Hamil Simpatik

Kailani hanya menjawab dengan sebuah tatapan dan senyuman yang sama sinisnya. Sepedas apa pun ucapan Karina saat ini, jelas tidak membuatnya tersinggung. Pada kenyataannya, Kailani memang tidak mengharapkan di dampingi oleh lelaki mana pun.

"Saya duluan," pamit Kailani dengan langkah yang sedikit lebih dilebarkan dibanding biasanya.

Namun sayang, mereka tetap saja berada di satu lift yang sama menuju lantai tempat Dokter Khalid berada. Masa lalu Kailandra dan Kailani yang bisa dikatakan buruk, membawa keuntungan tersendiri bagi Karina. Tidak pernah dilakukan sebelumnya, Kailandra terus mengamit pinggul sang istri seakan mereka memanglah pasangan yang sangat harmonis.

Setiba di tempat yang dituju, Kailani masuk terlebih dahulu. Sementara pasangan Karina dan Kailandra harus rela menunggu di antrian berikutnya.

"Lain kali, usahakan kita duluan. Kalau bisa atur jadwalmu agar tidak terus bareng dia. Kita juga bisa ganti dokter kalau kamu mau," ketus Kailandra. Sudah bersikap sedingin biasanya kembali. Tidak ada sentuhan lagi antara dirinya dan juga Karina. Bahkan duduk pun pria tersebut sengaja menyisakan jarak sejengkal.

"Kai, kamu ada masalah apa sama Kailani? Kamu tau sendiri, kita baru sampai di Indonesia. Program bayi tabung ini saja, sungguh di luar rencana kita. Kita menikah bukan untuk mempunyai anak. Aku dekat sama dia karena aku ingin ada teman sharing untuk masalah kehamilan dan melahirkan. Lagi pula, dia perempuan yang tidak banyak bicara. Kenapa kamu terlihat benci sama dia?" Karina bertanya dan melemparkan tatapan tajam pada suaminya.

"Aku tidak nyaman ada orang asing di dekat kita. Hanya itu. Tapi suka-suka kamu saja. Selama kamu tidak membuat aku repot." Kailandra menjawab tanpa membalas tatapan Karina. Pandangannya lurus ke depan. Namun, ekor matanya melirik sosok Kailani yang keluar dari ruangan Dokter dengan wajah yang sendu.

Melihat ekspresi Kailani yang seperti itu, membuat Karina khawatir. Dia pun langsung menghampiri Kailani yang hendak berjalan menuju loket tempat menebus resep obat.

"Kamu mau kemana? Sudah giliran kita sekarang."

Suara tegas Kailandra menghentikan langkah Karina. Kini, jantung perempuan tersebut berdetak hebat. Tidak terbayang olehnya jika hasil dari semua proses yang dilakukan adalah negatif. Bayangan akan ide Kasih yang meminta Kailandra menikah lagi terus terbesit dibenaknya. Pernikahan apa pun yang mereka jalani selama ini, tetap saja lebih banyak menguntungkan bagi Karina.

"Kai ... aku mau ke toilet sebentar. Ini pengalaman baru bagiku. Sepertinya Aku mulai terlalu cemas berlebihan." Tanpa menunggu persetujuan Kailandra, Karina langsung berjalan cepat menuju toilet. Di sana perempuan tersebut segera mengirimkan pesan pada Kailani.

Tidak berapa lama, keduanya pun sudah berdiri saling berhadapan. Karina masih menunggu jawaban Kailani yang tidak kunjung dia dengar. Semua sudah tersusun rapi, melangkah sampai sejauh ini, Karina pantang menghadapi kegagalan.

"Program bayi tabung berhasil, Kar. Aku hamil." Kailani mengatakannya dengan suara bergetar dan tatapan mata berkaca-kaca.

"Benarkah? Lalu kenapa kamu sedih?" Karina tampak langsung bersemangat.

"Menurutmu? Apa aku harus bahagia dengan kehamilan ini? Kamu pikir aku perempuan yang tidak punya hati? Sudahlah, semua sudah terlanjur. Aku jalani apa yang menjadi maumu. Dosa dan resiko, ditanggung masing-masing." Kailani meninggalkan Karina sendirian di dalam toilet.

