Sahara dan Hardi duduk berdampingan di kursi sambil menatap lurus ke depan dengan pikiran masing - masing. Hardi memikirkan apa yang baru saja terjadi, sedangkan Sahara memikirkan cara dirinya kembali.
"Dimana Kinanti? "
"Saya ini ada pada tubuh Kinanti. " Ucap Sahara.
"Saya memikirkan bagaimana cara kembali ke dunia saya, dari pada disini masih di jajah, di dunia saya masa depan sudah merdeka. Lampu saja dimana, bukan dengan lampu patromak atau lilin begini. " Ucap Sahara.
"Kamu sendiri kenapa bisa kemari? " Tanya Hardi.
"Tiba - tiba, langit mendung, petir, angin kencang lalu tiba - tiba saja gelap gulita hingga tak terlihat sama sekali. " Jawab Sahara.
"Lantas? "
"Tahu - tahu ada di medan perang, itu pertama kali saya tiba, dan kalian mengira saya amnesia akibat bom itu. "
"Apa kamu pernah kembali ke masa depan? "
"Pernah, entah tiba - tiba sudah disana lagi, tapi terakhir entah semuanya tiba - tiba kabur, orang - orang seperti berteriak memanggil saya tapi tidak terdengar dan sudah ada disini lagi. " Ucap Sahara menjelaskan.
"Kamu bisa bantu saya? " Ucap Sahara.
"Bantu apa? "
"Kembali ke masa depan. "
"Saya saja bingung, kenapa kamu bisa disini. Bagaimana bisa mengembalikan kamu kesana, sedangkan kamu sendiri ada pada tubuh Kinanti. " Ucap Hardi.
"Terus, apakah saya harus menjadi Kinanti, menjadi Dokter sedangkan saya seorang Mahasiswi Sejarah. "
"Lantas, kemarin kamu tidur sama saya? "
"Saya juga tidak tahu, saat bangun saya sudah keadaan tak pakai baju, berarti saat melakukan layak nya suami istri itu Kinanti bukan saya. Dan saya masih perawan lah,tapi nggak tahu sekarang karena saya berada di tubuh Kinanti. " Celetuk Sahara.
Tiba - tiba terdengar suara ketukan pintu, Hardi sedikit curiga dengan ketukan pintu di jam 3 pagi.
"Itu ada Tamu. " Ucap Sahara.
"Kamu pikir, seperti di jaman kamu apa jam segini nggak curiga. " Ucap Hardi.
"Di jaman saya juga sama curiga, takut maling. "
"Kalau ini tamu nya bersenjata. "
Hardi berjalan perlahan, dengan mengambil pistol di balik kaos nya, membuka sedikit hordeng rumah nya terlihat seorang pria yang Hardi kenal.
Hardi pun lantas membuka pintu rumah nya, wajah cemas Pak Kuntoro salah satu warga di desa nya.
"Maaf Pak Kapten, begini tolong sampai kan pada ibu Dokter anak saya demam tinggi. "
"Demam pak, tapi istri saya nya sedang.." Ical Hardi terputus.
"Sakit apa Pak? " Tanya Sahara.
"Demam tinggi, tolong anak saya Bu Dokter." Jawab Pak Kuntoro.
"Kalau begitu saya siap - siap dulu. " Ucap Sahara langsung menarik tangan Hardi.
"Kamu bilang mau mengobati anak Pak Kuntoro? " Ucap Hardi.
"Sekarang, tunjukkan mana alat medis dan obat - obat an nya. " Ucap Sahara.
"Kamu sok tahu, alat medis saja sama obat nggak tahu. Tapi gaya nya mau menolong.Jangan sampai terjadi malpraktik."
"Apa., Kapten mau bilang saya Sahara dari masa depan, atau menolak mereka yang minta pertolongan. Kapten pasti tahu kan sumpah seorang Dokter. "
"Tapi, ini menyangkut nyawa. "
"Kapten, menembak mati musuh bukan nya itu nyawa juga. "
"Cerita nya beda. "
"Sekarang, bantu saya obat mana untuk sakit nya. "
"Mana saya tahu, anak nya saja belum di periksa. "
****
Sahara menatap anak kecil laki - laki yang sedang berbaring, dan terlihat di periksa oleh Hardi terdapat banyak bintik - bintik merah.
"Sakit apa? " Tanya Sahara berbisik.
"Dia seperti terkena cacar. " Jawab Hardi pelan.
"Ya sudah, obat nya mana? "
"Kamu kan Dokter nya, kamu tahu kan Dokter bagaimana. Atau di jaman nya kamu Dokter, lihat langsung kasih obat tanpa memeriksa. "
"Ya di periksa dulu. "
"Ya sudah sana periksa pasien nya. "
"Bagaimana? " Tanya Sahara.
