Pukul 23:40 Tengah Malam.
Saat ini Rio berada di balkon Kediaman Santi.
Balkon itu berada di luar kamarnya, dan pada saat ini ia sedang menatapi langit-langit malam.
Bagaimanapun juga malam ini tampak berbeda dari sebelumnya.
Tampak warna kemerahan di langit yang menjadi gejala dari perubahan.
Dalam 20 menit lagi, tepatnya tengah malam. Pukul 00:00 adalah bencana zombie akan terjadi.
Pertama-tama adalah jatuhnya belasan benda asing yang seperti meteorit jatuh ke bumi.
Dari benda itu akan muncul seperti gas berwana hijau yang akan merusak sistem saraf manusia. Yang menghirup gas itu akan mengalami gejala pusing dan sesak nafas. Setelah itu mereka akan meninggal secara tiba-tiba.
Sebenarnya orang itu bukanlah meninggal, melainkan terdapat virus zombie yang menyerang sistem sarafnya dan menjadikannya menjadi zombie.
Orang yang pertama kali menjadi zombie akan menjadi gila dan menggigit secara membabi buta.
Orang yang tergigit itu juga telah terkontaminasi oleh virus dan pada akhirnya akan menjadi seperti zombie.
Rio kembali masuk ke dalam kamarnya dan mencoba melakukan sesuatu.
Bagaimanpun juga dia mencemaskan adiknya, jadi dia berniat menggunakan teleportasi untuk pulang kerumahnya.
Lingkaran sihir telah di aktifkan, Rio segera berteleport ke bagian samping halaman rumahnya.
Alasan dia berteleport di bagian samping halamannya adalah karena dia tidak ingin membuat curiga teman-teman yang di bawa oleh adiknya itu.
Dia berjalan menuju pintu depan rumah dan segera membuka pintu rumah.
Pemandangan di dalam rumah benar-benar ramai.
Sekiranya ada sekitar 6 orang yang ada di dalam rumah ini, termasuk bibinya.
Mereka semua sedang berkumpul bermain game menggunakan smartphonenya.
Ada juga yang berbaring di sofa dengan memakan Snack sambil menonton televisi.
Ruangan ini benar-benar kotor.
Bagaimanapun juga, mereka semua sedang bersenang-senang.
Mereka bahkan bergembira di saat akan terjadi bencana zombie.
Dengan sekali lihat saja Rio paham kalau teman-teman yang di bawa oleh Rani tidak memperdulikan/atau memepercayai perkataan Rani.
Yah, setidaknya Rio ingin melihat wajah putus asa mereka.
Di dalam rumah terdapat 5 orang wanita termasuk dengan bibinya, dan ada satu lelaki yang entah darimana asalnya sedang seenaknya memasuki lantai atas. Rio mengetahui kalau lelaki itu sedang memasuki kamar Rani.
Dia bahkan berani untuk menggeratak barang-barang yang di miliki oleh Rani. Sampai-sampai dia berani untuk membuka lemari pakaiannya.
Lelaki yang tidak tahu dari mana asalnya itu memegang sebuah ****** ***** yang di miliki oleh Rani.
Rio segera menuju ke atas berniat untuk menegur lelaki itu.
Tepat setelah ingin menaiki tangga, tiba-tiba Rani...
"Kakak, kamu sudah pulang? Katanya akan kembali ke rumah besok?" Tanya Rani.
"Aku sudah pulang. Aku akan tetap di sini selama bencana terjadi. Oh iya, dimana bibi?" Tanya Rio sambil mengelus kepala Rani.
"Bibi sudah tertidur 2 jam yang lalu. Mungkin dia kecapean karena lelah sehabis bekerja."
Sebenarnya Rio sudah mengetahui hal itu. Dia hanya memulai pertanyaan acak karena tidak ada topik yang bisa di bahas.
"Oh, benarkah? Kalau begitu kakak akan pergi ke atas dulu."
"Ya." Balas Rani.
Rio pergi menuju ke atas dengan menaiki tangga. Selama berada di lantai dua, dia bisa mendengar percakapan antara Rani dengan temannya dari kejauhan. Mereka sepertinya sedang membicarakan dirinya.
Rio berbelok melangkah menuju arah kamar Rani. Sepertinya orang cabul itu sedang mengendus-endus pakaian dalam adiknya.
*Brak* suara membuka pintu.
Rio membuka pintu kamar Rani dengan lumayan keras.
Alhasil, dentuman pintu terdengar sampai ke bawah.
"Apa yang sedang kamu pegang itu!?" Tanya Rio.
Pemuda aneh itu terkejut mendengar ucapan oleh lelaki yang tidak di kenalinya. Dia bahkan mengumpatkan ****** ***** Rani di belakang tangannya, sehingga tertutupi oleh tubuhnya.
"Tidak. Aku tidak melakukan apapun."
"Terus, yang ada di tangan belakangmu itu apa? Tolong perlihatkan kepadaku!"
"Hah? Apasih?! Aku tidak memegang apapun."
"Kamu bersungguh-sungguh!?" Tanya Rio dengan nada marah.
"Apasih maksudmu? Datang-datang tidak jelas, dan malah menuduhku! Siapa kamu? Kenapa kamu bisa ada di rumahnya Rani!?" Tanya Lelaki aneh itu dengan nada lantang.
Berdebatan semakin memanas, membuat suara gaduh terdengar sampai ke bawah.
Karena penasaran, Rani bersama ketiga perempuan lainnya pergi ke lantai atas dan menuju kamar Rani.
"Apasih yang kalian ributkan?" Tanya salah satu temannya yang bernama Sabrina.
Orang yang berbicara itu adalah Sabrina. Memiliki bola mata berwarna kuning dengan rambut pirang yang di ikat kuncirnya.
Kini dia bertanya kepada kedua orang yang sedang berdebat itu.
"Kakak, apa yang terjadi?" Tanya Rani dengan kebingungan dan menanyai kakaknya akan situasi.
Sedangkan itu orang yang bernama Adit itu membuat alasan yang tidak masuk akal untuk membela dirinya sendiri.
"Itu tuh! Aku memergok kakakmu yang sedang mengambil ****** ***** kamu Rani! Dia bahkan berani untuk tidak mengakui perbuatannya itu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
""wong baru""
makin seru kayak nya ni lanjutkan Thor up lagi
2022-11-02
0