Mengingatkan pada masa lalu

Meskipun sebenarnya sangat enggan, Kailani terpaksa mau memenuhi undangan Kailandra. Lagi-lagi, dia harus merelakan Keiko di rumah bersama Kenes. Ingin rasa hatinya untuk mengajak Keiko ikut serta, tetapi mengingat sikap dan ucapan Kailandra dan Karina yang kadang di luar nalar, Kailani memutuskan untuk tidak membawa serta Keiko bersamanya. Dan lagi-lagi---terpaksa dia pergi berdua bersama Kalvin.

"Kai, tidak adakah yang ingin kamu tanyakan kepadaku?" Kalvin bertanya untuk memecahkan keheningan di dalam mobil. Sedari tadi mereka berangkat, hanya seru mesin dan klakson kendaraan di luar yang menyapa daun telinga keduanya.

"Tidak." Kailani menjawab tanpa menoleh atau melirik sedikit pun pada Kalvin.

"Kamu tidak penasaran siapa aku? Kenapa aku mau membantu Karina berbohong? Kenapa sampai aku mau pura-pura menjadi suamimu?" Kalvin menoleh sebentar pada Kailani yang jelas tampak acuh. Lalu pria tersebut kembali fokus pada jalanan padat di depannya.

"Sama sekali tidak," jawab Kailani, singkat dan ketus.

"Kamu tidak takut aku akan macam-macam sama kamu? Kita akan sering berdua. Jika aku sampai berbuat sesuatu yang nekat dengan memanfaatkan keadaan bagaimana?" Kalvin terus memberikan pertanyaan. Pria tersebut sudah tidak mampu lagi menutupi rasa penasarannya pada Kailani. Dengan ketampanan dan kemapanan yang dia miliki, seharusnya bisa dengan mudah membuat lawan jenis terperdaya. Jangankan janda, yang masih perawan bahkan yang sudah menyandang status istri orang pun bisa mengejarnya dengan berbagai cara.

"Saya sudah pernah mengalami dan melakukan hal-hal nekat sebelum mengenal kamu. Sejauh apa perbuatan yang kamu anggap macam-macam, mungkin bagiku itu adalah hal yang biasa."

Jawaban Kailani membuat Kalvin harus menelan ludahnya dengan susah payah. Otak pria tersebut semakin bekerja dengan keras. Sikap lembut dan hangat Kailani pada Keiko, sungguh berbeda 180 derajat dengan sikap Kailani saat berhadapan dengan orang lain.

"Kai, maaf kalau pertanyaanku ini lancang, berapa tahun kamu menjanda?" tanya Kalvin dengan hati-hati. Dia sedikit cemas akan jawaban yang akan dilontarkan oleh Kailani. "Bukankah kamu ada Keiko? Dia tentu mengharapkan keluarga yang utuh. Tinggal bersama Bunda dan Ayahnya dalam satu atap. Mantan suamimu sudah menikah lagi, bukan? Kenapa kamu tidak melakukan hal yang sama?" tambah Kalvin. Sungguh dia sudah tidak bisa menahan diri.

"Maaf, itu terlalu pribadi. Keiko mempunyai orangtua yang lengkap. Dia hidup bersama single fighter, bukan single parents. Keiko tumbuh bersama kami dalam keadaan yang memang berbeda. Satu hal yang pasti, Saya tidak perlu mencari suami hanya untuk menghadirkan figur ayah bagi Keiko. Figur itu sudah ada dan tidak akan tergantikan bagi Keiko."

Jawaban lugas dan tegas bahkan cenderung sangat panjang membuat Kalvin sedikit terkejut. Sebelumnya dia mengira Kailani akan menyuruhnya diam. Bahkan Kalvin mulai berani menarik satu kesimpulan. Begitu berartinya Keiko bagi seorang Kailani---jelas tersurat dari setiap kata yang diucapkan tadi.

Keduanya kembali terdiam tanpa kata. Hingga beberapa saat kemudian, sampailah mereka di rumah Kailandra dan Karina. Sebelum membuka pintu mobil, Kailani menarik napas dalam terlebih dahulu, kemudian mengembuskannya perlahan. Sejenak menata hati agar tetap tenang untuk menghadapi apa pun nanti. Setelah pertemuan demi pertemuan yang tidak pernah memberikan kesan baik, sungguh hal yang aneh dan patut dicurigai ketika tiba-tiba Kailandra mengundang Kailani ke rumahnya.

Nyonya rumah rupanya sudah menyambut kedatangan kedua tamunya di depan pintu utama yang sudah terbuka lebar. "Terimakasih sudah datang, langsung ke dalam, yuk! Aku panggil Kai dulu, ya? Dia sedang bersiap-siap." Karina menyambut dengan ramah sembari mengedipkan ujung mata kanannya pada Kalvin.

Kailani dan Kalvin mengikuti langkah Karina yang berjalan memasuki ruangan demi ruangan yang ada di rumah tersebut. Membawa mereka masuk ke dalam area rumah yang lebih privasi.

"Kalian tunggu saja di taman, kita akan makan malam ala-ala garden party malam ini." Karina menunjuk taman di samping kolam renang yang dari tempat mereka berdiri sekarang tampak jelas set meja makan persegi yang ditata dengan sangat manis.

