"Untuk persediaan bertahan hidup, aku sudah menyiapkan beberapa makanan untuk kalian semua. Itu cukup untuk bertahan selama beberapa bulan. Kalian semua boleh memakan makanan itu secukupnya dan tidak boleh serakah. Aku sudah menaruh semua makanan itu di gudang, kalian bisa mengeceknya sendiri."
"Apakah benar? Mari kita cek ke gudang." Tanya Sabrina.
Sabrina dan putri dan lainnya berjalan menuju ke arah belakang, di sana terdapat dua ruangan. Yang pertama adalah kamar bibi dan yang di sebelahnya adalah gudang.
Rani kepikiran dengan keadaan bibinya, jadi dia beralih menuju pintu kamar bibi selagi teman-temannya ke pintu gudang.
Rani menggedor-gedorkan pintu kamar bibinya sambil berkata...
"Bibi... Apakah kamu sudah bangun? Bibi
.. Bibi...."
Terdengar suara dari dalam kamar bibinya dan membalas perkataan Rani.
"Iya, bibi sudah bangun. Sebentar..."
Setelah menunggu tidak cukup lama, pintu kamar bibinya akhirnya terbuka.
"Ada apa tengah malam gini membangunkan bibi?" Tanya bibi ke Rani.
"Apakah bibi tidak apa-apa? Apakah bibi tidak mendengar suara ledakan tadi?" Tanya Rani kepada bibinya.
"Tidak. Aku tidak mendengar suara ledakan. Memangnya ada apa dek Rani?"
Pantas jika bibinya tidak mengetahui ledakan itu.
Dia menutupi suatu alat di kupingnya agar tidak mendengar suara dari luar.
"Itu... Bencana besar terjadi..."
Rani mulai menceritakan bencana zombie itu ke bibi, dan bibinya tampak tidak mempercayai ucapan Rani.
Bagaimanapun juga, bibinya tidak mempercayai cerita tentang horor seperti zombie.
Untuk membuktikan itu, dia memegang tangan bibinya dan menuju ruang tamu.
"Ikut aku sebentar bibi..." Dengan memegang lengan bibinya dan menuntunnya menuju ruang tamu.
Disana dia menyalakan TV.
Menggantikan ke saluran berikutnya, dan...
Semua Channel di dalam TV semuanya berita tentang zombie.
"Berita terkini. Wabah virus yang masih belum di ketahui masih terus menyebar di seluruh dunia. Tim keamanan sudah diturunkan di lokasi kejadian. Untuk saat ini pemerintah telah turun tangan atas masalah serius ini. Dan juga-" ucap reporter yang lagi menayangkan berita.
Tetapi, tiba-tiba zombie memasuki studio televisi dan suara teriakan terjadi.
"Ahh... Awas di belakangmu!! Ahhh....." Layar televisi berganti menjadi brecek-brecek.
Sementara Itu di Waktu Yang Bersamaan. Gudang Penyimpanan Makanan.
Rio membuka pintu gudang dan memperlihatkan semua makanan yang ada di gudang kepada para gadis.
Sebenarnya, makanan itu hanya sebagian saja yang telah ditempatkan di gudang. Dan untuk sebagiannya lagi dia telah memasukannya di dalam ruang penyimpanannya.
Semua orang terkejut dan terpukau melihat segudang makanan itu.
Terdapat makanan kering seperti Snack dan kebutuhan sehari-hari seperti beras dan berbagai jenis minuman.
"Wow... Aku ingin makan Snack." Ucap Putri sambil berlari mengambil beberapa makanan.
"Aku juga!" Ucap Sabrina dengan mengikuti Putri dari belakang.
"Hei kalian! Jangan mengambil seenaknya!" Nuke sambil memperingati mereka berdua.
Tetapi dia dihalangi oleh Rio.
"Tidak apa-apa."
Setelah mendengar perkataan itu, Nuke merasa tenang.
"Anu, kakak. Apakah tidak ada boneka?" Tanya Marsya kepada Rio.
"Ah, boneka? Aku tidak membeli barang itu. Tapi tenang saja, aku akan mencarikannya untukmu nanti." Balas Rio.
"Hey Marsya! Kamu tidak boleh membuat kak Rio untuk pergi keluar dari rumah ini. Diluar sangat berbahaya!" Ucap Sinta sambil menasehati Marsya.
"Iya mamah." Marsya yang merasa begitu kecewa karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia berbalik dan menarik celana Rio. "Kakak, sepertinya tidak usah." Ucap Marsya kepada Rio sambil menaikan wajahnya, lalu mengembalikannya menghadap bawah.
"Tidak apa-apa, kebetulan kakak ingin keluar sebentar untuk mencari sesuatu. Jadi tunggulah sampai besok, pasti kakak akan mencarikan boneka untukmu. Ngomong-ngomong, kamu ingin boneka jenis apa?" Balas Rio sambil mengelus-elus kepala Marsya.
"Benarkah kakak? Aku ingin boneka beruang. Terimakasih kakak." Balas Marsya sambil memeluk Rio.
"Sama-sama. Selagi kakak pergi nanti, tetaplah selalu jadi gadis yang baik dan selalu mengikuti perkataan mamamu yah?" Balas Rio.
Semua orang sedang berada di posisinya masing-masing.
Putri dan Sabrina sedang sibuk dengan Snack yang mereka pilih, sedangkan itu Sinta dan Nuke terkejut dengan perkataan Rio.
"Kenapa kamu ingin pergi keluar? Bukankah diluar sangat berbahaya?" Tanya Nuke.
" Iya, kalau itu untuk kepentingan Marsya untuk mencari boneka, lebih baik kamu lupakan itu. Keselamatanmu lebih penting daripada boneka itu." Tanya Sinta yang mencoba mengahalangi.
Rio yang bersikap tenang, membalas pertanyaan mereka berdua.
"Kalian tenang saja. Ada suatu urusan yang harus aku lakukan di luar. Walaupun kalian mencoba menghalangiku, aku akan tetap pergi. Jadi selama aku pergi, kalian tetaplah berada di rumah ini. Jangan sekali-kali untuk menginjakan kaki di luar penghalang." Balas Rio dengan bersikap tenang.
Setelah Rio menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba lampu rumah semuanya padam.
Semua orang ketakutan.
"Mama, kamu dimana? Kakak...?" Tanya Marsya berjalan di kegelapan yang tidak bisa melihat apapun.
"Marsya! Nak! Kamu dimana?"
"Semuanya, kalian ada dimana?"
Rio yang bersikap tenang dari situasi itu, mengucapkan mantra [Light] dari dalam hatinya.
Sepercik cahaya keluar dari tangannya dan menuju ke arah bohlam lampu yang di tunjukannya.
Semua orang tidak menyadari semua itu. Mereka hanya tahu jika tiba-tiba lampu dari ruang gudang menyala, sedangkan untuk lampu ruangan lainnya masih tetap gelap.
"Lampunya menyala." Ucap Putri.
"Iya, aku tahu itu. Mungkin tadi ada pemadaman. " Kali ini Nuke yang berpendapat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
×͜× ᕕ😎ᕗ ツ
lah, Sabrina dan Putri malah ada disini? kagak jadi diusir 😑
2024-12-10
0
Elsa Irgyanti
uppp minnnn plissss🙏🙏
2022-11-12
3