Hardi membawa Sahara ke sebuah tempat dimana, tempat tersebut jauh dari keramaian.Alif segera menyiapkan semua peralatan medis nya untuk mengeluarkan peluru dan mengobati beberapa luka di tubuh Sahara.
"Apakah kalian yakin, tidak di ikuti? " Ucap Alif sambil memasang sarung tangan nya.
"Saya yakin, dan ketiga anak buah saya sedang berjaga. " Ucap Hardi.
"Karena ini adalah tempat persembunyian saya yang tidak mungkin mereka tahu. " Udah Alif sambil menyuntikkan obat pada tubuh Sahara.
"Tolong selamat kan istri saya. "
"Saya akan selamat kan dia, Kapten bantu doa. "
Alif mengambil peluru pada tubuh Sahara tepat di bagian perut nya, Alif pun lalu menjahit tubuh Sahara yang terkena luka tembak.
"Dia kehabisan banyak darah, Dokter Kinanti membutuhkan transfusi darah. "
"Pakai darah saya, dia sama dengan saya. "
"Baik, saya akan lakukan cek terlebih dahulu."
Setelah mengecek darah kedua nya, Hardi pun mendonorkan darah untuk Sahara karena darah Hardi memiliki golongan yang sama dengan Sahara.
Hardi menatap tubuh Sahara yang penuh luka, hati nya sangat sakit mengingat apa yang telah terjadi Pada Sahara.
"Tunggu sampai siuman, kondisi nya sudah stabil dia sudah melewati masa kritis nya. "
"Terima kasih Dokter Alif. "
"Sama - sama, setelah ini Kapten harus berhati - hati. "
*****
Kedua mata Sahara terbuka, Sahara merasakan tubuh yang sangat sakit bahkan rasa bekas tertembak masih terasa.
Dengan perlahan Sahara mencoba untuk bangun namun tidak bisa dan hanya bisa berbaring, bahkan menggerakkan kedua tangan nya pun seperti tidak ada tenaga.
"Sahara, kamu sudah sadar? " Ucap Hardi mendekat.
"Bang, kita dimana? " Tanya Sahara.
"Kita di rumah Dokter Alif, kita tidak mungkin pulang ke rumah. " Jawab Hardi.
"Lantas, Lembayung dan Bi Irah? " Tanya Kembali Sahara.
Mereka itu pintar, bahaya datang mereka harus kemana. " Jawab Hardi.
Aaawwww
Sahara memejamkan kedua matanya saat merasakan luka luar yang tergesek sehingga membuat Hardi panik.
"Apa yang sakit? "
"Punggung saya Bang. "
"Kamu bisa memiringkan tubuh kamu? "
Sahara mencoba memiringkan tubuh nya secara perlahan dengan di bantu oleh Hardi, lantas Hardi mengangkat pakaian Sahara untuk melihat punggung Sahara.
"Astagfirullah, mereka ternyata menyiksa kamu benar - benar. " Ucap Hardi saat melihat bekas luka cambuk.
"Bang, apa istri Abang benar - benar jahat? "
Hardi hanya diam dan mengambil salep yang sudah di sediakan oleh Alif di samping tempat tidur Sahara.
"Kalau memang sampai seperti, berarti Kinanti itu benar - benar musuh terbesar. "
Hardi tidak memperdulikan perkataan Sahara dan hanya terfokus pada luka Sahara, luka yang masih belum kering dan masih menyisakan darah.
"Bang, kita harus melakukan apa jadinya? "
"Abang hanya akan menyelamatkan kamu, Kinanti itu sudah lama mati. "
Sahara menatap wajah Hardi yang kini sedang menunduk sambil memutar tutup salep.
"Kinanti telah mati, walau tubuh nya masih ada. Sekarang hanya ada Sahara,mereka tidak akan percaya kalau kamu itu Sahara. Makan nya saya akan melindungi kamu sampai titik darah penghabisan. "
"Kata Abang, akan melindungi Kinanti walau kesalahan nya sangat besar. "
"Tapi kenyataan Kinanti tidak ada, hanya ada kamu sekarang. Saya harus melindungi Kinanti tapi hanya tubuh nya, sedangkan jiwa nya tidak ada. Dan sekarang hanya ada Sahara, walau ini bukan dunia kamu tapi kamu berada di dalam tubuh Kinanti. "
*****
"Luka nya sudah kering, tapi jangan lupa berhenti minum obat. Tenaga Dokter juga masih belum stabil, dan di usaha kan banyak istirahat. " Ucap Alif.