Sementara itu, Kailandra yang tampak mengenakan kemeja kekecilan berwarna biru muda, Lagi-lagi masih sibuk bolak balik menundukkan wajahnya di depan wastafel untuk memuntahkan isi perutnya yang hanya berisi air putih hangat.

"Kai, tidak adalah baju yang lebih baik selain ini?" Mengabaikan Kailandra yang sampai mengeluarkan air mata akibat muntah berlebihan, Karina malah fokus pada kemeja Kailandra yang hampir memperlihatkan pusarnya dan terdapat noda yang sepertinya memang sengaja tidak di cuci dengan bersih. Noda itu membentuk seperti sebuah kepulauan.

"Mereka sudah datang, kan? Kamu jalan duluan." Kailandra membasuh wajahnya agar terlihat segar. Sejak semalam melihat dan mendengar suara Karina, Kailandra menjadi semakin kesal tanpa alasan yang jelas.

"Aku duluan saja, kamu jalan pelan-pelan. Awas kalau sampai jalan mendahului aku." Kailandra yang tidak tahan melihat Karina berjalan lenggak lenggok di depannya, memutuskan untuk menukar posisi. Bukannya tidak tahan karena bentuk tubuh Karina yang menggoda, melainkan pria tersebut semakin mual dibuatnya.

Karina tersenyum senang, mengira apa yang dilakukan Kailandra adalah salah satu usaha pria tersebut agar dia tidak berjalan terlalu cepat.

Kailani yang memilih menunggu dengan berdiri di samping kolam renang berjarak beberapa langkah dengan Kalvin seketika menoleh ketika dia mendengar deheman khas Kailandra. Begitu melihat Kailandra, wajah Kailani seketika tergagap. Jantungnya berdetak kencang karena napas yang mulai terembus tidak beraturan.

"Bang Kai ... tidak bisakah Bang Kai membuang baju itu?" Suara Kailani jelas sangat bergetar saat mengatakannya.

Kailandra hanya menjawab pertanyaan Kailani dengan senyuman tipis. Melihat reaksi perempuan itu saat ini, bagaikan sebuah energi baru bagi Kailandra. Lagi-lagi mual, pusing dan gejala hamil simpatik lainnya hilang.

"Ketakutan dan kelemahanmu membuatku nyaman, Kai. Selamat datang di pembalasan Kailandra," batinnya.

"Kai, kamu kenapa?" Menyadari perubahan ekspresi dan bahasa tubuh Kailani, Kalvin dengan hati-hati mendekati istri pura-puranya itu.

"Aku tidak kenapa-napa." Kailani melangkah cepat mendekati set meja makan. Menarik satu kursi dan duduk di sana dengan gelisah.

Kailandra tersenyum puas menyaksikan hal tersebut. "Vin, apa kamu punya kemeja sebagus ini? Lihat bekas noda ini!" Kailandra menunjuk bagian yang seperti kepulauan yang tepat ada di sisi kanan atas dadanya. "Ini noda bukan sembarang noda. Ini adalah darah perawan, Vin. Tebak darah siapa ini? Dan siapa yang berhasil membuat darah ini tumpah?" Kailandra begitu santai saat mengatakannya.

Karina sampai harus menutup bibirnya yang menganga lebar akibat mendengar serentetan pertanyaan yang diberikan Kailandra pada Kalvin. Sementara Kailani, menutup kedua daun telinganya rapat-rapat dengan telapak tangannya sendiri.

"Tolong jangan ungkit itu lagi, Bang, cukup!" teriak Kailani.

Terpopuler

Comments

bunda n3

bunda n3

lah, tahu km yg perawatan kai, terus km g tanggung jawab kailandra?

