CHAPTER 12

...***...

Yahoo Reader-sama. Renn telah berhasil menyelamatkan Shiro Ai. Akan tetapi pada saat itu ada sebuah pasukan khusus yang membawa mereka entah kemana. Mau tau kelanjutannya?. Ikuti terus ceritanya.

Tanpa banyak bacod!!!!.

Rettsu baca!!!.

Sementara itu. Yui dan Mika masih menunggu kepulangan Renn, sudah hampir jam 12 malam, namun lelaki itu belum juga datang ke kantor.

"Apa terjadi sesuatu padanya?." Mika sangat mencemaskan kondisi Renn. "Kenapa dia belum pulang juga?." Ia benar-benar tidak bisa duduk dengan tenang. "Bahkan dia tidak memberi kita kabar apapun." Lanjutnya lagi. "Tidak biasanya renn san seperti ini." Ia tidak bisa berdiam diri lagi semakin mondar mandir.

Deg!!!.

Tiba-tiba Yui teringat sesuatu. "Jangan-jangan!." Perasaan Yui mendadak tidak enak, ia teringat hari itu.

"Apa maksudmu dengan jangan-jangan yui san?." Mika tidak ingin menebak ketakutan yang menghantui pikirannya saat ini.

"Gawat, kita harus mencarinya segera!. Mika!. Ayo kita temukan lokasinya!." Yui terlihat panik, sangat panik, ia tidak mau sampai itu terjadi.

"Haik!." Seakan mengerti apa yang dikatakan oleh Yui, Mika segera menuju komputernya, ia segera membuka aplikasi pelacak keberadaan Renn Akiyama.

Apa yang mereka khawatir kan?. Temukan jawabannya.

...***...

Di sisi lain. Di sebuah tempat yang sama sekali tidak diketahui dimana tempat itu berada.

Renn dan Shiro menjadi tahanan H2C atau (Hunter Human Cobra). Saat ini mereka berada di penjara, namun masih tetap di tempat yang sama. Mungkin karena masih malam saat penangkapan itu terjadi, saat ini mereka untuk sementara waktu ditahan.

"Ne, namamu siapa?." Shiro menatap Renn yang kini berada di depannya. "Tidak adil rasanya, jika hanya kau saja yang mengetahui namaku." Shiro Ai tersenyum kecil, ia mencoba untuk bersikap tegar, meski nantinya akan terjadi kemungkinan terburuk dalam hidupnya setelah ini.

Renn membalas senyuman itu, ia ikut tersenyum. "Namaku renn akiyama, panggil saja renn." Kali ini Renn tersenyum lebar, ia tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya saat melihat Shiro Ai mulai kembali terbuka.

"Akiyama san." Shiro Ai terpana dengan apa yang ia lihat.

"Renn saja. Itu lebih baik." Entah kenapa ia tidak ingin terkesan formal saat itu.

"Akan aku ingat bahkan aku mati sekalipun. Renn san, itu nama yang keren." Ucapan Shiro Ai terdengar sedikit menyeramkan. Namun Renn hanya tertawa kecil, menganggap itu adalah sebuah candaan belaka. "Kalau begitu panggil nama kecilku saja. Ai, itu adalah panggilan dari orang tua ku." Shiro Ai juga mencoba untuk dekat dengan Renn, walaupun momen ini hanya sebentar saja yang ia dapatkan nantinya.

"Ai?." Renn mengulang kembali menyebut nama itu. "Ai, dalam bahasa inggris yang berarti love, cinta." Ucap Renn sambil membentuk tangannya seperti hati. "Ai." Ulangnya lagi dengan senyuman hangat. "Ai, membuatku ai padamu." Lanjutnya lagi, seakan-akan ia sedang menggoda Shiro Ai. Tentunya itu mengundang tawa bagi Shiro Ai, entah kenapa pada saat itu Renn terlihat sangat lucu baginya.

"Hahaha!. Kau ini ada-ada saja renn san." Saat itu juga ia tertawa lepas, ia tidak dapat menahan tawanya.

"Ya, tertawalah. Karena kau berhak untuk tertawa saat ini." Dalam hati Renn sangat senang melihat raut wajah Shiro Ai saat tertawa. "Aku ai padamu." Lanjutnya dengan eskpresi yang sangat lucu. Membuat Shiro Ai semakin tertawa.

"Hihihi, ternyata digoda laki-laki yang tulus seperti ini. Rasanya aku tidak dapat menahan tawaku." Ya, itulah yang ia rasakan pada saat itu. Hatinya benar-benar lapang. Ia belum pernah merasakan hal yang sangat indah seperti ini menurutnya. Hatinya benar-benar hangat dengan tingkah laku Renn.

