Bab 9 - Tak Punya Ibu #2

Mendapat pertanyaan tersebut, Shazia melirik ke arah Zihan, lalu melirik kembali ke arah kepala sekolah. “Ya, saya orang tuanya, Zihan. Bisakah saya tahu masalah apa yang terjadi dengan Zihan?”

“Anda masih bertanya setelah apa yang dilakukannya?” ucap Ibu Altan

“Anak Anda memukul putra saya tanpa alasan, dia anak penindas!” teriaknya.

“Huh, pantas saja! anak itu kan tak punya ibu. Jadi wajar saja dia tumbuh menjadi anak penindas!”

Mendengar perkataan ibu Altan, Zihan mengepalkan lengannya, ia menunduk, mencoba mengendalikan rasa marah dalam dirinya. Shazia yang melihat Zihan seperti itu, menatap tajam pada wanita di hadapannya.

“Tolong jaga perkataan Anda, Nyonya. Saya ibu dari anak yang Anda tunjuk, perkataan Anda itu benar-benar tak sopan.”

“Hah, siapa yang tak tahu jika anak itu lahir tanpa ibu, dan Anda datang kemari mengaku sebagai ibunya, siapa yang akan percaya hal itu?”

“Anda tahu apa tentang keluarga kami, ha? Jika Anda hanya tahu lewat media, maka saya tegaskan media dan dunia nyata itu jauh berbeda, Nyonya.”

“Jadi berhati-hatilah dengan kata-kata Anda yang dapat menyinggung orang lain, apalagi menyangkut-pautkan masalah yang tak ada hubungannya.”

“Harap agar kedua orang tua siswa dapat tenang, supaya tidak ada kesalahpahaman di sini, maka kita akan mendengar awal mula pertengkaran ini bisa terjadi,” ucap sang kepala sekolah menengahi.

Di ruangan kepala sekolah itu, dua orang siswa lainnya di datangkan untuk menceritakan apa yang terjadi sebelumnya. Dengan jujur dua orang siswa itu menceritakan awal pertengkaran yang membuat wajah ibu Altan terlihat masam.

Shazia mendekat ke arah ibu Altan, “Dengarlah, Nyonya, apa yang putra Anda lakukan, justru terbalik bukan?”

“Hanya satu yang bisa saya sampaikan pada Anda, berhati-hatilah dalam berbicara, anak mungkin bukan pendengar yang baik, tapi mereka peniru yang andal, Nyonya.”

Shazia beralih menatap Altan, ia berjongkok di hadapan anak yang ketakutan itu dan dengan suara lembut mengajukan pertanyaan padanya.

“Altan, namamu Altan kan? Bisakah bibi bertanya padamu alasan kau mengganggu Zihan selama ini? Altan jangan takut, asalkan Altan mau menjawab dengan jujur, bibi tidak akan marah,”

“A-aku hanya ingin be-berteman dengannya,” jawab Altan terbata-bata.

“Berteman?”

“Ya, sejak awal aku ingin sekali berteman dengannya, sama seperti aku berteman dengan anak-anak lain. Tapi, setiap aku mengajaknya bermain, dia selalu menolak dengan kata-kata yang menyakitkan, dan aku tidak suka itu, Bibi,”

“Aku jadi iri karna dia selalu menjadi pusat perhatian, aku iri karna dia tidak pernah mau berteman, dan aku jadi kesal padanya, itulah alasan kenapa aku seperti itu padanya,” ucap Altan sambil menangis.

Zihan yang mendengar jawaban Altan berjalan perlahan mendekati anak itu.

“Aku tidak pernah tahu jika kau ingin berteman denganku Altan, aku pikir semua yang kau lakukan itu karna kau tak suka padaku.”

Zihan mengangkat lengannya ke depan Altan, “Maukah kau memaafkanku Altan? dan bisakah mulai sekarang kita berteman?”

Altan mendongak, ia menatap lekat Zihan dan merima jabatan tangan itu. “Maaf Zihan, maaf selama ini aku selalu mengganggumu,” balas Altan.

Zihan mengangguk, keduanya berpelukan, membuat Shazia yang melihat itu tersenyum. Begitu pula dengan ibu Altan, tak terlihat lagi amarah atau wajah kesal dalam dirinya.

“Baiklah, Zihan, Altan, bisakah kalian berdua menunggu di luar? Ada yang harus ibu bicarakan dengan kedua orang tua kalian.”

