Selagi Rio duduk di sofa, dia menyalakan sebuah TV dan terus mengganti channel ke selanjutnya dengan menggunakan remotenya.
"Acara Tv di sore hari benar-benar membosankan. Mereka semua bersenang-senang riang dan gembira. Padahal mereka tidak mengetahui bahwa dua hari lagi, tepatnya hari Kamis akan ada bencana wabah Zombie akan menyerang dunia pada saat itu. Ya, itu benar sekali. Aku ingin melihat wajah putus asa mereka selagi mereka semua berbahagia di hari ini."
Selagi dia bergumam pada dirinya sendiri, Rani memanggil dirinya untuk makan malam bersama.
"Kakak, makanan sudah siap. Ayo sini makan sebelum makanannya dingin."
"Ah, ya... Aku akan segera ke sana." Balas Rio.
Bangun dari posisinya, Rio mematikan Tv dan menaruh remote itu di meja. Lalu dia pergi ke ruangan sebelah yaitu ruang makan untuk menyantap masakan Rani.
RUANG MAKAN.
Rio duduk berhadapan dengan Rani selagi dia makan bersama.
Mengunyah dan memakan, Rio terus melahap makanannya dengan menggunakan sendoknya.
10 menit telah berlalu. Makan malam telah selesai. Rio bangkit dari kursi dan kembali menuju ke ruang kamarnya.
Hari ini juga sudah mulai malam. Jam dinding di kamar Rio menunjukan pukul 17:46. Saat ini Rio berada di Balkon kamarnya.
Dari sini dia bisa melihat matahari terbenam dari balkon kamarnya. Berwarna oranye kemerahan dengan rintikan gerimis hujan nan awan yang mendung.
Rasa sepi dan hampa.... Tidak ada suara berisik maupun suara motor yang berbunyi, menjadikan susana yang tenang dan lembut bagaikan bunga Sakura yang telah mekar di musim semi.
Rio menyukai suasana tenang itu. Dia hanya bergumam pada dirinya sendiri.
"Hmm... Suasana yang tenang ini, akan berubah menjadi suara ricuh pada 2 hari lagi... Sungguh sangat di sayangkan. Tetapi aku tidak bisa menghentikan bencana itu sama sekali. Yah setidaknya aku bisa melindungi adikku selama bencana Zombie terjadi."
Dia terus bergumam pada dirinya sendiri. Tetapi dia berhenti setelah suara bunyi Truk berhenti di depan rumahnya.
"Sepertinya telah sampai. Aku ingin segera melihatnya dari dekat."
Rio kembali ke kamarnya. Dia ingin menuju ke bawah untuk melihat paketnya. Tetapi ketika dia ingin membuka pintu kamarnya, Rani membuka pintu kamarnya duluan dan....
"Kakak, apakah kamu memesan sesuatu?" Tanya Rani.
"Ya, ikut aku kebawah!" Balas Rio.
Rio memegang tangan adiknya, dan menuntunnya ke bawah.
Membuka pintu luar rumah. Seseorang tengah berdiri di luar pintu pagar rumah. Orang itu mengenakan seragam dengan topi berwarna merah putih dengan logo Toserba di bajunya.
Pergi ke arah orang itu, Rio mulai membukakan pintu gerbang dan mulai mengobrol dengan lelaki kurir itu.
"Atas nama Rio yah?" Tanya kurir.
"Ya benar, saya yang memesan paketnya."
"Semua makanannya akan di taruh di dalam atau di halaman?" Tanya mas kurir itu.
"Taruh di halaman saja, di dalam rumah juga sepertinya tidak akan muat. Jadi taruh disini saja." Rio mulai menujuk ke arah halaman rumahnya.
Mas kurir mengerti dengan maksud Rio. Dia dengan sigap dan cepat untuk memerintahkan bawahannya untuk menaruh paket makanan di halaman rumah Rio.
2 menit telah berlalu, Rio tengah berdiri di depan pintu luar rumahnya sambil memperhatikan para pekerja menaruh makannya.
Sedangkan itu, Rani yang terlihat kebingungan dengan sikap Rio yang begitu aneh, mulai menanyakan sesuatu kepadanya.
"Kakak, kamu kenapa memesaan makanan sebanyak ini? Darimana kamu mendapatkan uang yang begitu banyak? Dan juga bagaimana cara kita untuk menghabiskan makanan yang begitu banyak?" Rani menunjuk ke arah setumpukan makanan.
"Tenang saja. Kamu akan segera mengetahuinya nanti." Rio membalas pertanyaan Rani dengan bersikap tenang.
Kardus-kardus makanan bertumpuk dengan rapi. Tingginya mencapai 8 meter dengan luas hampir memenuhi semua halaman rumahnya. Dari sini dia tidak bisa melihat ke bagian luar halaman. Jangankan melihat, Rani bahkan tidak bisa keluar rumah jika ada kardus makanan yang mengahalanginya.
Akibat kejadian yang begitu heboh itu, para tetangga mulai keluar dari rumahnya. Mereka berkumpul dan mulai bergosip mengamati makanan yang di pesan oleh anak yang bernama Rio ini.
Alasan mengapa mereka mencibir Rio dari belakang adalah karena mereka tidak senang dengan kedatangan begitu banyak orang yang begitu ribut, dan alasan lainnya karena mereka mengetahui bahwa Rio adalah anak yatim piatu yang begitu miskin.
Saat ini Rio dan adiknya hanya diuurus oleh bibinya. Sedangkan gaji bibinya yang sebagai pembantu rumah tangga tidak lebih hanya 1,5 Juta Rupiah. Sudah jelas para tetangga curiga jika uang yang dibayarnya adalah uang hasil curian.
Rio sudah mengetahui itu. Dari jarak yang hanya beberapa meter dari dirinya berdiri, dia bisa mendengar obrolan para tetangga yang menjelekan tentang dirinya. Dia hanya bersikap acuh tak acuh tidak memperdulikan omongan itu dan terus memperhatikan para pekerja bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Frozenheart
hanya menyelamatkan adiknya, bibi nya tidak? sangat disayangkan sekali
2023-07-10
1
GRAVITY 000
scan sad klasik
2023-04-11
0
Yuda Pratama
semangat thor
2022-12-13
0