Itu tampak seperti kanibalisme.
Sabrina melihat orang yang bersimpu darah itu tergeletak di tengah jalan, sedangkan orang yang menggigit itu melihat ke arah dirinya.
Zombie itu berlari ke arahnya... Sontak Sabrina mundur ketakutan.
Sabrina tersandung oleh batu, dan....
"Hiiii!! Menjauh!!! Tolong, ada pembunuh!! Kalian, cepat telepon polisi!" Dia berteriak ke arah teman-temannya.
Sedangkan zombie yang berlari itu menuju rumah kediaman Rio, dan...
*Klak* barrier telah aktif
Zombie itu tertabrak oleh sesuatu yang tidak di ketahuinya.
Semua orang terkejut melihat zombie yang tidak bisa memasuki halaman rumah.
Zombie itu tidak bisa masuk, seolah-olah ada benturan setipis kaca bening yang membuat zombie itu terhalang dan pada akhirnya tidak bisa memasuki halaman rumah ini.
"Ini... Apa maksudnya?" Tanya Nuke.
"Aku... Aku tidak tahu." Balas Santi dengan ketakutan.
Sedangkan itu Sabrina terkejut bahwa zombie itu tidak bisa memasuki halaman rumah ini. Dan jarak antara zombie dan dirinya hanya 1 meter saja. Walaupun begitu, tetapi dia terus ketakutan oleh zombie yang berada di depannya.
Mata zombie itu putih, dan kulitnya yang berwarna ke abu-abuan dengan darah di sekujur tubuhnya, membuat seluruh tubuh Sabrina berdiri/merinding untuk menatap zombie itu.
Sabrina yang terjatuh di atas rerumputan itu, kini berjalan mundur dengan di posisinya.
"Percuma saja jika kau menelepon polisi. Mereka juga sama seperti kita. Saat ini mereka juga pasti kesusahan untuk menghadapi perkembangan zombie yang begitu cepat ini." Ucap Rio dengan tenang dan santai.
"Omonganmu memang ada benarnya. Tetapi..., Kenapa kamu bisa bersikap tenang seperti itu sedangkan kamu melihat sendiri kondisi zombie itu seperti apa. Dan juga, apa-apan ini? Apakah mungkin ada semacam penghalang yang dapat membuat zombie tidak bisa memasuki rumah ini?" Tanya Nuke kepada Rio.
"Kau benar. Ada semacam pelindung misterius yang dapat melindungi rumah ini dari serangan zombie. Selama kalian ada di dalam pelindung ini, kalian semua akan tetap aman." Balas Rio.
"Jadi begitu..., Selama kami berada di sini, kami semua akan tetap aman." Balas Nuke dengan memegang dagunya.
Setelah mendengar percakapan mereka berdua, bahkan Santi, Sabrina, Adit, dan Rani masih tampak ketakutan.
Mereka tidak bisa menghilangkan ketakutan yang berada di dalam dirinya walaupun Rio berbicara kalau mereka tetap aman jika ada di dalam pelindung.
Terutama dengan bocah laki-laki yang bernama Adit ini. Dia bersembunyi di balik pintu dalam rumah untuk mengindari serangan zombie.
Adit bahkan lebih ketakutan daripada yang lainnya.
Dia berada di dalam rumah dengan kondisi menggigil sambil menggigit jari telunjuknya.
Yah, semua orang sama seperti keadaannya Adit ini.
Para tetangga lainnya juga berlari ke segala arah untuk meminta pertolongan.
Dan juga....
Ada seorang pria yang berlari melewati kediaman Rio sambil berteriak minta pertolongan. Zombie yang berada di penghalang itu kini teralihkan dan mengejar seorang pria itu.
Rani, dan teman-teman lainnya kaget menyaksikan orang yang berteriak itu.
Kini semua orang sedang sibuk mengurusi dirinya masing-masing untuk bertahan dari serangan zombie itu.
Kini rumah tampak sepi, tidak ada zombie apapun di sekitar rumah.
Tetapi... Teriakan minta tolong dari segala penjuru terdengar di mana-mana.
Sesekali mereka melihat ke arah langit. Benda melayang di udara terdengar melewati arahnya.
Dan benar saja, ada lebih dari 8 pesawat tempur dan 5 helikopter sedang melintas di udara.
"Heii! Tolong kami!!" Teriak Putri dan Sabrina ke pesawat tempur itu.
Pilot yang mengendalikan pesawat itu bahkan menghiraukan teriakan gadis itu.
Bagaimanapun juga dia sedang dalam Misi penting, jadi mereka tidak ada waktu untuk mengurusi orang yang bahkan tidak di kenalinya.
Rio tampak diam di posisinya melihat kedua perempuan bodoh itu berteriak.
Bagaimanapun juga, mereka masihlah teman-teman adiknya. Jadi, untuk saat ini Rio tidak akan melakukan apa-apa. Tapi jika mereka berbuat masalah, mereka semua akan menjadi hidangan untuk para zombie.
"Huh... Sungguh bodoh." Gumam Rio pada dirinya sendiri.
"Kamu! Apakah kamu memiliki solusi untuk keadaan saa-" Tanya Nuke pada Rio. Tetapi ketika dia ingin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba terdengar pecahan kaca dari belakang rumah.
Sepertinya suara itu dari tetangga yang berada di belakang rumahnya.
Mereka tampak teriak histeris meminta pertolongan.
Seseorang keluar dari dalam rumah.
Tetangga itu berlari menuju samping melewati tembok luar kediaman Rio.
Setelah dia berlari, tetangga itu berniat untuk melewati kediamannya saja. Tetapi setelah melewati pagar rumahnya Rio, dia terkejut melihat ada banyak orang di dalamnya dan ingin segera masuk ke halaman rumah itu.
Akan tetapi tiba-tiba penghalang menghalanginya untuk memasuki rumah itu.
Orang itu adalah tetangga yang berada di belakang rumahnya.
Namanya adalah Sinta. Berumur sekitar 26 tahunan. Dia sedang menggendong seorang gadis yang berusia 8 tahunan.
Gadis itu tampak menangis yang berada di gendongan Sinta itu.
Suaranya bahkan terdengar para sekumpulan zombie yang ada di sekitarnya.
Sekiranya para zombie berlari menuju ke arahnya.
"Tolong! Tolong! Biarkan kami masuk!!" Ucap Sinta sambil berteriak histeris sambil menggedor-gedor penghalang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
GRAVITY 000
hmm jika bencana apocalypse apakah aku akan takut ya? , senjata ada aja sih dirumah, penasaran, apakah mampu aku membunuh 'manusia' itu
2023-04-11
2
Elsa Irgyanti
upp
2022-11-09
0
""wong baru""
💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪 thoorrr up laqi 👍👍👍👍👍👍👍
2022-11-07
0