Sekitar lebih dari sejam telah berlalu. Malam telah datang. Para pekerja yang telah selesai mengangkat banyak kardus makanan terlihat kelelahan. Mereka duduk di pinggir jalan sambil melonjorkan kakinya.
Yah bagaimanapun, makanan yang telah di pesan oleh Rio begitu banyak. Totalnya bahkan lebih dari 10 Ton. Semua makanan itu dipindahkan oleh sekitar lebih dari 20 pekerja yang membantu memindahkan makanan tersebut.
Rio berjalan melewati pinggir ruang kosong halaman untuk mencapai pintu gerbang.
Dia melihat para pekerja yang begitu kelelahan. Ada salah satu pekerja yang mengelap keringat di dahinya dengan handuk yang di kenakan nya.
Rio berjalan menuju arah pekerja itu.
Sedangkan itu, pekerja yang mengelap keringat itu, sedang menghadap menuju arah bawah. Dari situ dia bisa melihat bayangan seseorang mendekat ke arah dirinya.
Karena terlihat penasaran, salah satu pekerja memusatkan matanya ke arah atas dan melihat wajah orang itu.
"Kamu... Kalau tidak salah namamu..."
Rio mulai mengaktifkan skillnya. Dia mengaktifkan skill Mind Eyes kepada salah satu pekerja itu.
Papan status tentang pekerja itu muncul di hadapan Rio. Papan status itu hanya bisa di lihat oleh dirinya. Orang lain tidak bisa melihat papan seperti hologram itu.
________________
Nama: Thomas Falraidi
HP: 10
Umur: 39 Tahun
Level: 0
Ras: Manusia [Human]
Job: Kurir
Stamina: 2/5
MP: 0
Attack: 2
____________________
"Thomas ya.....?"
Orang itu begitu terkejut karena namanya di panggil. Thomas mulai membalas karena spontan.
"Ya!"
Thomas begitu terkejut karena orang yang di depannya bisa mengetahui nama panggilannya.
Dia begitu bingung sebab dia tidak pernah berkenalan dengan orang ini, bahkan mengobrol pun dia tidak pernah. Jadi..., Bagaimana caranya dia bisa mengetahui namannya?
"Tidak usah gugup begitu... Tenang saja... Aku tidak akan memakanmu kok."
Rio menggunakan skillnya untuk menerawang ingatan orang yang berada di depannya.
Dari sini Rio mengetahui bahwa Thomas sudah berkeluarga. Dia memiliki 4 anak yang sudah berusia lebih dari 10 tahun. Semua anaknya adalah perempuan. Kedua anak Thomas ada yang seumuran dengan Rio. Sedangkan kedua lainnya masih SMP.
Dia bekerja sebagai tulang punggung keluarga. Rio mengetahui seluk beluk masa lalu Thomas.
Yah begitulah dunia kerja. Tidak ada yang lembut untuk mendidik para pekerjanya.
Di masa depan juga, bahkan dunia akan segera berubah. Hal yang lebih kejam dari itu mungkin akan terjadi.
Dengan gaji yang pas-pasan, Thomas bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Rio yang mengetahui hal itu, mulai merasa prihatin dengan ekonomi Thomas.
Dia juga sengaja menggunakan skillnya untuk melihat para pekerja lainnya.
Mereka semua memiliki masa lalu yang sama menyedihkannya dengan Thomas. Bahkan ada yang lebih darinya.
Untuk itu, Rio mulai memanggil pekerja lainnya untuk datang kepadanya.
"Kalian semua... Kesini dan silahkan berbaris! Aku memiliki tip untuk kalian semua!"
Semua pekerja yang terlihat kelelahan itu setelah mendengar perkataan dari Rio, mereka semua mengganti ekspresi senang dan mulai membentuk barisan.
"Jangan berdorongan! Silahkan Baris dengan rapi."
Mereka semua bersorak senang dengan adanya uang tambahan.
Sedangkan Rani yang begitu penasaran, mulai berjalan ke arah orang yang sedang berkumpul itu.
"Rani.., bisakah kamu ambilkan tas hitam yang berada di sofa?"
"Ah, iya kak." Balas Rani.
Rani mulai pergi menuju dalam rumah. Dia mulai mengikuti instruksi kakaknya dan menuju ruang tamu.
Menuju arah sofa, sebuah tas yang lumayan gemuk berada di atasnya. Karena ia tidak tahu isi dalamnya, Rani mulai mengangkatnya.
"Tasnya kok berat?" Gumam Rani pada dirinya sendiri.
Tas itu begitu berat. Karena Rani yang daritadi terlihat penasaran dengan isi tas, dia mulai menaruh kembali tas itu di sofa dan mencoba membuka resleting tas.
Rani mulai terkejut dengan isi dalam tas itu.
"Ini ... Bagaimana mungkin ada uang sebanyak ini di dalam tas kakak?"
Dia penasaran datang dari mana uang itu. Karena rasa penasaran itu, di mulai menggantinya dengan perasaan gelisah.
Karena isi uang di dalam tas ini begitu banyak. Warna semua uang itu adalah Merah. Rani curiga jika kakaknya bergaul dengan orang yang tidak benar.
Itu adalah hal yang wajar. Karena kakaknya yang bahkan jarang memegang uang sangu ketika berangkat sekolah, tiba-tiba dia mendapatkan begitu banyak uang.
[Apakah kakak habis mencurinya?] Pikir Rani dalam hatinya.
"Tapi..., Bagaimana ini... Jika polisi datang ke rumah untuk menangkap kakak...."
Rani terus khawatir dan gelisah dengan kakaknya. Dia mengira jika kakaknya akan tertangkap oleh polisi karena tadi pagi dia melihat berita tentang kehilangan uang di Bank.
Total uang yang hilang bahkan lebih dari 1 Milyar. Rani curiga jika kakak yang mencuri uang itu.
"Kakak, bagaimana kamu bisa menjadi seperti ini? Bagaimana aku bisa menjelaskannya pada bibi nanti...?"
Karena rasa ambigu itu, Rani mengangkat tas dengan berat lebih dari 2 kilogram itu dan menaruhnya di punggungnya. Pergi menuju ke arah kakaknya yang berada di luar.
Tepat berada di luar rumah. Dia berjalan menuju arah kakaknya dan menaruh tas yang begitu berat itu di samping kakaknya.
Disamping itu, Rani mendekatkan diri ke kuping kakaknya dan mulai membisikan sesuatu kepadanya.
"Kakak, darimana kamu mendapatkan uang sebanyak ini?" Tanya Rani.
Dengan santai, Rio membalas ucapan Rani.
"Kamu akan tahu nanti."
Mendengar perkataan itu, Rani begitu kesal dengan jawaban kakaknya yang tidak cukup memuaskan.
Rani berjalan beralih menuju rumah dan menutup pintu rumah begitu keras. {Bang}Suara keras terdengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Wahid Geming
wah menarik nih cerita
2022-12-15
3