Perempuan tersebut melangkahkan kaki dengan cepat. Sesekali dia menyeka bulir bening yang menetes tanpa permisi membasahi pipi mulusnya. Sulit untuk melukiskan perasaan Kailani saat ini. Kehamilan yang dia alami, bukan hanya cacat norma dan hukum, tetapi sungguh memporak-porandakan hati. Andai calon bayi tersebut bukanlah benih dari Kailandra dan dirinya sendiri, mungkin hati Kailani tidak akan senelangsa sekarang.

Berbeda dengan Kailani, Karina melangkah keluar toilet dengan wajah yang begitu sumringah. Nasib baik memang sedang berpihak kepadanya. Tidak sabar, perempuan tersebut mengajak Kailandra menemui Dokter Khalid yang memang sudah bersedia bekerja sama dengannya dengan imbalan yang tidak biasa. Hanya sebentar keduanya berada di ruangan tersebut.

"Aku hamil, Kai. Sungguh ini adalah hal terindah sepanjang pernikahan kita. Meski pun tidak pernah kita rencanakan sebelumnya, ternyata proses yang kita jalani---membuatku serasa menjadi perempuan yang sempurna. Sekarang, kamu harus lebih perhatian padaku," ucap Karina begitu bahagia.

"Hemmm..." Kailandra membalas dengan biasa saja.

"Kok kamu nggak bahagia gitu?" Karina mulai kesal dengan reaksi Kailandra.

"Terus Aku harus bagaimana? Yang paling bahagia pasti mama. Kita langsung ke sana." Kailandra berjalan lebih dahulu. Meninggalkan Karina di belakangnya.

"Kai... kamu nggak inget kata dokter? Aku kan harus hati-hati mulai sekarang. Boleh nggak Aku gandeng tangan kamu? Kalau jalan sendiri, Aku suka seenaknya." Karina mencari-cari alasan untuk memanfaatkan keadaan.

Dengan terpaksa, Kailandra menganggukkan kepala. Meski tidak nyaman, mungkin memang sudah saatnya dia belajar untuk mengubah sikap. Kehamilan Karina, jelas terjadi atas kemauannya, sudah sepantasnya dia bersikap sedikit peduli sekarang.

Meski waktu terasa lebih lambat dari biasanya, tidak terasa usia kandungan Kailani kini mencapai delapan minggu. Perempuan tersebut bersyukur luar biasa. Kehamilan kali ini, tidak membuatnya merasakan mual dan muntah yang bisa mengganggu aktivitas. Kailani bahkan sudah kembali bekerja dan mengantar Keiko berangkat sekolah sendiri.

Sementara itu, situasi yang tidak nampak biasa dialami oleh Kailandra. Pria yang seharusnya sudah mulai memimpin perusahaan milik keluarga tersebut, tiga minggu terakhir ini malah tidak bisa beranjak dari ranjangnya. Pusing dan mual berlebihan yang dialaminya sungguh sangat menyiksa. Sudah tiga orang dokter memeriksa dan memberikan obat, tetapi tidak ada satu pun yang mampu menyembuhkan Kailandra. Dia bahkan terus muntah jika mencium bau makanan. Hanya air putih hangat yang mampu melalui tenggorokannya dengan mulus.

"Kayaknya anakmu bakalan mirip banget sama kamu, Kai. Ini persis kayak pas mama hamil kamu dulu. Papamu malah sampai dua bulan nggak bisa kemana-mana. Ini namanya hamil simpatik. Di mana yang merasakan semua kehamilan malah kamu. Biasanya, ini terjadi karena kamu terlalu mencemaskan dan peduli sama istrimu. Bisa jadi ini juga tanda kalau kamu memang sangat mencintai Karina," goda Kasih saat mengantarkan jus alpukat ke kamar Kailandra.

"Bisa begitu ya, Ma?" Karina yang semakin dekat dengan Kasih serasa sedang di atas angin.

"Iya begitu. Kamu harus bersyukur." Kasih mendudukkan bokongnya di samping Karina. Perempuan tersebut mengulurkan tangan mengusap perut sang menantu yang sedikit membuncit.

