CHAPTER 10

...***...

Yahhhoooo Reader-sama. Satu bab tidak menyapa rasanya sepi juga. Hihihi!. Apakah masih penasaran dengan kelanjutannya?.

Yooooshhh tanpa banyak bacod!!!. Rettsu baca!!!.

Malam telah berganti, Renn masih mencari keberadaan ular cobra raksasa itu yang kali ini adalah Shiro Ai. Rasa lelah, dan lapar ia tahan demi menemukan keberadaan Shiro Ai, ia sangat mencemaskan kondisi wanita itu.

Renn on.

Kemana, kemana kau pergi shiro san. Beri aku petunjuk dimana kau berada, jangan bersembunyi dariku. Biarkan aku mengembalikan wujudmu ke semula, kembali menjadi wanita yang sangat cantik. Ayo kita benahi kembali hatimu yang terlanjur hancur lebur itu. Aku berjanji akan menjamin kebahagiaanmu shiro san. Jangan ragu padaku, meskipun aku hanyalah manusia biasa.

Renn off.

"Ukh!." Kepala Renn terasa sangat pusing, bisakah ia membantu Shiro Ai, meski ia tidak tahu mengapa ia melakukan ini?. Bukankah lelaki itu berkata jika seseorang yang telah melakukan suntik menjadi ular cobra, ia tidak akan bisa kembali normal menjadi manusia biasa?. Lalu mengapa ia masih mencari keberadaan Shiro Ai?. Jika seperti itu hasilnya?. Saat itu ia seperti dituntun oleh seseorang untuk tetap mencari keberadaan wanita itu.

"Percayalah padaku shiro san. Aku percaya kau bisa kembali seperti semula." Hatinya sangat sakit memikirkan masalah yang sedang ia hadapi saat ini. "SHIRO SAN!." Rasanya sangat sesak hingga ia melampiaskan rasa sesak di dadanya, ia berteriak keras untuk melepaskan semua yang mengganjal dibenaknya.

Berjalan tanpa arah dan tujuan, seperti berjalan di dalam kegelapan. Pikirannya terasa kosong, tidak bisa memikirkan apapun lagi. "Kegelapan ini, kegelapan yang sangat kental. Kegelapan yang pernah aku rasakan sebelumnya." Berjalan lagi dan lagi , terus melangkah. Hingga ia menemukan sebuah gedung tua yang sangat besar, namun gelap dan membuatnya semakin terasa sesak. Tidak bisa bernafas dengan baik, sesak yang sangat luar biasa. Dalam kegelapan itu, Renn dapat melihat sosok ular itu menggulungkan tubuhnya.

"Mengapa kau kemari!. Dan malah menemukan aku di sini!. Bukankah seharusnya kau mati setelah aku gigit dengan taringku ini!." Ular cobra raksasa itu terlihat marah, taringnya yang panjang, seakan ingin menyemburkan bisanya ke arah Renn. Ia tidak percaya jika Renn masih hidup?. "Bagaimana mungkin dia masih hidup setelah aku bunuh?." Dalam hatinya bertanya-tanya. Ia sangat yakin telah membunuh laki-laki itu.

Renn terlihat tenang, matanya menatap lurus ke arah ular cobra raksasa itu, tatapan menulusuri awal mula penyebab semua itu. "Shiro san, tenanglah." Renn berusaha bersikap tenang, ia mencoba menarik nafasnya pelan.

"Pergi, atau aku bunuh kau!." Ular cobra raksasa itu malah mengancam akan membunuh Renn, emosinya sedang bergejolak saat ini.

Namun Renn tidak akan menyerah begitu saja, ia pasti bisa membujuk Shiro Ai dengan baik-baik. Renn tersenyum kecil, mengulurkan tangannya ke depan, seakan ia ingin mengelus kepala ular cobra raksasa itu dengan lembut. Seperti ada sebuah kekuatan gaib yang menarik kemarahan ular itu. Ajaibnya, ular itu seakan patuh, jinak dan menuruti apa yang dilakukan oleh Renn. Semuanya terasa tenang meski di dalam kegelapan yang sangat menyesakkan dada.

