2. HAL ANEH MUKAI TERJADI.

...***...

Di Panti Asuhan.

Renn on.

Setelah memikirkan cara untuk masuk ke sana, aku memutuskan dengan cara itu. Jika aku mengatakan aku datang sebagai seorang detektif yang sedang menyelidiki keanehan yang anda lakukan?. Aku jamin seratus persen aku langsung diusir dari sana. Bahkan orang profesional pun tidak akan melakukan itu, dan sayangnya aku juga bukan amatiran untuk mengatakan itu secara terang-terangan. Kecuali aku telah gila untuk mengatakan jika aku seperti itu. Tapi entah kenapa dalam kasus kali ini aku merasakan perasaan yang tidak enak sama sekali. Hatiku sangat gelisah memikirkan masalah ini. Sungguh Sangat aneh, dan tidak biasa. Mau tahu bagaimana ceritanya?. Simak terus ceritanya ya. Tanpa banyak bacod!. Rettsu baca!!.

Renn off.

Setelah menelusuri beberapa laporan, Renn Akiyama akhirnya terjun lapangan. ia langsung mendatangi panti asuhan tersebut dengan tujuan memberikan bantuan dana sosial. Karena tidak mudah masuk begitu saja ke panti tersebut. Jadi satu-satunya cara adalah dengan memberikan bantuan pada mereka. Saat ini Renn berada di ruang tamu Panti setelah berbagi beberapa bingkisan berupa makanan pada anak-anak panti asuhan.

"Terima kasih paman." Ucap mereka dengan wajah penuh kebahagiaan, tentunya membuat Renn terharu. Raut wajah yang masih polos memamerkan kebahagiaan yang mereka rasakan pada saat itu.

"Sama-sama." Renn Akiyama merasa tersentuh dengan apa yang ia lihat, senyumannya begitu tulus, dan ia hampir saja menangis karena ungkapan kebahagiaan yang ia rasakan. "Duh!. Betapa imutnya mereka ini." Dalam hati Renn tidak tahan melihat keimutan wajah bahagia yang anak-anak itu pamerkan padanya. "Andai saja aku bisa mengadopsi salah satu dari mereka aku yakin aku akan bahagia." Itu hanyalah keinginan Sementara yang ada di dalam pikirannya saat itu. "Tapi, jika aku melakukan itu? Takutnya aku malah menelantarkan mereka nantinya. Sedangkan penghasilanku tidak tetap." Di sisi lainnya ia sangat menyadari bagaimana keadaannya saat ini. Jadi, tidak mungkin rasanya ia melakukan itu.

"Terima kasih banyak atas bantuannya akiyama san." Pak Ryuzaki sebagai pemilik sekaligus pengasuh Panti asuhan merasa terharu dengan bantuan yang diberikan oleh Renn. "Terima kasih karena masih memiliki perasaan peduli pada anak-anak yang berada di sini." Entah kenapa perasaan yang ia rasakan pada saat itu sangat sedih.

Renn hanya tertawa kecil saja mendengarkan apa yang dikatakan oleh Pak Ryuzaki. "Kebetulan saya ada sedikit lebih rezeki yang saya dapatkan, saya pikir tidak ada salahnya dalam berbagi." Renn Merasa sangat canggung mendengarkan apa yang dikatakan pak Ryuzaki.

"Anda baik sekali akiyama san." Pak Ryuzaki terlihat senang karena masih ada yang mau memberikan sumbangan. "Semoga anda selalu diberikan kesehatan oleh Tuhan, serta diberikan kelancaran dalam hidup ini." Itu adalah ucapan yang baik dari orang yang baik, orang yang mendoakan kebaikan untuk orang lain.