"Bagaimana apanya? " Tanya Hardi kembali.
"Bagaimana saya tahu, dia sakit. " Jawab Sahara.
"Kamu tempelkan stetoskop itu, kamu tahu kan bagaimana Dokter memakai nya saat periksa, kamu rasakan itu anak demam tubuh nya. "
Sahara mengikuti apa yang di perintah kan Oleh Hardi, dan mulai memeriksa. Sahara merasakan tubuh anak itu panas dan banyak terdapat bintik - bintik merah.
"Pak, Bu anak Bapak sama Ibu kena cacar. " Ucap Sahara.
"Lantas bagaimana? " Ucap Pak Kuntoro panik.
"Apakah ini berbahaya? " Tanya Istri nya Pak Kuntoro.
"Tidak berbahaya, nanti saya buatkan obat nya." Jawab Sahara dengan menatap ke arah Hardi.
"Obat nya yang mana? " Bisik. Sahara.
"Nih kamu kasih ini, katakan obat nya di minum 3 kali sehari. " Bisik Hardi.
"Pak, Bu ini obat nya nanti di minum 3 kali sehari semua. " Ucap Sahara.
"Baik Bu Dokter, terima kasih. " Ucap Pak Kuntoro.
"Sama - sama Pak. "
"Pak Kapten, Bu Dokter. Kami minta maaf, kami hanya bisa membayar nya dengan singkong. " Ucap Istri Pak Kuntoro.
"Jangan, istri saya ikhlas menolong." Ucap Hardi.
"Jangan begitu Pak Kapten, kami tidak mau menerima obat ini gratis, kami mohon terima lah. "
Hardi pun terpaksa menerima pemberian dari keluarga Pak Kuntoro, sebuah singkong berukuran besar.
"Terima kasih. " Ucap Hardi.
"Sama - sama Kapten, Bu Dokter. "
****
"Apa masih berlaku di sini sistem barter?"
"Masih, tapi tidak semua melakukan barter, yang mampu ya bayar. " Ucap Hardi sambil membawa singkong di dalam karung ukuran sedang.
"Oh begitu. "
Sahara dan Hardi berjalan berdua, dengan sinar matahari mulai terbit. Hardi membawa singkong dengan cara di panggul hingga sampai rumah.
****
"Ibu, tadi Lembayung sudah sarapan sendiri, ambil sendiri. "
"Pintar anak Ibu, mulai sekarang Lembayung harus banyak berlatih. "
"Iya Ibu, Lembayung kan sudah besar. " Ucap Lembayung.
"Kalau begitu, temani Ibu masuk kamar. " Lembayung pun menganggukkan kepala nya mengikuti Sahara masuk kedalam kamar nya.
Hardi duduk di kursi depan meja makan sambil menatap Sahara masuk kedalam kamar nya.
"Kamu bukan Kinanti, tapi kamu berada pada tubuh Kinanti. Apa saya harus percaya, tapi ini lebih baik karena cara ini kamu akan selalu berada di posisi yang benar. " Ucap Hardi dalam hati nya.
****
"Pagi Sahara, sebelum berangkat Dinas. Saya menyempatkan untuk kemari. Dan kamu lihat saya membawa buket bunga untuk kamu. Saya tidak tahu kamu suka bunga atau tidak, bahkan bunga apa yang kamu suka. " Ucap Bima sambil mengusap punggung tangan Sahara.
"Saya akan terus kemari, sampai kamu siuman. Bila sudah siuman, saya akan pergi dari kehidupan kamu, pernikahan itu tidak akan pernah terjadi. Tapi asal kamu bangun, kasihan Tante , dia banyak menangis, dan merasakan sangat bersalah. Bangun lah Sahara, apa kamu tidak ingin pulang. Sudah mau 3 minggu kamu masih belum ada perubahan, kamu harus memiliki niat untuk hidup, doa saya dan Tante selalu di utamakan untuk kamu, tapi bila Allah berkehendak lain, kami ikhlas. "
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
🤣🤣🤣 lucunya, dokternya dokter gadungan, gak bisa periksa dan kasih obat, hadehhhh kasus nih
2023-01-29
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
yang dokter siapa coba ..masa sang kapten yang tau obatnya 😁... untungnya sang kapten cerdas bisa dengan cepat menolong Sahara...klu ngk apa yang terjadi ya
2022-10-11
2
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
smg misi sahara d masa lampau segera selesai biar cpt balik y...duh enak tuh hujan2 gini bikin singkong keju goreng kapten..🤭
2022-10-07
1