Mereka berdua berjalan menuju ruang keluarga Kediaman Santi.
Gaya pintu ruangan ini tampak tradisional. Kamu hanya perlu untuk menggeser kan pintu kayu ini dan segera masuk ke dalamnya.
Rio melihat Ayahnya Santi yang sedang duduk di lantai.
Meja di sana juga termasuk meja dengan ukuran kecil tapi panjang. Dan juga, seluruh bagian ruangan ini di desain seperti model tradisional Jepang.
Sambil menyeruput secangkir teh, Ayah Santi menginstruksikan dengan tangannya agar mereka berdua untuk duduk.
Santi dan Rio duduk berhadapan dengan Ayahnya.
Bagaimanapun juga, jika di lihat dari dekat, ayahnya Santi seperti orang Jepang.
Rio sudah mengetahui itu dari awal. Wajahnya Santi tampak seperti orang Jepang. Setelah melihat orang tuanya menjadikannya yakin kalau Santi benar-benar keturunan Jepang.
Mungkin dia mewarisi gen dari ayahnya.
Yah begitulah.... Setelah mereka berdua duduk, Ayah Santi menaruh tehnya di atas meja, lalu.....
"Kamu... Apakah kamu mengetahui masalah apa yang telah kamu perbuat?" Ayahnya Santi bertanya kepada Rio dengan memebenturkan tangannya di meja.
Suasana tampak hening. Dengan Santi yang berkeringat dingin mendengar perkataan cukup keras dari Ayahnya.
Bagaimanapun juga, ayahnya tampak marah kepada Rio.
Yah, itu adalah hal yang wajar. Bagaimanapun juga seorang ayah akan marah kepada anaknya yang duduk di bangku sekolah tetapi sudah hamil muda. Dan itu semua perbuatan dari teman sekelasnya.
Ayahnya tampak tenang untuk mendengar lawan berbicara.
Setelah itu Rio mulai untuk berbicara.
"Benar, saya tahu perbuatan yang saya lakukan adalah salah, tapi-"
Tiba-tiba ayahnya memotong pembicaraan Rio, dan....
"Tapi apa!? Jangan bilang kamu melakukan itu dengan tidak di sengaja? Dasar anak muda. Kamu melakukan perbuatan itu dengan putriku, setelah itu kamu tidak mau mengakuinya."
Setelah keadaan semakin tegang. Semua tampak hening untuk kedua kalinya.
Kali ini Santi berbicara untuk membela Rio.
"Tidak, Papah! Ini semua adalah salahku karena sudah memaksa Rio untuk melakukan perbuatan itu. Ini sama sekali bukan salahnya."
"Kamu lebih baik diam dulu! Papah sedang berbicara dengan anak ini." Balas Ayahnya dengan nada lumayan keras.
Santi terdiam setelah ayahnya memarahinya.
Dia terus mendungkuk menghadap kebawah dan tidak berani untuk melihat wajah ayahnya.
"Jadi... Apakah kamu akan bertanggung jawab kepada putriku?" Tanya ayahnya Santi kepada Rio sambil kembali meminum tehnya.
"Benar. Saya akan bertanggung jawab terhadap kondisinya Santi. Untuk itulah saya datang ke sini."
"Ohh...." Dia menaruh tehnya kembali ke meja, lalu... " Kamu cukup tenang yah sekalipun aku sudah memarahimu. Bagaimanapun juga aku memuji sifat tenangmu itu. Tapi.... Apakah kamu tidak menyadari dunia ini? Bagaimana caramu untuk menafkahi putriku? Apakah kamu hanya memodalkan tampangmu itu untuk mengurusi kebutuhan sehari-hari putriku?"
"Tidak. Bagaimana mungkin saya melakukan hal itu." Balas Rio.
"Kalau begitu kamu mempunyai apa? Siapa ayahmu? Apa pekerjaannya? Tinggal di mana sekarang kamu ini?"
Ayahnya terus menanyai Rio dan terus memojokannya. Untuk itu Santi mencoba kembali untuk membela Rio dari ayahnya.
"Ayah! Jangan memperpojok Rio dengan pertanyaan seperti itu! Buktinya Rio ingin bertanggung jawab atas masalah ini. Bagiku semua itu sudah cukup asalkan dia bertanggung jawab!"
"Ah.., bagaimana caramu untuk hidup jika menikahi orang ini? Apakah kamu hanya ingin memakan cinta selama sisa hidupmu? Kamu akan menyesal setelah kamu menikahinya!" Balas Ayahnya sambil memarahi Santi.
Karena suasana di ruangan ini cukup menegangkan akibat pertentangan antara ayah dan anak, disini Rio mencoba membuat suasananya kondusif dan mengatakan pendapatnya.
"Untuk itu paman tenang saja, saya telah menabung uang cukup banyak untuk biaya pernikahan dan kehidupan sehari-hari. Lihatlah ini paman...." Rio dengan menunjukan Smartphonenya.
"Itu...." Setelah Ayahnya melihat cukup banyak uang dari Smartphone yang dimiliki oleh Rio, kini dia bersikap tenang di posisinya.
Sedangkan itu Santi yang terlihat terkejut melihat saldo uang yang di miliki Rio, dia mencoba berbisik kepadanya.
"Darimana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?" Tanya Santi kepada Rio.
"Ini adalah uang hasil tabunganku selama berbisnis. Kamu tenang saja." Balas Rio dengan suara bisikan kepada Santi.
Sedangkan itu ayahnya....
*Ehem* suara batuk.
"Bagaimanapun juga, jumlah uang itu cukup banyak, tapi uang itu akan cepat habis jika kamu tidak menggunakannya dengan benar."
"Untuk itu paman tenang saja. Saya akan menggunakan uang ini untuk mendepositokan sejumlah uang di perusahan. Saya mengenal manajer di sana, jadi semua itu akan baik-baik saja untuk kebutuhan masa depan nanti."
"Ahahaha! Bagus! bagus! Tampaknya kamu telah berpengalaman dalam dunia bisnis." Balas Ayahnya sambil canda tawa.
Keadaan telah semakin tenang setelah Ayahnya Santi melihat cukup banyak uang dari Smartphone Rio. Dia tampak berbahagia dan tidak perlu khawatir dengan keadaan putrinya di masa depan nanti
"Aku akan menitipkan putriku di masa depan nanti. Setelah mengurusi dokumen untuk mengundurkan diri dari sekolah, kalian berdua secepatnya akan menikah. Tapi... Jika sampai kamu berani membuat putriku menangis, kamu lihat apa itu?" Dia menunjukan jarinya menuju sebuah pedang katana yang di pajang di sampingnya, dan melakukan gaya berputar di lehernya.
Ayahnya Santi telah mengancam Rio jika membuat putrinya menangis, dia sendiri secara pribadi akan memutuskan lehernya menggunakan katana yang di tunjuknya.
Rio bahkan masih terlihat tenang setelah mendapat ancaman itu. Bagaimanapun juga, dia telah berjanji kepada Ayahnya Santi untuk menjaga putrinya di masa depan. Jadi selama bencana zombie terjadi, dia akan melindunginya dengan kekuatannya.
Setelah itu tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
GRAVITY 000
hmm prasaan orang Jepang selalu tenang, gak langsung membentak
2023-04-11
1
Blue
Knpa setiap novel para author demen banget bikin muka datar/dingin buat mc nya😪supaya cool? atau apa? heran-_
2023-01-12
1