"Arigatou doanya pak ryuzaki." Renn tersenyum kecil, ia dapat menangkap ketulusan hati pak Ryuzaki. "Sepertinya tidak ada keanehan sedikitpun dari pak ryuzaki, tapi kenapa?." Dalam hati Renn sangat aneh melihat itu?. "Juga kebiasaan buruknya yang selalu menolak tamu untuk memberikan sumbangan pada anak-anak? Tapi kenapa malah menerima diriku dengan baik?." Dalam hatinya mencoba untuk memikirkan itu. "Apa laporan yui salah? Tapi aku rasa tidak mungkin Yui melakukan kesalahan seperti ini?. Baiklah, akan aku cari tahu kebenarannya." Dalam hati Renn sebagai seorang detektif, ia harus meneliti dengan baik apa yang terjadi. "Tapi dari sikapnya itu, tidak ada yang aneh darinya, atau ada tanda-tanda yang aneh. Semuanya baik-baik saja, tidak ada yang aneh. Ah!!. Bahkan aku beberapa kali mengatakan kalimat aneh. Rasanya aku yang aneh." Dalam hati Renn malah miris sendiri.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih pada anda akiyama san. Sudah sangat lama sekali tidak ada yang datang ke sini untuk memberikan sumbangan." Ada perasaan kecewa yang ia rasakan pada saat itu, sungguh hatinya sangat kecewa dengan apa yang ia rasakan. "Mereka seakan-akan lupa dengan beberapa anak yang harus mereka perhatikan." Ia benar-benar merasa kecewa dengan sikap mereka semua yang seakan-akan lupa dengan keberadaan anak-anak malang yang berada di Panti ini.

"Ya, aku rasa memang seperti itu pak." Renn benar-benar merasa simpati dengan keadaan mereka. Ia tidak menduga akan merasakan perasaan seperti itu.

Setelah berbincang-bincang, Renn dibawa melihat beberapa lokasi dan ruangan panti asuhan tersebut. Dari cerita yang ia dengar dari Pak Ryuzaki, ia benar-benar merasa iba dengan kisah sedih mereka.

...***...

Di Kantor kecil milik detektif Renn.

Yui dan Mika sedang menyelidiki apa yang salah dengan penjaga panti asuhan. Mereka meneliti setiap foto itu, mereka merasakan ada yang aneh dengan penampilan pak Ryuzaki.

"Bagaimana mungkin kulitnya bersisik seperti ular?."

"Rasanya agak aneh, dan tidak masuk akal."

"Apakah itu sama dengan dia?."

"Maksudmu dia?."

Keduanya tampak berpikir setelah mengucapkan kalimat itu, karena keduanya telah menyaksikannya sendiri bagaimana dia berubah menjadi liar raksasa demi keselamatan keduanya.

"Tapi aku rasa dia berbeda dari yang ini."

"Ya, kau benar."

Keduanya sangat inga atas apa yang terjadi saat itu.

"Apakah vaksin itu telah menyebar? Lantas apa yang akan kita lakukan jika kasus ini mengarah ke sana?."

"Kita harus melakukan suatu kemungkinan, jangan sampai dia juga lepas kendali."

"Baiklah kalau begitu."

Keduanya sedang merencanakan sesuatu, tentu saja demi menyelamatkan Renn, keduanya tidak ingin pemuda itu mengalami hal yang sulit. Tapi melakukan apa?.

...****...

Di sebuah tempat yang tersembunyi.

Organisasi baru yang diciptakan untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak masuk akal, di luar nalar manusia.

"Telah terjadi beberapa kasus aneh, di mana ada ular raksasa yang memangsa manusia."

Seorang laki-laki 30 tahunan, sebagai pemimpin mereka sedang menerangkan kepada mereka atas masalah yang akan mereka hadapi.

"Beberapa kasus yang sama terjadi, hampir sama persis, dan belum ada yang mengetahui bagaimana mereka bisa menjadi ular raksasa."

Begitu banyak penjelasan yang ia berikan kepada anak buahnya, bahkan menjelaskannya dengan video seseorang yang bisa berubah menjadi ular raksasa?.

"Dalam kejadian ini, tim forensik kita yang dapat mengidentifikasi pelaku yang telah tewas? Mereka menemukan adanya vaksin aneh terdapat di dalam darah mereka." Kali ini menunjukkan bagaimana hasil dari penelitian itu. "Namun belum diketahui apa penyebab kematian mereka, karena tidak ada seditpun tanda-tanda kekerasan, ataupun pembunuhan."

"Jadi itu masih misteri buat kita?."

"Aku rasa seperti itu."

"Apakah kita tidak bisa menemukan asal usul vaksin itu?."

"Sayangnya lokasi itu tidak terdeteksi sama sekali, namun kita tetap mencoba yang terbaik, demi kelangsungan hidup bermasyarakat."