"Shiro san." Begitu ular itu menundukkan kepalanya merendah pada Renn, ular itu juga tidak ada perlawanan sedikitpun. Seakan-akan telah tunduk dan takluk pada Renn. "Aku tahu kau merasa sedih karena dicampakkan oleh orang yang kau cintai." Renn dengan sabarnya mencoba menenangkan hati Shiro Ai. "Di dunia yang tidak adil ini kita selalu mendapatkan hal yang tidak kita inginkan." Renn menghela nafasnya pelan, ia seakan dapat melihat bagaimana masa lalu yang menyakitkan yang dilalui oleh wanita ini.

"Rasanya memang sangat menyakitkan, hingga kau merasa tidak ada artinya lagi." Renn berusaha menahan isak tangisnya, rasanya sangat sesak melihat kejadian masa lalu Shiro Ai saat ia menyentuh kepala ular itu, ia seakan terbawa suasana. "Tapi percayalah shiro san." Renn tidak ingin Shiro Ai menanggung sendiri rasa sakit yang ia alami selama ini. "Semua rasa sakit yang kau rasakan suatu hari nanti akan tergantikan, karena masih ada orang yang menyayangimu dengan tulus penuh kasih sayang." Ucap Renn lagi, ia berusaha meyakinkan Shiro Ai bahwa tidak selamanya seseorang menderita. "Kau harus percaya itu shiro san." Renn tidak sanggup untuk berkata-kata lagi. Perasaannya yang sangat sesak, hatinya yang sakit melihat semua yang ada di dalam diri wanita itu.

Ular cobra raksasa itu perlahan menengadahkan kepalanya, melihat dan menatap mata Renn yang dipenuhi oleh kesedihan, rasa simpati yang kuat padanya. Hingga dapat menyentuh perasaannya yang sedang bersedih hati atas apa yang telah menimpa dirinya selama ini.

"Benarkah masih ada orang yang menyayangiku dengan tulus dan penuh kasih sayang." Hatinya bergetar juga mendengarkan apa yang dikatakan oleh Renn.

"Um, tentunya." Balas Renn meyakinkan bahwa Shiro Ai masih layak untuk dicintai.

"Kau tidak berbohong padaku, kan?. Kau tidak memberikan harapan palsu pada, kan?." Ular cobra raksasa itu menangis sedih. Dadanya terasa sangat sesak karena menahan tangisnya.

"Aku tidak berbohong padamu shiro san." Renn mengelus sayang kepala ular cobra raksasa itu.

"Percayalah, bahwa hidup ini ada kebahagiaan yang telah menunggumu." Renn tersenyum kecil. "Karena itulah, jangan melihat sakitnya saja, tapi cobalah bayangkan yang bahagianya juga, agar tetap bisa melangkah dengan baik." Lanjutnya lagi, sambil meletakkan telapak tangannya tepat di atas kepala ular cobra raksasa itu. Entah kekuatan dari mana, tiba-tiba tangan kiri Renn seakan memiliki sebuah segel kutukan untuk menarik semua aura ular cobra yang ada ada di tubuh Shiro Ai. Segel kutukan itu memancarkan cahaya kegelapan yang cukup kental hingga menimbulkan hembusan angin yang cukup kuat. Hingga mereka merasakan beban yang mereka pikul seakan ikut tersedot masuk ke dalam segel kutukan itu. Segel kutukan itu seolah-olah memakan semua kebencian, rasa sakit, serta penderita yang dirasakan oleh Shiro Ai.

Cukup memakan waktu lima menit hingga aura perlahan menghilang dari tubuh Shiro Ai. Perlahan-lahan juga tubuhnya terlihat dari bawah ke atas. Kini Shiro Ai kembali ke wujud manusia normal. Apa yang terjadi sebenarnya?. Bagaimana bisa Renn melakukannya?. Segel kutukan apa yang ada di tangan Renn?. Tidak ada yang mengetahuinya.

"Aku telah kembali menjadi manusia normal?." Dalam hatinya sangat tidak percaya jika ia telah kembali ke manusia normal?. Untuk saat ini, Shiro Ai memperhatikan dengan seksama kondisi tubuhnya?. Sebelumnya ia memang pernah sekali menjadi manusia ular untuk menghabisi nyawa orang-orang yang telah menyakitinya termasuk kedua orang tuanya. Simak terus ceritanya, temukan jawabannya.

...***...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!