Penyesalan Kenzo

"Ini hanya salah paham. Maaf mengganggu ketenangan Kailani." Kalvin menarik tangan Keysa lebih keras. Matanya menatap perempuan yang masih menjadi istrinya itu dengan tajam dan mengintimidasi. "Pulang, Key, atau aku tidak segan membuatmu lebih malu dari yang sudah kamu lakukan sekarang," tekan Kalvin.

Dengan hentakan kaki yang jelas mengisyaratkan kekesalan, Keysa terpaksa menuruti kemauan Kalvin. Namun, sebelum benar-benar berlalu dari ruangan, perempuan tersebut sempat berkata, "Aku tandai wajahmu perempuan penggoda, suatu saat jika kita bertemu lagi. Aku akan membuat perhitungan denganmu."

Kenzo segera menutup rapat pintu ruangan Kailani begitu tamu tidak diundang itu sudah benar-benar berlalu dari sana. Dengan menarik napas yang begitu berat, pria tersebut menghampiri Kailani yang tampak tertunduk berlinangan air mata.

"Ada apa, Kai. Siapa laki-laki itu sebenarnya? Bagi bebanmu denganku. Aku percaya apa yang diucapkan perempuan tadi pasti tidaklah benar." Pelan-pelan Kenzo mendudukkan bokongnya di sisi kosong brankar di mana Kailani berada.

Bukannya menjawab, tangis Kailani malah semakin menjadi. Lelah sudah jiwanya kali ini. Sekuat-kuatnya ia menjaga hati untuk tetap tegar, tentu hati punya batas kesabaran sendiri. Dan luka, selalu mempunyai cara untuk menumpahkan air mata seorang tanpa perlu bicara.

"Menangislah, Kai, jangan ditahan. Tumpahkan semua air matamu sampai kamu merasa sudah tidak ada lagi air mata yang tersisa." Kenzo kembali memberikan dukungan pada Kailani. Meski dia tidak tahu persis beban seberat apa yang sedang ditanggung sang mantan istrinya itu, namun Kenzo yakin, jika sampai seperti ini Kailani menangis---jelas hal yang terjadi bukanlah hal yang sederhana.

"Aku akan menunggu sampai kamu siap bercerita. Tolong jangan keras kepala kali ini. Kamu sudah tidak bisa lagi berbohong dengan mengatakan semua baik-baik saja. Jatuhnya air matamu adalah bukti ketidakmampuanmu menahan luka." Kenzo mengambilkan beberapa helai tisu untuk Kailani.

Perlahan, perempuan tersebut mulai mengatur napasnya. Untuk meredam tangis dan juga sesak yang menghimpit di dada. "Aku hamil, Ken," lirihnya di sela-sela isak tangis yang masih sesekali terdengar.

"Hamil? Dengan pria tadi?" Meski sangat kaget, Kenzo berusaha untuk tetap tenang dan tidak langsung menghakimi.

Kailani menggeleng pelan. "Bukan. Aku hamil bukan karena melakukan hubungan suami istri. Tapi Aku ...." Kailani menceritakan dengan gamblang perihal kesepakatannya dengan Karina. Termasuk ketidaktahuannya jika ternyata Kailandra adalah suami dari Karina.

"Kenapa kamu sampai melakukan hal senekat ini, Kai? Kalau pun pria itu bukan Kailandra, tetap saja tidak boleh kamu lakukan. Jika kamu ada masalah keuangan, kamu masih ada aku," sesal Kenzo. Pria itu sampai memijat pangkal hidungnya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran Kailani.

"Ini bukan masalah uang, Ken. Ini masalah balas budi yang tidak akan pernah bisa kita bayar. Sekali pun dengan seluruh harta yang kita miliki."

"Balas budi apa lagi, Kai? Setelah kamu melepaskan kebahagiaanmu bersama Kailandra demi janji bakti pada mamamu? Sekarang apa lagi?" Kenzo menahan intonasi suaranya yang mulai meninggi.

Tatapan Kailani tampak menerawang jauh ke depan. Sembari memejamkan mata, dia mulai bercerita. Ingatan perempuan tersebut seketika kembali pada peristiwa beberapa tahun yang lalu. Ketika usia kandungannya masih mencapai angka 32 minggu.

Di tengah guyuran hujan dan petir yang menyambar, dengan tubuh yang hanya berbalut daster, Kailani terus berjalan menyusuri jalan dengan langkah kaki tertatih menuju rumah sakit yang menurutnya paling dekat. Saat itu, sama sekali tidak terpikir oleh Kailani untuk memanggil satpam apalagi tetangga di sekitar rumah. Yang ada dibenaknya hanya ingin berjalan secepat mungkin ke jalan raya, menemukan taksi atau tumpangan dan segera tiba di rumah sakit.

Air mata yang bercucuran antara menahan sakit dan sedih berbaur syahdu dengan air hujan. Belum lagi darah segar yang mengucur di antara celah paha, tidak menyurutkan sedikit pun tekad Kailani untuk bertahan agar bisa sampai ke tujuan.

