Hari yang sama sekali tidak dinantikan kedatangannya oleh Kailani pun tiba. Bukan hanya karena hari ini adalah hari di mana proses puncak dari bayi tabung akan dilakukan. Tetapi juga karena adanya rencana baru Karina yang menurutnya sungguh sangat memaksa dan tidak masuk akal.
Namun, surat perjanjian sudah mengikat Kailani. Dia tidak bisa mundur atau pun juga menolak. Perempuan tersebut hanya bisa berserah diri sembari menjalani takdir Tuhan yang entah akan membawanya pada kehidupan seperti apa. Baru saja menjalani kehidupan yang tenang setelah berdamai dengan masa lalunya, lagi-lagi Kailani harus mengorbankan segalanya demi sesuatu yang juga masih berhubungan dengan masa lalu.
"Kai ... ini Kalvin, dia yang akan menjadi suami pura-puramu sampai nanti kamu melahirkan," ucap Karina dengan suara yang cukup jelas dan tegas. Menyadarkan lamunan Kailani yang menunggu di lobby rumah sakit.
Kailani hanya memberikan tatapan sekilas pada pria yang berdiri di samping Karina persis. Tidak ada senyum basa basi yang dia sunggingkan. Sebagai perempuan, serasa dia sudah tidak lagi mempunyai harga diri. Tubuhnya tegak berdiri di sana. Namun, jiwanya seperti melayang. Begitu mahal dia harus membayar kelahiran Keiko.
"Kalvin." Pria tampan berperawakan tinggi tegap dengan paras oriental tersebut mengulurkan tangannya pada Kailani.
"Kailani," ucap perempuan itu dengan membalas uluran tangan Kalvin hanya beberapa detik saja. Lalu perempuan tersebut berkata dengan tatapan yang begitu dingin. "Kita hanya pasangan pura-pura. Jadi tolong untuk menjaga batasan kita. Di depan orang lain atau tidak, saya tidak mau ada kontak fisik antara kita."
"Tenang saja, Aku hanya menolong Karina di sini." Kalvin mengatakan dengan ramah. Senyuman terus menghiasi wajahnya.
"Sudah cukup kenalannya. Sekarang kita harus segera ke atas. Dokter sudah menunggu." Karina menengahi Kalvin dan juga Kailani.
Ketiganya menaiki lift menuju ruangan tempat di mana proses embrio transfer akan dilakukan. Seperti biasa, Kailandra belum tiba di sana. Karina sengaja mengatur sedemikian rupa agar suaminya itu datang setelah semua proses selesai. Karina terus memastikan bahwa semua berjalan lancar. Sehingga Kailandra yang masih berada di luar kota, tidak memilih flight pagi untuk kembali ke Ibu Kota. Tentu saja karena Karina ingin membuat sang suami tidak mengetahui jika dia sendiri hanya menjalani proses bayi tabung pura-pura.
Setelah dibantu suster untuk memakai baju medis, Kailani pun berbaring di atas brankar sebuah ruangan yang begitu dingin. Karena kondisi kesehatan dan sel telur Kailani dan speerma Kailandra tidak ada masalah, maka prosedur embrio transfer yang dilakukan adalah prosedur transfer embrio segar. Di mana embrio yang diantar ke rahim Kailani tidak melalui proses pembekuan terlebih dahulu.
Dokter Khalid mendekati dan mengarahkan Kailani untuk rilex. Karena proses Transfer embrio tidak menggunakan anastesi apapun, ketenangan dan kenyamanan pasien sangat diperlukan agar semua bisa berjalan lancar.
Kailani mengangguk dengan senyuman yang sedikit dipaksakan. Perempuan tersebut terus mencoba mengatur napasnya. Membaca doa dalam hati, sekedar memberi penguatan untuk diri sendiri.
Melihat Kailani mulai tenang, Dokter perlahan memasukkan spekulum ke dalam vaginna Kailani. Hal itu dilakukan agar dinding vaginna tetap terbuka. Setelah itu dokter juga memasukkan kateter melalui mulut rahim dan masuk ke rahim dengan panduan USG untuk menjamin akurasi letak embrio di selaput rahim (endometrium). Dari situ, embrio ditransfer hingga langsung mencapai rahim.