Malam itu mereka lewati dengan mengobrol kecil. Setelah itu, Shiro menyanyikan sebuah nada lagu yang menenangkan. Mungkin lagi pengantar tidur sebelum tidur untuk Renn?. "Anggap saja itu adalah hadiah untukmu, karena kau telah menyelamatkan aku renn san." Dalam hatinya mencoba tetap tegar, namun ia tetap menyanyikan lagu itu dengan sangat baik. "Kau adalah laki-laki yang sangat baik. Ingin rasanya aku mengenal dirimu lebih jauh." Sepertinya itu hanyalah sebuah harapan fana baginya.

"Suaramu sangat indah ai san. Bodoh sekali lelaki yang telah mencampakkan wanita sehebat dirimu. Lagumu itu sebenarnya adalah lagu yang dapat menyentuh hati siapa saja. Hanya saja akhirnya kau menggunakan lagumu untuk kejahatan, karena hatimu yang telah ternodai oleh rasa sakit hati dan penghianatan. Lagu yang kau senandung kan harusnya memang seperti ini ai san." Dalam hati Renn sangat sedih, ia tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan luka yang dirasakan oleh Shiro Ai di masa yang lalu. Pasti sangat menyakitkan baginya, berusaha seorang diri dengan ketegaran yang ia miliki. Hingga akhirnya ia menyerah dengan segala kepahitan yang ia rasakan.

Renn benar-benar sangat bersimpati pada Shiro Ai, rasanya ia benar-benar ingin menyelamatkan wanita itu dari keterpurukan yang ia rasakan saat ini. Apakah Renn bisa menyelamatkan Shiro Ai?. Simak terus ceritanya.

...***...

Kembali pada Yui dan Mika yang masih mencoba melacak keberadaan Renn. "Sebagai mahasiswa lulusan teknologi Informasi, harusnya Yui bisa mencari dengan cepat lokasi Renn saat ini. Akan tetapi, entah kenapa Renn sama sekali tidak bisa dilacak.

"Keghah!!!." Yui benar-benar sangat prustasi karena ia belum juga bisa menemukan keberadaan Renn. "Kemana kau pergi renn san!." Kepalanya hampir saja pecah memikirkan bagaimana caranya melacak keberadaan Renn.

"Hah?!. Kau ini bicara apa?!." Mika juga terlihat marah karena Yui dari tadi hanya marah-marah saja kerjaannya. Saat itu ia duduk hampir bersebrangan dengannya. Namun hawa kemarahan itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman.

"Berisik!." Yui membalikkan badannya menatap ke arah Mika yang terlihat sangat menyeramkan. "Kepalaku rasanya mau meledak, dan kau masih saja ingin protes?!." Amarahnya semakin memuncak karena Mika?.

Mika berjalan dengan kesalnya ke arah Yui, setelah dekat?. Ia jitak kepala Yui dengan sangat keras, hingga wanita itu meringis sakit.

"Sakit!. Apa yang kau lakukan?!. Apakah kau ingin berkelahi denganku?!. Hah?!." Bentaknya dengan suara yang sangat keras.

"Baka!." Mika malah mengejek Yui dengan mengatainya bodoh?. "Bukankah aki chan sering berkata padamu?. Jika dia selalu menggunakan itu untuk melacak keberadaannya?." Dengan cueknya ia berjalan meninggalkan Yui yang masih marah padanya. "Kau itu marah pada siapa?. Jangan marah-marah. Nanti kau lekas tua." Mika hampir saja tidak bisa menahan tawanya. "Itu kan benda mati, ya enggak akan mengerti." Lanjutnya lagi, setelah itu ia masuk ke dalam bilik kecil yang ada di dalam ruangan itu.

"Kegh!." Yui sangat kesal mendengarkan apa yang dikatakan Mika tadi. "Jangan marah-marah?. Nanti lekas tua?!. Ini memang benda mati!." Hatinya sangat kesal. "Ini memang benda mati!. Ya enggak bakalan mengerti!." Yui sangat gregetan setelah mencerna dengan baik apa yang dikatakan oleh Mika. "Huufffh." Setelah itu ia mencoba untuk menenangkan dirinya. "Si mika sialan itu jika nyindir memang langsung kena di hati." Dalam hatinya sangat panas sebenarnya, tapi apa yang dikatakan Mika menang benar. Dari lada ia marah-marah tidak jelas pada benda mati, sebaiknya ia menenangkan dirinya supaya lebih tenang mencari keberadaan Renn Akiyama yang kini entah berada dimana.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya.

...***...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!