CHAPTER 9

...***...

Dalam kondisi seperti itu Renn dapat melihat semua masa lalu ular Cobra raksasa itu. Gambaran di masa lalunya selama dua tahun belakangan ini sangat menyakitkan baginya. Dimana ia mengalami beberapa penghianatan. Entah itu dari keluarganya sendiri, dari teman kerjanya, bahkan kekasihnya. Renn dapat merasakan kesedihan itu dari sorot matanya yang menyimpan semua kesedihan yang ia rasakan selama ini. Tanpa sadar Renn meneteskan air matanya melihat dan merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh Shiro Ai.

"Pasti berat untukmu, hingga kau menerima uluran tangan seseorang untuk melampiaskan semua rasa sakit yang kau rasakan." Ucap Renn dengan pelan, suaranya seakan tertahan oleh tangisnya, juga sakit yang mendera tubuhnya. "Tapi kau adalah wanita yang sangat kuat hingga kau mampu bertahan hingga hari ini." Renn mencoba untuk tetap tersenyum. "Karena itulah dengarkan apa yang aku katakan padamu shiro ai san. Ini semua kebaikanmu untuk melangkah maju." Renn hampir tidak dapat menahan tangisnya karena ia melihat kematian yang menyakitkan jika Shiro Ai masih memaksakan dirinya. "Aku peduli padamu, entah mengapa aku merasakan bahwa kau dan aku memiliki persamaan tentang nasib kehidupan yang buruk." Lanjut Renn, entah dari mana asal kata itu, namun semuanya keluar begitu saja dari mulutnya.

"Diam!." Ular cobra raksasa itu membantah. "Kau tidak usah berkata yang tidak-tidak!. Aku tidak peduli dengan apapun yang kau katakan!." Ia sangat tidak suka ada yang berkata seperti itu, ia kuat gigitannya hingga Renn meringis lagi.

"Akh!." Renn semakin meringis sakit. Tubuhnya benar-benar hampir hancur akibat gigitan tadinya itu. "Rasanya sangat sulit untuk meyakinkannya." Dalam hati Renn merasakan sakit yang luar biasa. Dalam keadaan sakit, ia mencoba untuk menyentuh kepala ular itu. "Kau harus kuat, jangan mudah menyerah begitu saja." Renn berusaha untuk mengeluarkan kata-kata lagi.

Di saat bersamaan terdengar suara tembakan, ular cobra raksasa itu terkena sebuah tembakan, hingga ia melepaskan gigitannya. Akan tetapi tembakan itu belum cukup kuat untuk menghentikan ular cobra raksasa itu.

"Keghakh!." Ular cobra raksasa itu sedikit kesakitan karena peluru yang melesat ke arahnya. "Kegh!. Kurang ajar!." Ular cobra raksasa itu sedikit ketakutan, ia memutuskan untuk pergi dari sana?. Melarikan diri, namun dikejar oleh beberapa orang. Mereka tidak akan melepaskan ular cobra raksasa itu begitu saja.

"Kegh!." Renn meringis sakit setelah dilepaskan begitu saja oleh ular cobra raksasa itu. Tubuhnya sampai merosot ke bawah. "Kenapa kau tidak mau mendengarkan apa yang aku katakan?." Dalam hati Renn semakin sakit memikirkan itu. "Tapi aku harap kau masih bisa bertahan hidup, hingga suatu hari nanti aku bisa melakukannya." Kesadaran Renn hampir menghilang, namun ia masih bisa menangkap suara di sekitarnya. Termasuk seseorang yang berkata remeh padanya.

"Jiah!." Laki-laki itu tidak membantu Renn, tetapi tatapannya itu sangat tidak baik. "Sepertinya kau berkahir sampai di sini bocah." Seakan mengejek, lelaki itu menyeringai lebar melihat keadaan Renn yang sekarang tak berdaya sama sekali. "Singkat sekali hidupmu. Malang sekali kau dengan luka parah seperti itu." Matanya memperhatikan kondisi tubuh Renn yang dikatakan tidak bisa diselamatkan lagi untuk ukuran tubuhnya orang normal yang mengalami kecelakaan.