“Baik, Bu,” balas Zihan yang menggandeng lengan Altan dan keluar berdampingan.

Di ruangan itu, kepala sekolah pun menjelaskan alasannya memanggil keduanya kemari, dan menyelesaikan sisa permasalahan yang terjadi.

“Jadi, karna mereka berdua bisa menyelesaikan masalahnya, saya tidak jadi memberikan skorsing pada Zihan dan Altan. Tapi tampaknya hari ini mereka berdua harus pulang lebih awal.”

“Juga untuk lebam pada wajah Altan, Anda jangan khawatir Nyonya, karna di sekolah ini sudah di lengkapi dengan fasilitas kesehatan, Anda bisa mengambil obat yang sudah diresepkan dokter di sini.”

“Saya berharap dari kejadian ini, kedua orang tua bisa lebih memperhatikan anak-anaknya, dan menerapkan pola asuh yang benar.”

Setelah perbincangan panjang, terlihat Shazia dan ibu Altan keluar dari ruangan.

“Saya minta maaf atas apa yang saya katakan pada Anda, saya mudah tersulut emosi,” ucap Ibu Altan.

“Tidak, papa. Saya tak masalah akan hal itu, Nyonya,”

Keduanya pun menghampiri Zihan dan Altan.

“Kalau begitu saya dan Altan harus pergi sekarang, sekali lagi saya minta maaf,”

“Zihan, bibi minta maaf atas perkataan bibi, bibi harap kau tak mudah tersinggung,”

Shazia yang mendengar itu sedikit terkejut, alisnya terangkat. Ia pikir orang di hadapannya itu adalah wanita sombong, dan arogan yang bahkan tak mudah untuk meminta maaf apalagi dengan anak kecil.

Aku pikir dia wanita sombong, tapi ternyata ... itu tak seperti yang aku pikirkan. Shazia

Zihan mengangguk pelan, “Ya, bibi, tidak papa.”

“Baiklah, kami permisi sekarang,” ucap sang ibu sembari menggenggam lengan putranya.

Altan kemudian melambaikan tangannya pada Zihan, “Sampai berjumpa lagi, Zihan, terima kasih.”

Zihan membalas lambaian tangan Altan, ia dan Shazia tetap berdiri di tempatnya melihat kepergian ibu dan anak itu.

Di saat yang tersisa hanya keduanya, Shazia pun berjongkok di hadapan Zihan yang wajahnya masih terlihat murung, ia sangat mengerti akan perasaan Zihan

“Tidak papa sayang, ada bibi di sini,” ucapnya sembari memperbaiki rambut Zihan.

“Bibi, maaf aku menyusahkanmu, Bibi pasti tergesa-gesa kesini kan? Sampai lupa melepaskan celemek Bibi.”

Shazia melihat celemek yang ia kenakan dan tertawa setelahnya, “Ya, setelah mendapat telepon, bibi langsung ke sini.”

“Baiklah sekarang anak pintar tidak boleh bersedih. Ayo, kau ingin ikut bibi ke restoran tidak? Kata kepala sekolah kalian berdua pulang lebih awal hari ini.”

“Ya, Bibi aku mau, tapi sebelum itu bisakah aku memelukmu, Bi?”

“Tentu, kemarilah,” balas Shazia sambil membuka lengannya dan tersenyum lebar.

Zihan memeluk Shazia kemudian, entah mengapa ia tak bisa menahan tangisnya, ia merasa sangat bahagia bahwa ada orang yang mau mengerti tentang dirinya.

“Jangan menangis, Zihan. Bibi akan selalu menjagamu, dan tak akan membiarkan kau merasa kesepian,” sambil berdiri dan langsung menggendong Zihan yang ada di pelukannya.

“Ayo, kita ambil tasmu, lalu pergi ke restoran!”

Sesampainya di restoran, Zihan memegang erat lengan Shazia, saat pintu restoran terbuka, Aynur segera datang menghampiri.

“Bagaimana Shazia, semua baik-baik saja?”

Shazia menangguk, “Semua berjalan baik, hanya saja...” Manik mata Shazia menunjuk ke arah Zihan.

