CHAPTER 13

Yho!. Reader-sama. Bagaimana kabarnya nih?. Masih lanjut bacanya?.

Tanpa banyak bacod!!!!.

Rettsu baca!!!!.

Sepertinya pagi telah datang. Renn dan Shiro dibawa ke ruang terpisah, mereka diinterogasi. Akan tetapi mereka diinterogasi di ruangan yang berbeda, sehingga Renn sangat khawatir dengan keselamatan Shiro Ai.

Saat ini Renn duduk dihadapan lelaki yang kemarin, lelaki itu sedikit terkejut melihat Renn masih hidup-hidup. Wajah super gahar yang ingin menunjukkan siapa dia?.

"Kau tidak terluka sama sekali." Lelaki itu memperhatikan tubuh Renn dengan seksama, mungkin ia salah orang?. Tidak ia tidak salah orang karena ia dua kali bertemu dengan Renn. "Saat terakhir kali aku melihatmu kau dalam keadaan terluka yang sangat parah, dan bahkan bisa dikatakan hampir mati!." Emosinya meledak begitu saja ketika ia mengetahui jika Renn masih dalam keadaan normal tanpa adanya luka?.

"Siapa kau sebenarnya?!. Apakah kau siluman ular yang menjelma dalam wujud manusia!." Lelaki itu menatap tajam ke arah Renn, ia ingin mengetahui kebenarannya. Ia terus melemparkan pertanyaan, namun belum satupun yang dijawab oleh Renn.

"Dia ini bertanya pada siapa?. Bertanya sendiri tanpa adanya yang menjawab. Dia ini yang sakit atau aku yang terlalu normal?." Dalam hati Renn mencoba untuk menyimak pertanyaan itu.

"Tidak mungkin orang yang telah dimakan ular raksasa bisa hidup!. Dalam keadaan sehat segar bugar seperti kau!." Ada bentuk emosi yang berusaha ditahan oleh lelaki itu, namun Renn dapat menangkapnya dengan jelas.

"Heh!." Renn mendengus kesal, ia bersikap cuek, tidak peduli dengan orang ini. "Jika kau merasa kapten hebat, coba saja cari tahu sendiri, tanpa melakukan hal bodoh seperti ini padaku, takemaru michio san, Yo!." Ucap Renn tersenyum miris melihat lekat mata lelaki itu.

Deg!!!. Laki-laki itu sangat terkejut mendengarkan Renn menyebut nama aslinya.

Brak!!!.

"Bedebah kau!." Bentaknya sambil menggebrak meja itu dengan sangat kuat. "Beraninya kau menyebut namaku!." Lelaki menarik kerah baju Renn sebagai ungkapan kemarahan yang ia rasakan pada saat itu. "Bagaimana mungkin dia mengetahui nama asliku?." Dalam hati Tora atau Harimau yang artinya. Saat ini ia sangat heran karena Renn mengetahui nama aslinya?.

"Heh, itu sangatlah mudah saja bagiku!." Ucap Renn dengan santainya, membuat Tora atau nama aslinya Takemaru Michio semakin marah, menarik kerah baju Renn dengan kuat. Namun Renn mencoba untuk menepis itu dengan sangat kuat. "Bahkan aku mengetahui apa yang ingin kau ketahui di dunia ini." Ucapnya dengan santainya sambil mengibas tangannya seperti ia sangat najis sekali disentuh oleh Tora.

"Kegh!." Tora sangat murka, ia tidak suka ada yang bersikap kurang ajar padanya. "Jangan membuatku marah, atau kau akan jadi tahanan H2C selamanya!." Sepertinya Tora mengancam Renn, ia tidak suka ada yang berani merendahkan dirinya. "Kau pikir aku tidak berani melakukan itu?. Aku adalah pemimpin yang sangat disegani di sini." Lanjutnya lagi sambil menunjuk tepat di depan mata Renn.

"Heh!." Renn hanya memalingkan wajahnya saja, membuat Tora semakin naik darah dengan sikap cuek Renn. "Siapa yang sudi menjawab pertanyaanmu itu." Renn tidak yakin dengan ancaman dari Tora. "Tapi jika kau ingin mengetahui dimana letak negara maju, maka aku bisa menjawabnya dengan sangat baik." Dengan raut wajah yang tak berdosa ia berkata seperti itu.

