“Mama berhenti di sini saja,” Menginterupsi Shazia yang mengendarai motornya.
Shazia segera menghentikan motornya dan menepi ke samping jalan, ia menatap sekitarnya, betapa rumah-rumah mewah dengan arsitektur khasnya membuat mulut wanita itu menganga.
“Indah sekali, ya, rumah-rumah di sini, pasti membutuhkan banyak uang untuk membuatnya,” gumam Shazia.
“Mama,”
Panggilan Zihan membuat Shazia tersadar dari lamunannya. “Ya, Zihan ada apa? Kenapa kau meminta mama untuk berhenti di sini?”
“Kita sudah sampai di depan rumahku, Mama.”
“Oh, benarkah, baiklah sekarang masuklah ke rumahmu putraku, hari sudah menjelang malam, kau akan dimarahi Papamu nanti.”
Zihan tertawa kecil, “Ya, mama,” sambil melambaikan tangannya pada Shazia.
Shazia balas melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, ia tersenyum ke arah Zihan yang telah menyeberang. Wanita itu menatap hampa kepergian Zihan yang telah memasuki halaman rumahnya, setelah seorang penjaga membukakan pagar.
Kenapa rasanya aku tak rela kau jauh dariku Zihan, seperti inikah perasaan seorang ibu pada anaknya. Shazia.
“Eh, ini sungguh menyakitkan!” rengek Shazia sambil memukul dadanya.
Agak lama Shazia memandangi rumah mewah di depannya, rumah mewah milik keluarga Savas membuat hatinya goyah. Apalagi rumah tersebut lebih besar dari pada rumah yang ada di sekitarnya.
“Mereka benar-benar keluarga yang sangat kaya,”
Shazia menghela nafas panjang, “Jika suatu saat tuan Taran menikah, apakah mereka akan tetap mengizinkan Zihan pergi ke restoranku?”
“Ah, andai kau anak dari jalanan, aku pasti sudah mengadopsimu Zihan.”
Gadis yang merasa rendah diri itu pun mulai menaiki motornya dan pergi dari sana dengan wajah sendu. Shazia tak tahu bahwa seseorang memperhatikannya dari kejauhan, ya, dialah Derya Selim Savas, seorang kakek yang sangat penasaran akan wanita yang dekat dengan cucunya.
Ketika pria tua itu melihat Shazia mengantarkan Zihan, matanya pun berbinar seolah ia sudah mendapatkan apa yang ia inginkan.
“Dia gadis yang tepat.”
Derya memanggil pelayan pribadinya. “Ya, Tuan, ada apa?” tanya pelayan tersebut.
“Bisakah kau mencari informasi dari gadis yang mengantar cucuku Zihan?”
“Baik, Tuan. Itu keahlian saya, besok saya akan memberikan laporannya.”
“Baiklah, aku harap kau menempati janjimu.”
Pelayan itu mengangguk dan kemudian kembali berdiri di belakang sang majikan.
*****
“Shazia sedikit bergeser ke kiri!” perintah Aynur pada Shazia yang tengah mengikat balon.
“Seperti ini?”
“Ya, itu pas.”
“Aynur kau jangan hanya memerintah saja, ayo bantu aku membawa mangkuk sup dan makanan lainnya.” Pinta Cemile salah satu karyawan Shazia.
“Bukankah ada bibi Ceyda dan Fusun yang membantumu Cemile?”
“Mereka berdua sibuk menata kue, jika aku mengharapkan mereka maka yang ada kita akan terlambat.”
“Baiklah Cemile aku akan membantumu,” balas Aynur dengan nada sedikit malas.
Saat keduanya pergi ke dapur, Shazia pun meminta Esra dan Gona menggantikan Aynur untuk melihat dekorasi yang di buatnya.
“Esra, Gona lihatlah apa sudah sangat sempurna?”
“Ya, untuk tema orang tua seperti paman Olive, itu sudah sangat sempurna kakak,” balas Esra.
“Kakak, apakah hari ini restoran kita tutup?” tanya Gona.
“Ya, terkhusus hari ini restoran kita akan tutup, kita akan merayakan ulang tahun ayahku hari ini.”
Kali ini Shazia dan para karyawannya terlihat sibuk membuat pesta ulang tahun untuk Erhan. Tahun ini begitu berbeda dari tahun sebelumnya, di mana acara ulang tahun Erhan di buat meriah kali ini.
Di tengah kesibukan mereka, Zihan datang, yang tentu saja membuat seisi ruangan terkejut karna mengira dia adalah Erhan.
“Mama apa yang sedang kalian lakukan?” tanya anak itu sembari berjalan mendekat ke arah Shazia.
“Oh, Zihan rupanya kau, hari ini kakek Olive berulang tahun, mama dan yang lainnya berniat merayakan,” balas Shazia yang mulai turun dari bangku tempatnya berdiri.