"Mama sudah tidak sabar bisa merasakan gerakan dan tendangan dari perutmu"

Ucapan Kasih seketika membuat raut wajah Karina berubah. Perempuan tersebut memalingkan wajahnya ke sisi lain untuk menutupi kegugupannya. "Ma, Karina mau ke kamar mandi sebentar," ucapnya buru-buru.

"Bukankah nanti malam jadwal kamu periksa, Kar? Nanti sama mama saja ya periksanya. Kailandra tidak mungkin memaksakan diri keluar rumah. Berdiri saja kayak tidak kuat gitu."

Lagi-lagi ucapan Kasih membuat Karina merasa tidak senang. Dia tidak mungkin menolak secara terang-terangan kemauan mertuanya tersebut. Mengiyakan pun sangat tidak mungkin.

"Karina tidak sendirian kok, Ma. Nanti ada teman yang akan menjemput Karina. Dia juga sedang hamil. Kita sudah janjian akan periksa sama-sama."

"Siapa? Kailani?" Kailandra langsung bertanya sambil berusaha bangkit dari tidurnya.

Karina mengangguk mantap. Hanya ide inilah yang terlintas di kepalanya untuk menghindari keikutsertaan Kasih.

"Nama yang sangat tidak mama sukai. Semoga saja hanya sama namanya," timpal Kasih seraya berdiri dan melangkahkan kaki meninggalkan kamar anaknya.

Terpopuler

Comments

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

Idih bisa²nya karina berbohong dan terus berbohong seperti itu

2022-12-19

0

Dayat 🎧🎤

Dayat 🎧🎤

memang seperti makan buah simalakama untuk kailani. entah bagaimana bs kau berurusan dengan iblis seperti karina