Tubuh Renn bermandikan darahnya, dan terlihat jelas bahu kirinya terdapat bekas gigitan yang sangat besar. Luka yang sangat besar, seperti daging yang telah lunak setelah ditimpa sesuatu. Jika ditangani oleh medis pun, pasti akan menyerah karena paru-paru kirinya telah patah, dan bolong?. "Medis mana yang mampu mengobati luka parah seperti itu selain menunggu kematian. Pasti mereka akan berkata hanya menunggu kematian menjemputmu yang malang ini karena tidak bisa diselamatkan sama sekali. Sungguh malah sekali nasibmu bocah." Entah itu bentuk simpati atau apa, namun laki-laki itu sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Renn. "Harusnya kau tidak perlu melibatkan diri dengan kasus ini bocah." Lelaki itu menepuk-nepuk kepala Renn dengan santai, ia merasa kasihan, namun tidak ada niat membantu sedikitpun. Benar-benar orang yang tidak memiliki perasaan sama sekali.

Sementara Renn tidak merespon sama sekali, baginya, pria ini hanyalah angin sepoi-sepoi yang numpang lewat menerpa dirinya. Tidak penting sama sekali untuk ditanggapi, bahkan untuk diladeni. "Terserah kau saja mau berkata apa." Dalam hati Renn sangat tidak peduli. Yang menjadi tanda tanya besar baginya adalah, bagaimana kondisi kliennya, juga Shiro Ai.

"Kau itu hanyalah detektif biasa, jadi jangan terlalu mendalami peranmu yang tidak penting hingga kau berakhir mengenaskan seperti ini. Sungguh menyedihkan sekali hidupmu malah berakhir seperti ini. Heh!." Setelah berkata seperti itu, lelaki itu pergi meninggalkan Renn yang sama sekali tidak menanggapi ucapan lelaki itu. "Nikmatilah hari terakhirmu melihat dunia ini." Bukannya membantu Renn dia malah berkata seperti itu seakan Renn akan mati setelah digigit ular cobra raksasa itu. Ia tidak peduli dengan kondisi Renn yang sekarang, ia tidak memiliki simpati sedikitpun melihat seseorang yang seperti ini?. Apakah ia tidak memiliki hati nurani?.

"Aku memang detektif biasa. Saking biasa aku bahkan dapat melihat kematianmu. Kematianmu akibat kesombongan yang kau lakukan di dalam hidupmu." Mata itu menatap lurus kepergian lelaki itu. Ia seakan dapat membaca kecerobohan yang dilakukan oleh lelaki itu, hingga membawanya pada kematian.

Dan perlahan luka serta darah yang membasahi tubuhnya menghilang, seakan diserap oleh tubuhnya sendiri. Tubuhnya kembali normal seakan tidak terjadi apa-apa. Ia kembali terlihat seperti biasanya.

Sisi lain Renn yang tidak ia ketahui telah mengambil alih semuanya. "Aku pasti akan menemukan cara untuk mengembalikan mereka ke wujud manusia." Renn dapat melihat sekilas, namun apakah itu berhasil?. Apakah ia akan berhasil melepaskan wujud ular cobra raksasa dari tubuh Kurai no Uta?. Pertanyaannya adalah, apakah Kurai Uta berhasil melarikan diri dari kejaran orang-orang itu?. Renn akan memastikan sendiri, Renn tidak akan membiarkan Kurai no Uta mati dalam keadaan menderita. Setelah keadaan tubuhnya membaik dengan sempurna, ia berjanji akan melakukannya.

"Orang jahat juga berhak untuk di selamatkan. Dia jatuh ke dalam kegelapan karena ulah manusia rakus lainnya. Jadi jangan salahkan satu pihak. Kekecewaan lah yang membuat seseorang menderita. Jadi jangan jauhi orang yang berbuat jahat, namun dekati dia dan katakan kebenarannya." Dalam hatinya berkata seperti itu. Entah kenapa ia bisa merasakan hal yang menyakitkan yang dirasakan Shiro Ai pada saat itu.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah Renn bisa menyelamatkan seseorang?. Tekad apa yang ia miliki sehingga berani berjanji seperti itu?. Simak terus ceritanya.

...***...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!