Antara Masa Lalu dan Masa Depan

"Kapten kenapa masuk ke dalam tenda saya?" Tanya Sahara yang sedang berbaring.

Hardi menaruh senjata nya, dan melepaskan ikat pinggang, sepatu dan pakaian atas nya.

"Kapten, apa yang kamu lakukan? " Tanya kembali Sahara.

"Saya ini suami kamu, apa salah nya tidur satu tenda. " Jawab Hardi dan langsung berbaring di samping Sahara.

"Kapten, saya akan teriak. "

"Silahkan sayang, kamu teriak. Mereka nggak Kan menolong kamu. Apa kamu lupa dek, siapa kamu. Kamu itu istri dari Kapten Hardi."

"Benar juga, apa yang di katakan nya. Dia ini kan suami saya, inilah yang saya maksud."

"Sudah tidur, Abang tidak kan ngapa - ngapain kamu, dan ingat saat sudah sampai rumah kita rapel, selama satu bulan lebih kita tidak melakukan hubungan layak nya suami istri." Ucap Hardi tersenyum lantas memejamkan mata.

"Di- dia minta jatah, enak saja. Masa mau menyerah kan keperawanan saya pada pria seperti dia. Rugi saya dong, kalau pulang nanti saya sudah nggak perawan. "

Sahara menatap Kapten Hardi yang sedang tertidur, Sahara merasa takjub akan ketampanan Kapten Hardi. Dengan segera mengambil ponsel nya namun di urungkan karena ponsel nya lowbat dan tidak mungkin menunjukkan pada Kapten Hardi.

"Mungkin takdir saya sekarang, menjadi Kinanti. Ya saya harus menjadi Dokter Kinanti, ibu dari Nenek Lembayung dan istri dari Kapten Hardi.

*****

Kapten Hardi mengulurkan tangan nya untuk membantu Sahara naik ke atas truk, Sahara lalu duduk di samping Kapten Hardi dengan beberapa tim medis lain nya.

Sepanjang perjalanan Kapten Hardi selalu mengajak mengobrol para Tim medis dan Tentara lain nya, Kapten Hardi pun sesekali tersenyum pada Sahara sambil mengusap punggung nya.

" Kenapa saya menikmati sekali, berada di samping nya. Apakah saya harus ikuti alur ini semua. "

"Kalau capek, bersandarlah di bahu Abang. " Ucap Kapten Hardi.

Sahara menganggukkan kepala nya, dengan menyandarkan kepala nya di bahu Kapten Hardi. Dan mulai memejamkan kedua matanya, Sahara merasakan belaian tangan nya di kepala dan ciuman di pucuk kepala nya.

***

Bagai bangun dari mimpi terlihat suasana ruang perpustakaan yang penuh para Mahasiswa yang sedang membaca, dan memilih buku.

Sahara menoleh ke kanan dan ke kiri, dirinya telah kembali di masa depan. Dengan segera Sahara berjalan ke arah meja dan membereskan buku - buku nya.

"Ini suatu kejadian aneh, sekarang saya sudah berada di masa depan kembali. " Ucap Sahara.

Sahara lantas berjalan menuju ke kelas nya dan terlihat Agnes sedang mengobrol dengan pacar nya Robby.

"Agnes, Robby saya ingin katakan sesuatu kejadian aneh hari ini. " Ucap Sahara.

"Kejadian aneh apa maksud kamu? " Tanya Agnes.

"Kalian tahu saat tiba - tiba langit gelap, petir menyambar dan tiba - tiba dunia gelap tak terlihat. "Jawab Sahara.

" Petir, gelap dari tadi nggak ada petir atau hujan, malah terang. Kamu baru bangun tidur ya tadi di perpustakaan. " Ucap Robby.

"Nggak, saya tadi sedang baca buku. Sumpah semuanya berubah, dan kalian tahu saya ada di masa lalu di jaman penjajahan. " Ucap Sahara .

Hahahahahah

Terdengar gelak tawa Robby dan Agnes, hingga membuat perhatian para Mahasiswa lain nya di dalam kelas.

"Ini orang, jangan terlalu banyak memikirkan skripsi loh nih jadinya begini. " Ucap Agnes.