“Benarkah! Kakekku juga berulang tahun hari ini, karna itulah aku datang ke sini untuk menyiapkan kejutan.”
“Wah sungguh suatu kebetulan mereka bisa berulang tahun di hari yang sama, memangnya Zihan ingin membuat apa untuk kejutan?”
“Sebenarnya aku ingin membuat kue dengan bantuan mama, tapi mama dan yang lainnya sibuk, aku akan meminta paman memesannya di tempat lain.”
“Tidak perlu, jika Zihan benar-benar ingin membuat kue untuk kakek, mama akan membantu.”
“Benarkah!”
“Ya, sekarang pergilah ke lantai atas, letakan tasmu di sana.”
Zihan mengangguk ia langsung berlari pergi.
Orang-orang yang mulai berkumpul di tengah ruangan menggeser beberapa meja dan menata hidangan. Para karyawan Shazia benar-benar orang yang giat, mereka selalu bekerja sama untuk menyelesaikan semuanya dengan cepat.
“Hm, maaf jika pertanyaanku tidak sopan, tapi bukankah selama ini Zihan selalu memanggil kakak dengan sebutan bibi kenapa sekarang berubah?” tanya Cemile.
“Ya, kami penasaran apa ada cerita di baliknya?” tanya Ceyda menambahi.
“Kalian sepertinya sangat penasaran. Ya, sebenarnya anak kerabat jauh ayah ini telah lama kehilangan ibunya, karna sekarang dia sangat dekat denganku, Zihan bertanya bisakah dia memanggilku dengan sebutan mama dan aku pun menyetujuinya.”
“Oh, begitu. Tapi memang kalian memang persis ibu dan anak,” ucap Fusun.
“Baiklah persiapan kita sudah selesai, sekarang saatnya kita menunggu target datang,” ucap Aynur mengumumkan.
Mereka semua pun bersiap di posisi masing-masing dengan Shazia berdiri di tengah-tengah sambil memegang kue, Zihan yang telah turun juga tak ingin ketinggalan, anak laki-laki itu segera berdiri di dekat Shazia.
Tak lama Target yang ditunggu telah tiba, Erhan tampak merapikan jasnya seperti biasa dan masuk ke restoran, betapa terkejutnya ia ketika semua orang meneriakinya dengan ucapan selamat.
“Astaga, tampaknya kalian benar-benar ingin membuat orang tua ini jantungan,” ucap Erhan sembari mengelus dadanya.
Kata-kata Erhan bukannya membuat takut malah membuat Shazia dan karyawannya tertawa.
“Ya, rencana kita berhasil dijalankan. Ayo ayah sekarang tiuplah dulu lilinya baru berkomentar,” balas Aynur.
“Iya paman, kami tak sabar mencicipi kue,” tambah Fusun menimpali
Erhan yang tak bisa menyembunyikan rasa senangnya itu pun meniup lilin berbentuk angka 58 tersebut.
“Tak terasa tinggal 2 tahun lagi aku berusia 60 tahun Shazia, ah betapa ayah sudah cukup tua.”
“Ayah, kenapa kau jadi sedih? lihat hidangan sudah menunggu untuk di makan. Ayo sekarang kita makan!” Ajak Shazia.
Di meja yang telah digabungkan itu, mereka semua makan bersama menikmati hidangan yang dibuat, suasananya cukup hangat dan tak satu pun yang merasa sedih di hari yang bahagia itu.
“Kakek Olive selamat ulang tahun untukmu,” ucap Zihan memberi selamat.
Erhan terkekeh “Ya, Nak, terima kasih. Sekarang makanlah makananmu, jangan hanya memandangiku seperti itu.”
“Dan untuk kalian semua terima kasih kalian mau memeriah hari kelahiranku ini, semoga Allah membalas kebaikan kalian. Dan juga untukmu putriku Shazia, aku berharap kau segera menemukan kebahagiaanmu dan memiliki keluarga.”
Di saat yang bersamaan ada Derya dan istrinya yang tengah berada di mobil untuk pergi ke sebuah acara. Mereka tampak serasi dengan setelah pakaian berwarna abu.
“Defne tanggal berapa hari ini?”
“Tanggal 10, bukankah hari ini hari ulang tahunmu?” tanya Defne.
Derya menghela nafas, “Bahkan mengingat tanggal kelahiranku saja aku tak bisa Defne, betapa pikunnya aku sekarang.”
“Defne di hari ulang tahunku ini, aku hanya bisa berharap semoga Allah mendatangkan seseorang ke keluarga kita, seseorang yang dapat mengisi kekosongan sebagai sosok ibu bagi cucu kita.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
LISA
ntar lg Shazia nikah nih sm Taran
2022-11-20
0
Reny Saputro
semangat
2022-11-19
0
ossy Novica
Doanya terkabul karna Zihan sudah memiliki Shazia
2022-11-19
1