2022-12-18

0

🦋 Pika 🦋

🦋 Pika 🦋

hemmm karina memang dari awal sudah ada niatan tipu kek gitu

2022-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Kesepakatan
2 Pertemuan Kailandra dan Kailani
3 Kecurigaan Karina
4 Embrio Transfer
5 Menuju hasil bayi tabung
6 Hamil Simpatik
7 Bertemu Kasih
8 Undangan dari Kailandra
9 Mengingatkan pada masa lalu
10 Cerita lama belum kelar
11 Placenta Previa Major
12 Penjelasan Kenzo
13 Penyesalan Kenzo
14 Ada apa dengan Keiko?
15 Accident
16 Operasi Sesar
17 Rumah tangga yang tidak biasa
18 Belum sadarkan diri
19 Keresahan Karina
20 Meminta bantuan Kalvin
21 Akankah Kailandra menyadari?
22 Perdebatan
23 Tragedi di waktu subuh
24 Tidak ada bekas operasi
25 Masih berusaha berbohong
26 Talak untuk Karina
27 Karina masih belum terima
28 Tidak punya hati
29 Akhirnya
30 Ke rumah Kailani
31 Tidak ingin lagi membahas masa lalu
32 Masalah di pagi hari
33 Salah Kailandra
34 Luka terus menganga
35 Curahan hati Kalvin
36 Reaksi Kasih
37 Perjuangan seorang ibu
38 Ingin bertemu Kailani
39 Kanaya dan Kanaka
40 Rencana Kasih dan kedatangan Karina
41 Hasil DNA tidak pernah dibuka
42 Antara Kailani dan Kasih
43 Keiko Pingsan
44 Oppa Kim Tae Hyung
45 Akhirnya membuka hasil tes DNA
46 Kenzo semakin posesif
47 Keegoisan Kenzo
48 Tragedi High Heels
49 Kembali ke rumah sakit
50 Kasih bertemu Keiko
51 Keyakinan Kailandra
52 Kailandra meminta tes DNA
53 Rencana Kailandra dan Kasih
54 Di rumah Kailani
55 Bicara empat mata
56 Memutuskan untuk jujur pada Kailani
57 Kailani terdiam
58 Dengan permasalahan masing-masing
59 Meminta untuk bersama lagi
60 Ketulusan Keira
61 Akal licik Kailandra
62 Pamit
63 Hadiah dari Keiko
64 Keadaan mulai berubah
65 Resmi duda
66 Meminta bantuan Keiko
67 Tetap tidak mau
68 Menemani Kailandra
69 Duka Kailandra
70 Yang terkubur tidak akan kembali
71 Kailandra masih berduka
72 Bukan menyerah
73 Memilih melupakan isi percakapan
74 Pertanyaan Keiko
75 Jawaban untuk Keiko
76 Meminta dinikahi
77 Hari pernikahan
78 Bukan pernikahan biasa
79 Akhirnya
80 Bonus Chapter 1
81 Bonus Chapter 2
82 Bonus Chapter 3
83 Bonus Chapter 4
84 Bonus Chapter 5
85 Bonus Chapter 6 (Last)
86 Bonus Chapter after last
87 Bonus Chapter after last 2
88 Bonus Chapter last 3
89 Bonus Chapter Last 4 (End ya????!)
90 Last Beneran
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kesepakatan
2
Pertemuan Kailandra dan Kailani
3
Kecurigaan Karina
4
Embrio Transfer
5
Menuju hasil bayi tabung
6
Hamil Simpatik
7
Bertemu Kasih
8
Undangan dari Kailandra
9
Mengingatkan pada masa lalu
10
Cerita lama belum kelar
11
Placenta Previa Major
12
Penjelasan Kenzo
13
Penyesalan Kenzo
14
Ada apa dengan Keiko?
15
Accident
16
Operasi Sesar
17
Rumah tangga yang tidak biasa
18
Belum sadarkan diri
19
Keresahan Karina
20
Meminta bantuan Kalvin
21
Akankah Kailandra menyadari?
22
Perdebatan
23
Tragedi di waktu subuh
24
Tidak ada bekas operasi
25
Masih berusaha berbohong
26
Talak untuk Karina
27
Karina masih belum terima
28
Tidak punya hati
29
Akhirnya
30
Ke rumah Kailani
31
Tidak ingin lagi membahas masa lalu
32
Masalah di pagi hari
33
Salah Kailandra
34
Luka terus menganga
35
Curahan hati Kalvin
36
Reaksi Kasih
37
Perjuangan seorang ibu
38
Ingin bertemu Kailani
39
Kanaya dan Kanaka
40
Rencana Kasih dan kedatangan Karina
41
Hasil DNA tidak pernah dibuka
42
Antara Kailani dan Kasih
43
Keiko Pingsan
44
Oppa Kim Tae Hyung
45
Akhirnya membuka hasil tes DNA
46
Kenzo semakin posesif
47
Keegoisan Kenzo
48
Tragedi High Heels
49
Kembali ke rumah sakit
50
Kasih bertemu Keiko
51
Keyakinan Kailandra
52
Kailandra meminta tes DNA
53
Rencana Kailandra dan Kasih
54
Di rumah Kailani
55
Bicara empat mata
56
Memutuskan untuk jujur pada Kailani
57
Kailani terdiam
58
Dengan permasalahan masing-masing
59
Meminta untuk bersama lagi
60
Ketulusan Keira
61
Akal licik Kailandra
62
Pamit
63
Hadiah dari Keiko
64
Keadaan mulai berubah
65
Resmi duda
66
Meminta bantuan Keiko
67
Tetap tidak mau
68
Menemani Kailandra
69
Duka Kailandra
70
Yang terkubur tidak akan kembali
71
Kailandra masih berduka
72
Bukan menyerah
73
Memilih melupakan isi percakapan
74
Pertanyaan Keiko
75
Jawaban untuk Keiko
76
Meminta dinikahi
77
Hari pernikahan
78
Bukan pernikahan biasa
79
Akhirnya
80
Bonus Chapter 1
81
Bonus Chapter 2
82
Bonus Chapter 3
83
Bonus Chapter 4
84
Bonus Chapter 5
85
Bonus Chapter 6 (Last)
86
Bonus Chapter after last
87
Bonus Chapter after last 2
88
Bonus Chapter last 3
89
Bonus Chapter Last 4 (End ya????!)
90
Last Beneran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!