"Ih... benar tahu, saya nggak bohong. Sumpah Demi Allah. " Ucap Sahara menyakinkan.

"Sahara, kamu itu pergi dari 30 menit yang lalu loh, kalau kamu terjebak di masa lalu kamu mungkin saat ini belum kembali. Ngaco nih anak, mending kamu otak nya di refresh biar nggak ngehalu. " Ucap Agnes.

"Benar, apa kita pergi saja ke night club kita clubbing. " Ajak Robby.

"Boleh juga Beb, siapa tahu ada cowok cakep nyantol buat sahabat kita. " Ucap Agnes.

****

Suara dentuman musik yang di mainkan seorang DJ membuat ketiga nya meliuk - liuk kan tubuh nya, Sahara terus bergoyang bersama Agnes dan Robby.

Terasa Sahara merasakan panas dan capek, Sahara pun kembali ke meja nya dan menegak minuman yang dirinya minum, dan tiba - tiba ponsel nya berdering dan terlihat nomer ponsel Bima menghubungi nya.

"Ih.. ini orang kenapa sih, telepon terus tadi siang sudah sekarang telepon lagi. " Ucap Sahara kesal, lantas mengangkat panggilan dari Bima.

"Hallo..!! "

"Hallo, kamu dimana ini? " Tanya Bima dari seberang.

"Penting ya saya laporan ke kamu. " Jawab Sahara.

"Ini bunyi musik dimana? Kamu di club. "

"Iya, kenapa memangnya? "

"Saya jemput kamu sekarang, katakan cepat club daerah mana? "

"Eh... maksud nya apa nih, kamu main jemput - jemput. Nggak usah ya, saya disini sama pacar saya. "

"Kamu sudah punya pacar? "

"Iya, kenapa? "

"Saya kira kamu belum punya pacar, maaf kalau mengganggu. "

"Iyalah jelas mengganggu, makan nya jangan mimpi saya jadi istri kamu. Mending kamu cari cewek lain yang mau di ajak nikah, memang nya saya tidak bisa menolak apa perjodohan ini. Selama nya saya tidak mau menikah sama kamu, apalagi kamu orang terdekat nya Papi. Paham kamu, bye.. "

"Nyebelin banget, tuh orang nurut banget sih di jodoh kan, lagian Papi sudah meninggal buat apa masih patuh juga. "

*****

Di depan layar laptop , Sahara mengetik untuk skripsi nya. Satu persatu photo - photo Kapten Hardi dia masukan dalam laporan skripsi nya. Sahara menyentuh layar Laptop nya saat wajah Kapten Hardi terpajang di dalam nya.

"Wajah asli kamu sangat tampan, dan kamu memperlakukan istri kamu begitu sangat romantis. Seandainya di dunia nyata kamu ada, mungkin saya tidak akan melepaskan pria seperti kamu. "

Suara petir kembali menggelegar dan terlihat dari jendela kilat sangat menakutkan hingga angin berhembus sangat kencang.

"Apakah ini tanda saya akan kembali kesana. " Sahara dengan segera mengambil tas nya dan memasukan buku biografi Kapten Hardi, dan perlengkapan lain nya dalam tas nya.

"Saya siap kembali ke masa lalu, dengan bekal yang saya bawa dari sini. "

Sahara berdiri tepat di depan jendela kamar nya, suara petir semakin keras hingga suasana menjadi gelap gulita tak terlihat.

***

Sahara terbangun dari tidur nya, truk yang di tumpangi nya berhenti. Sahara melihat semua orang turun dari dalam truk.

"Yuk turun, kita sudah sampai. " Ucap Hardi.

Sahara melihat dengan pakaian yang masih sama, namun tas yang dirinya bawa ada pada tubuh nya.

Sahara pun lantas turun dari atas truk dan saat menatap ke atas langit, terlihat sebuah lingkaran hitam yang semakin mengecil dan hilang.

"Dek, yuk kita masuk dulu. Nanti kita segera pulang, Lembayung pasti sudah sangat rindu sama kita. Dan Abang juga, sudah sangat rindu dengan suara manja kamu. " Ucap Hardi yang membuat Sahara merinding.

.

.

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***