"Kita harus kuat. Bunda akan lakukan apa pun demi kamu, nak. Bunda hanya punya kamu." Sepanjang langkah Kailani, hal itulah yang terus disuarakan dengan lirih untuk memberikan penguatan.

Hingga sebuah mobil berhenti dan menawarkan bantuan pada Kailani. Pengendara mobil tersebut membantu Kailani hingga mengurus proses persalinan darurat yang dilakukan. Kailani yang hanya memiliki uang tidak lebih dari sepuluh juta rupiah, jelas menghadapi kesulitan baru. Biaya proses operasi secar di rumah sakit tersebut mencapai dua kali lipat dari nilai uang yang dia punya.

Masalah tidak berhenti di sana, ketika proses operasi sudah dilakukan dan putri cantik Kailani bisa dikeluarkan. Bayi tersebut ternyata mengalami beberapa komplikasi pada organ dalam tubuhnya. Tentu saja hal itu mengharuskan tim dokter untuk segera melakukan tindakan medis yang membuat Kailani harus membayar sejumlah dana deposit terlebih dahulu.

Si pengendara yang memang sengaja menunggu untuk memastikan perempuan yang ditolongnya sudah tidak ada masalah, terketuk hatinya untuk menolong. Tidak hanya deposit, pada akhirnya dialah yang membayar keseluruhan biaya melahirkan dan perawatan Kailani dan bayinya.

"Maafkan aku, Kai... Maaf." Suara Kenzo yang parau karena menahan tangis, menyadarkan lamunan diiringi cerita yang disampaikan Kailani dengan suara bergetar.

"Keiko berada di rumah sakit selama dua minggu. Aku tidak keluar biaya sedikit pun. Orang yang menolongku saat itu adalah Karina. Ini bukan tentang berapa nilai yang dia keluarkan untuk kelahiran Keiko. Tapi waktu, tenaga, dan kecepatan dalam mengambil keputusan yang dia lakukan. Andai tidak ada Karina, mungkin Aku sudah mati dijalanan dengan perut yang masih besar." Kailani kembali menangis.

Kenzo meluruhkan badannya di lantai, pria tersebut menangis sesenggukan. Merutuki kebodohan dan kekejamannya pada Kailani kala itu. "Maafkan Aku, Kai. Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Katakan Kai, jangan tanggung sendiri semuanya. Harusnya aku yang bertanggung jawab. Bukan kamu!" Kenzo terlihat sangat emosional. Mata pria tersebut memerah dan sangat basah dengan deraian bulir bening.

"Semua sudah terjadi, Ken. Mau disesali, mau kita menangis sampai mata kita buta sekali pun, keadaan tidak akan kembali seperti semula. Aku masih percaya, tidak ada hujan yang tidak reda. Tidak ada panas terik yang tidak tergantikan dengan sejuknya senja. Tuhan masih meminjam bahuku untuk meyakinkan diriNya, bahwa kebahagiaan yang nantinya DIA berikan---tidak membuatku lupa diri."

Kenzo tidak bisa berkata-kata lagi. Malu, marah dan kecewa pada diri sendiri. Itulah yang dia rasakan saat ini. Karena keegoisan dan cemburunya yang berlebihan, hingga tega meninggalkan Kailani yang sedang hamil begitu saja. Bahkan dengan kejamnya dia selalu membuat Kailani dipecat dari pekerjaannya. Padahal dia sendiri?

"Aku ada satu permintaan untukmu, Ken. Menurutku, ini yang terbaik sekarang," ucap Kailani dengan diakhiri helaan napas yang cukup berat.

"Apa Kai? Apapun akan aku lakukan, Kai. Beri aku kesempatan untuk sedikit menebus dosaku."

Terpopuler

Comments

Ibelmizzel

Ibelmizzel

sedihny jalan hidup Kailani😭

2023-05-15

0

Jaehyunyuta Mark

Jaehyunyuta Mark

keiko anak siaapa yaa

2023-02-09

0

ShintaSicca

ShintaSicca

Thor cerita masa lalunya ini ada dinovel othor yg judulnya apa sih? Pengen baca juga..