"Tapi ini akan menjadi masalah yang rumit, kita belum mengetahui siapa dalang di balik ini semua."

Mereka terdiam sambil memikirkan itu, tentu saja mereka ingin masalah itu segera diselesaikan dengan cepat. Masalah manusia ular?. Apa itu?. Sangat di luar nalar manusia normal pada umumnya. Lantas apa yang akan mereka lakukan?.

...*** ...

Renn on.

Anak-anak di sini sangat luar biasa, aku melihat mereka sepertinya memiliki mimpi masa depan yang baik. Aku rasa ini patut mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah daerah setempat. Tapi kenapa malah dibiarkan begitu saja?. Apakah mereka tidak pernah melakukan survei?. Mungkinkah ada hal yang terlupakan oleh mereka?. Sangat disayangkan sekali, kenapa tidak ada yang memperhatikan anak-anak ini?. Padahal mereka memiliki segudang keterampilan yang sangat luar biasa, tapi kenapa mereka sama sekali tidak dapat melihat ini?. Oh!. Rasanya aku tidak sanggup berada di sini berlama-lama menyaksikan apa yang mereka lakukan.

Renn off.

"Ternyata mereka memiliki bakat yang hebat pak ryuzaki." Renn merasa kagum dengan apa yang anak-anak itu lakukan. Ia tidak menyangka bahwa bakat luar biasa akan segera hadir di sini jika diasuh dengan baik. "Jika diasah dengan baik, aku yakin mereka akan menjadi lebih baik lagi." Entah kenapa ia merasakan hal yang seperti itu. "Mereka akan menjadi orang yang sangat hebat jika mereka diperhatikan lebih baik lagi." Ada perasaan yakin yang ia rasakan pada saat itu. Sungguh, ia ingin mereka menjadi anak-anak yang sangat sukses di masa yang akan datang.

"Mata anda sangat jeli sekali renn san." Pak Ryuzaki tersenyum kecil, namun tatapan matanya mengandung kesedihan yang mendalam. "Anak-anak itu memiliki mimpi yang luar biasa, hingga hatiku tersentuh untuk membantu mereka mewujudkan impian mereka." Senyum kecil lagi-lagi mengembang di wajahnya, namun rasanya berbeda dengan suasana hatinya itu.

"Lalu apa yang akan anda lakukan pak ryuzaki? Kenapa anda tidak mengatakan itu pada pemerintah?." Renn sedikit penasaran, apakah pak Ryuzaki benar-benar mau mewujudkan impian mereka?.

"Saya berencana ingin mengajukan permohonan pada pemerintah daerah agar memberikan pelatihan khusus pada mereka, namun sepertinya tidak bisa." Ucap pak Ryuzaki dengan nada sedih.

"Kenapa?." Renn penasaran mengapa permohonan tersebut ditolak. Sesekali matanya menatap sekitar, dan saat ini mereka berada di halaman belakang panti asuhan.

Mereka berjalan cukup jauh, tanpa sadar mereka telah mengitari halaman belakang panti asuhan. Saat itu mereka tidak berbicara sedikitpun, sehingga suasana terasa sangat aneh. Renn saat itu merasakan perasaan yang tidak enak dengan sikap pak Ryuzaki yang membawanya sejauh itu.

"Entah mengapa aku merasakan akan ada kejadian yang tidak menyenangkan setelah ini, perasaanku mengatakan bahwa-." Dalam hati Renn merasakan adanya ancaman yang berbahaya. Hatinya mengatakan akan ada ancaman bahaya yang akan ia terima dengan gelagat aneh yang ditunjukkan oleh pak Ryuzaki.

Deg!.

"Itu karena mereka mengatakan-!." Pak Ryuzaki menghentikan langkahnya, juga ucapannya. Hawa hitam aneh menyelimuti tubuhnya. Seakan-akan itu adalah ungkapan suasana hatinya yang sedang tidak baik-baik saja. Hatinya yang kecewa dengan sikap orang-orang yang tidak pernah peduli lagi dengan kondisi panti itu, ataupun kondisi anak-anak yang tinggal di panti. Hanya satu yang pasti adalah, hatinya sangat sedih, tidak bisa merasakan kebahagiaan yang dapat ia rasakan seperti dahulu.