Aynur yang mengerti, mengalihkan pandangannya ke arah Zihan, ia berjongkok di hadapannya “Zihan, kau masih sedih? Jangan bersedih, sayang. Lihat, di sini ada bibi Shazia, bibi Aynur, bibi Esra, bibi Gona, dan bibi yang lainnya,”

“Oh, iya, dari pada Zihan bersedih, maukah Zihan membantu bibi?”

“Membantu apa, Bibi?”

“Membantu bibi Shazia mengantarkan pesanan para pelanggan, kasihan bibi Shazia dia kewalahan mengurus restoran,” ucap Aynur.

“Aynur jangan menyu—“

Belum sempat Shazia menyelesaikan kata-katanya, Zihan langsung menyela. “Iya, Bibi. Aku mau, aku sangat ingin membantu kalian, selama ini aku hanya bisa melihat tanpa membatu,” ucap Zihan dengan mata berbinar.

Aynur tertawa kecil, “Bagus, kau memang anak pintar Zihan!”

“Bibi Shazia bolehkan aku membantu kalian?” tanya Zihan dengan wajah memelas pada Shazia.

Jurus yang tak mungkin bisa Shazia tolak meski beberapa kali pun ia berusaha, melihat wajah Zihan yang mengemaskan selalu membuatnya setuju.

Jangan Shazia, katakan jangan, jangan biarkan kau menyetujuinya. Shazia

“Ya, kau boleh membantu.”