"Jawab pertanyaanku dengan benar!. Jangan mengalihkan pembicaraan." Ucapnya sambil berusaha bersikap tenang, walaupun emosinya masih terasa hingga ke ubun-ubun.

"Aku tidak mengalihkan pembicaraan. Aku hanya sedang memikirkan jawaban apa yang akan aku berikan padamu." Renn malah tersenyum lebar, ia seakan mempermainkan Tora dengan kata-kata dan sikapnya.

"Kegh!." Tora benar-benar sangat kesal dengan apa yang ia dengar. Namun ia sebisa mungkin mengendalikan keadaan. "Awas saja kau nanti." Dalam hatinya sangat mengutuk apa yang dilakukan Renn.

"Dari riwayat hidupmu, namamu adalah renn akiyama." Tora sedikit menyerah bertanya langsung siapa orang yang telah ia interogasi.

"Ya, sangat betul sekali. Namaku renn akiyama. Kau sangat luar biasa sekali bisa mengetahui namaku dengan sangat cepat." Renn sangat kagum dengan apa yang ia dengar tentang dirimu. Kagum dengan cara mereka mendapatkan sebuah informasi yang sangat penting.

"Kegh!. Orang ini benar-benar membuat aku naik darah." Dalam hatinya masih mencoba untuk menahan perasaan marah yang hampir meledak di dalam dirinya. "Tahanlah sampai kau berhasil mengorek informasi yang sangat penting darinya." Dalam hatinya berusaha untuk masih mengamankan dirinya agar tidak terlalu aktif dalam bergerak.

"Kau seorang detektif rendahan yang hanya menyelesaikan kasus perselingkuhan saja. Tidak berguna sama sekali!." Ucap Tora memperhatikan daftar riwayat hidup Renn yang sangat menjijikkan baginya.

"Ahahaha!. Kau ini ya?. Sangat lucu sekali. Ahaha!. Maaf saja jika begitu pekerjaanku." Renn malah tertawa geli mendengarkan pekerjaannya yang dibacakan oleh Tora, entah mengapa ia menganggap itu sebuah lelucon belaka. "Tapi tidak semua orang yang mampu melakukan pekerjaan itu selain aku." Ia tidak dapat menahan tawanya. Baginya itu sangat lucu, dan patut untuk ditertawakan.

BRAKH!!!.

"Diam!." Bentak Tora dengan emosinya, baru kali ini ada yang berani menertawakan dirinya?. Bahkan dua kali ia menggebrak meja itu dengan sangat kuat sambil menunjukkan siapa dirinya saat itu?.

Renn menutup mulutnya, apakah ia telah berlebihan?. "Upsh!." Begitu juga dengan tawanya yang ikut terdiam. "Sepertinya kau sangat tidak bisa diajak untuk bekerjasama." Renn sangat lelah dengan sikap normal yang mereka miliki.

"Kau jangan mencoba melakukan hal yang aneh, jika kau tidak ingin aku tembak hingga mati." Tora sampai mengancam Renn supaya tidak mengacaukan dalam interogasi yang mereka lakukan.

"Hmph!." Renn memalingkan wajahnya dengan sangat kesal.

"Dari data yang kami dapatkan, jika orang yang disuntik hormon ular cobra, dia hanya memiliki dua kali kesempatan untuk kembali ke wujud manusia." Tora sangat emosi, hingga ia langsung ke inti permasalahannya, sepertinya Renn tidak bisa diajak bicara baik-baik, dan malah menertawakan dirinya?. Namun sikapnya sebagai manusia telah bangkit untuk membela keadilan yang diteriakkan oleh beberapa orang yang datang mengadu padanya.

"Ya, mungkin saja data itu benar, dan belum tentu itu salah." Renn tidak bisa berkata ia atau tidak, karena memang hampir seperti itu di zaman yang serba aneh.

"Jawab dengan benar apa yang telah aku ajukan padamu!." Amarahnya kembali meledak setelah mendengarkan apa yang dikatakan. "Jangan seenaknya kau saja berbuat di sini!." Lanjutnya dipenuhi oleh amarahnya.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah masalah itu bisa diselesaikan dengan sangat baik?. Apakah Renn mampu menghadapi keduanya?. Simak terus ceritanya. Jangan lupa dukungannya pembaca tercinta.

...***...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!