"Kapan saya bisa pulang dari sini? "
"Saya tidak bisa memprediksi, itu tergantung Kapten Hardi. Tapi lebih aman nya tetap disini dulu. " Ucap Alif tersenyum.
"Kamu harus tahu, wajah panik nya saat melihat kamu terluka. Kamu beruntung memiliki suami seperti dia, siapa kamu dia tetap mencintai kamu. "
Hardi masuk ke dalam kamar sambil membawa semangkuk bubur dan Alif pun meninggalkan mereka berdua.
"Makan dulu. " Ucap Hardi.
Hardi membantu meninggikan bantal Sahara, dan menyuapi Sahara untuk makan bubur buatan nya.
"Enak? "
"Enak, tapi menelan nya masih terasa sakit. "
"Abang sengaja buatkan bubur, supaya bisa masuk. "
"Abang, Lembayung bagaimana makan nya? "
"Kamu nggak usah khawatir, Lembayung itu anak yang pintar dan kuat. Dia akan selamat tanpa kita. "
"Benar kata Abang, Lembayung masa depan itu sangat kuat dan tegar. "
Hardi tersenyum sambil menyuapi Sahara yang menelan bubur nya secara pelan - pelan bahkan karena rasa sakit nya, Sahara memejamkan kedua mata nya.
"Gimana, sudah? " Tanya Hardi langsung mendapatkan anggukkan kepala dari Sahara.
"Minum dulu, pelan - pelan juga. " Ucap Hardi sambil membantu Sahara minum.
"Makasih Bang. " Ucap Sahara.
Hardi merapikan anak rambut Sahara yang menutupi sebagian wajah nya, lalu membelai wajah Sahara dan memegang sudut bibir yang terluka hingga Sahara sedikit meringis kesakitan.
"Abang akan mempertaruhkan nyawa ini untuk kamu, bagaimana pun ada Kinanti di belakang kamu. Abang juga merindukan sosok nya walau dia jahat tapi Abang mencintai nya. Namun Abang pun mencintai kamu, sosok yang sangat berbeda, seandainya Kinanti seperti kamu mungkin tidak ada hal yang terjadi seperti ini."
"Ini semua sudah di jalan kan sama yang di atas, kita tidak bisa merubah nya. "
"Andai semua nya bisa, kamu tetap berada di sini. "
"Mungkin tubuh ini masih ada tapi jiwa yang berbeda akan kembali tapi bukan Sahara tapi Kinanti. Hati Kapten hanya ada Kinanti saya tidak bisa menggantikan posisi nya, Kapten seperti ini karena dia bukan tulus mencintai saya sebagai sosok Sahara. "
"Abang tahu, tapi apa boleh kita menikmati ini semua. "
"Takdir akan merubah sejarah dengan apa yang kita lakukan. "
"Saya ingin merubah takdir itu, takdir masa depan. Saya ingin menghapus Kinanti yang jahat saya ingin mereka mengenang Kinanti sebagai sosok istri Prajurit sejati, bukan sejarah melarang nya tapi Sejarah mengenang nya. "
"Saya ingat, hanya cinta sejati yang akan merubah nya. " Ucap Sahara.
Hardi mendekatkan wajah nya lalu mencium bibir Sahara, rasa nyata begitu sangat terasa pada diri Sahara. Ciuman yang di berikan Hardi begitu sangat di nikmati oleh Sahara, kedua tangan besar Hardi menangkup pipi Sahara dengan terus berciuman.
****
Tit......
Ibu Mike segera menekan tombol darurat, Dokter dan beberapa perawat dengan gerak cepat langsung memasuki kamar rawat Sahara, alat pacu Jantung pun di siapkan .
Ibu Mike tak sanggup lagi berkata apa - apa hanya doa dan doa yang keluar dari mulut nya. Dokter terus berusaha menyelematkan nyawa Sahara namun berkali-kali tidak berhasil. Hingga akhir nya Dokter mengatakan Sahara telah meninggal dunia.
"Maaf kan kami bu. "
"Tidak Dok, tidak Sahara masih hidup dia belum meninggal dunia. "
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
AnsadB
Sahara sama kapten Hardi aja deh
Jangan balik ke masa depan😍
2023-05-12
1
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
nah loh Sahara malah gak mau balik lagi, tubuh aslinya bakalan bener bener meninggal donk 😰😰😰
2023-01-30
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
apakah Sahara memilih hidup bersama kapten Hardi trus gmn dengan Bima apakah cintanya tak bisa membawa Sahara ke dunia nyata
2022-10-18
2