2023-01-02

0

Kaizar Kaizar

Kaizar Kaizar

apakah kaiko anaknya kai

2022-12-30

0

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

Wkwkwkwk Kemeja masih di simpan berarti cinta masih sangat dalam

2022-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Kesepakatan
2 Pertemuan Kailandra dan Kailani
3 Kecurigaan Karina
4 Embrio Transfer
5 Menuju hasil bayi tabung
6 Hamil Simpatik
7 Bertemu Kasih
8 Undangan dari Kailandra
9 Mengingatkan pada masa lalu
10 Cerita lama belum kelar
11 Placenta Previa Major
12 Penjelasan Kenzo
13 Penyesalan Kenzo
14 Ada apa dengan Keiko?
15 Accident
16 Operasi Sesar
17 Rumah tangga yang tidak biasa
18 Belum sadarkan diri
19 Keresahan Karina
20 Meminta bantuan Kalvin
21 Akankah Kailandra menyadari?
22 Perdebatan
23 Tragedi di waktu subuh
24 Tidak ada bekas operasi
25 Masih berusaha berbohong
26 Talak untuk Karina
27 Karina masih belum terima
28 Tidak punya hati
29 Akhirnya
30 Ke rumah Kailani
31 Tidak ingin lagi membahas masa lalu
32 Masalah di pagi hari
33 Salah Kailandra
34 Luka terus menganga
35 Curahan hati Kalvin
36 Reaksi Kasih
37 Perjuangan seorang ibu
38 Ingin bertemu Kailani
39 Kanaya dan Kanaka
40 Rencana Kasih dan kedatangan Karina
41 Hasil DNA tidak pernah dibuka
42 Antara Kailani dan Kasih
43 Keiko Pingsan
44 Oppa Kim Tae Hyung
45 Akhirnya membuka hasil tes DNA
46 Kenzo semakin posesif
47 Keegoisan Kenzo
48 Tragedi High Heels
49 Kembali ke rumah sakit
50 Kasih bertemu Keiko
51 Keyakinan Kailandra
52 Kailandra meminta tes DNA
53 Rencana Kailandra dan Kasih
54 Di rumah Kailani
55 Bicara empat mata
56 Memutuskan untuk jujur pada Kailani
57 Kailani terdiam
58 Dengan permasalahan masing-masing
59 Meminta untuk bersama lagi
60 Ketulusan Keira
61 Akal licik Kailandra
62 Pamit
63 Hadiah dari Keiko
64 Keadaan mulai berubah
65 Resmi duda
66 Meminta bantuan Keiko
67 Tetap tidak mau
68 Menemani Kailandra
69 Duka Kailandra
70 Yang terkubur tidak akan kembali
71 Kailandra masih berduka
72 Bukan menyerah
73 Memilih melupakan isi percakapan
74 Pertanyaan Keiko
75 Jawaban untuk Keiko
76 Meminta dinikahi
77 Hari pernikahan
78 Bukan pernikahan biasa
79 Akhirnya
80 Bonus Chapter 1
81 Bonus Chapter 2
82 Bonus Chapter 3
83 Bonus Chapter 4
84 Bonus Chapter 5
85 Bonus Chapter 6 (Last)
86 Bonus Chapter after last
87 Bonus Chapter after last 2
88 Bonus Chapter last 3
89 Bonus Chapter Last 4 (End ya????!)
90 Last Beneran
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kesepakatan
2
Pertemuan Kailandra dan Kailani
3
Kecurigaan Karina
4
Embrio Transfer
5
Menuju hasil bayi tabung
6
Hamil Simpatik
7
Bertemu Kasih
8
Undangan dari Kailandra
9
Mengingatkan pada masa lalu
10
Cerita lama belum kelar
11
Placenta Previa Major
12
Penjelasan Kenzo
13
Penyesalan Kenzo
14
Ada apa dengan Keiko?
15
Accident
16
Operasi Sesar
17
Rumah tangga yang tidak biasa
18
Belum sadarkan diri
19
Keresahan Karina
20
Meminta bantuan Kalvin
21
Akankah Kailandra menyadari?
22
Perdebatan
23
Tragedi di waktu subuh
24
Tidak ada bekas operasi
25
Masih berusaha berbohong
26
Talak untuk Karina
27
Karina masih belum terima
28
Tidak punya hati
29
Akhirnya
30
Ke rumah Kailani
31
Tidak ingin lagi membahas masa lalu
32
Masalah di pagi hari
33
Salah Kailandra
34
Luka terus menganga
35
Curahan hati Kalvin
36
Reaksi Kasih
37
Perjuangan seorang ibu
38
Ingin bertemu Kailani
39
Kanaya dan Kanaka
40
Rencana Kasih dan kedatangan Karina
41
Hasil DNA tidak pernah dibuka
42
Antara Kailani dan Kasih
43
Keiko Pingsan
44
Oppa Kim Tae Hyung
45
Akhirnya membuka hasil tes DNA
46
Kenzo semakin posesif
47
Keegoisan Kenzo
48
Tragedi High Heels
49
Kembali ke rumah sakit
50
Kasih bertemu Keiko
51
Keyakinan Kailandra
52
Kailandra meminta tes DNA
53
Rencana Kailandra dan Kasih
54
Di rumah Kailani
55
Bicara empat mata
56
Memutuskan untuk jujur pada Kailani
57
Kailani terdiam
58
Dengan permasalahan masing-masing
59
Meminta untuk bersama lagi
60
Ketulusan Keira
61
Akal licik Kailandra
62
Pamit
63
Hadiah dari Keiko
64
Keadaan mulai berubah
65
Resmi duda
66
Meminta bantuan Keiko
67
Tetap tidak mau
68
Menemani Kailandra
69
Duka Kailandra
70
Yang terkubur tidak akan kembali
71
Kailandra masih berduka
72
Bukan menyerah
73
Memilih melupakan isi percakapan
74
Pertanyaan Keiko
75
Jawaban untuk Keiko
76
Meminta dinikahi
77
Hari pernikahan
78
Bukan pernikahan biasa
79
Akhirnya
80
Bonus Chapter 1
81
Bonus Chapter 2
82
Bonus Chapter 3
83
Bonus Chapter 4
84
Bonus Chapter 5
85
Bonus Chapter 6 (Last)
86
Bonus Chapter after last
87
Bonus Chapter after last 2
88
Bonus Chapter last 3
89
Bonus Chapter Last 4 (End ya????!)
90
Last Beneran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!