"Lihatlah? Gelagat mencurigakan seperti dikebanyakan film yang aku lihat dikala senggang, aku melihat seseorang yang merasa kecewa, marah atau sedih-." Dalam hati Renn mencoba menebak apa yang akan terjadi. "Oh tidak! Mengapa aku malah menghadapi situasi seperti di drama begini?." Renn merasakan perasaan yang tidak enak, entah mengapa firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Dan benar saja, ketika pak Ryuzaki membalikkan badannya, saat itu juga Renn melihat ada sisik di tubuh pak Ryuzaki. Renn terkejut dengan apa yang ia lihat, benarkah sisik itu adalah sisik ular?

"Sisik? Kok bisa ada sisik gitu di tubuh pak Ryuzaki? Oiya ampun?! Bisakah aku segera menghilang dan pura-pura tidak melihat kejadian aneh ini?!." Teriak Renn penuh ketakutan yang sangat luar biasa. "Jadi benar apa yang dilihat oleh wanita itu? Kenapa malah jadi benaran kasus aneh ini?." Siapa yang tidak panik menghadapi kenyataan itu?. Siapa yang menduga jika kasus aneh itu ia yang menghadapinya?. Oh, ini sangat buruk sekali untuk kesehatan jantungnya.

...***...

Di sebuah Gereja.

Saat itu ada seorang pendeta yang sedang melihat bagaimana situasi gereja yang sepi. Namun saat itu hatinya merasakan getaran yang cukup aneh.

"Aku kembali merasakan adanya hal yang tidak beres." Dalam hatinya saat itu ingat dengan sosok Renn, pemuda yang cukup akrab dengannya. "Aku harap dia baik-baik saja." Dalam hatinya hanya berharap seperti itu.

"Aku mengetahui kau telah melewati hari yang sangat kejam, tapi aku yakin kau adalah orang yang sangat kuat." Ingatannya kembali ke masa lalu ketika bertemu dengan Renn, kejadian itu tidak akan bisa ia lupakan begitu saja. "Bertahanlah renn, semoga saja kau bisa mengimbangi dunia yang kejam ini." Itulah harapannya.

...***...

Sementara itu pak Ryuzaki.

"Orang miskin tidak seharusnya dibantu!. Bekerja tidak mau!. Malah minta-minta sambil mengemis? Kau pikir kami orang kaya seperti apa?!." Suara Pak Ryuzaki terdengar seperti orang marah. Kemarahan itu mengandung kebencian, hingga Renn dapat merasakan aura kemarahan itu seakan menerpa tubuhnya.

"Tenanglah tuan ryuzaki." Renn hampir kehilangan kata-kata.

"Mereka berkata seperti itu padaku!." Amarahnya yang kini tidak bisa ia kendalikan lagi. Kemarahan yang tidak bisa ia tahan lagi, kemarahan itu hendak meledak sekarang. Kemarahan yang selalu membuatnya menjadi orang yang mudah jatuh ke dalam lubang kegelapan.

"Tenanglah pak Ryuzaki." Renn mencoba untuk menekan perasaan takutnya, hingga ia memanggil Ryuzaki dengan aneh. "Mari kita bicara dengan baik, tenangkan diri anda, saya akan mendengarkan apapun keluhan anda." Renn terus mencoba untuk menenangkan Pak Ryuzaki, walaupun ia tidak yakin apakah dengan cara seperti itu ia dapat melakukannya.

Akan tetapi pak Ryuzaki sama sekali tidak menanggapinya, sepertinya ia sedang fokus akan sesuatu, ia tidak bisa melakukannya begitu saja, sehingga ia benar-benar akan melakukan ke arah sana? Memangnya ia mencoba melakukan apa sehingga ia terlihat semakin menyeramkan seperti itu?.

"Sepertinya, kemarahan telah menguasai tubuh pak Ryuzaki, hingga ia tidak mau lagi mendengarkan aku." Renn mulai panik?. Meskipun Renn berusaha meredam amarah pak Ryuzaki, namun tetap saja, lelaki setengah baya tersebut tidak dapat menahannya. Malahan ia semakin marah, ia hampir tidak dapat mengendalikan dirinya karena kemarahan yang ia rasakan.

