dengan Risa yang menurutnya semakin hari, semakin kucel. Tanpa make-up dan rambut pun diikat dengan sembarang.
"Ya ampun! Kenapa Risa berubah seratus persen dari Risa yang kukenal dulu. Ya, walaupun Risa tidak seseksi Mona, setidaknya ia masih terlihat cantik dan tidak malu-maluin jika di ajak jalan. Tapi sekarang? Hmmm, jangankan mengajaknya jalan, mengakuinya sebagai istri pun aku tak pede," gumam Arga dalam hati.
Sekarang perhatiannya tertuju pada Mona yang tampak begitu cantik saat menikmati sarapannya. Rambut panjang yang tergerai dengan indah. Wajah cantik dengan sedikit polesan make up, serta wangi dari parfumnya yang begitu manis dan berhasil menggoda indera penciuman Arga.
"Ehm, Non Risa. Sepertinya bayi Lily menangis," ucap Bi Surti kepada Risa yang sedang asik menikmati sarapannya.
"Benarkah? Oh, baiklah. Aku akan ke sana," sahut Risa sembari melepaskan sendok dan garpunya kemudian meninggalkan tempat itu sambil berlari kecil menuju kamar utama.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ny.Bramantyo
haii thorr bagus banget karyanya ❤ ijin promo yah thor untuk karya aku
"DIJODOHKAN DENGAN AKTOR"
kisah pengusaha muda yang berparas cantik, pekerja keras dan pantang menyerah, dirinya sudah memiliki pujaan hati yaitu sahabatnya sendiri, namun disaat sang sahabat akan melamarnya, bundanya malah menjodohkannya dengan seorang aktor papan atas yang terkenal diseluruh penjuru tanah air !!!
saksikan kelanjutan ceritanya!!!
akankah wanita itu memilih menikah dengan aktor itu dibanding memperjuangkan cintanya kepada sang sahabat ???
2023-10-29
0
Valkarin Lv
.,
2023-10-15
0
Puji Astuti
risa salah menginjinkan adik angkatnya tinggal di rmhnya, jdi orang ketiga hancur rtnya
2023-10-11
0