Sementara itu, sebuah pintu terbuka dari gudang yang letaknya tidak jauh dari tempat kasir ini. Seseorang keluar dari gudang itu.
"Woii! Bisa enggak diam? Aku sedang menghitung stok makanan di gudang. Perdebatan kalian membuatku terganggu!"
"Ini mas Aryo! Bocah ini ingin mencuri makanan yang ada di sini!" Ucap sang mbak kasir itu.
"Heh kamu bocah! Apakah kamu tidak malu dengan umurmu yang segini mencuri makanan di Alfagaart? Apakah kamu tidak takut kami akan memberitahukan ini kepada orang tuamu?" Ucap Aryo.
Sementara itu, Rio yang terlihat tenang dari tadi, mulai membalas perkataan dari kedua orang itu.
"Apakah kalian berdua punya bukti yang cukup nyata? Biarkan aku menjelaskan kepada kalian berdua sekali lagi! Aku ini pembeli dan bukan pencuri!"
"Mana ada pencuri yang mau ngaku! Kalau kamu ngaku! Sudah pasti penjara sudah penuh dari dulu!" Ucap mbak kasir dengan nada lantang.
"Biarkan saja, jika kamu memang adalah seorang pembeli! Apakah kamu bisa membeli semua makanan yang ada di sini? Semua totalnya lebih dari 200 Juta Rupiah. Dilihat dari tampangmu, sepertinya bahkan kamu tidak mempunyai uang lebih dari 100 Ribu di dompetmu!" Ucap Aryo.
"Aku malas berdebat dengan manusia seperti kalian! Jika bukti nyata sepeti ini cukup untuk menyadari mata anj1ng kalian berdua, maka tidaklah masalah! Silahkan lihat dengan baik-baik dengan mata Anj1ng kalian! Lihatlah uang yang bahkan tidak bisa kalian raih dalam hidupmu!"
"10 Milyar!! Bagaimana ini mungkin bocah sepertimu mempunyai uang sebanyak itu!"
Kedua penjaga alfagaart itu terkejut melihat angka yang yang begitu fantastis di dalam smartphone Rio.
"Kamu!! Kamu pasti mencurinya! Cepatlah mengaku! Kami tidak ingin uang hasil curian sebagai alat pembayaran di tempat ini!! Cepat Mas Aryo telepon polisi!" Ucap Mbak kasir.
"Mencuri apanya? Apakah kalian tidak bisa melihat akun yang berada di dalam HPku? Disini tertulis Namaku! Kalian hanya bisanya cuman menuduh dan memfitnahku seenaknya! Jadi aku tidak akan pernah membeli di tempat kalian ini! Aku pergi!!"
Rio pergi meninggalkan Alfagaart itu.
"Tunggu pelanggan! Itu semua hanyalah kesalah pahaman! Kembalilah kesini!" Ucap Aryo.
"Tidak ada yang perlu di jelaskan, selamat Tinggal!" Rio membuka pintu Alfagaart itu, lalu pergi meninggalkan kedua penjaga alfagaart itu.
Sementara itu Aryo yang masih kepikiran dengan uang yang sebegitu banyak, membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bonus dari uang tersebut.
Aryo kembali dan memasangkan tampang marah kepada mbak kasir bodoh itu.
"Apakah kamu bodoh!!..." Aryo menampar Mbak kasir itu.
"Mas Aryo, kenapa kamu menamparku!? Itu sakit..."
"Biarkan bila itu sakit! Itu pantas untukmu bodoh! Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kesempatan emas untuk mendapatkan bonus yang begitu besar telah hilang sia-sia akibat ulahmu!? Kamu ini benar-benar bodoh sekali! Bagaimana mungkin aku mempunyai teman bodoh sepertimu ini... Sungguh sial!" Ucap Aryo.
"Tapi.., bukankan kamu juga ikut membentak orang itu? Kamu juga salah atas kejadian ini!"
"Kamu ini bodoh! Jangan membawa namaku atas masalahmu!!"
Mereka berdua kembali cekcok dan pada akhirnya terjadi pemukulan dan kekerasan.
Sementara itu, Rio beralih mencari toko yang cukup banyak makanannya. Matanya tertarik ke arah sebuah toko Toserba dan mencoba masuk ke dalamnya.
Di dalam Toserba begitu luas, dan makanan di sini begitu banyak dibandingkan di Alfagaart itu.
Pelayanan yang dilakukan oleh kasir juga begitu ramah dibandingkan yang sebelumnya.
Rio membeli semua makanan yang ada di toserba dan menghabiskan cukup banyak uang untuk membeli banyak makanan itu.
Stok makanan yang berada di gudang juga dilibas habis dibeli oleh Rio. Makanan akan dikirim menggunakan sekitar 3 - 5 Truk untuk sampai kediaman Rio. Hari ini juga makanan akan segera di kirim dan akan sampai pada sore hari jika tidak ada cukup banyak kendala.
Hari ini sudah cukup sampai disini. Jam menunjukan pukul 15:10 dan seharusnya adiknya sudah sampai berada di rumah saat ini.
Kini Rio berjalan menuju rumah dan telah sampai berada di pintu depan rumah.
Dia memegang gagang pintu dan membuka pintu rumah.
Menghirup aroma masakan.
"Aroma ini... Sepertinya Rani sudah pulang."
Dia berjalan menuju dapur.
Rio melihat seorang gadis kecil berumur sekitar 13 tahun sedang memasak sesuatu.
Gadis itu berbalik menghadap ke arah belakang selagi dia sedang memegang centong di tangannya.
"Ah, kakak. Kamu sudah pulang ternyata."
"Ya, aku sudah pulang. Rani... Kamu sedang memasak apa itu?" Tanya Rio.
"Aku sedang memasak Sup, tempe dan telor untuk makan malam kita nanti." Rani menunjuk ke arah sebuah meja makan yang letaknya tidak jauh dari tempatnya berada.
Rio melihat ke arah meja makan. Disana terdapat telor dan tempe. Aroma harum yang baru saja dia rasakan tadi adalah aroma tempe yang baru saja matang.
" Lanjutkan saja masaknya. Aku ingin istirahat sejenak untuk menghilangkan penatku." Rio berjalan ke arah sebuah sofa yang jaraknya bersebelahan dari ruang makan.
Sedangkan itu Rani tanpa banyak bicara, terus melanjutkan masaknya dengan riang dan gembira.
Rio sudah tahu dia hanya ingin tidak mengganggu adiknya untuk memasak, karena itu dia beralasan lelah untuk tidak mengganggu adiknya.
Bagaimanapun, dia adalah seorang Dewa. Statistiknya juga sudah mencapai level maksimum. Bagaimana mungkin dia dapat kelelahan? Rio hanya mencari alasan saja karena dia merasa malu tidak bisa memasak di bandingkan adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
GRAVITY 000
🗿dewa makan, logika baru, yah imajinasi author juga, toh aku juga sama, lanjut kak aku dukung, baiklah berhenti banyak bacot
2023-04-11
3
DINA OCTAVIA
klo dia dewa , masak dia waspada ma seseorang yg misterius itu thor , n smua stat dia udah gak ngotak
2023-02-01
0
Wahid Geming
hmmm mnarik
2022-12-15
2