"Mengapa mereka malah memandang kami seperti itu?! Kenapa mereka berbuat jahat kepada kami?!." Sayangnya kemarahan yang dirasakan oleh Pak Ryuzaki tidak bisa ia kendalikan lagi. Hingga ia menjadi ular?. "Rasanya sangat menyakitkan!." Bukan hanya bentuk saja yang berubah, akan tetapi suaranya semakin terdengar menyeramkan.

"Apaan ITU?!." Teriak Renn dengan suara bergetar karena terkejut melihat perubahan wujud pak Ryuzaki menjadi ular cobra raksasa?. "Oh Tuhan! Mimpi apa aku semalam menyaksikan manusia jadi ular raksasa begini?!." Sungguh ia tidak menyangka akan jadi seperti ini?. Wajahnya terlihat pucat, dan paling parahnya adalah kakinya seperti terpasak dengan kuat ke tanah. Sehingga ia kesulitan untuk menyeret langkahnya.

"Kau pikir dengan menangkan aku?! Kau bisa mengembalikan apa yang telah terjadi?." Hawa kemarahan yang tidak biasa yang ditunjukkan oleh Ular Cobra Raksasa itu semakin terasa menyeramkan. Renn benar-benar tidak dapat melawan hawa itu begitu saja.

"Siapa saja? Katakan padaku bahwa aku sedang main dorama! Dan mana sutradaranya?!." Teriakan prustasi, itulah yang dirasakan Renn saat ini.

Baru kali pertama Renn melihat manusia bisa berubah menjadi ular?. Lalu bagaimana caranya ia menyelesaikan kasus ini?. Apakah ia akan berakhir dengan mengenaskan karena tidak dapat melarikan diri?. Kenapa ia bisa berada di dalam situasi yang sangat sulit seperti ini?. Katakan padanya ia sedang tidak bermain peran drama dadakan yang genre horor seperti ini?.

"Kalian semua itu sama saja! Tidak memiliki hati nurani!." Ular Cobra Raksasa itu membuka lebar mulutnya, seperti hendak menerkam tubuh Renn yang terpaku di tempatnya. "Matilah kau!."

"Uooo hua!." Renn sangat panik ia berusaha melarikan diri dari sana, lebih tepatnya lari dari kejaran ular cobra raksasa itu. "Oiya ampun! Ini benaran asli terjadi padaku?!." Renn sangat tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Tapi sebisa mungkin ia melarikan diri dari sana. Ia tidak mau terbunuh dengan sia-sia jika ia tidak melarikan diri.

"Jangan lari kau! Tidak ada gunanya kau melarikan diri!." Setidaknya seperti itulah yang diteriakkan ular itu dengan suara yang sangat menyeramkan. Ia mengejar Renn dengan meliuk-liukkan tubuhnya, benar-benar ular cobra raksasa yang sangat menyeramkan. Tapi ia tidak mudah mengejar Renn karena tubuhnya yang tidak bisa masuk ke gang sempit. Ia naik diantara gedung yang tinggi, ia tidak akan membiarkan Renn melarikan diri begitu saja.

Kasus kali ini sepertinya sangat aneh, bagaimana bisa manusia menjadi ular?. Mengapa semua itu bisa terjadi?. Renn sama sekali tidak mengerti, kenapa kasus aneh ini bisa ia dapatkan?. Apa yang menyebabkan orang itu bisa berubah bentuk menjadi ular cobra raksasa?. Pasti ada yang bisa menjelaskan itu semua. Akan tetapi saat ini Renn harus bisa menyelamatkan dirinya, mencari tempat yang aman agar bisa menyampaikan dengan baik pada Yui dan Mika mengenai keanehan pada Pak Ryuzaki yang sebenarnya. Apakah ia bisa selamat?.

Renny yang dalam keadaan panik berusaha untuk menenangkan dirinya. Bisakah Renn Akiyama mengatasi kasus itu?. Atau berhenti setelah aman dari kejaran ular tersebut?. Bagaimana kelanjutannya?. Apakah Renn akan baik-baik saja?. Apakah benar ia hanya bermain drama?. Simak dengan bagaimana kisah selanjutnya. Next.

...****...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!