Episodes
1 Bab 1 - Putramu
2 Bab 2 - Pertemuan
3 Bab 3 - Tamparan
4 Bab 4 - Kau Harus Menikah!
5 Bab 5 - Ayah Zihan
6 Bab 6 - Menimang Cucu
7 Bab 7 - Maaf
8 Bab 8 - Tak Punya Ibu
9 Bab 9 - Tak Punya Ibu #2
10 Bab 10 - Kapan Seperti Dulu?
11 Bab 11 - Baju Kesayanganku!
12 Bab 12 - Aynur dan Aslan
13 Bab 13 - Panti Asuhan
14 Bab 14 - Aynur dan Aslan #2
15 Bab 15 - Bantuan Taran
16 Bab 16 - Undangan
17 Bab 17 - Aku Ibunya!
18 Bab 18 - Panggilan Mama
19 Bab 19 - Potret Keluarga
20 Bab 20 - Ulang Tahun
21 Bab 21 - Menantu
22 Bab 22 - Tepati Janjimu
23 Bab 23 - Kesepakatan Shazia dan Derya
24 Bab 24 - Perjodohan
25 Bab 25 - Perjodohan yang disetujui
26 Bab 26 - Berita mengejutkan
27 Bab 27 - Tentang Zihan
28 Bab 28 - Hari Pernikahan
29 Bab 29 - Rumah keluarga Savas
30 Bab 30 - Kadriye
31 Bab 31 - Batasan wilayah
32 Bab 32 - Kedatangan Manorya
33 Bab 33 - Bibi Aergul
34 Bab 34 - Cincin Pernikahan
35 Bab 35 - Ikut sarapan
36 Bab 36 - Kekasih Taran?
37 Bab 37 - Terus memikirkannya
38 Bab 38 - Terluka
39 Bab 39 - Jalan-jalan
40 Bab 40 - Jalan-jalan (2)
41 Bab 41 - Penjelasan
42 Bab 42 - Penjelasan (2)
43 Bab 43 - Foto
44 Bab 44 - Tentang Taran
45 Bab 45 - Urusan Keluarga Savas
46 Bab 46 -Menitip Ece
47 Bab 47 - Persiapan pergi
48 Bab 48 - Pesta
49 Bab 49 - Pesta (2)
50 Bab 50 - Pesta (3)
51 Bab 51 - Ece
52 Bab 52 - Aku mencintaimu
53 Bab 53 - Cinta tak dapat dipaksa
54 Bab 54 - Kedatangn Ibu kandung Zihan
55 Bab 55 - Kedatangan Ibu kandung Zihan (2)
56 Bab 56 - Fulya
57 Bab 57 - Bertemu Manorya
58 Bab 58 - Fulya Mengaku
59 Bab 59 - Bertemu Kadriye
60 Bab 60 - Janji Kecil
61 Bab 61 - Terjatuh dari tangga
62 Bab 62 - Aku menyayangimu Papa
63 Bab 63 - Pusing
64 Bab 64 - Kebahagiaan keluarga Savas
65 Bab 65 - Sakit
66 Bab 66 - Setahun Berlalu
67 Bab 67 - Pesta Ulang Tahun
68 Bab 68 - Ingatan Yang Kembali
69 Bab 69 - Pengakuan Shazia
70 Bab 70 - Defne menentang
71 Bab 71 - Fakta Sebenarnya #1
72 Bab 72 - Fakta Sebenarnya #2
73 Bab 73 - Kilas Balik #1
74 Bab 74 - Kilas balik #2
75 Bab 75 - Kilas Balik #3
76 Bab 76 - Kilas Balik #4
77 Bab 77 - Memberi Tahu Taran
78 Bab 78 - Menerima (Tamat)
79 Ektra Part
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 - Putramu
2
Bab 2 - Pertemuan
3
Bab 3 - Tamparan
4
Bab 4 - Kau Harus Menikah!
5
Bab 5 - Ayah Zihan
6
Bab 6 - Menimang Cucu
7
Bab 7 - Maaf
8
Bab 8 - Tak Punya Ibu
9
Bab 9 - Tak Punya Ibu #2
10
Bab 10 - Kapan Seperti Dulu?
11
Bab 11 - Baju Kesayanganku!
12
Bab 12 - Aynur dan Aslan
13
Bab 13 - Panti Asuhan
14
Bab 14 - Aynur dan Aslan #2
15
Bab 15 - Bantuan Taran
16
Bab 16 - Undangan
17
Bab 17 - Aku Ibunya!
18
Bab 18 - Panggilan Mama
19
Bab 19 - Potret Keluarga
20
Bab 20 - Ulang Tahun
21
Bab 21 - Menantu
22
Bab 22 - Tepati Janjimu
23
Bab 23 - Kesepakatan Shazia dan Derya
24
Bab 24 - Perjodohan
25
Bab 25 - Perjodohan yang disetujui
26
Bab 26 - Berita mengejutkan
27
Bab 27 - Tentang Zihan
28
Bab 28 - Hari Pernikahan
29
Bab 29 - Rumah keluarga Savas
30
Bab 30 - Kadriye
31
Bab 31 - Batasan wilayah
32
Bab 32 - Kedatangan Manorya
33
Bab 33 - Bibi Aergul
34
Bab 34 - Cincin Pernikahan
35
Bab 35 - Ikut sarapan
36
Bab 36 - Kekasih Taran?
37
Bab 37 - Terus memikirkannya
38
Bab 38 - Terluka
39
Bab 39 - Jalan-jalan
40
Bab 40 - Jalan-jalan (2)
41
Bab 41 - Penjelasan
42
Bab 42 - Penjelasan (2)
43
Bab 43 - Foto
44
Bab 44 - Tentang Taran
45
Bab 45 - Urusan Keluarga Savas
46
Bab 46 -Menitip Ece
47
Bab 47 - Persiapan pergi
48
Bab 48 - Pesta
49
Bab 49 - Pesta (2)
50
Bab 50 - Pesta (3)
51
Bab 51 - Ece
52
Bab 52 - Aku mencintaimu
53
Bab 53 - Cinta tak dapat dipaksa
54
Bab 54 - Kedatangn Ibu kandung Zihan
55
Bab 55 - Kedatangan Ibu kandung Zihan (2)
56
Bab 56 - Fulya
57
Bab 57 - Bertemu Manorya
58
Bab 58 - Fulya Mengaku
59
Bab 59 - Bertemu Kadriye
60
Bab 60 - Janji Kecil
61
Bab 61 - Terjatuh dari tangga
62
Bab 62 - Aku menyayangimu Papa
63
Bab 63 - Pusing
64
Bab 64 - Kebahagiaan keluarga Savas
65
Bab 65 - Sakit
66
Bab 66 - Setahun Berlalu
67
Bab 67 - Pesta Ulang Tahun
68
Bab 68 - Ingatan Yang Kembali
69
Bab 69 - Pengakuan Shazia
70
Bab 70 - Defne menentang
71
Bab 71 - Fakta Sebenarnya #1
72
Bab 72 - Fakta Sebenarnya #2
73
Bab 73 - Kilas Balik #1
74
Bab 74 - Kilas balik #2
75
Bab 75 - Kilas Balik #3
76
Bab 76 - Kilas Balik #4
77
Bab 77 - Memberi Tahu Taran
78
Bab 78 - Menerima (Tamat)
79
Ektra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!