Karina memejamkan matanya. Sebagai perempuan normal, hatinya merasakan nyeri dan sakit yang luar biasa. Seumur hidup, dia bahkan tidak akan pernah merasakan mengandung dan melahirkan. Terbesit rasa iri yang luar biasa pada diri Karina. Dia mengira Kailani begitu beruntung dalam hidupnya. Pernah dicintai dan kini mengandung anak Kailandra.
Tanpa disadari, air mata menetes membasahi pipi Kailani. Entah mengapa saat melihat semua yang dilakukan dokter melalui layar monitor di depannya, hati Kailani terasa di penuhi kehangatan sekaligus kesedihan secara bersamaan.
"Usaha kita sebagai manusia hanya bisa sampai di sini. selanjutnya, semua kuasa ada di tangan Allah. Bisa menempel dengan sempurna ataukah tidak dua embrio ini, sudah di luar kendali kita." Dokter tersenyum lega. Semua proses sudah dilakukan dengan baik dan lancar.
Demi keberhasilan dan menghindari hal buruk terjadi, Karina bersikeras meminta Kailani untuk rawat inap. Padahal, jika tidak terjadi keluhan selama lima sampai enam jam kemudian, calon ibu yang melakukan embrio transfer seharusnya sudah diperbolehkan pulang.
Hingga menjelang malam, Karina dan Kalvin masih menunggui Kailani. Sejauh yang terlihat, kedua orang tersebut seperti memiliki hubungan yang sangat dekat. Meski pembicaraan yang terdengar di telinga Kailani adalah sesuatu yang umum dan lumrah, entah mengapa hati kecil Kailani mengatakan jika di antara Karina dan Kalvin ada sesuatu yang spesial.
"Vin ... Kai sudah di bawah." Karina sedikit panik. Dia buru-buru memakai sweater untuk menutup dress longgar hampir menyerupai daster yang dikenakannya. Perempuan itu lalu menghubungi seseorang entah siapa.
Tidak lama, seseorang berseragam suster masuk ke ruangan Kailani dengan membawa kursi roda. Karina menjatuhkan bokongnya ke kursi tersebut. Tanpa pamit kepada Kailani dan juga Kalvin, Karina meminta suster mendorongnya ke luar ruangan.
"Kamu pulang saja. Aku sudah terbiasa sendirian," ucap Kailani pada Kalvin. Terkesan angkuh dan sangat dingin.
"Belum waktunya, Kai. Masih ada satu pertunjukkan penutup hari ini." Kalvin menelisik pandang pada sosok Kailani yang berbaring tidak nyaman di atas brankar.
"Pertunjukan a---,"
Belum sampai Kailani menyelesaikan pertanyaannya. Pintu ruangannya kembali terbuka. Seorang suster yang tadi bersama Karina terlihat pertama kali. Di susul kemudian Karina yang masih duduk di kursi roda yang didorong oleh Kailandra.
Kalvin seketika duduk di tepian brankar di sisi kanan Kailani. Tangan pria tersebut terulur ke belakang bagian kepala Kailani, terlihat seakan dia sedang mengusap rambut perempuan itu.
Kailandra tidak bisa menutupi keterkejutannya begitu melihat Kalvin. Sorot mata kebencian terpancar nyata dari kedua bola matanya.
"Jadi dia sudah tidak bersama Kenzo lagi. Dasar perempuan liarr. Bersama bajiingan seperti Kalvin pun dia mau," umpat Kailandra dalam hati.
"Kai, aku kemari hanya mau pamit. Kondisiku stabil, jadi aku boleh langsung pulang. Aku turut bersedih karena kamu harus dirawat dulu. Semoga semua baik-baik saja. Aku yakin kamu bisa melewati semuanya. Kita akan melahirkan sama-sama. Kurangi kebiasaan burukmu, Kai. Beruntung suamimu sangat pengertian."
Kailani mengernyitkan keningnya. Kedua ujung alis tebal perempuan tersebut menyatu. Dia sama sekali tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh Karina.
"Wah, dunia sempit sekali, Bro. Ternyata teman istriku adalah istrimu." Kalvin menyambut Kailandra dengan senyuman sinis tanpa bergeser sedikit pun dari posisi sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
karina licin jg ternyata
2023-04-06
0
Na_Ra
Karina eemg iblis. semoga kamu dpt karma. kailani lolos banget. diem2 bae di omongi begitu
2022-12-18
0
🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴
siapa kalvin sebenarnya kelihatan kailandra tidak suka dengannya
2022-12-13
0