2023-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 Kesepakatan
2 Pertemuan Kailandra dan Kailani
3 Kecurigaan Karina
4 Embrio Transfer
5 Menuju hasil bayi tabung
6 Hamil Simpatik
7 Bertemu Kasih
8 Undangan dari Kailandra
9 Mengingatkan pada masa lalu
10 Cerita lama belum kelar
11 Placenta Previa Major
12 Penjelasan Kenzo
13 Penyesalan Kenzo
14 Ada apa dengan Keiko?
15 Accident
16 Operasi Sesar
17 Rumah tangga yang tidak biasa
18 Belum sadarkan diri
19 Keresahan Karina
20 Meminta bantuan Kalvin
21 Akankah Kailandra menyadari?
22 Perdebatan
23 Tragedi di waktu subuh
24 Tidak ada bekas operasi
25 Masih berusaha berbohong
26 Talak untuk Karina
27 Karina masih belum terima
28 Tidak punya hati
29 Akhirnya
30 Ke rumah Kailani
31 Tidak ingin lagi membahas masa lalu
32 Masalah di pagi hari
33 Salah Kailandra
34 Luka terus menganga
35 Curahan hati Kalvin
36 Reaksi Kasih
37 Perjuangan seorang ibu
38 Ingin bertemu Kailani
39 Kanaya dan Kanaka
40 Rencana Kasih dan kedatangan Karina
41 Hasil DNA tidak pernah dibuka
42 Antara Kailani dan Kasih
43 Keiko Pingsan
44 Oppa Kim Tae Hyung
45 Akhirnya membuka hasil tes DNA
46 Kenzo semakin posesif
47 Keegoisan Kenzo
48 Tragedi High Heels
49 Kembali ke rumah sakit
50 Kasih bertemu Keiko
51 Keyakinan Kailandra
52 Kailandra meminta tes DNA
53 Rencana Kailandra dan Kasih
54 Di rumah Kailani
55 Bicara empat mata
56 Memutuskan untuk jujur pada Kailani
57 Kailani terdiam
58 Dengan permasalahan masing-masing
59 Meminta untuk bersama lagi
60 Ketulusan Keira
61 Akal licik Kailandra
62 Pamit
63 Hadiah dari Keiko
64 Keadaan mulai berubah
65 Resmi duda
66 Meminta bantuan Keiko
67 Tetap tidak mau
68 Menemani Kailandra
69 Duka Kailandra
70 Yang terkubur tidak akan kembali
71 Kailandra masih berduka
72 Bukan menyerah
73 Memilih melupakan isi percakapan
74 Pertanyaan Keiko
75 Jawaban untuk Keiko
76 Meminta dinikahi
77 Hari pernikahan
78 Bukan pernikahan biasa
79 Akhirnya
80 Bonus Chapter 1
81 Bonus Chapter 2
82 Bonus Chapter 3
83 Bonus Chapter 4
84 Bonus Chapter 5
85 Bonus Chapter 6 (Last)
86 Bonus Chapter after last
87 Bonus Chapter after last 2
88 Bonus Chapter last 3
89 Bonus Chapter Last 4 (End ya????!)
90 Last Beneran
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kesepakatan
2
Pertemuan Kailandra dan Kailani
3
Kecurigaan Karina
4
Embrio Transfer
5
Menuju hasil bayi tabung
6
Hamil Simpatik
7
Bertemu Kasih
8
Undangan dari Kailandra
9
Mengingatkan pada masa lalu
10
Cerita lama belum kelar
11
Placenta Previa Major
12
Penjelasan Kenzo
13
Penyesalan Kenzo
14
Ada apa dengan Keiko?
15
Accident
16
Operasi Sesar
17
Rumah tangga yang tidak biasa
18
Belum sadarkan diri
19
Keresahan Karina
20
Meminta bantuan Kalvin
21
Akankah Kailandra menyadari?
22
Perdebatan
23
Tragedi di waktu subuh
24
Tidak ada bekas operasi
25
Masih berusaha berbohong
26
Talak untuk Karina
27
Karina masih belum terima
28
Tidak punya hati
29
Akhirnya
30
Ke rumah Kailani
31
Tidak ingin lagi membahas masa lalu
32
Masalah di pagi hari
33
Salah Kailandra
34
Luka terus menganga
35
Curahan hati Kalvin
36
Reaksi Kasih
37
Perjuangan seorang ibu
38
Ingin bertemu Kailani
39
Kanaya dan Kanaka
40
Rencana Kasih dan kedatangan Karina
41
Hasil DNA tidak pernah dibuka
42
Antara Kailani dan Kasih
43
Keiko Pingsan
44
Oppa Kim Tae Hyung
45
Akhirnya membuka hasil tes DNA
46
Kenzo semakin posesif
47
Keegoisan Kenzo
48
Tragedi High Heels
49
Kembali ke rumah sakit
50
Kasih bertemu Keiko
51
Keyakinan Kailandra
52
Kailandra meminta tes DNA
53
Rencana Kailandra dan Kasih
54
Di rumah Kailani
55
Bicara empat mata
56
Memutuskan untuk jujur pada Kailani
57
Kailani terdiam
58
Dengan permasalahan masing-masing
59
Meminta untuk bersama lagi
60
Ketulusan Keira
61
Akal licik Kailandra
62
Pamit
63
Hadiah dari Keiko
64
Keadaan mulai berubah
65
Resmi duda
66
Meminta bantuan Keiko
67
Tetap tidak mau
68
Menemani Kailandra
69
Duka Kailandra
70
Yang terkubur tidak akan kembali
71
Kailandra masih berduka
72
Bukan menyerah
73
Memilih melupakan isi percakapan
74
Pertanyaan Keiko
75
Jawaban untuk Keiko
76
Meminta dinikahi
77
Hari pernikahan
78
Bukan pernikahan biasa
79
Akhirnya
80
Bonus Chapter 1
81
Bonus Chapter 2
82
Bonus Chapter 3
83
Bonus Chapter 4
84
Bonus Chapter 5
85
Bonus Chapter 6 (Last)
86
Bonus Chapter after last
87
Bonus Chapter after last 2
88
Bonus Chapter last 3
89
Bonus Chapter Last 4 (End ya????!)
90
Last Beneran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!